BAB III PENYAJIAN DATA
A.
Kebijakan Kementerian Agama Kabupaten Kampar Pada bab ini, data yang di sajikan berdasarkan dari hasil penelitian di
Kementerian Agama Kabupaten Kampar. Adapun penelitian untuk mengetahui bagaimana Kebijakan Kementerian Agama dalam meningkatkan profesionalitas da’i oleh Kementerian Agama Kabupaten Kampar Adapun teknik penulisan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara lansung, observasi di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar dan dokumentasi. Pengambilan data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kampar maka penulis melakukan wawancara langsung dengan Pegawai Kementerian Agama khusus nya pada Pegawai Kasi Bimas yang berjumlah sebanyak 7 orang. Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati secara lansung keadaan sebenarnya di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar Dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk melengkapi data-data penelitian, yaitu dalam bentuk dokumen-dokumen dan catatan-catatan dari Pegawai Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kampar Di Kasi Bimas. Setelah penulis memperoleh data dari hasil penelitian maka penulis merumuskan hasil penyajian data sebagai berikut:
29
1.Pimpinan Kementerian Agama Kabupaten Kampar memanfaatkan sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang mutlak dalam sebuah organisasi hal ini yaitu dalam melakukan upaya-upaya pembinaan pada tenaga dakwah atau da’i untuk meningkatkan profesioanlitas da’i salah satunnya adalah yaitu melalui tenaga Penyuluh Agama Tenaga Penyuluh Agama di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar terdiri dari tenaga Penyuluh Agama Fungsional (PAF) yang berjumlah 17 orang, dan tenaga Penyuluh Honorer (PAH) yang berjumlah 220 orang, adapun Penyuluh Agama ini sebagian berprofesi sebagai juru dakwah baik itu dari pegawai Kantor Kementerian Agama maupun dari masyarakat, untuk tenaga Penyuluh Agama honorer ditunjuk langsung oleh pemerintah (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau), berdasarkan keterangan H. Yulis bahwa Penyuluh Agama ini di utus untuk 21 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kampar, dan tugas dari tenaga Penyuluh Agama ini adalah untuk menentukan mengatur jadwal kegiatan dakwah dan memberikan pelatihan materi dakwah, khususnya da’i yang berada di lingkungan
Kementerian Agama
Kabupaten Kampar jumlah da’i yang di pantau oleh tenaga Penyuluh Agama ini yaitu berjumlah 1203 dan Imam/Khatib 1658 (Wawancara, 7 April 2014) untuk lebih jelasnnya tabel data para da’i di Kabupaten Kampar serta tenaga Penyuluh Agamanya.
30
Tabel. 1.1 Imam/Khatib
Mubalighi/ah
Penyuluh Agama PAF
Bangkinang kota bangkinang seberang
46
66
3
84
78
1
3
Kuok
52
42
4
Salo
39
80
1
5
XIII koto Kampar
70
123
1
6
Tapung
274
58
1
7
tapung hulu
70
8
tapung hilir
55
32
1
9
Kampar
133
127
1
10
kampar timur
78
11 12 13
kampar utatra rumbio jaya
34 31 50
1 1
Tambang
51 83 101
14
siak hulu
108
106
1
15
kampar kiri
62
193
16
kampar kiri hilir
28
15
1
17
kampar kiri tengah
81
27
1
18
perhentian raja
76
76
1
19
gunung sahilan
64
20
kampar kiri hulu
43
65
1
21
Koto Kampar hulu
60 1203
17
NO 1 2
Kecamatan
Jumlah
PAH
1
1658
220
Sumber Data : Dokumen Kementerian Agama Bangkinang Kab.Kampar
Dari tabel diatas, dari 21 kecamatan di utus 237 orang Penyuluh Agama Fungsional dan Honorer, khusus untuk Penyuluh Agama Fungsional dari 21 kecamatan ada beberapa kecamatan yang tidak ada penyuluhnya seperti Kampar kiri hal ini disebabkan tidak adannya permohonan kepada Kementerian Agama
31
sebagai tenaga penyuluh, sedangkan Penyuluh Agama Honorer mereka di utus untuk 21 kecamatan tanpa terkecuali, karena Penyuluh Agama Honorer ini ditunjuk langsung pemerintah. 2. Pimpinan Kementerian Agama Kabupaten Kampar mengelola anggaran dana secara efisien dan efektif Dengan adannya kebijakan-kebijakan dari Kementerian Agama dalam rangka mewujudkan para da’i yang profesional malalui pembinaan-pembinaan oleh Kementerian Agama Kabupaten Kampar. Salah satunnya adalah pengelolaan anggaran dana secara efektif jika di lihat dalam tenggang waktu dalam sebulan pada saat Penyuluh Agama ini merima tunjangan tersebut baik Penyuluh Agama Fungsional dan Penyuluh Agama Honorer (PAF & PAH) yang keseluruhannya berjumlah 237. Seperti penjelasan dari Ibuk Asnidar salah satu pegawai Kementerian Agama Kab. Kampar sekaligus sebagai Penyuluh Agama bahwa dengan demikian tunjangan Rp. 300 ribu rupiah/ bulan mencukupi atau efektif bagi tenaga penyuluh dalam menjalankan tugasnnya (Wawancara, 10 April 2014). Efesiensi pengelolaan anggaran dana bagi Penyuluh Agama di Kementerian Agama dengan adannya keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau tentang penerima tunjangan Penyuluh Agama Islam khususnya di lingkungan kantor Kementerian Agama Kabupaten Kampar bahwa selama melaksanakan tugas keagamaan, adapun segala biaya pelaksanaan keputusan dari ini di bebankan kepada daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau dan daftar isian pelaksanaan
32
anggaran (DIPA) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Se-Provinsi Riau yang dikumpulkan berdasarkan tahun anggaran, dengan demikian anggaran tunjangan Rp. 300.000,-/perbulannya untuk 237 orang tenaga Penyuluh Agama untuk membina da’i yang berjumlah 1203 orang da’i serta Imam/Khatib berjumlah 1658 (Wawancara, 10 April 2014).
