BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan penghitungan PDRB dari sisi produksi dapat menggambarkan PDRB menurut lapangan usaha yang terbagi dalam 17 kategori lapangan usaha sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indinesia Tahun (KBLI) 2009. Gambaran perkembangan ekonomi wilayah menurut lapangan usaha dapat mempermudah pemerintah daerah setempat dalam mengevaluasi berbagai program pemerintah terkait aktivitas ekonomi sektoral, serta membantu menentukan arah kebijakan ke depan. Perkembangan perekonomian Murung Raya setiap sektornya diuraikan sebagai berikut:
3.1 PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN Sebelum tahun 2008, kategori pertanian merupakan leading sector dalam perekonomian Murung Raya. Namun kemudian posisi leading sector digeser oleh kategori pertambangan dan penggalian.
61
Pada
tahun
2010
kontribusi
sub
kategori
pertanian,
peternakan, perburuan dan jasa pertanian sebesar 14,19 persen terhadap total perekonomian Murung Raya. Kontribusi tersebut terus menurun dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2014. Tahun 2011 kontribusi sektor pertanian tinggal 12,88 persen, tahun 2012 kembali turun menjadi 12,39 persen. Pada tahun 2013 hanya memberi kontribusi 12,12 persen dan pada tahun 2014 sedikit mengalami peningkatan yakni 12,28 persen. Kontribusi dominan dalam sektor ini disumbang oleh tanaman perkebunan, meskipun nilainya juga terus menurun dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2014 kontribusi sub sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB Murung Raya sebesar 5,00 persen. Komoditi yang termasuk didalam sektor ini antara lain karet, kelapa, kopi, tebu dan lain sebagainnya. Dari komoditi-komoditi tersebut produksi karet memberikan andil terbesar di sub sektor tanaman perkebunan, sehingga bila terjadi perubahan volume produksi atau harga akan sangat berpengaruh terhadap sub sektor ini. Sub sektor ini juga merupakan andalan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat Murung Raya. Di urutan kedua, sub kategori kehutanan dan perburuan memberi kontribusi sebesar 3,31 persen terhadap PDRB Murung Raya 2014. Dalam kurun waktu 2010 sampai dengan 2013 kontribusi sub sektor ini terus mengalami penurunan kemudian sedikit mengalami
62
peningkatan pada tahun 2014, diduga akibat semakin ketatnya pemberian sanksi atas illegal logging. Selain dua sub kategori diatas, komponen lain dari sektor ini adalah sub kategori perikanan yang pada tahun 2014 memberikan andil sebesar 1,22 persen terhadap perekonomian total Murung Raya. Untuk lebih jelasnya distribusi persentase sektor pertanian berikut sub-sub sektornya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), 2010-2014
Kategori/Sub Kategori
2010
2011
(1)
(2)
(3)
2012 2013*) 2014**) (4)
(5)
(6)
PERTANIAN,KEHUTANAN DAN PERIKANAN
14,1 9
12,88
12,3 9
12,1 2
12,28
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
9,25
8,46
8,07
7,82
7,76
a.
Tanaman Pangan
1,21
1,09
1,07
1,08
1,04
b.
Tanaman Hortikultura
0,65
0,61
0,64
0,64
0,66
c.
Perkebunan Tahunan
6,24
5,71
5,31
5,04
5,00
d.
Peternakan
0,77
0,69
0,70
0,71
0,69
e.
Jasa Pertanian dan Perburuan
0,38
0,37
0,36
0,35
0,37
63
Lanjutan Tabel 3.1.1 2012 2013*) 2014**)
Kategori/Sub Kategori
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
3,78
3,34
3,16
3,13
3,31
3. Perikanan
1,16
1,07
1,15
1,16
1,22
Sumber Keterangan
: :
(6)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya *) **)
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Dirasa perlu adanya kebijakan untuk meningkatkan produksi pertanian, seperti halnya tanaman bahan makanan, karena selama ini hasil tanaman bahan makanan yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Murung Raya sebagian besar berasal dari luar daerah Murung Raya, hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan ketergantungan terhadap daerah lain, akibatnya jika stok tidak stabil, masyarakat akan menjadi korban peningkatan harga yang dengan kata lain dapat menurunkan daya beli masyarakat. 3.2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor ini mencakup sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, sub sektor pertambangan non migas dan sub sektor penggalian. Khusus untuk sub kategori pertambangan minyak dan gas bumi tidak dibahas dalam publikasi ini, karena keberadaannya belum pernah diketahui di Murung Raya. Kategori
pertambangan
dan
penggalian
merupakan
penyumbang terbesar terhadap PDRB Murung Raya tahun 2014.
