BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR DI PT. HARPINDO JAYA SEMARANG
A. Profil PT. Harpindo Jaya Semarang PT. Harpindo Jaya Semarang merupakan sebuah perusahaan swasta yang didirikan pada tanggal 12 Desember 1987. Perusahaan ini bergerak di bidang servis, penjualan suku cadang kendaraan, penjualan dan sewa beli kendaraan bermotor merk Yamaha. Pendiri dan sekaligus pemilik PT. Harpindo Jaya adalah Bpk. Tanto Sugito. Pada mulanya, lokasi PT. Harpindo Jaya hanya terletak di Jl. MT. Haryono No. 1 Semarang. Sekarang ini telah memiliki cabang-cabang atau kantor pembantu di berbagai wilayah Semarang seperti di Ngaliyan. PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan sendiri berdiri pada tahun 2003 yang terletak di Jl. Raya Ngaliyan No. 124 (Komplek Ruko Tirta Ngaliyan 23 A-B 25). Semenjak berdiri sampai sekarang PT. Harpindo Jaya di Ngaliyan dipimpin oleh Bapak Parman. Jasa yang dtitawarkan oleh PT. Harpindo di Ngaliyan sama dengan PT. Harpindo di tempat lain, yaitu melayani jasa servis kendaraan, penyedian suku cadang, penjualan dan sewa beli. 1 PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan juga memiliki beberapa karyawan yang masing-masing mempunyai bagian, seperti bagian persediaan 1
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan tanggal 27 Desember 2004.
38
39
barang, bagian penjualan, bagian pengecekan barang, bagian penarikan dan bagian pembengkelan. Produk yang dipasarkan oleh PT. Harpindo Jaya di Ngaliyan adalah kendaraan bermotor Yamaha seperti Vega-R dan Vega RDB, Jupiter Z, Jupiter-ZCW, Scorpio, Nouvo, RX King, Mio dan F1ZRH-CW.. Secara umum, semenjak pendiriannya, PT. Harpindo Jaya Semarang terus mengalami perkembangan, baik aset, karyawan, stok dan penjualan ataupun jasa servis. Perkembangan ini karena keseriusan para karyawan dan pimpinan PT. Harpindo Jaya yang mengedepankan profesionalitas dan memiliki visi bisnis yang tinggi. Bahkan yang semula area pasar penjualan hanya di wilayah Semarang, sekarang telah mengarah untuk memasarkan produk ke seluruh Jawa Tengah dengan membuka dealer-dealer di berbagai tempat. Secara manejerial, PT. Harpindo Jaya telah memberikan jobs deskription yang jelas dan tegas. Masing-masing devisi (bagian) menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga perusahaan berkembang dengan pesat. Dari beberapa produk jasa yang dipasarkan, ternyata yang paling diminati oleh konsumen adalah jasa sewa beli atau kredit. Sebab para konsumen merasa ringan, hanya dengan uang muka yang tidak terlalu besar, misalnya Rp 1.250.000,00 dapat mengangsur sepeda motor dengan mudah. Di samping itu akan memberi keuntungan yang besar bagi PT. Harpindo Jaya. Karena pelayanan sewa beli yang paling diminati oleh konsumen dan omzetnya terus bertambah, maka PT. Harpindo Jaya Semarang melakukan kerja sama dengan perusahaan pembiayaan sebagai penalang dana, yaitu PT.
