41
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Gossip Cafe & Resto terbentuk atas kerjasama beberapa orang yang berdasarkan pertemanan (friendship) dan tercetus pada tanggal 7 Desember 2009. Gossip Cafe & Resto bergerak dalam bidang entertainment yang memberikan pelayanan untuk masyarakat dalam bidang makanan, minuman dan hiburan – hiburan seperti live music dan live disc jockey performance (live DJ).. 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Pengembangan dalam bidang entertainment atau hiburan meningkatkan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat mendapatkan hiburan yang terbaik. 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan suatu jaringan dari semua unsur pelaksanaan kegiatan perusahaan yang menunjukan hubungan kerja yang resmi antara hubungan fungsi-fungsi organisasi dan orang-orang yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi itu untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan sebelumnya.
42
Berikut ini adalah Struktur Organisasi pada Gossip Café & Resto
MANAGER
GUDANG
WAITER
BAR
ADMIN
DAPUR
KASIR
Gambar 3.1 Struktur organisasi pada Gossip Café & Resto 3.1.4 Deskripsi Tugas 1. Manager Mengawasi dan mengambil keputusan terhadap apa yang diperlukan atau dilakukan oleh Gossip Café & Resto. 2. Gudang Bagian gudang yang menyediakan barang-barang ataupun alat-alat yang diperlukan selama operasional.
43
3. Admin Bagian administrasi mengelola surat masuk ataupun surat keluar. 4. Bar Membuat beverages atau minuman dari setiap pesanan. 5. Waiter/es Mencatat pesanan dari setiap tamu yang datang. 6. Kasir Membuat penghitungan dari apa yang dipesan oleh konsumen.
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yang mengkhususkan pada studi kasus. Di dalam studi kasus ini data yang diperoleh akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasardasar teori dipelajari, sehingga diperoleh simpulan. 3.2.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang penulis gunakan ini termasuk kedalam penelitian yang bersifat deskriptif .
Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.
44
Ciri-ciri metode deskriptif, antara lain : membuat gambaran atau kejadian, menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan mengumpulkan data. Dan teknik pengumpulan data dengan schedule questionnaire ataupun interview guide. 3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti, jenis data tersebut dikelompokan kedalam dua yaitu primer dan sekunder sedangkan metode pengumpulan data yang penulis lakukan dengan cara deskriptif. 3.2.2.1 Sumber Data Primer 1. Wawancara (Interview) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan wawancara antara pengumpul data (pencatat) dengan responden.
Wawancara
baik secara
langsung
maupun
menggunakan daftar pertanyaan. 2. Pengamatan (observasi) yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian. Menurut Soeratno dan Lincolin Arsyad (1993), pengamatan atau observasi merupakan “cara pengumpulan data dengan jalan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik”. Teknik observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan teknik lain untuk mengamati keadaan fisik, lokasi atau
45
daerah penelitian secara sepintas lalu (on the spot) dan dengan melakukan pencatatan sepenuhnya. 3.2.2.2 Sumber Data Sekunder 1. Form Order 5 lembar Keterangan
:
1. Lembar pertama dan kedua untuk kasir. 2. Lembar ketiga untuk Bar. 3. Lembar keempat untuk kitchen. 4. Lembar kelima untuk server atau pelayan. 2. Lembar struk pembayaran 3. Lembar stok bahan baku. 3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem Pendekatan Klasik (Clasical approach ) Disebut
juga
pengembangan
tradisional
/
konvensional
adalah
pengembangan sistem dengan mengikuti tahapan pada sistem life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada sistem life cycle. Tetapi pada kenyataannya
46
pendekatan klasik tidak cukup digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses dan akan timbul beberapa permasalahan diantaranya adalah : 1. Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit. 2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal. 3. Kemungkinan kesalahan sistem besar 4. Keberhasilan sistem kurang terjamin 5. Masalah dalam penerapan sistem
Pendekatan Terstruktur (structured approach ) Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alatalat (tools)
dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan
dalam
pengembangan sistem. 3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem Menurut AL Bahra Bin Ladjamudin (2006 : 22) dalam buku rekayasa perangkat lunak yang menyatakan bahwa prototype adalah implementasi bagian dari produk software yang typical fungsinya dibatasi, reliabilitas rendah, tampilanny miskin, dan kurang ketegasan. Didalam pengembangan sistem paradigma yang digunakan oleh penulis adalah pradigma Prototyping dapat dilihat pada gambar 3.2 prototype dibawah ini :
47
Gambar 3.2 Prototype (sumber
:
http://riahandayani06720025.wordpress.com/
-pemodelan
pengembangan-sistem/ 15/05/2011) Berikut ini akan diuraikan tahapan-tahapan pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan metode prototyping diantaranya yaitu : 1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai Programmer menganalisis sistem dengan mewawancarai pihak Gossip Café & Resto sebagai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem yang dibuat. 2. Mengembangkan prototype Analisis sistem bekerja sama dengan spesialis informasi lain pihak Gossip Café & Resto, menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan sebuah prototype. ( misalnya dengan menambahkan tampilan yang diinginkan pemakai dalam sistem baru seperti menu, laporan, layar, database ).
48
3. Menentukkan apakah prototype dapat diterima Programmer mengajarkan pemakai Gossip Cafe & Resto untuk menggunakan prototype dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan sistem. Pemakai memberi masukan kepada programmer apakah prototype memuaskan. Jika Ya, langkah 4 akan diambil, jika tidak, prototype direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 dan 3 dengan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan pemakai. 4. Mengkodean Sistem Operasional. Programmer menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean ( coding ) sistem operasional. Dalam hal ini programmer menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrograman. 5. Menguji sistem Programmer yang akan menguji sistem baru tersebut. Dia juga yang menentukkan jika sistem baru dapat diterima. Pemakai memberi masukan kepada analis apakah sistem dapat diterima. Jika ya langkah 6 dilakukan, jika tidak, langkah 4 dan 5 diulangi. 6. Menggunakan sistem operasional Sistem baru yang telah diuji dan diterima pihak Gossip Café & Resto siap untuk digunakan. Alasan penulis mengambil metode pengembangan sistem prototype karena user dapat dengan mudah beradaptasi dengan sistem baru karena sistem dirancang
49
sesuai dengan kebutuhan pemakai. Selain itu pada saat tahap eveluasi sistem, jika terdapat revisi pada sistem yang dirancang, programmer tidak harus mengulang tahapan dari awal.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan Perancangan
disini
adalah
kegiatan
untuk
menemukan
dan
mengembangkan masukan – masukan yang baru, kumpulan-kumpulan dari filefile, metode-metode, prosedur dan keluaran pemprosesan suatu data agar tujuan dari suatu organisasi dapat tercapai. Untuk merancang sistem diperlukan suatu alat bantu yang dalam hal ini penyusun menggunakan alat bantu nya yaitu : Flowchart Bagan alir ( flowchart ) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) didalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pada waktu akan menggambar suatu bagan alir, analisa sistem atau pemograman dapat mengikuti pedoman sebagai berikut : Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman. Kegiatan bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
50
Harus ditunjukkan darimana kegiatan akan di mulai dan dimana akan berakhir. Masing –masing kegiatan dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan, missal nya : “ Persiapan “ dokumen , “Hitung “ gaji. Masing – masing kegiatan dalam bagan alir harus didalam urutan yang semestinya. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan symbol penghubung. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.
Ada lima macam bagan alir yaitu sebagai berikut : 1. Bagan alir sistem ( sistem flowchart) 2. Bagan alir dokumen (dokumen flowchart). 3. Bagan alir skematik (schematic flowchart). 4. Bagan alir program (program flowchart). 5. Bagan alir proses (process flowchart).
51
Diagram konteks Keadaan sistem secara umum dan hubungan- hubungan sistem tersebut dengan komponen – komponen diluar sistem atau sistem yang lain dapat digambarkan secara logika dengan diagram konteks. Definisi diagram konteks adalah penggambaran semua elemen-elemen yang terlibat dalam suatu sistem dan elemen –elemen yang terlibat dalam suatu sistem arus data yang masuk kedalam sistem dan luar siatem di gambarkan dengan jelas.
Data Flow Diagram Data
Flow
Diagram
(DFD)
adalah alat
pembuatan
model
yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
52
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Kamus Data Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir sis item dengan lengkap. Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang di catatnya. Untuk maksut keperluan ini maka kamus data harus memuat hal-hal berikut ini : 1. Nama arus data 2. Alias 3. Aliran data 4. Struktur data
Perancangan Basis Data a) Normalisasi Definisi Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
53
Tujuan dari normalisasi 1. Untuk menghilangkan kerangkapan data 2. Untuk mengurangi kompleksitas 3. Untuk mempermudah pemodifikasian data Proses Normalisasi 1. Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat. 2. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu,maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
b) Entity Relation Diagram ERD merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek, mudah dimengerti serta memiliki simbol-simbol sederhana yang dapat mewakili data secara keseluruhan. ERD juga dapat digunakan untuk memperjelas hubungan antara data dalam basis data kepada pemakai secara logika. Disamping itu juga ERD menerangkan entitas apa saja yang terlibat dan menunjukkan hubungan antara entitas tersebut atau hubungan antar atribut atau antar atribut dengan entitas. ERD digambarkan dalam bentuk diagram dengan menggunakan simbolsimbol, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
54
1.
Entitas (Entity) Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang terkait didalam suatu sistem.
Serta
setiap
entitas
pasti
memiliki
atribut
yang
mendeskripsikan karakteristik (properti) dari entitas tersebut. Bentuk dari entitas itu sendiri adalah dinyatakan dengan simbol Persegi Panjang. 2.
Hubungan (Relasi) Relasi mendefinisikan hubungan antara dua buah entitas, dimana kedua buah entitas tersebut perlu disimpan dalam basis data. Relasi tersebut menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Bentuk dari relasi dinyatakan dalam bentuk Belah Ketupat.
3.
Atribut Atribut sering disebut dengan properti, karena keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Selain itu atribut berfungsi sebagai penjelas sebuah entitas. Bentuk dari atribut dinyatakan dalam bentuk Simbol Ellips.
c) Tabel Relasi Merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan tabel yang lainnya,yang berfungsi untuk mengatur operasi suatu database. Hubungan yang dapat dibentuk dapat mencakupi 3 (tiga) macam hubungan yaitu ;
55
a. One-To-One ( 1 – 1 ) Mempunyai pengertian “Setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua”. b. One-To-Many ( 1 – N ) Mempunyai pengertian “Setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua “. c. Many-To-Many ( N – N ) Mempunyai pengertian “Satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubungkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua “.
3.2.4 Pengujian Software Pengujian perangkat lunak (software) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean. Pengujian software yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah black box. Untuk lebih jelasnya bisa lihat dibawah ini : Faktor Pengujian Black Box: 1.
Graph-based testing adalah graf yang mewakili hubungan antar objek pada modul sehingga tiap objek dan hubungannya tersebut dapat diuji.
2.
Equivalence Partitioning adalah pembagian domain masukan dari program menjadi kelas data yang dibuatkan kasus ujinya.
56
3.
Boundary Value Analysis adalah pemilihan kasus uji dengan mencari batasbatas esktrim dari kelas data.
4.
Comparison Testing adalah digunakan untuk sistem yang menganut redundancy kasus uji yang dirancang untuk satu versi perangkat lunak dijadikan masukkan pada pengujian versi perangkat lunak lainnya.
Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.Pengujian black box bukan merupakan alternative dari teknik white box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan dari pada metode white box.