64
Kontribusi
sektor
pertambangan
dan
Penggalian
terhadap
perekonomian Murung Raya pada tahun 2014 sebesar 55,33 persen. Sub kategori yang memberikan kontribusi paling besar terhadap total PDRB Murung Raya adalah Pertambangan Batubara dan Lignit yaitu sebesar 45,96. Kemudian lapangan usaha dengan kontribusi terbesar berikutnya berturut-turut adalah Sub kategori Pertambangan Bijih Logam dengan nilai kontribusi sebesar 6,70 persen, disusul oleh sub kategori Pertambangan dan Penggalian Lainnya dengan kontribusi sebesar 0,67 persen. Ketidaktersediaan sumber daya alam migas di Murung Raya mengakibatkan sub kategori Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi tidak memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Murung Raya. Tabel 3.2.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Pertambangan dan Penggalian Murung Raya Atas dasar Harga Berlaku (Persen), 2010-2014 2012 2013*) 2014**)
Kategori/Sub Kategori
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pertambangan dan Penggalian
52,82
55,66
55,93
55,26
53,33
1. Pertambangan Batubara dan Liginit
44,72
46,70
46,16
46,42
45,96
2. Pertambangan Bijih Logam
7,46
8,37
9,16
8,21
6,70
2. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
0,64
0,58
0,61
0,63
0,67
Sumber Keterangan
: :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya
65
*) **)
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Sampai dengan tahun 2011 produksi pertambangan batu bara Murung Raya merupakan yang terbesar di Kalimantan Tengah. Namun semenjak tahun 2012 Barito Utara dan Barito Timur mulai menyusul produksi batu bara Murung Raya. Diperlukan kajian lebih jauh tentang kontribusi sektor ini terhadap kesejaheraan masyarakat Murung Raya. Benarkah hasil produksi dari sektor ini benar-benar dinikmati oleh masyarakat Murung Raya, atau justru seluruh hasilnya dinikmati oleh pihak lain. Selain itu perlu diperhatikan juga apakah kerusakan lingkungan yang diakibatkan adanya aktifitas pertambangan sebanding dengan hasil yang diperoleh. Sekiranya sangat perlu diperhatikan juga kelestarian lingkungan bagi daerah yang digunakan untuk aktifitas pertambangan. 3.3 INDUSTRI PENGOLAHAN Perekonomian Murung Raya tidak dapat dipisahkan dari peranan sektor industri pengolahan. Sektor ini hanya mencakup sub sektor industri non migas, karena di Murung Raya tidak terdapat industri migas. Jika dilihat kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Murung Raya dua tahun terakhir, bisa dikatakan sektor ini mulai bergairah karena meski kecil, kontribusinya mengalami peningkatan.
66
Tahun 2013 sektor ini memberi kontribusi sebesar 2,80 persen, tahun 2014 meningkat menjadi 3,19 persen. Industri pengolahan yang terdapat di Murung Raya adalah industri kecil menengah dan rumah tangga. Jenis industrinya antara lain adalah industri anyaman rotan dan bambu, penggilingan padi, moulding, pengolahan makanan, industri batu bata dan lain-lain. Diperlukan usaha keras untuk terus meningkatkan kontribusi sektor ini, seperti halnya mengasah ketrampilan dan kewirausahaan, menyediakan pinjaman modal dengan bunga lunak, mempermudah akses untuk mendapatkan bahan baku dan penolong dari dalam maupun luar daerah, serta pemasaran produk dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya masyarakat memiliki keengganan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi maupun setengah jadi, dikarenakan tingginya biaya antara yang harus dikeluarkan. 3.4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS Sektor ini merupakan sektor yang menunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat. Produksi listrik sebagian besar dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagiannya lagi oleh listrik Non PLN, sedangkan produksi gas dihasilkan oleh Perusaan Gas Negara (PGN), namun di Murung Raya sampai dengan saat ini belum terdapat Perusahaan Gas Negara.
67
Peran sektor listrik dan gas terhadap pembentukan PDRB Murung Raya pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tergolong relatif sangat kecil diantara lapangan usaha lainnya. Kontribusinya
juga
tidak
mengalami
perkembangan
yang
menggembirakan selama kurun waktu 2010-2014. Pada tahun 2014 kategori Pengadaan Listrik dan Gas hanya berkontribusi sebesar 0,02 persen terhadap perekonomian Murung Raya. Tabel 3.4.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Pengadaan Listrik dan Gas Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku, (Persen) 2010-2014
Kategori/Sub Kategori
2010
2011
(1)
(2)
(3)
2012 2013*) 2014**) (4)
(5)
(6)
Pengadaan Listrik dan Gas
0.01
0.01
0.01
0.01
0.02
1. Ketenagalistrikan
0.01
0.01
0.01
0.01
0.02
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Sumber Keterangan
: :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya *) **)
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan salah satu sarana penting dalam menunjang berbagai kegiatan masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial budaya dan bahkan pendidikan. Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik, aktivitas masyarakat di malam hari akan lebih beragam. Mereka dapat mengakses televisi untuk kebutuhan
68
informasi dan hiburan, para pelajar dapat belajar dengan penerangan yang memadai, dan juga tidak menutup kemungkinan adanya kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan di malam hari. 3.5 PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG Selain sektor pada kategori pengadaan listrik dan gas, sekrot pengadaan air juga merupakan sektor vital yang menunjang aktivitas ekonoi serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pengadaan air bersih dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Murung Raya. Dalam kategori ini, mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan penditribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dll. Tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian. Nilai PDRB nominal kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang selama tahun 2010-2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun nilai kontribusi terhadap perekonomian yang hanya sekitar 0,04 persen setiap tahunnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada kategori ini mengalami perlambatan yang sangat signifikan pada tahun 2014 jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Walaupun kategori ini tidak memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian Murung Raya, namun sektor ini
69
merupakan sektor yang penting dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Jika ketersediaan air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka aktivitas ekonomi masyarakat tidak dapat berjalan sebagaimana semestinya, secara tidak langsung hal ini akan memengaruhi jalannya perekonomian di Murung Raya. 3.6 KONSTRUKSI Output dari lapangan usaha pada kategori konstruksi merupakan
output
yang
paling
mudah
untuk
diamati
perkembangannya. Dari tahun ke tahun, output sektor ini terlihat nyata perkembangannya, baik yang dihasilkan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Mulai dari jalan raya, jembatan, gedung-gedung kantor, hotel, pertokoan, perumahan fasilitas umum dan lain lain. Selama periode 2010 hingga 2014, nilai kontribusi yang diberikan ternyata tidak terlalu banyak mengalami perubahan, nilai kontribusi yang diberikan pada perekonomian Murung Raya berkisar antara 5 hingga 7 persen. Pada tahun 2014 kategori konstruksi merupakan lapangan usaha dengan kontribusi terbesar ketiga seteral kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan walaupun kontribusi yang diberikan masih di bawah 10 persen yakni sebesar 7,00 persen.
70
3.7 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR Dalam lima tahun terakhir, yakni than 2010 hingga sumbangan yang diberikan oleh Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap perekonomian Murung Raya tidak mengalami banyak perubahan yakni berkisar antar 5 sampai 6 persen. Dari nilai tersebut, dalam rentang periode yang sama sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya. Pada tahun 2014, kontribusi kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap perekonomian Murung Raya menduduki urutan ke-empat setelah sektor konstruksi. Adapun kontribusi kategori ini terhadap perekonomian Murung Raya adalah sebesar 5,28 persen, sedangkan menurut kategorinya sebesar 5,20 persen disumbangkan oleh sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Sedangkan sisanya sebesar 0,08 persen disumbangkan oleh Sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya. Secara lengkap kontribusi Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor disajikan dalam tabel berikut:
71
Tabel 3.7.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran Murung Raya ADHB (Persen), 2010201 2013*) 2014**)
Kategori/Sub Kategori
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
5,17
5,22
5,21
5,03
5,28
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya
0,08
0,08
0,08
0,08
0,08
2. Perdagangan Besar dan Eceran Bukan Mobil dan Sepeda Motor
5,09
5,14
5,14
4,95
5,20
Sumber Keterangan
: :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya *) **)