B.
Profesionalitas Da’i 1. da’i yang profesional memiliki wawasan keilmuwan Wawasan keilmuwan da’i, dikaitkan dengan jenjang pendidikan da’i, serta
pengalaman-pengalaman yang di dapat da’i di lingkungan formal dan nonformal, antara pengalaman yang di peroleh da’i di lingkungan formal dan nonformal saling melengkapi. Rekap data Kementerian Agama Kabupaten Kampar tingkat pendidikan da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar yang mendominasi kalau di persentasikan hanya sekitar 40% sarjana untuk jenjang pendidikan terakhir, kemudian sisannya tamatan dari Pesantren dan Madrasah Aliyah, walaupun yang 60% persennya tamatan dari Pesantren dan Madrasah Aliyah namun para da’i tersebut cukup memiliki pengalaman yang baik dalam bidang
dakwah, dengan demikian pernyataan Marlina da’i di lingkungan
Kementerian Agama Kabupaten Kampar memiliki kemampuan atau skill serta pengalaman-pengalaman dalam dakwah (Wawancara, 14 April 2014).
33
2. Profesi juru dakwah memiliki kode etik Masalah kode etik pada da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar merupakan penilain internal yang diperhatikan, seperti penjelasan Midarwati Pegawai Kasi Bimas Kementerian Agama Kab.Kampar sejauh ini da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar belum ada persoalan menyangkut kode etika da’i selama melaksanakan tugas keagamaan di lapangan, dan hal ini juga di buktikan bahwa tidak pernah ada laporan-laporan atau keluhan dari jama’ah-jama’ah atau masyarakat tempat di mana da’i yang bersangkutan melaksanakan aktivitas dakwah, walaupun da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar, mereka yang mengajukan permohanan di Kementerian Agama Kabupaten Kampar, sehingga bagi da’i itu sendiri merasa dirinnya memiliki kepribadian yang layak sebagai da’i (Wawancara, 14 April 2014 3. profesional adanya perencanaan yang matang Setiap kegiatan dan aktivitas sebelum ada tindakan, mestilah memberikan gambaran kedepannya seperti apa, agar serangkain kegiatan yang akan dikerjakan dapat terlaksana dengan teratur dan memperoleh peluang keberhasilan yang tinggi, baik dan terarah. Menurut Bapak Basri yang bertugas mendata serta merekap daftar jadwal Khatib dan Mubalighi/ah, dalam hal ini penyusunan jadwal oleh Kementerian Agama oleh Kasi Bimas terdiri dari beberapa kategori ada penyusunan jadwal untuk Khatib/Imam pada Jum’atan dan penyusunan jadwal untuk mubalighi/ah
34
untuk wirid dan acara pengajian biasa, dan kalau di bulan puasa Ramadhan penyusunan jadwal untuk Khatib/Imam dan Mubalighi/ah juga dilakukan, sehingga dengan adannya pengaturan jadwal oleh Kementerian Agama ini aktivitas dakwah dapat terlaksana dengan teratur, terarah dan tertib. Dan jika da’i yang bersangkutan berhalangan hadir maka da’i dan Pengurus Mesjid di mana da’i yang bersangkutan akan berdakwah harus mengkonfirmasi secepatnya sehingga dicarikan penggantinnya. (Wawancara, 16 April 2014) 4. profesi di lakukan penuh waktu bukan part time Da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar rata-rata hanya sedikit yang menjadikan profesi utamannya sebagai juru dakwah, kalau di persentasikan hanya sekitar 5% yang menjadikan dakwah sebagai profesi utamannya, sisannya yang 95% hanya menjadikan dakwah sebagai pekerjaan sampingan saja, berdasarkan penjelasan Bapak Basri salah satu Pegawai Kantor Kementerian Agama Kab.Kampar salah satu penyebabnya adalah karena kebanyakan para da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar banyak yang posisinnya sebagai PNS dan profesi lainnya (Wawancara, 18 April 2014) 5. juru dakwah profesional terampil menarik dan mampu memikat pendengar Peraturan dari Kementerian Agama Kab.Kampar khususnya bagi da’i di lingkungan Kementerian Agama Kab.Kampar bahwa ada peraturan yang telah di muat dalam surat keputusan, bahwa da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar Harus:
35
a.Berpenampilan sederhana, rapi, bersih dan ramah b.Memperhatikan situasi dan kondisi jama’ah c.Melakukan konsultasi ke Kanwil Provinsi Riau d.Menggantikan rekan yang berhalangan hadir berdakwah e.Berdakwah sesuai dengan judul yang telah di tentukan f. Jangan berbicara masalah politik g.Lama berdakwah minimal 15-20 menit Aturan di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar agar da’i senantiasa memperhatikan hal-hal yang demikian sebagaimana yang tercantum dalam surat keputusan tersebut sehingga bagi jama’ah atau masyarakat tidak bosan dan berupaya meminimalisir komplain sekecil apapun selama aktivitas dakwah berjalan dan sekaligus da’i pun bisa menjadi figure yang di idolakan oleh jama’ahnya sehingga pesan dakwah dapat terealisasi (Wawancara, 18 April 2014) 6. profesioanal adalah yang memiliki profesi Dakwah adalah profesi, profesi itu di bayarkan atau memiliki upah salah satu yang menjadi motivasi dalam pekerjaan adalah adannya upah. Menurut H. Basri jadi da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar berdasarkan keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau tentang penerima tunjangan kepada tenaga dakwah khusus da’i dari tenaga penyuluh saja, adapun tugas da’i ini adalah sebagai berikut: a.Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta pembinaan kepada umat Islam dalam rangka meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama (Islam)
36
b.Menyampaikan paham-paham agama yang sesuai dengan sumber hukum agama yakni Al-Qur’an Dan Hadist dan tidak mengembangkan pahampaham yang menyesatkan Maka sesuai dengan keputusan yang di buat setiap tenaga dakwah khususnya da’i dari tenaga penyuluh saja di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar di berikan subsidi tunjangan setiap bulannya yang di kirim langsung ke rekening masing-masing (Wawancara, 18 April 2014) 7. profesional adalah memiliki dedikasi dan tanggung jawab Dedikasi dan tanggung jawab adalah bagian dari kriteria da’i yang profesional, dalam setiap pekerjaan jika merupakan suatu kewajiban maka harus dikerjakan, begitu juga dengan dakwah bahwa dakwah itu merupakan kewajiban, ada kewajiban dakwah itu yang sifatnya kolektif dan personal kalau kewajiban dakwah kolektif untuk seluruh umat Islam wajib menjalankannya sedangkan dakwah personal hanya yang memiliki kemampuan saja untuk menjalankannya. Da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar mereka mengutamakan kewajiban sebagai seorang da’i, jika jadwal telah di tentukan maka da’i ini tinggal menjalankannya dan jika ada da’i berhalangan mengisi jadwal yang telah di tentukan, maka pihak pengurus Mesjid atau da’i yang bersangkutan dengan cepat mengkonfirmasikan ke pengurus Kasi Bimas Kementerian Agama, sehingga pengurus Kementerian Agama melalui tenaga Penyuluh Agama di carikan penggantinnya. Dengan kata lain da’i yang berhalangan hadir pun tidak lepas tangan begitu saja mereka juga ada tanggung
37
jawab untuk melapor ke Pengurus Mesjid atau bisa langsung ke Kementerian Agama (Wawancara, 23 April 2014). 8. Da’i profesional mampu melakukan pendekatan kolektif dan personal pada mad’u Da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar memilki relasi sosial yang baik antara da’i dan mad’u, bagi da’i sendiri menganalisa jama’ahnnya merupakan hal yang
senantiasa di lakukan oleh da’i sebelum
melakukan aktivitas berdakwahnnya. Seperti penjelasan salah satu Pegawai Kantor Kementerian Agama kab.kampar yang menjadi bukti bahwa antara da’i dan mad’u tidak membatasi komunikasi baik dalam aktivitas dakwah dan di luar aktivitas dakwah adalah, jama’ah kadang-kadang meminta para da’i ini. Misalnya jama’ah secara pribadi meminta kepada da’i mengisi acara wirid rumahan. (Wawancara, 25 April 2014)
C.
