BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), di mana variabel ini tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang tekendalikan.1 Terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang memperoleh pengajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching dan kelompok kontrol mendapat pengajaran secara konvensional. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Test-Post-Test Control Group Desain. Maksud desain ini yaitu ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok kedua diberikan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Kemudian kedua kelas diuji terlebih dahulu (pretest) untuk melihat apakah kedua kelas sudah memiliki kemampuan yang sama atau belum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III.1 berikut.
1
Sugiyono, Metodologi Penelitan Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010,h.113
32
33
Tabel III.1 Pre-Test-Post-Test Control Group Desain Grup
Pretes
Perlakuan
(R) eksperimen
X
(R)
-
Kontrol
Posttes
Sumber: Sugiyono2 Keterangan: R
= Pengambilan sampel secara acak
X
= Perlakuan pada kelas eksperimen
O1
= Pretest kelas eksperimen
O2 = Posttest kelas eksperimen O3 = Pretest kelas kontrol O4
= Posttest kelas kontrol Dalam penelitian ini, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda
menggunakan statistik uji t. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. B. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model
2
Ibid. h.112
34
pembelajaran Quantum Teaching, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa. C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 19 April sampai 10 Mei 2014 di MTs Darul Hikmah Pekanbaru yang beralamat di Jalan Manyar Sakti KM.12 Simpang Panam, Pekanbaru. D. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.A Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul Hikmah Pekanbaru tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 122 orang.
2.
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA2, dan VIIA3 yang berjumlah 56 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling atau sampel acak sederhana. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, dua kelas diambil secara acak untuk kemudian diuji tingkat kemampuan mereka dengan menggunakan uji t, terlebih dahulu 3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Jakarta : Alfabeta, 2012, h. 118.
35
dilakukan uji pretes terhadap dua kelas tersebut. Setelah memperoleh dua kelas yang memiliki kemampuan yang sama, sampel tersebut juga dilakukan uji homogen dan uji normalitas sebelum melakukan uji t untuk melihat apakah data berdistribusi normal dan apakah ada perbedaan atau tidak dalam berpikir kritis siswa. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa nilai thitung = − 1,82. Hal ini berarti nilai thitung lebih kecil dibandingkan nilai ttabel = 2,00. Dengan demikian tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis antara
siswa kelas VIIA2 dan kelas VIIA3. Kemudian dilakukan penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol peneliti melakukan pengundian menggunakan gulungan kertas yang dimasukkan kedalam potongan pipet sehingga terpilihlah kelas VIIIA3 sebagai kelas yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan VIIIA2 sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini melalui 3 teknik, yaitu: 1.
Observasi Teknik observasi pada penelitian ini menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan diisi oleh pengamat setelah akhir pembelajaran pada setiap kali pertemuan. Sebelum
36
pengamat mengisi lembar pengamatan, pengamat terlebih dahulu mengamati proses pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan dilalukan dengan mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan model pembelajaran Quantum Teaching. Pengamatan ini bertujuan
agar kegiatan yang
diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching yang dilakukan setiap kali tatap muka. 2. Dokumentasi Dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan serta mengetahui sejarah dan perkembangan sekolah, data guru dan siswa, sarana dan prasarana serta masalah-masalah yang berhubungan dengan administrasi sekolah berupa arsip, table-tabel, foto-foto. Data-data ini diperoleh dari TU di sekolah dan pihak-pihak sekolah terkait. 3. Tes Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis siswa setelah menggunakan model pembelajaran quantum teaching yang akan diperoleh melalui lembar tes yang dilakukan pada akhir pertemuan (posttest). Tes ini akan diberikan kepada kedua sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran quantum teaching dan kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran quantum
37
teaching. Dari hasil tes, kemudian dianalisis apakah terdapat perbedaan atau tidak. Sebelum soal tes diujikan kepada siswa pada masing-masing sampel, terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah mempelajari materi yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apakah instrumen tes tersebut valid dan reliabel. Karena dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid (saheh).4Senada dengan pernyataan Arikunto bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.5 Selain mengukur validitas dan reliabiltas instrumen, peneliti juga mengukur tingkat kesukaran dan daya pembeda untuk masing-masing soal. F. Pengembangan Instrumen Penelitian ini menggunakan beberapa jenis instrumen. Untuk lebih jelasnya, pengembangan instrumen dapat dikelompokkan pada dua kelompok yaitu instrumen pelaksanaan penelitian dan instrumen pengumpulan data. 1.
Instrumen Pelaksanaan Penelitian Adapun Instrumen pelaksanaan penelitian, sebagai berikut :
4
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula), Alfabeta, Bandung, 2010, h. 97. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006, h. 168.
38
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran suatu komponen yang sangat penting yang harus disusun sebelum melakukan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan6. RPP berisi indikator yang akan dicapai,
materi,
model,
pendekatan
serta
langkah-langkah
dalam
pembelajaran. Materi ajar dalam penelitian ini adalah persegi panjang dan persegi. Pemilihan materi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa materi ini sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan peneliti dan materi tersebut dipelajari bertepatan saat melakukan penelitian ini. b. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) berisi tentang materi, contoh soal, latihan, dan tugas. 2. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Peneliti melakukan tes kemampuan berpikir kritis untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang diterapkan. Tes kemampuan berpikir kritis ini terdiri dari 7 butir soal yang sesuai
6
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Cet.4, Jakarta :Kencana. 2008) h.29
39
dengan indikator pembelajaran dan indikator berpikir kritis yang telah dipilih setelah telah diuji cobakan. Sebelum soal-soal pretest-posttest diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu diuji coba untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda. 1) Validitas Tes Validitas
intrumen
penelitian
dapat
diketahui
dengan
mengetahui analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor totalnya 7. Untuk menghitung korelasi skor item instrumen dengan skor total dapat kita gunakan korelasi Product Moment dengan rumus8: =
∑
∑
− ∑
− ∑
∑
∑
− ∑
Keterangan : ∑ ∑
: Koefisien korelasi : Jumlah skor item : Jumlah skor total (seluruh item) : Jumlah responden
Setelah setiap butir instrumen dihitung besarnya koefisien korelasi dengan skor totalnya, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung uji t dengan rumus:
7 8
Hartono. Metodologi Penelitian. (Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2011). h.67 Hartono. Analisis Item Instrumen. (Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2010). h.85
40
Keterangan :
=
√ − 2
√1 −
: Nilai t hitung : Koefisien korelasi hasil r hitung : Jumlah responden
r
Jika hasil thitung ini dikonsultasikan dengan nilai Tabel t roduct Moment dengan df = N – 2,dengan taraf signifikansi 5% dan taraf signifikan 1%,. Membandingkan
dengan
berdasarkan
ketentuan sebagai berikut9: Jika
<
maka butir tersebut invalid
Jika
>
maka butir tersebut valid
Setelah diketahui apakah butir soal itu invalid, maka selanjutnya ditentukan kriteria dari validitas butir soal tersebut dengan ketentuan sebagai berikut: TABEL III.2 KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL Besarnya r Interpretasi 0,80 < r <1,00 Sangat tinggi 0,60 < r < 0,79 Tinggi 0,40 < r < 0,59 Cukup Tinggi 0,20 < r < 0,39 Rendah 0,00 < r < 0,19 Sangat rendah Sumber: Riduwan (2012: 98) 9
Ibid, h.42
41
Hasil pengujian validitas soal ujicoba disajikan pada tabel III.3: TABEL III.3 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS SOALPRETEST Nomor Item Pertany aan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Koefisien Korelasi
Harga
Harga
0, 4168
2,246
1,711
Valid
1,711 1,711
Valid Valid
0,0233
4,084 4,706