40
Adira Finance. Dengan demikian, pelayanan sewa beli sebenarnya konsumen mengangsur (kredit) dengan PT. Adira Finance walaupun pelayanannya di PT. Harpindo Jaya.2
B. Dasar Hukum Perjanjian Sewa Beli di PT. Harpindo Jaya Semarang Secara etimologi, sewa beli ialah membeli secara menyicil (mengangsur). Sebelum terbayar lunas, dianggap sebagai menyewa barang yang bersangkutan.3 Menurut terminologi, sewa beli adalah sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 34/KP/II/80 tanggal 1 Peberuari 1980 disebutkan: sewa beli (hire purchase) yaitu jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harga barangnya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual.4 Seperti di perusahaan-perusahaan pada umumnya yang melayani jasa sewa beli, dasar hukum yang dipakai oleh PT. Harpindo Jaya Semarang yang bekerja sama dengan PT. Adira Finance adalah:
2
Wawancara dengan Bapak Bambang, Supplier PT. Adira Finance, tanggal 28 Desember
2004. 3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, hlm. 402. 4
Ahmad Anwari, Leasing di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987, hlm. 18.
41
1. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1338 ayat (1) yang berbunyi: “semua perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. 2. Yurisprudensi (Putusan Mahkamah Agung tanggal 16 Desember 1957). 3. Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 34/KP/II/80 tanggal 1 Pebruari 1980, tentang perizinan kegiatan usaha sewa beli (hire purchase), jual beli dengan angsuran (credit sale) dan sewa (renting).5 Buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa suatu perjanjian sifatnya terbuka atau menganut azas kebebasan berkontrak.6 Berarti seseorang atau lembaga atau badan usaha diperbolehkan membuat perjanjian apa saja, baik perjanjian yang sudah diatur dalam Undang-undang maupun membuat perjanjian yang belum diatur. Sering juga disebut sebagai perjanjian jenis baru. Oleh karena itu, pelayanan sewa beli yang dilakukan oleh PT. Harpindo Jaya dan PT. Adira Finance merupakan model perjanjian baru. Pelayanan ini bukan termasuk sesuatu yang aneh karena sudah berkembang di masyarakat bahkan paling banyak diminati. Hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang penjualan, sekarang ini melayani sewa beli. Sebelum tahun 1980, selain Yurisprudensi, belum ada suatu peraturan yang mengatur tentang sewa beli, sehingga akad ini belum populer. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.
5
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan tanggal 27 Desember 2004. 6
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa, 1994, hlm. 127.
42
34/KP/II/80, mulai ada suatu ketentuan yang mengatur tentang perjanjian sewa beli. Surat Keputusan itu pun belum mengatur mekanisme dan prosedurnya secara rinci. Karenanya, dalam praktek sering beraneka ragam cara, ada yang berdiri sendiri dan ada pula yang bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan sebagai penalang dana.7 Adapun mekanisme dan alur perjanjian sewa beli di PT. Harpindo Jaya Semarang ialah bahwa PT. Adira Finance menalangi biaya pembelian sepeda motor yang akan disewa-belikan kepada pembeli. Selanjutnya PT. Adira Finance-lah yang menyewa belikan kendaraan bermotor tersebut, walaupun teknisnya masih di PT. Harpindo Jaya. Dengan PT. Adira Financelah konsumen melakukan perjanjian sewa beli di PT. Harpindo Jaya.8
C. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Sepeda Motor di PT. Harpindo Jaya Semarang Prosedur pelaksanaan perjanjian sewa beli kendaraan bermotor di PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan yang bekerja sama dengan PT. Adira Finance adalah: 1. Pembeli harus datang sendiri 2. Pihak PT. Harpindo Jaya akan memberikan keterangan-keterangan mengenai perjanjian sewa beli mengenai model kendaraan, harganya,
7
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan tanggal 27 Desember 2004. 8
Wawancara dengan Bapak Bambang, Supllier PT. Adira Finance, tanggal 28 Desember
2004.
43
jangka waktu penyicilan maupun surat perjanjiannya dan kesediaan konsumen untuk disurvei. 3. Apabila pembeli menyetujui maka akan diberi formulir permohonan untuk diisi. Setelah diisi kemudian dikembalikan pada penjual dan dilampiri foto copy dan surat keterangan lainnya; seperti foto copy KTP, foto copy Kartu Keluarga dan foto copy rekening listrik dan slip gaji terbaru bagi buruh/karyawan atau PNS. 4. Setelah surat perjanjian sewa beli ditandatangani kedua belah pihak dan segala syarat administrasi sudah dilunasi maka pembeli mendapat kendaraan atau diantar oleh pihak PT. Harpindo Jaya ke rumahnya. 5. Apabila kendaraan tersebut bekas/setengah pakai maka pembeli langsung menerima STNK, sedangkan untuk kendaraan baru, STNK-nya dapat diambil satu bulan kemudian, sedangkan BPKB baru diserahkan apabila angsuran terakhir sudah dibayar lunas.9 Ketentuan-ketentuan yang dibuat dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor di PT. Harpindo Jaya Semarang berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Mengenai jangka waktu perjanjian sewa beli tersebut, besarnya uang muka serta besarnya angsuran yang harus dibayar setiap bulannya berikut bea jasa atau bunganya. 2. Kedudukan masing-masing pihak selama berlangsungnya sewa beli terhadap obyek perjanjian (sepeda motor). 9
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Ngaliyan, tanggal 27 Desember 2004.
44
3. Pembayaran angsuran tepat pada waktu yang ditentukan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan. 4. Besarnya denda yang harus dibayar pembeli apabila ia terlambat memenuhi janjinya. 5. Mengenai pengurusan balik nama kendaraan yang harus melalui penjual serta waktu penyerahan BPKB dari penjual kepada pembeli. 6. Resiko yang harus ditanggung oleh pembeli apabila tidak memenuhi perjanjian, juga apabila kendaraan hilang atau kecelakaan selama berlangsungnya perjanjian. 7. Larangan untuk menjual dan segala tindakan yang mengalihkan kendaraan pada orang lain selama berlangsungnya perjanjian sewa beli tersebut.10 Hasil wawancara dengan Parman, pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan menyebutkan bahwa karena dalam melakukan perjanjian sewa beli merujuk pada hukum perjanjian atau hukum perikatan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menganut sistem terbuka, maka PT. Harpindo Jaya pun membuat prosedur dengan prinsip asalkan tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan dan saling menguntungkan. KUH Perdata menyebutkan bahwa hukum perjanjian menganut kebebasan berkontrak, akan tetapi terhadap kebebasan ini ada pembatasan. Artinya, asal tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan
10
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Ngaliyan, tanggal 27 Desember 2004.
45
ketertiban umum. Ketiga hal itu merupakan pembatasan terhadap asas kebebasan berkontrak itu.11 Selanjutnya, bahwa sistem terbuka yang mengandung suatu asas kebebasan membuat perjanjian, dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata lazimnya disimpulkan dalam pasal 1338 ayat (1) yang berbunyi: ”semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Sedangkan bentuknya bebas karena para pihak dapat membuat perjanjian dengan memilih bentuk yang bebas, yaitu secara lisan/akta di bawah tangan, secara tertulis/akta notaris atau otentik.12 Begitulah argumentasi Parman berkenaan dengan ragamnya model perjanjian sewa beli di berbagai perusahaan, khususnya mengenai jangka waktu mengangsur. Ia menambahkan bahwa kebebasan menentukan bentuk itu dimungkinkan karena Kitab Undang-undang Hukum Perdata menganut sistem terbuka atau kebebasan berkontrak. Oleh karena itu, maka setiap orang diperkenankan membuat perjanjian terhadap apa saja, sekaligus diberikan kebebasan
kepada
mereka
membuat
bentuk
dari
perjanjian
yang
dilakukannya.13 Perjanjian yang dilakukan di PT. Harpindo Jaya Semarang hanya dilakukan secara tertulis saja. Di sini tidak diperlukan saksi, karena prinsipnya saling percaya dan saling menguntungkan. Isi perjanjian sewa beli kendaraan 11
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan, tanggal 27 Desember 2004. 12
Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama; Pandangan Masyarakat dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, Bandung: Alumni, 2000, hlm. 40. 13
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan, tanggal 27 Desember 2004.
46
bermotor di PT. Harpindo Jaya Semarang yang pada hakikatnya dengan PT. Adira Finance meliputi:: 1. Judul dari perjanjian tersebut 2. Identitas para pihak 3. Penjelasan mengenai obyek perjanjian yaitu type sepeda motor. 4. Harga kendaraan bermotor secara keseluruhan 5. Besarnya uang muka yang telah dibayar 6. Sisa harga kendaraan yang masih akan diangsur 7. Jangka waktu angsuran 8. Bunga menurun atau bunga rata-rata perbulan 9. Persyaratan/ketentuan yang harus ditaati oleh pembeli dan penjual 10. Tempat dan tanggal dibuatnya perjanjian 11. Tanda tangan dan nama dari kedua belah pihak serta dibubuhi materai 6.000,00.14 Adapun ketentuan-ketentuan yang harus disepakati atau konfirmasi persetujuan yang dibuat PT. Adira Finance berisi: 1. Dengan disetujui dan ditandatanganinya aplikasi berarti perjanjian ini sah dan mengikat pada detik tercapainya kata sepakat. 2. Pembatalan akad kredit oleh pemohon (setelah Surat Perjanjian diterbitkan) dikenai biaya sebesar Rp 100.000,00 3. Yang dimaksud dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan penyerahan Hak Milik secara Fiducia dalam perjanjian ini adalah: 14
Wawancara dengan Bapak Bambang, Supplier PT. Adira Finance, tanggal 28 Desember
2004.
47
a. Barang (kendaraan) dipegang dan digunakan Peminjam dan status Hak Milik barang (kendaraan) berada pada pihak PT. Adira Finance. b. Hak Milik barang akan beralih jika Faktur dan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) atas nama Perjanjian diserahkan pada Peminjam setelah peminjam melunasi seluruh kewajibannya. 4. Peminjam wajib membayar angsuran tepat pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan (jatuh tempo sama dengan pada saat barang/kendaraan diterima).
Setiap
keterlambatan
pembayaran
angsuran
dilakukan
Penagihan oleh Collector PT. Adira Finance dan peminjam wajib membayar denda dan biaya penagihan dengan ketentuan 0,5% kali hari angsuran kali angsuran tiap bulan + Rp 3.000,00. Timbulnya denda karena keterlambatan pembayaran angsuran wajib dibayar bersamaan pada saat pembayaran angsuran periode yang bersangkutan. 5. Keterlambatan atas pembayaran angsuran lebih dari dan atau sama dengan 14 hari diberikan Surat Peringatan. Surat Perintah Tarik dijalankan setelah 14 hari dan dikeluarkannya Surat Peringatan, bila selama jangka waktu tersebut (14 hari) Peminjam belum melaksanakan kewajibannya. Setiap penerbitan surat peringatan peminjam dikenakan biaya administrasi keterlambatan sebesar Rp 3.000,00. 6. Pembayaran dengan Cheque dan Giro Bilyet dianggap sebagai pembayaran yang syah bila Cheque dan Giro Bilyet tersebut telah diuangkan dan atau dipindahbukukan.
48
7. Pelunasan hutang sebelum berakhirnya jangka waktu pinjaman (kredit) dibebani biaya penalty sebesar 3% yang dihitung dari jumlah atas pokok hutang yang akan dilunasinya. 8. Peminjam dilarang untuk; menyewakan, mengalihkan, menjaminkan, menyerahkan penguasaan atau penggunaan atas kendaraan tersebut kepada Pihak Ketiga dengan jalan apapun juga tanpa persetujuan dari pihak Adira Finance. Pelanggaran atas ketentuan ini dapat dikenakan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan dan atau Pasal 378 KUHP tentang perbuatan curang yang masing-masing dapat dituntut pidana paling lama empat tahun. 9. Pihak PT. Adira Finance atau wakilnya berhak setiap waktu memasuki tempat untuk memeriksa, mengambil, menerima dan menguasai kendaraan bermotor yang menjadi hak milik PT. Adira Finance bila peminjam wanprestasi (ingkar janji). 10. Biaya penarikan kendaraan peminjam yang wanprestasi dibebankan kepada peminjam (dibayar pada saat peminjam akan melunasi seluruh hutangnya) yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan PT. Adira Finance. Apabila peminjam tidak mampu untuk melunasi seluruh hutang atau melepaskan hak untuk membeli kembali kendaraannya, maka PT. Adira Finance berhak untuk menuntut kembali kelengkapan asli atas kendaraan tersebut dan Peminjam wajib melengkapinya (bila saat ditarik kondisi kendaraan tidak lengkap sesuai dengan kondisi saat pengiriman dari Dealer).
49
11. Bila terjadi claim asuransi maka Peminjam wajib mengurus, melengkapi seluruh kelengkapan dokumen dalam asuransi. Pada saat claim tersebut cair maka pihak PT. Adira Finance betindak sebagai penerima uang asuransi dan langsung memperhitungkan dnegan sisa hutang atas kendaraan tersebut. (Penggantian nilai asuransi berupa nilai nominal rupiah yang besarnya disesuaikan dnegan nilai ketentuan). Pada saat menunggu proses claim asuransi cair peminjam wajib membayar angsuran sesuai dengan atau tempo (bila peminjam lalai maka seluruh angsuran berikut denda akan diperhitungkan saat pencairan claim asuransi). 12. Apabila tidak disebutkan lain dalam Konfirmasi Persetujuan ini maka semua ketentuan dan syarat dalam Perjanjian Pembayaran Konsumen dan Surat-surat lain yang telah ditandatangani oleh Peminjam tetap berlaku dan mengikat sepenuhnya bagi peminjam.15 Setelah dilaksanakannya perjanjian sewa beli antara pembeli dengan PT. Adira Finance, maka masing-masing mempunyai hak dan kewajiban. Adapun hak kewajiban tersebut adalah: 1. Hak dan kewajiban penjual/pihak kesatu a. Berhak menerima pembayaran angsuran pada waktu yang telah ditentukan (sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian) b. Berhak mengeluarkan surat perjanjian sewa beli, kwitansi, STNK kepada pihak kedua dan kemudian BPKB setelah lunas angsuran.
15
Arsip Akta Konfirmasi Persetujuan dan Akta Perjanjian Pembiayaan Bersama dengan Penyerahan Hak Miliki Scara Fiducia, 2004.
50
c. Berkewajiban menyerahkan dengan baik sebuah sepeda motor berikut STNK kepada pihak kedua dan kemudian BPKB setelah pelunasan angsuran. d. Berkewajiban menjamin pihak kedua bebas dari tuntutan dan gugatan pihak ketiga atas pemilikan tersebut selama berlangsungnya perjanjian. 3. Hak dan kewajiban pembeli/pihak kedua a. Berhak menerima sebuah sepeda motor dengan suatu keputusan penyerahan setelah angsuran yang terakhir. b. Berhak menerima tanda bukti pembayaran, STNK dari pihak kesatu dan BPKB setelah angsuran lunas. c. Berkewajiban membayar angsuran sepeda motor setiap bulan dan tidak melewati tanggal yang telah ditentukan dan disepakati bersama. d. Berkewajiban memelihara dan merawat sepeda motor dengan sebaikbaiknya agar sepeda motor senantiasa dalam keadaan baik. e. Berkewajiban menjalankan dan mentaati segala ketentuan yang dikeluarkan oleh pihak kesatu maupun pihak yang berwajib.16 Mekanisme pembayarannya adalah; konsumen membayar sejumlah uang muka untuk type kendaraan tertentu dengan harga yang telah disepakati kepada PT. Harpindo Jaya. Kekurangannya dapat diangsur setiap bulan dengan jangka waktu yang telah disepakati beserta bunganya kepada PT. Adira Finance, karena sebenarnya kendaraan tersebut telah dibeli oleh PT. Adira Finance. 16
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan tanggal 27 Desember 2004.
