BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem
pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika, pola kemitraan dengan pemasok, proses pembelian paprika, evaluasi pemasok, dan menentukan strategi peningkatan konsistensi pasokan. Objek yang akan diteliti memiliki batasan tertentu yang melibatkan petani pemasok, dan staf PT Momenta Agrikultura. Penelitian dilakukan di PT Momenta Agrikultura wilayah Bandung yaitu salah satu pemasok sayuran dan buah-buahan yang berada di Jalan Kayuambon No.1 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini juga dilakukan di sentra produksi paprika yang berada di Desa Pasir Langu dan Tugu Mukti, karena di daerah tersebut terdapat pemasok yang secara rutin mengirimkan paprika ke PT Momenta Agrikultura. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (puposive) dengan pertimbangan bahwa PT Momenta Agrikultura merupakan pemasok sayuran yang sudah cukup berpengalaman sebagai pemasok sayuran yang bernilai jual tinggi.
3.2
Desain dan Teknik Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif
dapat dipandang sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari
41
42
rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (case study). Menurut Maxfield dalam Nazir (1998) studi kasus adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara langsung terhadap objek penelitian serta wawancara terhadap informan yang terkait dengan pasokan barang dalam manajemen pengadaan komoditas paprika. 3.3
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penjelasan dari variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah sebagai
berikut : 1. Pelaku rantai pasok adalah pelaku usaha dalam mendistribusikan produk/jasa dari produsen sampai ke konsumen. Pelaku usaha dalam penelitian ini adalah pelaku usaha agribisnis yang terdiri dari petani pemasok, dan PT Momenta Agrikultura. 2. Manajemen pengadaan adalah sistem penyediaan input, berupa barang maupun jasa, yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.
43
3. Bentuk kemitraan adalah melakukan proses kerjasama antar pelaku usaha dalam berbagai pola, dari yang sangat informal, dari yang membentuk kelompok kecil sampai organisasi yang kompleks. 4. Klasifikasi Pemasok 5. Proses pembelian adalah proses mengadakan material pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat. 6. Aliran informasi adalah jaringan yang didalamnya terdapat proses dan sistem elektronik, sehingga memungkinkan suatu proses pertukaran informasi yang terstruktur. 7. Aliran barang adalah jaringan atau proses aliran barang dari produsen ke konsumen dengan urutan kegiatan yang tertata rapi untuk meraih efisiensi proses pemasaran. 8. Aliran uang adalah jaringan yang didalamnya terdapat pergerakan arus uang antara seluruh pelaku jaringan rantai pasok. 9. Evaluasi kinerja pemasok merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja pemasok dalam memasok suatu produk. 10. Kualitas adalah derajat kesesuain terhadap standar atau karakteristik langsung dari paprika. 11. Kuantitas adalah banyaknya paprika dalam setiap pengiriman. 12. Kontinuitas adalah kelangsungan atau kesinambungan pengiriman paprika. 13. Loyalitas pemasok adalah kesetiaan pemasok dalam memenuhi kebutuhan paprika.
44
Tabel 7. Operasionalisasi Variabel Konsep
Variabel Pelaku rantai pengadaan Jumlah pasokan Harga paprika
Usia kemitraan
Bentuk Kemitraan
Cara Pembayaran Manajemen Pengadaan Paprika
Klasifikasi pemasok
Pembelian dan Pengadaan
Tujuan
Evaluasi kinerja pemasok
Sub-variabel -
Indikator Satuan - Jumlah pelaku - Petani pemasok - PT Momenta Agrikultura - Banyaknya paprika dalam Kg/ setiap pengiriman minggu - Harga jual dari petani Rp/Kg - Harga jual dari perusahaan - Lamanya menjalin Tahun kerjasama - Hak perusahaan - Hak petani pemasok - Kewajiban perusahaan - Kewajiban petani pemasok Tata cara dan - Tempo / tunai ketentuan - waktu pembayaran - Rp/ pembayaran minggu - Tingkat kepentingan produk yang dipasok - Ketersediaan substitusi - Tinggi/rendahnya nilai produk Aliran informasi Mekanisme aliran informasi dua arah dari tingkat petani pemasok sampai ke ritel modern dan sebaliknya Aliran barang
Mekanisme aliran barang dari tingkat petani pemasok sampai ke ritel modern
-
Aliran uang
Mekanisme aliran uang dari ritel modern sampai ke petani pemasok
-
-
Pemilihan pemasok terbaik
-
Kualitas
Kriteria Kuantitas
-
Warna Ukuran - Cm Berat - Gram Standar mutu Jumlah pengiriman sesuai Kg/ permintaan minggu
45
Tabel 7. Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Konsep
Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Paprika
3.4
Variabel
Sub-variabel Kontinuitas
Indikator Intensitas pengiriman
Loyalitas
Kesetiaan pemasok terhadap perusahaan
-
Nilai bobot yang paling besar berdasarkan nilai ANP
Satuan Hari/ Minggu -
Pemilihan alternatif
Sumber Data atau Informasi dan Cara Penentuannya 1. Data Primer Menurut Sugiyono (2011), sumber data primer dapat didefinisikan sebagai
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data diambil dari kegiatan observasi di lapangan selama periode penelitian dilakukan. Responden dipilih dengan teknik pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling method). Responden atau informan yang dipilih berasal dari pihak PT Momenta Agrikultura dan petani pemasok paprika ke PT Momenta Agrikultura. Alasan pemilihan informan tersebut disebabkan informan yang dipilih dianggap mengetahui informasi mengenai faktor yang menyebabkan adanya ketidakkonsistensian pasokan dalam pengelolaan pengadaan pada perusahaan serta mengetahui kondisi perusahaan pada saat ini secara menyeluruh. Sumber dari data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Staf PT Momenta Agrikultura a. Bagian Sourcing b. Bagian Packing House c. Bagian Supervisor
46
2) Pihak Pemasok a. Petani pemasok b. Ketua kelompok tani 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2011), sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder diperlukan dalam penelitian ini sebagai data penunjang yang diperoleh melalui studi kepustakaan meliputi data dan informasi melalui buku-buku, internet, laporan penelitian, dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan topik penelitian dan dokumen tertulis atau laporan dari instansi terkait. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data/informasi yang digunakan adalah sebagai
berikut: 1. Observasi langsung atau pengamatan langsung, yaitu dengan melaksanakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dalam hal ini adalah PT Momenta Agrikultura. 2. Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian melalui interview terhadap orang-orang yang mewakili pihak perusahaan PT Momenta Agrikultura, pemasok dan petani paprika dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan penulis sebelumnya. 3. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan literatur kepustakaan, fasilitas internet dan data dari lembaga ataupun instansi yang
47
berhubungan dengan objek penelitian. Studi pustaka digunakan untuk menunjang hipotesa-hipotesa mengenai penelitian yang akan dilakukan.
