39
BAB III SKENARIO PENERAPAN
3.1 Lokasi dan Sasaran
Lokasi yang akan direncanakan penulis di SMK Negeri 4 Bandung, sasaran yang digunakan yaitu siswa kelas satu dan guru yang mengikuti mata pelajaran Elektronika Digital. 3.2
Metode dan Teknik 3.2.1
Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi literatur dan wawancara. Pada penulisan ini akan direncanakan implementasi dari metode. Dalam perencanaan ini penulis mengunakan dua kelas Kelas pertama akan bertindak sebagai kelas yang mendapatkan pengajaran dengan pendekatan Problem Based Learning. Kelas kedua yang mendapatkan pengajaran dengan pendekatan pembelajaran konvensional. 3.2.2
Desain dan Teknik
Desain yang digunakan pada penulisan ini adalah desain faktorial. Pada penulisan ini akan terdapat dua kelas yaitu kelas pertama dan kelas kedua. Kemudian dari masing-masing kelas ini akan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok Dani Mohamad Akbar, 2012 Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital di SMPK 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
atas, kelompok sedang dan kelompok bawah. Dengan desain faktorial, kita dapat melihat dan menganalisa efek utama dari dua jenis variabel bebas dan interaksi antar variabel bebas. Dalam penelitian ini, desain faktorial yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 3, sebab mengandung dua variabel bebas yang masing-masing variabel bebas mempunyai tiga kelompok. Apabila dilukiskan desainnya sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain faktorial PERLAKUAN (METODE PENGAJARAN) Model Problem Based Model Pembelajaran Learning Konvensional
KELOMPOK Tinggi Sedang
x1 x2
x4 x5
Rendah
x3
x6
Keterangan :
x1 = x 4 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok tinggi
x 2 = x 5 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok sedang x3 = x 6 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok rendah
Nilai gain didapat dari selisih nilai postes dan nilai pretes. Teknik dalam makalah ini menggunakan prosedur sebagai berikut: Prosedur : a) Penilaian Proses Belajar (Pre Test) b) Penilaian Hasil Belajar (Post Test)
Alat Evaluasi : Dani Mohamad Akbar, 2012 Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital di SMPK 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
Alat evaluasi yang digunakan berupa soal Pilihan Ganda sebanyak 30 soal dimana untuk soal yang dijawab benar diberi skor 1 dan 0 jika salah. Pemberian skor terakhir dihitung dengan rumus :
Nilai Akhir
Jumlah Jawaban Benar 100 Skor Max
3.4 Teknik Evaluasi Dalam kegiatan belajar mengajar dalam memeperoleh nilai yang berasal dari siswa, biasanya menggunakan intrumen yang baik dan mampu mengambil informasi dari subjek atau objek yang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut instrumen pada penulisan ini adalah berupa soal-soal pretest dan postest. Soal-soal pada pretest dan postest berupa pilihan ganda dengan empat pilihan. Soal-soal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan terhadap siswa yang berada diluar kelas kontrol dan kelas eksperimen. 3.5 Teknik Refleksi Pembelajaran Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Lewat refleksi siswa dan guru berusaha (1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelejaran kelas, dan (2) memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajan dilaksanakan. Refleksi memiliki aspek evaluatif; dalam melakukan refleksi, Guru hendaknya menimbang-nimbang pengalaman
Dani Mohamad Akbar, 2012 Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital di SMPK 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
menyelenggarakan pembelajaran di kelas, untuk menilai apakah pengaruh (persoalan yang timbul) memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Tetapi dalam pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, Guru meninjau ulang, mengembangkan gambaran agar lebih lebih hidup (a) tentang proses pembelajaran kelas, (b) tentang kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan di kelas, dan, yang lebih penting lagi, (c) tentang apa yang sekarang mungkin dilakukan untuk para siswa, agar mencapai tujuan perbaikan pembelajaran. Sebelum mengambil langkah pertama, guru harus lebih berhati-hati dan merencanakan cara untuk memantau pengaruh langkah tindakan pertama, keadaan kelas, dan apa yang mulai dilihat oleh strategi dalam praktik. Jika mungkin mempertahankan pencarian fakta dengan memantau tindakannya, langkah pertama diambil. Pada waktu langkah itu dilaksanakan, data baru mulai masuk, dan keadaan, tindakan, dan pengaruhnya dapat dideskripsikan dan dievaluasi. Tahap evaluasi ini menjadi peninjauan yang segar yang dapat dipakai untuk menyiapkan cara untuk perencanaan baru. Dengan menggunakan permainan dan bermain peran. Tugas siswa merujuk pada tugas di mana terdapat kesenjangan yang mesti ditutup oleh siswa yang satu dengan cara berkomunikasi dengan siswa lainnya. Teknik tugas ini mencakup permainan bahasa, bermain peran, dan simulasi, mulai dari teknik-teknik semiterbimbing untuk pelajar tingkat pemula dan menengah sampai teknik bebas (tanpa bimbingan) untuk pelajar tingkat lanjut.
Dani Mohamad Akbar, 2012 Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital di SMPK 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
Rencana di atas dilaksanakan dan direkam prosesnya, kemudian berdasarkan data dilakukan refleksi, yang menghasilkan permasalahan baru, yaitu bahwa hanya sebagian kecil siswa menjadi aktif dengan tugas tersebut, sedangkan sebagian besar siswa tampak takut salah, cemas dan malu berbicara. Maka, dalam tindakan kedua direncanakan untuk melakukan sesuatu yang dapat mengurangi rasa takut salah, kecemasan, dan rasa malu. Rencana ini dilaksanakan dan direkam prosesnya, kemudian dilakukan refleksi untuk melihat sejauh mana perubahan dicapai lewat tindakan kedua. Begitu seterusnya, siklus-siklus tindakan berlanjut sampai perubahan yang diinginkan dicapai dengan catatan bahwa tidak mungkin dicapai ketuntasan perubahan karena situasi dan kondisi kelas berubah terus secara dinamis.
Dani Mohamad Akbar, 2012 Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital di SMPK 4 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu