BAB III TINJAUAN SINGKAT SEJARAH KECAMATAN MANANGGU
3.1 Sebelum Terbentuk Kecamatan Kementrian Dalam Negeri sedang mengarahkan penulisan sejarah desa-desa di seluruh Wilayah Republik Indonesia. Apalagi, sekarang sedang ada pilot project yang berusaha menguatkan lembaga-lembaga adat di desa dan menuliskan sejarah desa sebagai suatu hal yang harus dilakukan oleh masyarakat desa. Sejarah desa sering dilihat sebagai sejarah yang mudah untuk ditulis. Hal itu didasarkan atas anggapan bahwa setiap desa mempunyai cerita pendirian desa, punden desa, dan bersih desa.1 Kuntowijoyo, (dalam Priyadi, 2012: 105) bahwa anggapan itu tidak terbukti, bahkan menulis sejarah desa itu merupakan pekerjaan yang tidak sepele. Sejarah desa tidak sekedar riwayat dhanyang, orang yang merintis membabat hutan. Geertz (dalam Priyadi, 2012: 105) kemudian mendirikan rumah dan rumah penduduk lain sehingga secara lambat-laun desa pun terbentuk, tetapi lebih daripada itu. sejarah desa harus mencerminkan berbagai aspek kebudayaan yang melatarbelakangi terbentuknya desa. Terbentuknya sebuah desa biasanya dilalui secara alamiah, seperti yang terjadi pada zaman jawa kuna, yang disebut wanua atau thani.
1
Sugeng Priyadi (2012), Sejarah Lokal, konsep, metode dan tantangannya. Yogyakarta. Penerbit Ombak. Hlm 105.
29
Mananggu diabadikan menjadi nama Kecamatan menuai ceritra sejarah. Dalam RPJMDES Desa Mananggu tertulis Asal-muasal ceritra Mananggu, namun dalam data-data tersebut masih banyak yang kurang dipahami. Untuk mendapatkan data sejarah desa seorang harus mengumpulkan folklor secara multidisipliner. Artinya, ia tidak sekedar mengumpulkan lore, yaitu teks cerita rakyat, tetapi juga folk, yaitu konteks latar belakang kebudayaan dari masyarakat yang memiliki teks tersebut. Dalam rangka memahami konteks tersebut, harus menetap selama satu tahun. Waktu satu tahun dapat mengukur tentang data yang diperoleh. Kepalsuan data sering diperoleh karena masyarakat enggan menceritakan hal-hal rahasia, disamping belum terjadi hubungan yang dekat. Danandjaja (dalam Priyadi, 2012: 107). Dengan demikian ceritra yang ditulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Mananggu (RPJMDES), itu dibuat karena memenuhi program kerja desa. 2 Ceritra asal muasal mananggu, konon pada waktu itu wilayah yang dipimpin oleh tetua kampung yaitu “bupu hilala” yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya wilayah Mananggu. Dalam ceritra tersebut “bupu hilala” rupannya memiliki keahlian dalam bidang pertanian dan beliau menemukan wilayah dataran yang luas di sebelah barat yang sekarang sudah Desa Mananggu dan wilayah yang ditemukan oleh “bupu hilala” tersebut, dijadikan lahan pertanian. “Bubu hilala” dengan ilmu yang dimiliki merubah wilayah itu menjadi produktif. Dan diceritra itu juga “bupu hilala” menggambil air untuk pengairan lahan pertanian, ia melakukan hal yang membuat orang tidak percaya bahwa beliau melakukan itu dengan ilmu kesaktiannya. Dia 2
Sumber dari RPJMDES Desa Mananggu.
30
menarik “bututu lombu-lombuli” artinya kantong/sak yang dibalik untuk menarik air sungai yang dulunya mengalir ke-kalilama sekarang Desa Salilama dialirkan ke lahan pertanian sebelah barat (Desa Mananggu) yang dibukanya itu. Bupu hilala mempunyai keturunan yang menjadi penerus pertanian di wilayah barat yaitu “bilaiya”. Dan “bilaiya” juga mempunyai dua orang anak laki-laki yang sulung bernama “bilatual” dan yang bungsu bernama “bilaleya”. Wilayah yang menjadi warisan “bupu hilala” itu menjadi subur dan hasil tanamanya melimpah ruah, pada masa “bilaiya” dan ke-dua anaknya “bilatual” dan “bilaleya”. Di masa itu ketika datang musim paceklik semua desa-desa sekitar datang untuk mengangkut hasil panen. Dari sinilah asal kata mananggu, kata “Mananggu” itu berasal dari “Menanggung” bahan makanan (Pangan) untuk dibagikan keseluruh desa sekitar. Versi lain kata “Mananggu” itu dari ucapan orang-orang belanda yang berlabu di “Pohilihe” sekarang Desa Tabulo Selatan. Orang-orang belanda itu banyak menemukan “biya” yang artinya siput laut. Dan “biya” itu dalam ucapan mereka adalah “Managgoel”, oleh orang tua dulu “Mananggoel” itu adalah Mananggu. Akhirnya kata tersebut menjadi nama kampung yang sekarang tepatnya berada di Kabupaten Boalemo, Kecamatan Mananggu. Kata “Mananggu” sempat dilupakan disebabkan oleh pergantian nama menjadi “Tabulo” namun setelah
31
pemekaran desa, nama “Mananggu” kembali diambil menjadi nama Desa Mananggu bahkan sekarang diambil menjadi identitas Kecamatan Mananggu.3 Menurut (Joni Apriyanto, 2011: 8) sejarah mempunyai nilai kebenaran, bersifat dinamis dan tidak statis. Disinilah fungsi dan pentingnya teoretis untuk mempertajam analisis untuk menemukan benang merah proses kausalitas antara fakta peristiwa dengan fakta peristiwa lainnya.
