28
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun metode yang dimaksud adalah metode deskriptif. Nazir (2003:55) menjelaskan bahwa: “metode deskriptif adalah metode penelitianmemebuat gambaran mengenai situasi atau kejadian , sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka”. Menurut Sugiyono (2007:11), “Metode deskriptif adalah suatu
metode untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002:309) bahwa, “Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Berdasarkan pada beberapa pendapat tersebut penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisa untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
B. Populasi dan Sample a. Populasi Dalam menyusun sampai dengan menganalisa data sehingga mendapatkan gambaran sesuai yang diharapkan, diperlukan sumber data yang akurat. populasi adalah sumber data penelitian. Furqon (2009:146) menjelaskan bahwa: ”populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik yang sama. Supranto (2000:21) menyatakan bahwa:” populasi adalah kumplan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain”. Arikunto (2002:102) menjelaskan ”Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Berdasarkan pengertian di atas maka, populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet sekolah sepak bola (SSB) CITRA Cipayung-Bogor . Jumlah populasi adalah 22 atlet. b. Sampel Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 22 orang, dan yang dijadikan sampel seluruh anggota (SSB) CITRA Cipayung-Bogor yang dipilih. Teknik pemilihan sampel disebut total sampling. Sugiyono (2010:124) menyatakan bahwa: ”sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel”. C. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian sangat penting untuk direncanakan. Oleh karena dalam melaksanakan penelitian dibutuhkan suatu program yang jelas untuk mempermudah dalam pelaksanaannya. Sebagai langkah awal dalam penelitian ini
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
adalah menentukan populasi yang digunakan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para atlet sepak bola (SSB) CITRA Cipayung-Bogor. Adapun sampel yang digunakan oleh penulis adalah 22 orang atlet. Langkah selanjutnya dilakukan penyebaran angket tentang rasa percaya diri. Kemudian dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas dari data yang diperoleh melalui angket tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan valid atau reliable atau tidak hasil pengamatan itu sendiri. Selain pengamatan tersebut diketahui valid, selanjutnya dilakukan penelitian yang sesungguhnya sehingga mendapatkan dan hasil penelitian yang akan diolah dan dianalisis keberadaannya. Langkah ini merupakan langkah akhir sebagai media untuk mendapatkan dan menentukan kesimpulan penelitian seperti terlihat pada bagan berikut ini.
POPULASI
SAMPLE
PENGAMBILAN DATA
TES KEBUGARAN
KEPERCAYAAN DIRI
PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN Gambar 3.1 langkah-langkah penelitian (lutan et al 2007) Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
D. Instrumen Penelitian 1. Tes Kondisi Fisik Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Mengenai instrumen penelitian dijelaskan oleh Arikunto (2002:121) bahwa, “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode”. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani dan angket berupa pertanyaan tentang percaya diri. Tabel 3.1 Tes Kebugaran Jasmani No. 1.
2.
Item Tujuan Tes Tes lari Mengukur cepat kecepatan berlari
Tes angkat tubuh (60 detik/
Petunjuk Pelaksanaan -
Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu -
-
atlet berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri Setelah ada aba-aba “Ya” atau bunyi peluit atlet melakukan lari secepat mungkin sampai ke garis finish dengan jarak 60 meter, nilai yang didapat adalah kecepatan atlet dalam berlari dari start sampai garis finish atlet bergantung pada palang tunggal, kepala, badan dan tungkai lurus Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus atlet mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan kedua lengan sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal kemudian bersikap seperti semula tanpa istirahat selama 60 detik
Peralatan Lintasan lari, peluit, bendera dan start dan tiang pancang
Palangtunggal/ lantai yang bersih dan rata, stop watch, formulir pencatatan hasil
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
3.
Tes baring duduk
Mengukur kekuatan dan daya daya tahan otot perut
-
4.
Tes loncat tegak
Mengukur Daya ledak
-
5.
Tes lari jarak jauh (600 meter)
Mengukur daya tahan cardio respiratori endurance
-
sumber
Atlet bersedia di atas matras dan berpasangan Setelah ada aba-aba, atlet melakukan gerak baring duduk dengan kaki rapat ditekuk melalui bantuan teman pasangan Nilai yang diambil adalah pengulangan yang ditempuh atlet dalam batasan waktu (15 detik) Atlet siap berdiri tegak di atas lantai datar Setelah ada aba-aba, atlet melakukan gerak loncat tegak Nilai yang diambil adalah pengulangan yang ditempuh atlet dalam batasan waktu (15 detik) Atlet berdiri dengan di belakang garis start Setelah ada aba-aba “Ya” atau bunyi peluit atlet melakukan lari secepat mungkin sampai ke garis finish dengan jarak 600 M untuk putri dan 800 M untuk putra Nilai yang didapat adalah kecepatan atlet dalam berlari dari star sampai garis finish
Lapangan yang bersih/ matras, stop watch, formulir pencatatan hasil, alat tulis
Lantai datar, peluit, stop watch, dan lembar penilaian
Lapangan berlari, bendera dan tiang pancang, pluit, stop watch, Nomor dada, formulir pencatatan hasil test dan alat tulis, tanda garis untuk start dan finish
: Nurhasan (2007:97)
2. Angket Percaya Diri Dalam pengumpulan data dari atlet, penulis menggunakan angket. Dengan penggunaan angket akan memudahkan peneliti dalam mengambil data responden karena angket bersifat koperatif, mengenai hal ini Surakhmad (1990:180) menjelaskan bahwa: “Angket bersifat koperatif, dalam arti kata bahwa dari sampel atau disebut juga responden diharapkan kerjasama dalam menyisihkan waktu dan Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
menjawab pertanyaan-pertanyaan kita secara tertulis, sesuai dengan petunjukpetunjuk yang kita berikan”. Angket yang dibuat khusus berisikan pertanyaan tentang aspek percaya diri. Dibawah ini adalah langkah-langkah yang dilakukan sebelum pembuatan angket dan pengumpulan data: 1). Membuat instrument kisi-kisi sebagai pedoman dalam butir-butir item penelitian. 2). Menyusun butir-butir item dalam bentuk pertanyaan yang akan disampaikan pada responden. 3). Angket kemudian diujicobakan ke Sekolah Sepak Bola (SSB) yang homogen. 4). Menetapkan kriteria penilaian dengan menggunakan pengujian skala. Dalam penelitian digunakan Skala Likert yang didalamnya berisikan pertanyaan positif. Skala Likert dipakai karena untuk mempermudah atlet dalam memilih pernyataan yang ada dalam angket. 3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pemahaman serta alternatif jawaban yang tersedia, maka dibuatlah kisi-kisi yang disusun berdasarkan definisi operasional mengenai percaya diri. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Penelitian 1. Percaya diri merupakan
Indikator -Menghargai diri sendiri
Pertanyaan Penelitian 1.2.3.4
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
suatu sikap percaya
-Bertanggung jawab
5.6.7.8.9.10.11.12.
