BAB IV ANALISA DAN EKSPERIMEN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY ENDOCER
Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dan analisa hasil pengukuran alat yang telah dibahas pada Bab III dengan menggunakan alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah tachometer digital yang menggunakan sensor inframerah. Dalam bab ini juga akan ditampilkan foto-foto pada saat pengujian alat. 4.1
Hasil perancangan Foto berikut ini adalah hasil perancangan alat untuk mengukur kecepatan
putar dengan menggunakan rotary encoder. Dalam prakteknya, penggunaan alat ini memerlukan beberapa perangkat, seperti komputer, router dan adaptor 12 V.
35
36
Gambar 4.1 Hasil perancangan alat 4.2
Pengukuran dengan menggunakan alat ukur berupa tachometer
4.2.1
Persiapan pengukuran Untuk melakukan pengukuran, diperlukan langkah berikut ini :
1. Menyiapkan alat dalam kondisi ON 2. Menyiapkan tachometer 3. Melakukan pengukuran dengan tachometer sesuai dengan petunjuk penggunaan alat yang benar 4. Melakukan pengamatan pada display tachometer saat angka sudah mulai stabil, lalu menyatat angka tersebut. Pada saat yang bersamaan, menyatat angka yang ditunjukkan pada display komputer tempat alat terpasang
4.2.2 Hasil pengukuran Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran kecepatan putar dengan menggunakan tachometer dan dengan menggunakan alat hasil perancangan yang ditampilkan melalui layar monitor komputer.
37
Tabel 4.1. Hasil pengukuran alat dan tachometer No Alat (rpm) Tachometer (rpm) % error 1
4200
4162,5
0,89%
2
4200
4274
1,73%
3
4380
4283
2,21%
4
4320
4284
0,83%
5
4300
4283
0,40%
Prosentase eror didapatkan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
sehingga didapatkan nilai seperti pada tabel eror di atas. Nilai rata-rata eror didapatkan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
∑
sehingga didapatkan nilai rata-rata prosentase eror sebesar 1,21%. Dengan tingkat kesalahan error yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan menggunakan alat sangat relevan.
38
Kesalahan pengukuran dapat terjadi dikarenakan alat ukur yang menggunakan infra merah (nirkabel), sehingga membutuhkan kestabilan dalam memegangnya. Oleh karena itu, pengukuran menggunakan tachometer harus dilakukan oleh petugas laboratorium yang sudah mengetahui cara menggunakan alat ini sesuai dengan cara penggunaan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat alat ini, sehingga pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tachometer mendapatkan hasil yang maksimal.
Gambar 4.2. Hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur Tachometer
4.3 Beberapa hasil pengukuran dengan variasi tegangan masukan pada motor 4.3.1 Persiapan pengukuran Untuk melakukan pengukuran, diperlukan langkah berikut ini : 1. Menyiapkan alat dalam kondisi ON.
39
2. Mengatur potensiometer sehingga mendapatkan tegangan masukan pada motor sesuai dengan yang diinginkan. 3. Pengukuran tegangan dapat dilakuakan menggunakan AVOmeter dengan cara melepas salah satu kutub, sehingga tidak terhubung dengan motor. 4. Mencari besarnya tegangan sesuai dengan yang diinginkan. 5. Menghubungkan kembali dengan kutub motor tersebut sehingga motor dapat bekerja. 6. Melakukan pengamatan pada display komputer yang merupakan hasil pengukuran kecepatan dengan alat, lalu menyatat hasil pengukuran. 7. Melakukan poin 2-5 secara berulang sehingga mendapatkan data sesuai dengan yang diinginkan. 4.3.2 Hasil pengukuran Berikut ini adalah tabel dan grafik data hasil pengukuran kecepatan dengan menggunakan alat dengan beberapa tegangan masukan pada motor.
Tabel 4.2. Hasil pengukuran dengan variasi tegangan masukan pada motor No Vin Motor ( Vdc)
rpm
1
13
5540
2
10
5260
3
8
4480
4
5
3300
5
3
1680
40
6000 5000
RPM
4000 3000
Vin
2000
rpm
1000 0 3
5
8
10
13
Vin
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran dengan variasi tegangan masukan pada motor Dengan mengacu pada grafik yang dihasilkan, kita dapat menyimpulkan bahwa kecepatan putar motor akan berbanding lurus dengan tegangan masukan yang diberikan. Hal ini membuktikan bahwa hasil pengukuran ini linier dan sesuai dengan teori motor DC yang menyebutkan bahwa kecepatan berbanding lurus dengan tegangan, sebagaimana diwujudkan dalam rumus berikut : E = KΦN dimana : E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt) Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
41
4.4 Pengujian komunikasi jaringan ethernet 4.4.1 Persiapan pengujian Berikut ini langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian komunikasi jaringan ethernet : 1.
Menyiapkan alat dalam kondisi ON.
2.
Mengetik ping 192.168.1.177 pada program command prompt yang merupakan IP address alat. Sehingga muncul laporan.
4.4.2
Pengujian Berikut ini langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian
sistem hasil perancangan : 1.
Membuka aplikasi browser, seperti google Chrome.
2.
Mengetik IP address 192.168.1.177.
3.
Maka akan muncul “ kecepatan motor 2 0 RPM”.
4.
Melakukan pengamatan pada display komputer yang merupakan hasil pengukuran kecepatan dengan alat, lalu menyatat hasil pengukuran.
4.4.3 Analisa Pengujian dilakukan saat motor DC dalam keadaan diam, sehingga sensor tidak mendeteksi adanya perubahan, sehingga tidak ada masukan ke mikrokontroler, maka akan ditampilkan “kecepatan motor 2 0 RPM”. Ketika dalam keadaan motor bergerak, sehingga ada masukan ke mikrokontroler, maka
42
akan ditampilkan “kecepatan motor 2 4000 RPM”. Oleh karena itu, pengujian dinyatakan berhasil dengan baik.