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
3.8 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN Transportasi dan Pergudangan memiliki peranan sebagai pendorong aktivitas setiap sektor ekonomi. Dalam era globalisasi peranan sektor ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu daerah. Transportasi memiliki peran sebagai jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian. Terdapat empat dari enam sub kategori Transportasi dan Pergudangan yang ada di Murung Raya yakni Sub kategori Angkutan Darat, Sub kategori Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Sub kategori Angkutan Udara, serta Sub kategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Selama lima tahun terakhir kontribusi yang
72
diberkan oleh kategori Transportasi dan Pergudangan terhadap total perekonomian Murung Raya relatif kecil yakni berkisar antara tiga hingga lima persen. Dari nilai tersebut, sub kategori yang menyumbang nilai terbesar adalah sub kategori Angkutan Sungai Danau dan Penyederangan serta sub kategori Angkutan Darat. Kontribusi yang diberikan oleh sub kategori ASDP dalam rentang periode tersebut berkisar antara satu sampai tiga persen, sedangkan sub kategori Angkutan Darat menyumbangkan kontribusi dengan kisaran satu sampai dua persen terhadap PDRB Murung Raya. Adapun dua sub kategori lainnya yakni Angkutan Udara serta Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir memberikan sumbangan yang reltif kecil yakni kurang dari satu persen. Tabel 3.8.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Transportasi dan Pergudangan Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), 2010-2014
Kategori/Sub Kategori (1)
Transportasi dan Pergudangan
2010 2011 2012 2013*) 2014**) (2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4,04
3,67
3,41
3,16
3,14
1. Angkutan Darat
1,22
1,13
1,13
1,21
1,29
2. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan
2,61
2,34
2,06
1,74
1,63
3. Angkutan Udara
0,03
0,04
0,05
0,05
0,04
73
Lanjutan Tabel 3.8.1 Kategori/Sub Kategori
2010 2011 2012 2013*) 2014**)
(1)
4. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan Sumber Keterangan
: :
(2)
(3)
(4)
(5)
0,18
0,17
0,17
0,17
(6)
0,18
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya *) **)
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Meski pun kontribusi sub kategori angkutan sungai, danau dan penyeberangan lebih unggul dibandingkan dengan sub sektor angkutan jalan raya, namun besaran kontribusinya dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Sebaliknya subsektor angkutan jalan raya, dari tahun ke tahun sedikit demi sedikit terus meningkat. Peresmian Jembatan Merdeka Murung Raya pada pertengahan tahun 2008 mampu sedikit mendongkrak kontribusi angkutan darat, namun sepertinya masyarakat masih enggan meninggalkan angkutan sungai yang selama ini biasa mereka gunakan. Selain itu, akses dari ibu kota kabupaten ke kecamatan, desa/kelurahan di seluruh Murung Raya belum semuanya dapat dijangkau melalui moda transportasi darat. Mengingat sebagian besar desa/kelurahan yang ada di pelosok-pelosok berada di daerah aliran sungai, serta belum ada jalur transportasi darat yang dibuka, sehingga beberapa wilayah memang tidak ada pilihan lain selain melalui transportasi sungai.
74
3.9 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM Kontribusi yang diberikan oleh lapangan usaha Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum terhadap perekonomian Murung Raya dari tahun 2010 hingga 2014 relatif sangat kecil yakni kurang dari satu persen setiap tahunnnya. Dari nilai kontribusi itersebut, hampir tiga seperempatnya disumbangkan oleh sub kategori Penyediaan Makan Minum setiap tahunnya, sedangkan sisanya disumbangkan oleh sub kategori Penyediaan Akomodasi. Walaupun demikian, nilainya terus meningkat sedikit demi sedikit dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya penyedia makanan dan minumas serta penggunaan fasilitas hotel dan penginanapn oleh masyarakat. Tabel 3.9.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), 2010-2014
Kategori/Sub Kategori
2010 2011 2012 2013*) 2014** )
(1)
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
0,58
0,57
0,60
0,62
0,65
1. Penyediaan Akomodasi
0,16
0,16
0,16
0,15
0,17
2. Penyediaan Makan Minum
0,41
0,42
0,44
0,47
0,49
Sumber Keterangan
: :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya *)
Angka Sementara
75
**)
Angka Sangat Sementara
Pada tahun 2014, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Murung Raya sebesar 0,65 persen, dari nilai tersebut sebesar 0,49 persennya merupakan kontribusi dari Sub kategori Penyediaan Makan Minum dan sebesar 0,17 persen disumbangkan oleh Sub kategori Penyediaan Akomodasi. 3.10
INFORMASI DAN KOMUNIKASI Dalam era globalisasi peranan kategori informasi dan
komunikasi sangat vital serta menjadi indikator kemajuan suatu daerah, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten Murung Raya selama tahun 2010-2014 hanya memberikan kontribusi yang relatif sangant kecil yakni kurang dari dua persen. 3.11
JASA KEUANGAN DAN ASURANSI Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena secara umum
kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari masyarakat maupun pengalirannya (penyalurannya) kembali. Selama periode 2010 hingga 2014, lapangan usaha pada kategori Jasa Keuangan dan Asuransi memberikan kontribusi yang relatif sangat kecil terhadap total PDRB Kabupaten Murung Raya. Dalam rentang waktu tersebut, kontribusi yang diberikan oleh sektor jasa keuangan dan asuransi di bawah satu persen. Dari nilai tersebut,
76
kegiatan ekonomi pada Sub kategori jasa perantara keuangan menjadi penyumbang mayoritas kontribusi perekonomian pada kategori jasa keuangan dan asuransi ini. Jika dilihat dari sisi kontribusinya terhadap perekonomian total sub kategori yang paling dominan adalah jasa perantara keuangan.Pada tahun 2014 kontribusinya sebesar 0,50 persen, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya cenderung mengalami peningkatan. Kontribusi terbesar kedua dalam sektor finansial ini adalah sub kategori asuransi dan dana pensiun. Pada tahun 2014 kontribusinya mencapai 0,26 persen. Tabel 3.10.1
Distribusi Persentase PDRB Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi Murung Raya Atas Dasar Harga Berlaku (Persen), 2010-2014 2013*) 2014**)
Kategori/Sub Kategori
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jasa Keuangan dan Asuransi
0,65
0,60
0,66
0,78
0,77
1. Jasa Perantara Keuangan
0,38
0,35
0,41
0,52
0,50
2. Asuransi dan Dana Pensiun
0,26
0,24
0,25
0,25
0,26
3. Jasa Keuangan Lainnya
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
4. Jasa Penunjang Keuangan
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Sumber Keterangan
: :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Murung Raya
77
*) **)
3.12
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
REAL ESTATE Laju pertumbuhan ekonomi kategori real estate mengalami
perlambatan pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,91 persen dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 8,78 persen, namun tetap selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan nilai di atas 3 persen. Jika dilihat dari kontribusi yang diberikan oleh kategori Real Estat terhadap perekonomian Murung Raya selama lima tahun terakhir, ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan nilai kontribusi kurang dari dua persen. 3.13
JASA PERUSAHAAN Nilai kontribusi yang diberikan olej kategorijasa perusahaan
relatif sangat kecil yaitu kurang dari setengah persen setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa peranan kategori jasa perusahaan relatif sangat kecil dibandingkan peranan kategori-kategori lainnya pada perekonomian Murung Raya. Laju pertumbuhan kategori jasa perusahaan terus mengalami perlambatan dari tahun 2011 hingga tahun 2014. Pada tahun 2011 nilai laju pertumbuhan mencapai 5,02 persen kemudian mengalami perlambatan hingga menjadi 0,56 persen pada tahun 2014.
78
3.14
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan,
yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Selama tahun 20102014 peranan kategori ini relatif stabil dengan menunjukkan sedikit peningkatan dengan nilai kontribusi secara berturut-turut sebesar 3,21 persen; 3,12 persen; 3,26 persen; 3,43 persen dan 3,62 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu positif dan cenderung mengalami percepatan yakni dari sebesar 6,26 persen pada tahun 2011 menjadi 7,83 persen pada tahun 2014. 3.15
JASA PENDIDIKAN
Selama periode 2010 hingga 2014, kontribusi Kategori Jasa Pendidikan tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan nilai kontribusi sekitar empat persen. Pada tahun 2014 kontribusi kategori ini menyumbang sebesar 4,28 persen terhadap total perekonomian Murung Raya, sedikit mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2010 yang mencapai 4,24 persen. Laju pertumbuhan jasa pendidikan di Murung Raya terus mengalami perlambatan dari tahun 2011 hingga 2014. Nilai laju pertumbuhan ekonomi kategori ini mencapai 6,53 persen pada tahun 2011, kemudian terus mengalami perlambatan hingga mencapai 2,24 persen pada tahun 2014.
79
3.16
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya. Pada tahun 2014, kontribusinya terhadap perekonomian Murung Raya sebesar 1,98 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 9,44 persen. Selama tahun 2010-2014 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit peningkatan, secara berturut-turut nilai kontribusinya adalah 1,80 persen; 1,72 persen; 1,76 persen; 1,86 persen; dan 1,98 persen. Dalam rentang waktu tersebut, nilai laju pertumbuhan kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial selalu di atas lima persen. Secara berturut-turut nilai laju pertumbuhan kategori ini mulai tahun 2011 hingga 2014 adalah 8,75 persen; 7,98 persen; 8,96 persen dan 9,44 persen. 3.17
JASA LAINNYA Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Murung Raya
relatif kecil (kurang dari dua persen). Nilai kontribusi kategori Jasa Lainnya secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014 adalah 1,65 persen; 1,56 persen; 1,62 persen; 1,74 persen dan 1,81 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya selama tahun 2011 sampai dengan 2014 selalu positif dan berfluktuatif dengan nilai secara berturut-turut yakni 5,56 persen; 6,41 persen; 6,15 persen dan 6,62 persen.
80
TABEL-TABEL POKOK GRAFIK