1,711
Tidak valid
− 0, 0133
0,114
− 0,065
1,711
Tidak Valid
1,711
Valid
0, 6104
2,154 3,775
1,711
Valid
2,828
1,711
Valid
2,314
1,711
Valid
− 1,524
1,711
Tidak Valid
0,6403 0, 6927
0, 4025 0,5000
0, 4271
− 0, 2970
Keputusan
Interpret asi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Rendah Sangat Rendah Cukup Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi Sangat Rendah
Dari uji coba instrumen penelitian yaitu 10 butir soal, 7 butir soal dari seluruh soal tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada posttest. 2) Reliabilitas Tes Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui instrumen yang sudah ada dapat dipercaya (reliabel) sehingga menghasilkan data yang dapat
42
dipercaya pula. Penelitian ini menggunakan rumus alpha untuk mengetahui apakah butir soal tersebut reliabel dengan rumus10: =
Keterangan : ∑
− 1
1−
∑
: Nilai Reliabilitas : Jumlah Varians Skor Tiap-tiap Item :Varians Total : Jumlah Item
Rumus untuk varians total dan varians item antara lain:
= =
∑
∑
∑
∑
Keterangan: Si ∑ St ∑ ∑ ∑ ∑ k N
:
Varians skor tiap-tiap soal
: Jumlah varians skor tiap-tiap soal : Varians total : Jumlah kuadrat soal Xi : Jumlah soal Xi dikuadratkan : Jumlah kuadrat X total : Jumlah X total dikuadratkan : Jumlah soal : Jumlah siswa
Setelah melakukan perhitungan pada uji soal, didapatkan nilai r11 yaitu 0,668. Jika hasil r11 ini dikonsultasikan dengan nilai Tabel r roduct 10
Hartono. Analisis Item Instrumen, Op. Cit. h. 102
43
Moment dengan df = N – 1 = 26 – 1 = 25 dengan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh
= 0,381. Membandingkan
dengan
product momen dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Bila
>
berarti reliabel.
2) Bila
<
berarti tidak reliabel.
Dari keterangan di atas, dapat kita peroleh bahwa
>
sehingga soal yang telah diujicobakan tersebut reliabel, sehingga dapat digunakan untuk diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) Tingkat Kesukaran Soal Untuk menentukan tingkat kesukaran soal caranya yaitu data diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah, kemudian diambil 50% dari kelompok yang mendapat nilai tinggi dan 50% dari kelompok yang mendapat nilai rendah. Selanjutnya menggunakan rumus11:
Keterangan: TK
11
=
+ (
: Tingkat Kesukaran
− ( ) − )
SA
: Jumlah skor kelompok atas
SB
: Jumlah skor kelompok bawah
T
: Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
Mas’ud Zein, Evaluasi Pembelajaran Analisis Soal Essay, Makalah dalam Bentuk Power Point (Tidak Diterbitkan), 2011, h. 39
44
Smax
:
Smin
: Skor minimum tiap soal
Skor maksimum tiap soal
Setelah indeks tingkat kesukaran diperoleh, maka harga indeks kesukaran tersebut diinterpretasikan pada kriteria sesuai tabel berikut 12 Tabel III.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Besarnya TK
Interpretasi
0,00 < TK 0,30
Sukar
0,30 < TK 0,70
Sedang
0,70 < TK 1,00
Mudah
Hasil pengujian tingkat kesukaran soal disajikan secara singkat pada tabel berikut:
12
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h.98.
45
TABEL III.5 HASIL PENGUJIAN TINGKAT KESUKARAN SOAL Nomor Butir Soal
Angka Indek Kesukaran Item (TK)
1
0,36
Sedang
0,53
Sedang
0,37
Sedang
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Interpretasi
0,62 0,64 0,16 0,17
Sedang Sedang Sukar Sukar
0,52
Sedang
0,48
Sedang
0,18
Sukar
4) Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda yaitu13: = Keterangan: DP : Daya Pembeda
1 2
SA : Jumlah skor atas SB : Jumlah skor bawah 13
Mas’ud Zein, Loc. cit.
