49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Setiap proses penelitian ilmiah sudah selayaknya didasarkan pada metodologi atau prosedur tertentu yang dapat diterima oleh umum karena dengan penggunaan metodologi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti akan menjamin kecermatan penelitian yang dilakukan sehingga akhirnya diharapkan dapat menemukan jawaban atas permasalahan yang diteliti secara efektif dan efisien. Sebelum melaksanakan penelitian, Peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu supaya tujuan penelitian yang diharapkan dapat tercapai. Penentuan metode yang dipilih harus berhubungan erat dengan prosedur, alat, dan desain penelitian yang digunakan. Pengelompokkan metode penelitian biasanya didasarkan pada sifat masalahnya, tempat di mana penelitian dilakukan, waktu jangkauan penelitian, dan wilayah atau ruang lingkup pelaksanaan penelitian tersebut. Pentingnya penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ini sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1998:131) sebagai berikut: “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikkan”. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik, yaitu dengan melihat keterikatan antara dua variabel melalui analisis data yang 49
50
diperoleh. Metode deskriptif
lebih menekankan pada suatu studi untuk
memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung seperti yang diungkapkan Nasir (2003: 54) bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu status, sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena-fenomena yang diselidiki (Nasir, 2003: 54). Selanjutnya, Surakhmad (1998: 140) mengemukakan bahwa metode deskriptif tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual. 2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan dianalisis (karena itu metode ini sering pula disebut dengan metode analitik). Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, Peneliti menyimpulkan bahwa metode deskriptif analitik merupakan metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini, karena metode penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian berlangsung. Oleh
karena
itu,
dalam
penelitian
ini,
Peneliti
mengklasifikasikan, dan mengolah data yang terkumpul.
dapat
menuturkan,
51
B. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dan sampel dalam suatu penelitian merupakan sumber data yang mengungkapkan hasil penelitian, artinya karakteristik dari sekelompok subjek, gejala, atau objek yang diperoleh dari hasil penelitian akan diolah dan dianalisis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2004: 57) yang mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota masyarakat yang ada di sekitar lembaga TPK PPAUD dan ikut terlibat dalam penyelenggaraan program pendidikan dan pengembangan anak usia dini (PPAUD) di kecamatan Merbau kabupaten Lampung Selatan. Jumlah lembaga TPK PPAUD yang ada di kecamatan Merbau Mataram kabupaten Lampung Selatan sebanyak 20 lembaga. Jumlah ini tersebar di empat desa dengan rincian: desa Triharjo sebanyak 5 lembaga TPK PPAUD, desa Talang Jawa sebanyak 6 TPK PPAUD, desa Mekar Jaya sebanyak 5 lembaga TPK PPAUD, dan desa Panca Tunggal sebanyak 4 lembaga TPK PPAUD. Berdasarkan survei dan studi pendahuluan yang telah dilakukan, jumlah populasi anggota lembaga TPK PPAUD yang ada di empat desa tersebut adalah 480 (desa Triharjo sebanyak 120 orang, desa Talang Jawa sebanyak 135 orang, desa Mekar Jaya sebanyak 115 orang, dan desa Panca Tunggal sebanyak 110 orang) . Jumlah tersebut terdiri atas anggota, masyarakat yang ada di sekitar
52
wilayah program lembaga TPK PPAUD, dan masyarakat yang terlibat serta berperan serta dalam pelaksanaan program tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling dengan presentase penggambilan jumlah 10-15%. Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan bahwa untuk pengambilan populasi besar
itu biasa diambil 10-15% atau 20-25% atau bahkan lebih. Peneliti
menggunakan rumus yang dicetus oleh Jacob Cohen untuk menghitung besarnya sampel. Rumus tersebut adalah: N= N =
N
f υ
2
L
f
+υ +1
2
= ukuran sampel = effect size = banyaknya ubahan yang terkait pada penelitian
f = fungsi power dari υ , diperoleh dari table t.s = 1% Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan hasil perhitungan rumus Jacob Cohen. Tabel 3.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Hasil Perhitungan Rumus Jacob Cohen Persentase 25 % dari 480 Jumlah Angota Desa Anggota 25% 100% Sampel Populasi TPK Tiap PPAUD Populasi Desa 25 100 30 Triharjo 2 120 Talang Jawa
2
135
25
100
34
Fuji Rahayu
2
115
25
100
28
Panca Tunggal
2
110
25
100
28
8
480
100
100
120
Jumlah
Sumber : Data Hasil Monev TFM World Bank & Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2010
120 Responden
53
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
jumlah sampel yang akan
digunakan dalam penelitian adalah 120 orang. Jumlah tersebut dianggap dapat mengungkap hasil penelitian yang tepat dan akurat.
C. Instrumen Penelitian Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu variabel Participatory Rural Appraisal sebagai variabel independen atau variabel bebas dan variabel partisipasi masyarakat sebagai variabel dependen atau variabel terikat. Untuk menghindari kesalahan penafsiran, Peneliti memberikan definisi istilah agar masalah yang diteliti lebih terarah. 1. Operasionalisasi Variabel Participatory Rural Appraisal Penelitian Partisipatory
ini
Rural
berupaya Appraisal
untuk (PRA)
mengungkap dalam
penerapan
program
metode
pendidikan
dan
pengembangan anak usia dini (PPAUD). PRA merupakan singkatan dari Participatory Rural Appraisal yang secara harafiah artinya pengkajian keadaan desa secara partisipatif. Robert Chambers mendefinisikannya sebagai sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat (pedesaan) untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan. PRA memiliki beberapa indikator, seperti mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan), pemberdayaan (penguatan masyarakat), masyarakat sebagai pelaku utama dan orang luar sebagai fasilitator, saling membelajarkan dan
54
menghargai
perbedaan,
mengoptimalisasikan
hasil,
pertukaran
informasi
(triangulasi), berorientasi praktis, berkelanjutan dan selang waktu, fleksibel dan informal, bersifat terbuka, evaluasi dan belajar dari kesalahan. Operasional variabel Participatory Rural Appraisal secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Participatory Rural Apprasial Variabel Penelitian
Indikator
Ukuran
• optimalisasi peran organisasi lokal • tingkat kesesuaian dengan potensi terabaikan lokal (keberpihakan) • tingkat konsistensi peran serta masyarakat Pemberdayaan • peran serta masyarakat dalam mewujudkan program (Penguatan Masyarakat) • tingkat penyelesaian tugas dan keterlibatan agen of change
Skala
Mengutamakan yang
• penerapan ide dan gagasan masyarakat sebagi aspirasi dan pelaku utama, orang luar analisis kebutuhan bersama dalam sebagai fasilitator program. • tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan program. • penentuan keputusan bersama dalam rapat atau perundingan warga masyarakat lokal. • tingkat kepuasan dan kontrol steakholder. • tingkat peningkatan kemampuan dan keterampilan maping program. Saling membelajarkan • tingkat efektifitas dan efensiensi forum diskusi publik masyarakat. dan menghargai • tingkat penyelesaian pekerjaan perbedaan dengan cara-cara yang lebih kreatif sebagai mufakat bersama. • tingkat kemampuan memunculkan ide atau gagasan baru dalam menyelesaikan persoalan program. Mengoptimalisasikan • tingkat kesediaan saling mengontrol dan mengevaluasi. hasil • supervisi dan monitoring bersama sebagai ukuran keberhasilan tujuan yang hendak dicapai bersama.
Ordinal
Ordinal
Masyarakat sebagai
Participatory Rural Appraisal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
55
Pertukaran informasi (triangulasi)
Berorientasi praktis
Berkelanjutan dan Selang Waktu
Fleksibel dan informal
• sinergisitas penerapan teknis sesuai peran dan fungsi masing-masing. • regulasi dari pelaksanaan program antar personal internal dan eksternal lembaga. • musyawarah antarsuborganisasi sesuai peran dan fungsi internal dan eksternal organisasi. • kesediaan melaksanakan tugas tanpa harus menunggu kordinasi berulang-ulang. • memahami dan mampu menerjemahkan peran dan fungsi masing-masing dalam bentuk pelaksanaan tugas dan peran. • tingkat kepuasan atas pekerjaan yang telah dilakukan. • tingkat kesediaan menerima saran dan kritik yang konstruktif.