3.2 Terbentuknya Kecamatan Mananggu Tindakan pertama yang dilakukan oleh tiga pemerintahan setelah Soeharto adalah memberi reaksi yang sangat cepet terhadap permintaan otonomi daerah, kebebasan berpendapat, berkumpul dan pers yang lebih luas (Joni Apriyanto, 2012: 141). Hal ini dapat dilihat perkembangan sekarang telah memberikan asumsi yang menjadi tanggung jawab dikarenakan oleh terbentuknya kecamatan mananggu, namun semenjak Kabupaten Boalemo terbentuk dengan undang-undang Nomor 50 tahun 2001 tentang pola dasar pembangunan Kabupaten Boalemo telah membawa konsekwensi terhadap percepatan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat. Mengingat kondisi yang ada saat ini, kemungkinan pelayanan kepada masyarakat tidak dapat terpenuhi sebagaimana yang diharapkan. Menurut (Joni Apriyanto, 2012: 7) Peningkatan selain diakibatkan oleh faktor kelahiran penduduk, juga diakibatkan faktor perluasan administrasi pemerintah. Peningkatan jumlah penduduk disamping 3
Sumber RPJMDS Desa Mananggu menjelaskan asal-usul kata” Mananggu” berasal.
32
faktor yang disebutkan diatas, juga disebabkan oleh faktor migrasi. Hal ini menyebabkan munculnya kampung-kampung yang diperuntukan bagi komunitas tertentu. Oleh sebab itu, berdasarkan usulan dan aspirasi masyarakat serta memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah desa yang ada sekarang perlu ada pemekaran agar supaya pelayanan dari perangkat daerah akan lebih baik, efisien, berdaya guna, serta berhasil guna terhadap pelayanan masyarakat.4 Kebijakan Otonomi Daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah daerah secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, maka implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorang terjadinya perubahan, baik secara structural, fungsional maupun cultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 5 Otonomi daerah yang menjadi rujukan pembentukan kecamatan mananggu, menimbulkan gerakan untuk membetuk kepanitiaan dalam rangka gerakan perubahan yaitu pemekaran kecamatan. Hal yang dapat diperhatikan yaitu (1.) Pertemuan tanggal 27 juni 2001 adalah pertemuan gabungan komisi DPRD Kabupaten Boalemo dengan seluruh komponen masyarakat kecamatan, (2). Tanggal 30 juni 2001
4
Peraturan daerah kabupaten boalemo nomor 76 tahun 2001. Tentang pembentukan kecamatan mananggu. 5
Pusat Studi Otonomi Daerah(2011), Bimbingan Teksnis. Penyusunan RPJM Bagi Kepala Desa Se-Kabupaten Boalemo Dalam Rangka Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Era Otonomi Daerah.
33
pertemuan tim gabungan komisi kabupaten boalemo dengan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat Desa Tabulo, Mananggu, Bendungan, Karuyan dan, (3). pada tanggal 6 juli 2001 melakukan rapat/musyawara antara masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita, dan LSM serta pengusaha. Yang tercantum pada surat keputusan camat paguat No. 10 Tahun 2001 tentang penetapan panitia persiapan pembentukan kecamatan mananggu kabupaten boalemo. Sebagaimana tersebut pada lampiran, panitia dalam melaksanakan berbagai hal yang menjadi syarat untuk pemekaran kecamatan dan menghantarkan pada keluarnya keputusan peraturan daerah kabupaten boalemo No 76 tahun 2001 tentang pembentukan kecamatan mananggu kabupaten boalemo. Hingga tanggl 20 desember tahun 2001 telah ditanda tangani SK pembentukan Kecamatan Mananggu oleh Bupati Boalemo Bapak Iwan Bokings saat itu.