terhadap keadaan diri
-Selalu berpikiran positif
13.14
sendiri dan kemampuan
-Mempunyai disiplin kuat
15.16.17.18.19
-Mengembangkan potensi
20.21
yang dimiliki. 2. Percaya diri adalah rasa kepercayaan bahwa ia
yang ada pada diri sendiri
sanggup dan mampu untuk
-Mempunyai sikap
mencapai prestasi tertentu
pantang menyerah
(sudibyo;1993:83)
22.23.24.25.26
-Bersikap realistis
27.28.29
-Selalu bersipat optimis
30.31.32.33.34
4. Uji Instrumen Penelitian Uji validitas dan reliabilitas instrument angket dilakukan terhadap siswa anggota SSB yang memiliki karakteristik hampir sama dengan sampel penelitian. a. Uji Validitas Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana butir pernyataan yang diberikan dapat mengukur variabel percaya diri. Ditegaskan oleh Sugiyono (2010:173). “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Nilai validitas konstruk diperoleh dengan cara
mengkorelasikan skor item dengan total item. Jika koefisien
korelasinya sama atau diatas 0,3 maka item pernyataan dinyatakan valid, bila korelasinya di bawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid. . Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrument adalah mengkorelasikan skor jawaban per-item dengan skor total dengan rumus: Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
rx . y 1
ket:
r ∑X1 ∑X1tot ∑X12 ∑X1tot2
n A1.B ( A1 )( B)
[n A1 ( A1 ) 2 ][n B 2 ( B ) 2 ] 2
= Korelasi Product Moment = Jumlah Skor Suatu Item = Jumlah Total Skor Jawaban = Jumlah Kuadrat Skor Jawaban Suatu Item Jawaban = Jumlah Kuadrat Total Skor Jawaban
Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tersebut diatas 0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik.
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilatas secara sederhana diartikan sebagai tingkat keajegan sampel penelitian menjawab pernyataan-pernyataan tersebut. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik belah dua dari spearman Brow (split half) (sugiyono, 2010:185). = Keterangan: r1 rb
= reliabilitas internal seluruh instrument = korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan kedua
E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data Dalam pengolahan data disini, penulis mengumpulkan data dari tes kebugaran dan angket tentang percaya diri atlet (SSB) CITRA Cipayung-Bogor. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu; Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut:
x Keterangan:
x n
x = Nilai rata-rata yang dicari
= Jumlah dari x = Skor mentah n = Jumlah sampel 2. Melakukan standarisasi nilai dengan menggunakan T-Score
x x T-skor = 50 + 10 dan untuk dribbling T-skor = 50 + 10 S
x x S
Keterangan: T- skor X x S
= Skor standar yang dicari = Skor yang diperoleh seseorang = Nilai rata-rata = Simpangan baku
Rumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan pengolahan data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan. 3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan yaitu rumus Hartley sebagai berikut: F
Varians.terbesar Variansi.terkecil
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji Liliefors. Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan mempergunakan rumus : Z1
x1 x S
( x dan S merupakan rata-rat dan simpangan baku setiap kelompok butir tes). b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi ) c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka: S Z 1
BanyaknyaZ1 , Z 2 ........Z n n d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo). f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji Liliefors. Dalam hal ini hipotesis diterima.
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
7. Uji koefisien korelasi tunggal dengan skor berpasangan atau pearson product moment karena data berbentuk interval atau
ratio dengan
menggunakan
rumus: r
xy
n XY X X
nX 2 X 2 nY 2 Y 2
Keterangan: rxy = Korelasi yang dicari n = Jumlah Sampel X = Jumlah X Y = Jumlah Y XY = Jumlah X kali Y X2 = Jumlah X2 Y2 = Jumlah Y2 Kemudian melakukan penghitungan uji signifikansi koefisien korelasi tunggal, menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:
Keterangan: t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = jumlah sampel Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = n- 2 dalam hal lain jika hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.
Sanni Abdullah Sebastian, 2012 Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aspek Mental Percaya Diri Pada Siswa Sepak Bola Usia Muda (Ssb) Citra Cipayung-Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu