BAB III PEMBAHASAN A. Pemberdayaan
Wakaf
Tunai
di
KJKS
Baituttamwil
Tamzis
Wonosobo 1. Penggalangan Dana Wakaf Penggalangan dana wakaf Tamaddun diperoleh dari anggota, karyawan dan masyarakat umum. Untuk anggota dan masyarakat umum itu memperolehnya dari kemauan anggota dan masyarakat umum itu sendiri, sedangkan untuk karyawan itu dilakukan dengan kelililing di setiap meja dan menawari karyawan untuk berwakaf uang pada hari Jum’at yang dinamakan Jum’at Ceria. Wakaf di Baitul Mal Tamaddun ini minimal Rp. 1000,- bila di asumsikan kepada anggota yang terdiri dari 70.000 anggota Tamzis pada setiap bulanya maka perolehan dana wakaf mencapai Rp. 70.000.000,-/bulan, tetapi untuk pergi kesana itu perlu tahapan yang lama, karena membangunkan kesadaran orang untuk berwakaf itu tidaklah hal yang mudah, sehingga memerlukan proses yang lama. Dalam Tamaddun ketika berwakaf menggunakan uang dengan nominal Rp. 1.000,- atau Rp. 5.000,-, maka wakif akan mendapatkan selembar voucher yang berisi tentang akad dan sebagi bukti bahwa wakif tersebut telah melakukan wakaf uang. Sedangkan untuk wakaf
56
57
dengan nominal lebih dari Rp. 1.000.000,- maka akan mendapatkan sertifikat atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia (BWI).1 2. Penerapan wakaf Uang KJKS Baituttamwil Tamzis mempunyai 32 kantor cabang yang mana setiap kantor cabang itu dibekali Rekening Wakaf Uang dan Ijabah (Investasi Berjangka Mudharabah) untuk memudahkan posisi KJKS Baituttamwil Tamzis sebagai nadzir (Pengelola Wakaf Uang). Apabila dari
anggota,
karyawan
maupun
masyarakat
umum
melakukan wakaf dengan nominal Rp. 1.000,- maupun Rp. 5.000,maka dana tersebut masuk ke dalam Rekening Wakaf Uang, ketika dana tersebut sudah terkumpul di Rekening Wakaf Uang dengan jumlah nominal Rp. 1.000.000,- maka secara otomatis dana tersebut akan pindah ke Ijabah. Kemudian bagi hasil dari Ijabah tersebut akan masuk dana Infak yang nantinya digunakan untuk program-program tamaddun terutama program Beasiswa baik Beasiswa siswa prestasi, Beasiswa Ustadz/Ustadzah (BETA) maupun beasiswa kurang mampu. 3. Pelayanan Divisi sosial Tamddun untuk meningkatkan jumlah wakaf diwujudkan dengan peningkatan mutu pelayanan kepada anggota, karyawan maupun masyarakat umum. Dengan demikian Divisi sosial Tamaddun berusaha memberikan kemudahan dengan menggunakan Program “Jemput Bola” dalam hal ini petugas Divisi Sosial
1
Muhammad Irkham, (Pimpinan Redaksi Majalah Tamaddun, Wawancara), Sabtu 17 Mei 2014
58
Tamaddun mendatangi para wakif, sehingga mereka tidak direpotkan untuk pergi ke bank atau kantor cabang. Atau dengan datang langsung ke kantor Tamzis, kemudian wakif mengutarakan maksud dan tujuannya berwakaf uang kepada nadzir yang ditunjuk oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk mengelola wakaf uang, dalam hal ini adalah pihak KJKS Baituttamwil Tamzis, kemudian nadzir mengelola dana wakaf tersebut secara profesional agar pokok dana wakaf itu tidak berkurang, karena yang terpenting dalam hal wakaf itu pokoknya tidak boleh berkurang.2 4. Penyaluran Tamaddun dalam menyalurkan dana sosial itu disalurkan ke dalam program utamanya yaitu BEASISWA, program ini dilakukan guna membantu biaya pendidikan siswa dhuafa, peserta juga mendapatkan pembinaan intensif, agar mereka tidak terjerumus kepada pergaulan negatif yang bisa menghambat pendidikanya. Tamaddun telah menyalurkan Beasiswa kepada 1350 siswa, mulai tingkat TK, SMA/SMK/MA dan perguruan tinggi. Wilayah kerja program Bina Siswa Cerdas Tamaddun tersebar mulai Klaten, Yogyakarta, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Purwokerto, Cilacap, Bandung dan Jakarta, kemudian disalurkan kepada program PUJASERA (Pusat Jajanan Selama Ramadhan), program ini dilakukan guna turut membantu keberadaan sektor mikro,
2
Muhammad Irkham (Pimpinan Redaksi Majalah Tamaddun, Wawancara) Sabtu 17 Mei 2014
59
setiap bulan Ramadhan, Tamaddun memfasilitasi mereka dengan modal kerja, alat berjualan, perijinan serta bantuan promosi melalui brosur, spanduk dan radio. Kegiatan yang bernama PUJASERA ini dilakukan setahun sekali. Melalui program ini diharapkan sektor mikro akan bisa mendapatkan modal kerja yang murah dan mudah, terfasilitasi kebutuhankebutuhanya, sehingga semakin eksis dan berkembang.3 5. Keunggulan dan Kelemahan Wakaf Uang pada Baitul Mal Tamaddun Wakaf uang yang dikelola oleh Baitul Mal Tamadun ini mempunyai keunggulan yang mana keunggulan tersebut berproses pada sisi program jangka panjang, dan sisi bisnis, dari sisi program jangka panjang adalah a. Semakin lama wakaf uang itu dikelola secara profesional maka akan semakin besar pula adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan wakaf uang, karena ke depanya Tamaddun akan terus mengupayakan untuk “membangunkan raksasa tidur” artinya adalah membangunkan kesadaran masyarakat akan wakaf uang, sehingga ketika masyarakat telah sadar tentang apa itu wakaf uang, maka akan semakin kuat kepercayaan masyarakat akan wakaf terutama wakaf uang.