Ordinal
Ordinal
Ordinal
• tidak terlalu dibatasi oleh aturan baku. • kesepakatan merupakan keputusan bersama oleh masyarakat.
• semua warga masyarakat punya kesempatan yang sama. • tidak bersifat eklusif dan membuka akses sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat. Evaluasi dan belajar dari • mengutamakan perbaikan dari kesalahan. kesalahan • menjadi organisasi pembelajar. Bersifat terbuka
Sumber: Dijabarkan dari pendapat Chambers (1987 : 66-67)
2. Operasional Variabel Partisipasi Masyarakat Menurut Keith Devis dalam Sastropoetro (1986: 16), indikator partisipasi masyarakat ini terdiri ataseEmpati dengan bentuk tindakan, kewenangan peran dan fungsi, kesadaran tanggung jawab, ikatan emosional dalam mengorganisir, rasa memiliki dalam mengontrol, dan aspek mentalitas kepedulian. Secara lebih rinci, operasional variabel partisipasi masyarakat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
56
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Partisipasi Masyarakat Variabel Penelitian
Indikator Empati dengan bentuk tindakan
Kewenangan peran dan fungsi
Kesadaran tanggung jawab
Partisipasi Masyarakat
Ukuran
Skala
• aksi sukarela • swadaya masyarakat • kontribusi nyata
Ordinal
• • • •
Ordinal
bertindak sesuai kapasitas pemanfaatan kontrol sosial inisiatif dalam tindakan otoritas dan ketegasan dalam keputusan • .bertindak tanpa paksaan • memahami hak dan kewajiban dalam sistem • peningkatan peran • • • • • •
rasa senasib sepenanggungan Ikatan emosional dalam kebutuhan bersama mengorganisir dinamis dan produktif perluasan akses dan layanan tanggungjawab bersama dinamisasi pengelolaan Rasa memiliki dalam program mengontrol • perluasan jaringan tanpa paksaan • peningkatan kesadaran • kuota program layanan • sarana dan prasarana Aspek Mentalitas • kemitraan lembaga kepedulian • sosial marketing • mediasi kepentingan masyarakat Sumber: Dijabarkan dari pedapat Keith Devis (1986: 64) tahun 2010
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
D. Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen ini terdiri atas pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan Peneliti ukur sedangkan instrumen reliabel berarti instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula. Dengan
57
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini pun akan menjadi valid dan reliabel. 1. Uji Validitas Angket Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya. Arikunto, (1998: 160) menyebutkan bahwa validitas dalam penelitian merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Berikut ini adalah pengujian validitas instrumen dengan menggunakan teknik korelasi product moment. rxy =
{n.ΣX
n(ΣXY ) − (ΣX )( . ΣY ) 2
}{
− (ΣX ) . n.ΣY 2 − (ΣY ) 2 2
}
(Ridwan, 2005: 138)
Keterangan: rxy
= Korelasi antara variabel X dan Y
X
= Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba
Y
= Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba
N
= Jumlah responden uji coba
Ada beberapa langkah kerja yang dapat dilakukan untuk menguji validitas instrumen angket berikut ini. a. Mengumpulkan data dari hasil uji coba. b. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap-tidaknya lembaran data yang terkumpul.
58
c. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk setiap respondennya.