51
Pembayaran uang muka disesuaikan dengan tabel harga untuk kendaraan baru. Kemudian selebihnya dibayar selama beberapa kali angsuran sesuai dengan keinginan penyewa-beli, yaitu; 11 kali, 17 kali, 23 kali, 29 kali, 35 kali dan 47 kali. Besarnya angsuran setiap bulannya tergantung besarnya uang muka dan lamanya mengangsur. Sebagai contoh; untuk sepeda motor Yamaha type Vega-R, harganya Rp 9.882.000,00. Jika uang mukanya Rp 1.250.000,00
maka
angsurannya
tergantung
lamanya
angsuran;
jika
mengangsurnya selama 11 bulan, setiap bulannya Rp 941.000,00, jika 17 bulan, setiap bulannya Rp 652.000,00, jika 23 bulan setiap bulannya Rp 516.000,00, jika 29 bulan setiap bulannya Rp 439.000,00 dan jika 35 bulan setiap bulannya 388.000,00. Uang muka tersebut sudah termasuk administrasi dan asuransi. (Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dalam lampiran).17 Resiko yang dimungkinkan terjadi juga diantisipasi di PT. Harpindo Jaya. Setiap perjanjian sudah barang tentu mengandung resiko, yaitu kewajiban untuk memikul kerugian jika ada sesuatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa kepada benda yang dimaksudkan dalam perjanjian. Karena belum ada suatu peraturan yang mengatur resiko, maka di PT. Harpindo Jaya membuat mekanisme sendiri, yaitu: 1. Setiap kendaraan yang terjual (kendaraan baru) maka kendaraan tersebut memperoleh garansi 4 bulan; artinya dalam jangka waktu 4 bulan tersebut kendaraan dapat diserviskan ke dealer itu secara gratis dan bonus oli mesin.
17
Brosur PT. Harpindo Jaya Semarang, 2004.
52
2. Kendaraan bermotor tersebut diasuransikan kecelakaan dan kehilangan, untuk mengantisipasi sebelum lunas terjadi kecelakaan yang berakibat rusak atau musnahnya kendaraan bermotor atau hilangnya kendaraan karena pencurian.18 Itulah proses perjanjian sewa beli di PT. Harpindo Jaya Semarang termasuk yang di Ngaliyan yang pada hakekatnya dengan PT. Adira Finance sebagai penalang dana. Pada mulanya PT. Harpindo Jaya dalam melayani sewa beli berdiri sendiri, akan tetapi karena pertimbangan lain, sekarang melakukan kerja sama dengan perusahaan pembiayaan sebagai penalang dana dalam melayani sewa beli. Jadi, dalam operasionalnya, pelayanan sewa beli sepeda motor di PT. Harpindo Jaya Semarang, posisi PT. Harpindo Jaya hanya menyediakan stock barang (sepeda motor) saja, kemudian dibeli oleh PT. Adira Finance. Selanjutnya, dengan PT. Adira Finance-lah konsumen melakukan perjanjian sewa beli. Sedangkan untuk jasa pelayanan lainnya, seperti servise, penjualan suku cadang dan penjualan dengan pembayaran tunai, proses perjanjiannya tetap dengan PT. Harpindo Jaya. Artinya, konsumen sebagai pihak pembeli melakukan pembelian dengan PT. Harpindo Jaya sebagai pihak penjual.
18
Wawancara dengan Bapak Parman, Pimpinan PT. Harpindo Jaya Semarang di Ngaliyan tanggal 27 Desember 2004.