3
Company Profil Baitul Mal Tamaddun
60
Baitul Mal Tamadddun dalam melaksanakan program pada jangka panjang itu akan membangunkan kesadaran masyarakat, hal ini memerlukan upaya yang sangat besar dalam membangun kesadaran masyarakat, karena harus melakukan sosialisasi terus menerus untuk membuat kepercayaan masyarakat, di samping sosialisasi juga juga diperlukan inovatif dan kreatif sebagai contoh Baitul Mal Tamaddun dengan kreatifnya membuat voucher sebagai akad sekaligus sebagai tanda bukti bahwa seseorang telah mewakafkan uangnya dengan nominal Rp. 1.000,- atau Rp. 5.000,-, kepada nadzir. b. Potensi yang besar merupakan salah satu pertimbangan Tamaddun kenapa harus wakaf uang yang digalakan, karena dengan wakaf uang bila masyarakat/ anggota sadar akan menimbulkan potensi yang besar. Seperti contoh misalnya diilustrasikan setiap anggota dalam 1 minggu mewakafkan uangnya Rp. 1.000,- sedangkan jumlah anggota di KJKS Baitutamwil Tamzis ada 70.000 anggota maka dana wakaf akan terkumpul dalam 1 minggu mencapai Rp. 70.000.000,- ini merupakan potensi yang besar, tetapi memerlukan proses yang lama. Sedangkan pada sisi bisnis, wakaf uang ini merupakan dana murah artinya tidak ada batasan dalam mewakafkan uang karena bisa dilakukan oleh setiap individu
61
dengan nominal Rp. 1.000,-, dengan demikian orang tidak berpikir khawatir. Sedangkan untuk kelemahannya wakaf uang itu karena kurangnya sosialisasi tehadap masyarakat, sehingga masyarakat belum begitu mengetahui/percaya terhadap wakaf uang, karena kebanyakan masyarakat umumnya hanya mengetahui wakaf seperti tanah, gedung, bangunan tetapi masih awam mendengar wakaf tentang uang. Kelemahan seperti inilah yang menjadikan kurangnya maksimal wakaf uang. B. Strategi yang diterapkan Baitul Mal untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif Untuk mencapai keunggulan kompetitif, strategi yang diterapkan adalah : 1. Inovasi Inovasi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Baitul Mal Tamaddun dalam melakukan penggalangan dana, inovasi ini berkaitan dengan proses kreatif. Adapun kreatif yang dilakukan oleh Baitul Mal diantaranya : a. Branding/Promosi Branding ini merupakan upaya Divisi Sosial Tamaddun dalam rangka meningkatkan kualitas Divisi Sosial Tamaddun, dengan adanya Branding diharapkan untuk bisa menarik minat calon wakif untuk bisa berwakaf. Divisi Sosial Tamaddun dalam membranding
62
itu menggunakan kata yang enak untuk dipaham, seprti contoh Beasiswa Ustadz/Ustadzah disingkat menjadi BETA, Pusat Jajan Selama Ramadhan menjadi PUJASERA dan lain sebagainya. Branding ini dirancang khusus oleh Divisi Sosial Tamaddun untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Baitul Mal. b. Menggunakan media cetak Cara yang dilakukan oleh Divisi Sosial Tamaddun dalam menggunakan media cetak antara lain : 1. Majalah Majalah Tamaddun akan di bagikan secara gratis bagi siapa saja
yang
menginginkanya,
hal
ini
merupakan
suatu
keunggulan tersendiri dari Baitul Mal Tamaddun dengan Baitul Mal lain dalam memberdayakan berbagai kegiatan, baik berupa rubprik ekonomi, laporan, maupun yang lainya. sehingga dengan adanya majalah Tamaddun, Baitul Mal mampu meningkatkan dan merekatkan kemitraan baik dengan anggota, karyawan maupun masyarakat umum. 2. Brosur Brosur merupakan sarana Baitul Mal untuk mengenalkan produk-produk Divisi sosial Tamaddun, agar masyarakat percaya terhadap program-program yang dikelola oleh Divisi sosial Tamaddun, sehingga dengan adanya brosur mampu
63