Langkah ini dilakukan
untuk
mempermudah perhitungan/ pengolahan data selanjutnya. e. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir/item angket dari data observasi yang diperoleh. g. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment dari hasil perhitungan dan nilai koefisien korelasi product moment dari data yang terdapat dalam tabel. h. Membuat kesimpulan. Jika nilai hitung rxy lebih besar dari nilai tabel rxy, item angket dinyatakan valid. Berikut ini adalah kriteria penafsiran indeks korelasinya (r). Tabel 3.4 Indeks Korelasi Interval Antara 0,800 – 1,000
Keterangan Sangat Tinggi
Antara 0,600 – 0,799
Tinggi
Antara 0,400 – 0,599
Cukup Tinggi
Antara 0,200 – 0,399
Rendah
Antara 0,000 – 0,199
Sangat Rendah (tidak valid)
Sumber : Ridwan (2005: 98) tahun 2010
2. Uji Reliabilitas Angket Uji reliabilitas angket bertujuan untuk melihat konsistensi instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun hal tersebut dilakukan dalam waktu yang berbeda. Oleh karena itu, instrumen yang dirancang
59
tidak menggunakan pembobotan skala dikotomi (1 dan 0) tetapi teknik pengujiannya harus disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin diperoleh. Arikunto (1998: 164) berpendapat bahwa teknik alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, tetapi angket atau soal dalam bentuk uraian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data ordinal. Data tersebut perlu diubah menjadi data interval terlebih dahulu. Untuk menghitung uji reliabilitas, Peneliti menggunakan teknik alpha dengan rumus sebagai berikut: 2 Σσ b k r11 = 1 − σ 2 k − 1 t
(Arikunto, 1998:165)
Keterangan: r11
= Reliabilitas instrumen
K
= Banyaknya butir soal
∑σ αt2
2 b
= Jumlah varians = Varians total
Rumus yang digunakan untuk mencari harga varians sebagai berikut: ∑ x ∑x − N σ b2 = N 2
Keterangan:
σ
= varians
∑x
= jumlah skor
2
60
N
= jumlah peserta
Ada beberapa langkah kerja yang dapat dilakukan untuk menguji kereliabilitasan suatu instrumen. Langkah-langkah tersebut adalah: a. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk setiap respondennya. Hal ini untuk mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya. b. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. c. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. d. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh. e. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. f. Menghitung varians masing-masing item. g. Menghitung varians total. h. Menghitung nilai koefisien Alfa. i. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel. j. Membuat kesimpulan. Jika nilai hitung r11 lebih besar dari nilai tabel rxy, maka item angket dinyatakan reliabel.
61
E. Sumber dan Analisis Data Penelitian 1. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian adalah segala sesuatu yang diperoleh Peneliti baik yang secara langsung maupun secara tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian untuk mengungkapkan hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk menjaga kevalidan data yang diperoleh, sumber data yang Peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah data tentang Profil kecamatan Merbau Mataram, ITP, TPK, TFM dan DPIU Dinas kabupaten Lampung Selatan. b. Sumber Data Sekunder Adalah pengumpulan data yang relevan dengan masalah penelitian yang bersumber dari literatur-literatur baik yang terdapat di tempat penelitian maupun di perpustakaan untuk mencari dasar pemikiran atau teori yang mendukung penelitian ini. 2. Analisis Data Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data Data hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diambil dari subjek yang berhubungan langsung dengan objek penelitian sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari subjek yang tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian.
62
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selanjutnya, hasil jawaban dari responden tersebut dikumpulkan kembali untuk dianalisis dan diuji kevalidan dan kereliabilitasannya. Dalam pengisian angket, responden dapat memilih langsung alternatif jawaban dengan cara melingkari atau memberi tanda silang pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat. 2) Wawancara Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui tanya jawab antara Peneliti dan responden untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. 3) Studi Dokumentasi Studi dokumentasi digunakan untuk menunjang teknik pengumpulan data. Studi
dokumentasi
ini
bersumber
dari
dokumen
yang
dimiliki
oleh
organisasi/lembaga tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. b. Prosedur Analisis Data Setelah semua data hasil penelitian terkumpul, data-data tersebut kemudian diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya dianalisis. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data yang harus dilakukan oleh Peneliti.
63
1) Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh. 2) Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut sebagai berikut: Tabel 3.4 Pola Pembobotan Kuesioner No
Bobot
Alternatif Jawaban
Positif
Negatif
1.
sangat setuju/selalu/sangat positif
5
1
2.
setuju/sering/positif
4
2
3.
ragu-ragu/kadang-kadang/netral/tidak tahu
3
3
4.
tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif
2
4
5.
sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif
1
5
3) Tabulating. Dalam hal ini, hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut sebagai berikut: Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket Skor Item
Responden 1
2
3
4
5
6
…………………
Total N
N
Data variabel penelitian semuanya diukur dengan menggunakan bentuk skala ordinal sedangkan teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah teknik statistik parametrik yang menuntut bentuk data minimal dalam bentuk
64
interval. Oleh karena itu, data ordinal hasil pengukuran harus diubah menjadi data interval terlebih dahulu. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengubah data ordinal menjadi data interval menurut Ridwan (2005: 130-131). 1. Mencari skor terbesar dan terkecil, 2. mencari nilai rentangan (r), 3. mencari banyaknya kelas (bk), BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Struges) 4. mencari nilai panjang jelas (i),
R BK
i=
5. membuat tabulasi dengan tabel penolong,
No
Kelas Interval
f
tabel 3.6 tabel penolong Nilai Tengah (xi)
xi2
jumlah
6.
mencari rata-rata (mean), dengan rumus: −
x= 7.
mencari simpangan baku (standar deviasi), dengan rumus: s=
8.
ΣfX i n
n.ΣfX i2 − (ΣfX i ) n.(n − 1)
2
mengubah data ordinal menjadi data interval, dengan rumus: Ti = 50 + 10.
(X
i
−x s
)
f.xi
f.xi2
65
c. Teknik Analisis Data Dalam proses pengujian hipotesis, data interval ini harus melewati dulu uji persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas dan kelinieran regresi. Setelah itu, barulah dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya. 1) Menguji Normalitas Variabel Uji normalitas yang Peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode Chi-quadrat. Ridwan (2005: 121) mengungkapkan bahwa langkah kerja uji normalitas dengan menggunakan metode Chi-quadrat sebagai berikut. a) Mencari skor terbesar dan terkecil, b) Mencari rentangan (R), R = skor terbesar – skor terkecil c) Mencari banyaknya kelas (BK), BK = 1 + 3,3 log n (Rumus Sturgess) d) Mencari nilai panjang kelas (i),
i=
R BK
e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong distribusi frekuensi sebagai berikut: Kelas No
Nilai Tengah F
Interval
f)
Mencari rata-rata (mean),
∑ fX X = −
n
2 i
(Xi) (Xi)
f. Xi
f. Xi2
66
g) Mencari simpangan baku (standar deviasi), n.∑ fX i − (∑ fX i )
2
2
s=
n.(n − 1)
h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0.5 kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5. i) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval dengan rumus, −
Bataskelas − x z= s j) Mencari luas 0-z dari tabel kurva Normal dari 0-z dengan menggunakan angkaangka untuk batas kelas. Luas kelas tiap interval ditentukan dengan cara menggurangkan angka-angka 0-z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris yang paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. k) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden Frekuensi yang diharapkan (fe) dan hasil pengamatan (fo) untuk variabel No
Batas Kelas
Z
Luas 0-Z
Luas tiap kelas interval
Fe
fo
67
l)
Mencari Chi Kuadrat hitung (χ2 hitung ) k
( fo − fe)
i =1
fe
χ 2 hitung = ∑
m) Membandingkan
χ2hitung dengan nilai χ2tabel untuk α=
0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = k-1 dengan menggunakan tabel chi kuadrat dan didapat: jika χ2hitung > χ2tabel artinya distribusi data tidak normal jika χ2hitung < χ2tabel artinya data berdistribusi normal Kemudian
akan
diperoleh
kesimpulan
bisa-tidaknya
analisis
regresi
dilanjutkan. 2) Uji Regresi Sederhana a) Mencari Persamaan Regresi Perhitungan untuk mencari persamaan regresi menurut Ridwan (2005: 148) dapat menggunakan rumus berikut: Ŷ = a + bX Keterangan: Ŷ = Partisipasi masyarakat X = Participatory Rural Appraisal a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0 b = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y. b=