−
−
46
T
: Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah
Smax : Skor maksimum Smin : Skor minimum Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sesuai dengan tabel berikut14: Tabel III.6 PROPORSI DAYA PEMBEDA SOAL Daya Pembeda DP ≤ 0 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40
Interpretasi Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Daya pembeda untuk uji soal pretest disajikan pada tabel III.8.
14
Suharsimi Arikunto,Op.Cit.,h. 210.
47
TABEL III.7 HASIL PENGUJIAN DAYA PEMBEDA SOAL Nomor Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Besarnya DP
Interpretasi
0,12 0,25 0,58 0,05 − 0, 07 0,10 0,31 0,19 0,08 − 0,06
Jelek Cukup Baik Jelek Sangat Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Sangat Jelek
Dari tabel III.7 disimpulkan bahwa, terdapat dua soal mempunyai daya pebeda sangat jelek, lima soal mempunyai daya pembeda jelek, dua soal mempunyai daya pembeda cukup baik dan satu soal mempunyai daya pembeda baik. G. Teknik Analisis Data 1.
Analisis Tahap Awal Sebelum sampel diberi perlakuan, maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari kondisi awal yang sama. Data yang digunakan dalam analisis tahap awal berasal dari nilai tes awal (pretest).
48
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Jika sampel berdistribusi normal maka populasi juga berdistribusi normal, sehingga kesimpulan berdasarkan teori berlaku. Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas data menggunakan rumus “chi kuadrat” yaitu:15 = Keterangan:
(
− ℎ) ℎ
fo = Frekuensi observasi fh = Frekuensi harapan Menentukan
dengan dk = k – 1 dan taraf sifnifikan 0,05.
Kaidah Keputusan : Jika, Jika,
> ≤
, berarti data Distribusi Normal
Setelah dilakukan perhitungan data awal, untuk kelas eksperimen
diperoleh nilai ≤
, berarti data Distribusi Tidak Normal
18,307 atau
= 10, 249 dan ≤
= 18, 307. Ternyata 10,249
. Dapat disimpulkan data awal kelas
eksperimen berdistribusi normal. 15
Riduwan, Dasar-Dasar Statistik, Alfabeta, Bandung, 2003, h. 193.
49
Untuk kelas kontrol diperoleh nilai
= 14,446 dan
18,307. Ternyata 14,446 ≤ 18,307 atau
≤
=
. Dapat
disimpulkan data awal kelas kontrol berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan sebuah uji yang harus dilakukan untuk melihat kedua kelas yang diteliti homogen atau tidak. Pengujian homogenitas pada penelitian ini meggunakan uji F dengan rumus:16
=
Kemudian hasilnya dibandingkan dengan F tabel. Apabila perhitungan
diperoleh
≤
,
maka
sampel
dikatakan
mempunyai varians yang sama atau homogen. Menentukan
dengan
dk pembilang = n – 1 dan dk penyebut = n – 1 dengan taraf sifnifikan 0,05. Kaidah Keputusan : Jika, Jika,
>
, berarti Tidak Homogen
≤
, berarti Homogen
Setelah dilakukan perhitungan didapat varians terbesar 275,89 varians terkecil 16
Ibid, h. 120
,
, diperoleh nilai
= 1,43 dan nilai
=
50
1,93. Ternyata 1,43 ≤ 1,93 atau
≤
adalah homogen.
, maka varians-varians
c. Uji t Uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata kelas eksperimen secara signifikan dengan rerata kelas kontrol, pengujian hipotesis menggunakan uji t. Ada dua rumus tes ”t” yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu separated varians dan polled varians17. Separated varians =
−
2 1 1
+
2 2 2
Polled varians
=
− 1
+
+
Keterangan : 1=
Rata-rata kelas eksperimen
2=
Rata-rata kelas kontrol
s1= Varians kelas eksperimen s2= Varians kelas kontrol n1=Jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2= Jumlah anggota sampel kelas kontrol
17
Sugiyono., Op. Cit. h. 138.
̅ − ̅
− 1 − 2
1
+
1
51
Kaidah Keputusan : >
Jika, t
, berarti tidak ada perbedaan
≤
Jika,
, berarti ada perbedaan
Karena n1 = n2 dan varians homogen maka dapat digunakan rumus tes ”t” baik untuk separated maupun polled varians. Rumus
tes “t” yang
digunakan dalam analisis data ini adalah tes “t”dengan pooled varians.
=
X1 − X2
2 n1 − 1 s2 1 + n2 − 1 s2 1 + 1 n1 n2 n1 + n2 − 2
Setelah dilakukan pengujian didapat thitung sebesar − ,
diperoleh
dan
adalah 2,00, berarti besar thitung dibandingkan ttabel pada
taraf signifikan 5% adalah − ,
< 2,00 atau thitung < ttabel maka tidak
ada perbedaan, berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Analisis Tahap Akhir Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Data dalam analisis data tahap akhir menggunakan skor nilai tes berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum teaching dan konvensional.
52
Sebelum uji persamaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
sampel
dengan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran quantum teaching dan konvensional berdistribusi normal atau tidak. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sama dengan uji normalitas pada analisis data tahap awal. Jika kedua data yang dianalisis berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji homogenitas varians. Tetapi jika kedua data yang dianalisis salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal,
maka
dilanjutkan
dengan
uji
perbedaan
dua
rata-rata
menggunakan uji statistik non parametrik, menggunakan uji Mann-Whitny U, yaitu:18
Keterangan:
18
=
+
=
+
(
dan
= Jumlah peringkat 1 = Jumlah peringkat 2 = Jumlah rangking pada = Jumlah rangking pada
(
2 2
− 1) − 1)
− −
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 153.
53
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
sampel
dengan
pembelajaran
pembelajaran quantum teaching dan
menggunakan
model
pembelajaran konvensional
mempunyai tingkat varians yang sama, sehingga dapat menentukan rumus uji t yang akan digunakan. Rumus yang digunakan sama dengan rumus untuk menentukan homogenitas pada analisis data tahap awal. Uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata kelas eksperimen secara signifikan dengan rerata kelas kontrol, pengujian hipotesis menggunakan uji t. Ada dua rumus tes ”t” yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu separated varians dan polled varians19. Separated varians =
Keterangan :
−
2 1 1
+ 1=
2 2 2
=
Polled varians
− 1
+
+
̅ − ̅
− 1 − 2
Rata-rata kelas eksperimen
2=
Rata-rata kelas kontrol s1= Varians kelas eksperimen s2= Varians kelas kontrol n1=Jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2= Jumlah anggota sampel kelas kontrol 19
Sugiyono, Ibid, hlm.138
1
+
1
54
Kaidah Keputusan : >
Jika, t
, berarti (
≤
Jika,
, berarti (
) ditolak, Ha diterima
) diterima Ha ditolak
Karena n1 = n2 dan varians homogen maka dapat digunakan rumus tes ”t” baik untuk separated maupun polled varians. Rumus tes “t” yang digunakan dalam analisis data ini adalah tes “t”dengan pooled varians.
=
X1 − X2
2 n1 − 1 s2 1 + n2 − 1 s2 1 + 1 n1 n2 n1 + n2 − 2
Setelah dilakukan pengujian didapat diperoleh
thitung sebesar
,
dan
adalah 2,00, berarti besar thitung dibandingkan ttabel pada
taraf signifikan 5% adalah perbedaan, berarti (
,
> 2,00 atau thitung > ttabel maka terdapat
) ditolak, Ha diterima.