membuat masyarakat akan semakin minat untuk melakukan wakaf 3. Program Tamaddun itu sendiri Program utama Divisi Sosial Tamaddun adalah Beasiswa Pendidikan, dengan Beasiswa Pendidikan ini tidak bisa dibandingkan dengan Baitul Mal lain yang menguasai pendidikan. 2. Modal Sosial Modal sosial yang dilakukan oleh Baitul Mal Tamaddun adalah amanah, karena dengan amanah tersebut mampu menciptakan kepercayaan masyarakat. Baitul Mal Tamaddun dalam mengemban amanah itu memberikan laporan secara rutin kepada masyarakat umum khususnya pada para wakif, sehingga wakif akan semakin percaya dalam mewakafkan uangnya kepada nadzir4. Baitul Mal merupakan lembaga sosial yang dipercaya masyarakat, Baitul Mal yang efektif itu adalah Baitul Mal yang paling banyak kegiatanya. Untuk mengukur efektif atau tidaknya program Beasiswa Pendidikan dalam Divisi Sosial Tamaddun bisa dilakukan dengan analisis a. Dalam jangka waktu 1 tahun sudah berapa banyak Beasiswa yang diberikan. b. Berapa siswa yang diberi Beasiswa berhasil ke depanya.
4
Muhamad Irkham , (Pimpinan Redaksi Majalah Tamaddun, Wawancara), Sabtu 17 Mei 2014
64
Program Pendidikan ini dilakukan dengan mengundang wakif supaya terlibat dalam acara tersebut, dengan harapan wakif yang telibat disana itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk semakin percaya dengan Tamaddun dan percaya dengan program-programnya. 3. Pembelajaran Organisasi Maksud dari pembelajaran organisasi yaitu kemampuan untuk menciptakan, mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan. Dalam pembelajaran organisasi Baitul Mal Tamaddun bersatu dengan Baitul Mal lain yang disebut dengan Persatuan Baitul Mal di bawah manajemen Persatuan BMT Indonesia (PBMTI). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan mencari informasi terkait dengan program Tamaddun. Kebersamaan Baitul Mal menjadikan umat makmur dan mulia, sebab dalam sejarah kejayaan islam, pengelolaan keuangan yang profesional dan transparan menjadi faktor yang mampu membawa kemajuan dan kemakmuran umat islam pada masa kekhalifahan melalui lembaga pemerintahan yang bernama Baitul Mal.5 4. Adaptasi pada Lingkungan Adaptasi lingkungan merupakan strategi yang digunakan Baitul Mal Tamaddun untuk medukung tercapainya suatu tujuan. Adaptasi lingkungan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Faktor yang mendukung lingkungan internal meliputi sumber daya 5
Tamaddun, media komunikasi dan edukasi ekonomi syariah, edisi 39/th.9/Januari-Februari 2014. Hlm. 8
65
yang mana sumber daya tersebut merupakan keseluruhan input dalam proses produksi. Sedangkan dari lingkungan eksternal yang terdiri dari lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan pesaing merupakan faktor pendukung yang datang dari luar. Dengan adanya persaingan Baitul Mal Tamaddun akan terinovasi untuk melangkah lebih baik ke depanya. C. Analisa Pemberdayaan Wakaf Tunai di KJKS Baituttamwil Tamzis Wonosobo Hasil analisa penulis yaitu dinamika yang terjadi pada wakaf tunai pada periode Oktober 2013 sampai januari 2014 mengalami peningkatan tiap bulanya yakni pendapatan dana wakaf pada bulan Oktober 2013 mencapai Rp. 417.500,- dan pada bulan Januari 2014 mencapai Rp. 847.500,- artinya perkembangan dana wakaf terus berkembang, hal ini disebabkan karena kesadaran dari anggota yang cukup tinggi mengenai wakaf, sehingga perkembangan dana wakaf selalu meningkat tiap bulanya. Analisis penulis tentang pemberdayaan wakaf tunai yang dilakukan oleh Baitul Mal Tamaddun adalah : 1. Wakaf merupakan dana murah yang bisa dilakukan oleh siapapun, baik itu anggota, karyawan maupun masyarakat umum dengan nominal minimal Rp. 1.000,2. Dana wakaf itu di Ijabahkan agar pokok dari dana tersebut tidak berkurang
66
3. Hasil dari dana sosial itu ditasarufkan untuk program utamanya yaitu Beasiswa