n ∑ XiYi − (∑ Xi )(∑ Yi ) n ∑ Xi 2 − (∑ Xi )
2
a dicari dengan menggunakan rumus:
68
a=
(∑ Yi)(∑ Xi 2 ) − (∑ Xi )(∑ XiYi) 2 n ∑ Xi 2 − (∑ Xi )
b) Menguji Linieritas Regresi Langkah kerja uji linearitas regresi menurut Ridwan (2005: 126) sebagai berikut: Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]), dengan rumus: JKReg[a] =
(ΣY )2 n
Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]), dengan rumus:
(ΣX )(. ΣY ) JKReg[b\a] = b.ΣXY − n Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes), dengan rumus: JKRes = ΣY 2 − JK Re g [b \ a ] − JK Re g[a]
Langkah 4. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]), dengan rumus: RJKReg[a] = JKReg[a]
Langkah 5. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b\a]), dengan rumus: RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]
Langkah 6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes), dengan rumus: RJKRes =
JK Re s n−2
Langkah 7. Mencari jumlah kuadrat error (JKε), dengan rumus: JKε =
2 (ΣY )2 ∑k ΣY − n
69
Langkah 8. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC), dengan rumus: JKTC = JKRes –JKε Langkah 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC), dengan rumus: RJKTC =
JK TC k −2
Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE), dengan rumus: RJKε =
JK ε n−k
Langkah 11. Mencari nilai Fhitung, dengan rumus: Fhitung =
RJK TC RJK ε
Tabel 3.7 Tabel ringkasan Anova Variabel X dan Y untuk Uji Linieritas Derajat Sumber Jumlah Rata-rata jumlah Kebebasasan Fhitung Variansi Kuadrat kuadrat (RJK) (dk) Total N Linier Y2
∑
Regresi (a) Regresi (b/a) Residu
1 1 n-2
JKreg(a) JKreg (b/a) JKRes
RJKreg(a) RJKreg (b/a) RJKRes
Tuna cocok Kesalahan (Error)
k-2 n-k
JKTC JKE
RJKTC RJKE
Langkah 12. Menentukan keputusan pengujian: Jika Fhitung ≤ Ftabel artinya data berpola linier Jika Fhitung ≥ Ftabel artinya data berpola tidak linier Langkah 13. Mencari Ftabel, dengan rumus: Ftabel = F (1-α) (dk TC, dkε) Langkah 14. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel:
Ftabel linier
keterangan
70
3) Uji Hipotesis Langkah terakhir dari analisis data adalah menguji signifikasi. Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, Ridwan (2005: 152) melakukan uji signifikasi menggunakan uji F sebagai berikut: Langkah 1. Mencari Fhitung, dengan rumus: Fhitung =
RJK Re g ( b / a ) RJK Re s
Langkah 2. Mencari Ftabel, dengan rumus: Ftabel = F (1-α) (dk reg
b/a, dk res)
Langkah 3. Membandingkan F hitung dengan F tabel Kriteria yang digunakan adalah: 1) Ho ditolak dan Ha diterima, apabila F
hitung
≥F
tabel
dinyatakan signifikan
(diterima). 2) Ho dterima dan Ha ditolak, apabila F
hitung
≤ F
tabel
dinyatakan tidak
signifikan (tidak diterima). Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel Participatori Rural Appraisal
terhadap partisipasi masyarakat, Peneliti
menggunakan rumus koefisien determinasi (r2) sebagai berikut: r2 =
b{nΣXiYi − (ΣXi )(ΣYi)} nΣYi 2 − (ΣYi) 2
4) Rancangan Pembahasan Data yang sudah terkumpul akan diolah dan dianalisis. Langkah pertama yang dilakukan dalam teknik analisis adalah mengubah data ordinal menjadi data interval. Data interval tersebut harus melewati uji persyaratan regresi yang
71
meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji signifikansi sebelum dilakukan uji hipotesis. Angka-angka
hasil
pengujian
hipotesis
yang
diperoleh
akan
diinterpretasikan agar hasil penelitian memiliki makna. Untuk memperkuat hasil penelitian, pembahasan tidak hanya memuat angka-angka yang diperoleh dari hasil pengujian hipotesis, tetapi juga didukung dengan hasil wawancara, observasi, dan teori-teori yang mendukung. Hasil akhir dapat diperoleh setelah langkah-langkah di atas dilakukan sehingga keadaan Participatory Rural Appraisal dan pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat di kecamatan Merbau Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang telah dirumuskan.
F. Pemantapan Angket Pemantapan angket adalah langkah yang dilakukan melalui uji coba angket terhadap sejumlah responden. Kriteria responden yang dijadikan sampel dalam uji coba angket ini adalah sama-sama lembaga profesi PAUD yang menggunakan metode Participatory Rural Appraisal, memiliki keterlibatan pada program PPAUD baik secara langsung maupun tidak langsung, sama-sama telah menyelenggarakan program PAUD minimal 1 tahun periode program, dan merupakan program PPAUD yang menerapkan prinsip-prinsip Participatory Rural Appraisal. Kemudian, data angket yang sudah terkumpul akan dihitung validitas dan reliabilitasnya.
72
1. Hasil Uji Coba Angket Pemantapan angket dilakukan dengan melakukan uji coba angket terhadap 30 orang responden. Setelah data angket terkumpul, akan dilakukan perhitungan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket yang diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur variabel Participatory Rural Appraisal sebanyak 28 item pertanyaan/pernyataan dan angket untuk mengukur varibel partisipasi masyarakat sebanyak 25 item pertanyaan/pernyataan. Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada tabel berikut: Tabel 3.8 Jumlah Item Angket untuk Uji Coba
No
Variabel
Jumlah Item Angket
1
Participatory Rural Appraisal
28
2
Partisipasi Masyarakat
25 53
Total
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 40 item. 2. Uji Validitas Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.
rxy =
n∑ xy − (∑ x )(∑ y )
[n(∑ x )− (∑ x) ][n(∑ y )− (∑ y ) ] 2
2
2
2
73
Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji validitas angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item angket hasil ujicoba tampak pada tabel berikut: Tabel 3.9 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba
No
Jumlah Item Angket
Variabel
1
Participatory Rural Appraisal
2
Partisipasi Masyarakat Total
Sebelum Uji Coba 28
Tidak Valid 3
Valid 25
25
1
24
53
4
49
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 53 item angket yang diujicobakan, 5 item angket tidak valid dan 35 item angket valid. Dengan demikian, jumlah item angket yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian sebanyak 49 item. Pengujian validitas terhadap 28 item angket untuk variabel Participatory Rural Appraisal menunjukkan sebanyak 25 item dinyatakan valid dan sebanyak 3 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian, angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Participatory Rural Appraisal berjumlah 25 item. Pengujian terhadap 25 item angket untuk variabel partisipasi masyarakat menunjukkan sebanyak 24 item dinyatakan valid dan sebanyak 1 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian, angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel partisipasi masyarakat berjumlah 24 item
74
Item angket yang tidak valid terletak pada indikator yang berbeda sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap representatif untuk mengukur indikator yang dimaksud. 3. Uji Reliabilitas Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai berikut: 2 Σσ b k r11 = 1 − σ 2 k − 1 t
Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel berikut: Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas No
Variabel
1
Participatory Rural Appraisal
2
Partisipasi Masyarakat
rhitung
rtabel
Keterangan
0.948
0.514
Reliabel
0.730
0.514
Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada variabel
Participatory Rural Appraisal (X) diperoleh r moment diperoleh nilai r rtabel = 0,514.
tabel
hitung
= 0.948. Dari tabel r product
dengan n = 15 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar
Hal ini berarti r
hitung
lebih besar r
tabel
(0,848 > 0,514). Dengan
demikian, angket untuk variabel Participatory Rural Appraisal (X) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
75
Pada variabel partisipasi masyarakat (Y) diperoleh r
hitung
= 0.910. Dari
tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 15 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar rtabel = 0,514. Hal ini berarti r
hitung
lebih besar r
tabel
(0,730 > 0,514).
Dengan demikian, angket untuk variabel partisipasi masyarakat (Y) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.