3.3 Mananggu Masa Kini Berdasarkan surat keputusan No 76 tahun 2001 telah diresmikan kecamatan mananggu menjadi kecamatan depenitif, dan pada tanggal 20 desember tahun 2001 dilantiknya camat pertama kecamatan mananggu. Awal pemerintahan yang dipimpin camat baru merupakan tanggungjawab besar yang diamanahkan oleh masyarakat mananggu, di mana masyarakat mananggu ketinggalan dalam berbagai hal, terutama informasi dan komunikasi yang membuat keterlambatan dalam membangun wilayah Kecamatan Mananggu.
34
Ir. Husain Etanggo adalah camat pertama di Kecamatan Mananggu, ia dengan penuh tanggungjawab melaksanakan tugas yang diembanya untuk memperjuangkan hak orang banyak terutama di Kecamatan Mananggu, dalam pemerintahannya mengalami banyak kendala, dalam hal sumber daya manusia yang kurang, untuk sama-sama membangun kecamatan mananggu kearah yang lebih baik. Menurut tokoh masyarakat, Panga Adjidji. 6 Kecamatan Mananggu dalam perkembanganya mengalami dialektika yang begitu hebat, dimasa kepemimpinan camat pertama Ir. Husain Etango. Dimasa itu, perjuangan yang dilakukan masyarakat Mananggu bahwa Kecamatan Mananggu dijadikan lokasi Etalase Perikanan yang diperjuangkan oleh aliansi GAM (Gerakan Aktifis Mananggu), kebetulan SDM pada waktu itu banyak generasi muda Mananggu yang masih dalam studi. Menurut (Basri Amin, 2012: 3) perkembangan teknologi, dinamika alam semesta dan ekonomi dunia, arus-arus komunikasi dan pergaulan antarmanusia dan kelompok, pada akhirnya akan ditentukan formasi manfaatnya oleh kemampuan kolektif dalam melakukan pilihan. Dan sejumlah pilihan yang tersedia tidak bisa lepas dari kebutuhan dalam menyadari harapan-harapan jangka panjang dan potensi-potensi risiko. Dengan harapan-harapan yang ada, Kecamatan Mananggu mulai nampak dipermukaan terutama di Kabupatan dan Provinsi terdengar riak-riak dari aktifis muda mananggu. Tahun 2002 perjuangan mereka membangun Etalase Perikanan mendapat hasil, perjuangan itu terlihat pada kegiatan peresmian etalase perikanan
6
Wawancara dengan Bapak Panga Adjidji tanggal 30 Mei 2012, pukul 10.00 di rumahnya Jln. Trans Sulawesi , Kecamatan Mananggu, Desa Mananggu, Dusun Otalojini.
35
oleh Menteri Perikanan dan Kelautan. Namun etalase perikanan menjadi ceritra di masyarakat mananggu sebab sampai sekarang wujud dari etalase perikanan tidak ada sama sekali, ini diakibatkan tidak ada yang mengawal sampai dipermainkan oleh oknum politisi yang bermain politik untuk mendapatkan keuntungan. Peristiwa yang dialami masyarakat mananggu dari awal pemerintahan masih terasa kegagalannya, sehingga masyarakat mananggu dengan pergantian pemimpinya masih seperti itu. Sudah mencapai 10 tahun umur kecamatan mananggu namun perubahannya belum memberikan yang terbaik, dan sudah 6 kali pergentian pemimpin (camat) juga belum memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat mananggu. Pemimpin kecamatan mananggu dari awal sampai sekarang, pemerintahan kecamatan managgu dapat dilihat pada table berikut : NO
NAMA CAMAT
PERIODE
1
Ir. Husain Etango
2001-2004
2
Yusuf Domili
2004-2008
3
Masrip Kaji
(Enam Bulan Menjabat) 2008
4
Samsudin Dalanggo
2008-2009
5
Darwan Laia
2009-2012
6
Drs. Hidayat Lamsu
2012-Sampai Selesai
Melihat table di atas bahwa Kecamatan Mananggu tentunya sudah ada perubahan yang dimilikinya, tapi tidak seperti kenyataanya. perbandingan enam pemimpin Kecamatan Mananggu dengan realitas masyarkat dan wilayah Kecamatan
36
Mananggu belum berbanding. Oleh karennya perkembangan Kecamatan tentunya melihat pemimpin yang betul-betul memperjuangkan hak orang benyak. Tipe pemimpin yang membawa perkembangan di Kecamatan Mananggu tentunya akan terseleksi siapa yang betul-betul mengerjakan pekerjaan yang berpihak pada masyarakatnya, namun pemimpin kecamatan mananggu belum didapat siapa yang tepat. Salah satu pengaruh tidak didapatkanya pemimpin yang tepat di kecamatan mnanggu yaitu perpolitikan yang kurang sehat. Politik di Kecamatan Mananggu, menjadi kendala dalam perkembangan pemerintahan kecamatan sehingga masyarakat mananggu belum mendapatkan pemimpin yang membawa mereka pada perkembangan. (Wawancara Tgl 30 Mei 2012, Pukul 10.00).
37