Faktor-Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Kebijakan Kementerian Agama dalam Meningkatkan Profesionalitas Da’i Di Kabupaten Kampar 1. Faktor Pendukung a.
adannya partisipasi dari Ormas Islam
Upaya pembinaan untuk meningkatkan profesionalitas mubalighi/ah di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar adannya dukungan dan partisipasi Ormas Islam yang memang berkiprah dalam bidang dakwah seperti ICMI, IKADI, adapun bentuk partisipasi Ormas Islam ini mendukung setiap
38
kebijakan Kementerian Agama dalam aktivitas dakwah, keterangan Bapak Zukirman hal ini di buktikan dengan adannya kebijakan dari Kementerian Agama Kabupaten Kampar dalam menyusun program-program kerja da’i di bantu oleh Ormasi Islam ini dan da’i yang berada di bawah pembinaan Ormas Islam ini di tugas kan juga oleh Kementerian Agama untuk membuat laporan dari setiap segiatan dakwah yang di jalankan begitu juga dengan da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar. Jadi Ormas Islam ini walaupun memiliki upaya tersendiri dalam pembinaan pada para da’i namun Kementerian Agama senantiasa berkoordinasi dengan Ormas Islam setiap kebijakan dari Kementerian Agama (Wawancara, 18 April: 2014). b. Adannya Penyuluh Agama Fungsional (PAF) dan Penyuluh Agama Honorer (PAH) untuk menerjunkan langsung da’i Da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar, bahwa di daerah Kabupaten Kampar saja saat sekarang ini ada sekitar 237 tenaga Penyuluh Agama, yang terdiri dari 220 tenaga Penyuluh Agama Fungsional dan 17 Tenaga Penyuluh Agama Honorer, adapun tugas dari tenaga Penyuluh Agama ini adalah menentukan secara langsung jadwal dan tempat di mana da’i akan berdakwah, sekaligus menentukan dan pelatihan pada materi dakwah yang akan di sampaikan. Dan Mesjid di mana da’i akan berdakwah bahwa tidak semua Mesjid-mesjid dan da’i di kabupaten Kampar di bawah pengawasan Kementrian Agama Kabupaten Kampar jumlah mesjid yang memiliki tenaga penyuluh dari Kementerian Agama
39
Kabupaten Kampar sekitar 544 Mesjid dari jumlah Mesjid 688 yang berada Di kabupaten Kampar. (Wawancara, 9 April : 2014).
2. Faktor Penghambat a. keterbatasan dana Kasi Bimas Di Kementrian Agama Kabupaten Kampar bahwa untuk biaya operasional kegiatan dakwah di luar dana tunjangan tenaga Penyuluh Agama dinilai masih kurang, menurut Ibuk Midarwati Bendahara Kasi Bimas Kementerian Agama Kabupaten Kampar ada beberapa hambatan pertama karena jangkuan untuk operasional tempat ibadah Islam di Kabupaten Kampar cukup jauh sehingga memerlukan sarana dan prasaran yang memadai untuk menjangkau tempat-tempat yang memang sulit untuk di jangkau, maka untuk itu ketersediaan biaya atau buget yang cukup besar untuk menjangkau tempat-tempat tersebut, sehingga oleh tenaga penyuluh memudahkannya untuk melakukan pembinaanpembinaan di daerah-daerah terpencil dan jauh sekalipun di daerah Kabupaten Kampar (Wawancara, 18 April 2014) b. Da’i/tenaga dakwah kurang konsiten untuk terjun langsung berdakwah Kurang konsistennya para da’i yang berada di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar untuk terjun langsung berdakwah, mereka menunggu dahulu sampai adannya ketentuan untuk berdakwah dari pengurus Kasi Bimas Di Kementerian Agama melalui tenaga Penyuluh Agama, jika belum ada penetapan jadwal dan penentuan tempat-tempat di mana da’i yang bersangkutan
akan
berdakwah oleh Kementerian Agama Babupaten Kampar, maka inisiatif bagi da’i
40
untuk terjun langsung berdakwah masih di nilai kurang sehingga seksi bimas senantiasa memantau dan menyusun kegiatan-kegiatan dan program kerja para da’i ini melalui tenaga Penyuluh Agama baik tenaga Penyuluh Agama Fungsional maupun tenaga Penyuluh Agama Honorer. Bapak Basri mengatakan sampai saat sekarang ini para da’i di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kampar semua jadwal, kegiatan dan program kerja mereka di susun oleh Kementerian Agama Bupaten Kampar (Wawancara, 23 April 2014)
41