3.6
Rancangan Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang
mudah dibaca dan diintrepretasikan. Analisis data dilakukan untuk mengetahui manajemen pengadaan paprika dan konsistensi pasokan, serta kinerja pemasok dalam rantai pasokan pada PT Momenta Agrikultura. Rancangan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rancangan analisis yang digunakan untuk identifikasi masalah pertama mengenai manajemen pengadaan paprika di PT Momenta Agrikultura adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan flowchart system. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1983). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat suatu gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena dari data-data yang didapat. Flowchart system atau bagan alir merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Penelitian mengenai identifikasi masalah diatas adalah melihat dari hasil analisis data dan wawancara langsung dengan pihak petani pemasok, dan
48
pihak PT Momenta Agrikultura. Penelitian dimulai dari bagaimana sistem pengadaan paprika sampai dengan diantarkan ke bagian pengepakan PT Momenta Agrikultura, pengendalian kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, proses penetapan harga, ketepatan waktu pengiriman produk oleh pemasok, pembelian dan pembayaran, bagaimana sistem kemitraan yang terjalin dengan pemasok dan loyalitas pemasok yang berpotensi besar terhadap perusahaan.
2. Pendekatan ANP digunakan untuk mengambil keputusan terbaik bedasarkan kriteria-kriteria yang ada, baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. Kriteria-kriteria ditetapkan diklasifikasikan ke dalam kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan loyalitas. ANP digunakan untuk mendapatkan bobot kepentingan kriteria yang akan dijadikan atribut dalam evaluasi kinerja pemasok pada PT Momenta Agrikultura. Tahapan pengambilan keputusan dengan ANP adalah sebagai berikut: 1) Mengkonstruksi model dan menstrukturing masalah. Masalah harus ditetapkan dengan jelas dan dipecah ke dalam sistem yang rasional seperti network yang akan menjadi model ANP. 2) Menentukan matriks perbandingan berpasangan dan vektor prioritas. Tahap ini, pengambil keputusan diminta untuk merespon suatu deret perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan melihat pada kriteria kontrol yang lebih tinggi. Baik dalam ANP maupun AHP untuk membandingkan dua elemen menggunakan skala pengukuran rasio sembilan-poin dari Saaty yang dapat dilihat pada Tabel 7. pengambil keputusan harus membuat perbandingan
49
kepentingan antara dua pasangan atribut yang mungkin, menggunakan suatu skala verbal untuk tiap varian. Tabel 8. Skala Perbandingan Secara Berpasangan Intensitas Definisi Pentingnya 1 Kedua elemen sama pentingnya 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
5
Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya
7
Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya
2, 4, 6, 8 Kebalikan
Nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Penjelasan Dua elemem menyumbang sama besar terhadap tujuan Pengalaman dan pertimbangan satu elemen sedikit menyokong dari elemen lainnya Pengalaman dan pertimbangan satu elemen dengan kuat menyokong dibanding elemen yang lainnya Satu elemen lebih kuat, dan dominansinya telah terlihat pada praktik Perbedaan antar item yang dibandingkan sangat besar sehingga semestinya tidak dibandingkan langsung. Untuk menggambarkan kompromi di antara dua pertimbangan
Sumber : Thomas L. Saaty (1993) 3) Perhitungan Rasio Konsistensi. Kemungkinan masalah kelengkapan atau
konsistensi dari perbandingan berpasangan dapat terjadi dalam proses penilaian. Rasio konsistensi (Consistency Ratio/CR) memberikan suatu penilaian numerik mengenai bagaimana ketidakkonsistensian suatu evaluasi. Rasio konsistensi diperoleh dengan membandingkan indeks konsistensi dengan satu nilai yang sesuai dari bilangan indeks konsistensi acak (Random Consistenscy Index). Indeks konsistensi (Consistensy Index/CI) suatu matrik perbandingan dihitung dengan rumus: ≤ 10 %
50
Keterangan : CI
= Indeks konsistensi
RI
= Nilai pembangkit random
n
= Jumlah ordo matriks
λmax
= Nilai eigen terbesar dari matriks berordo n
Indeks konsistensi acak berbagai ukuran matrik (n) dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Pembangkit Random (RI) N
1
2
3
4
RI
0
0
0,58 0,9
5
6
1,12 1,24
7
8
1,32 1,41
9
10
1,45 1,49
Sumber : Thomas L.Saaty, 1993
Hasil penilaian yang diterima adalah matriks yang mempunyai perbandingan konsistensi kurang dari 10%. Jika lebih besar dari 10% maka penilaian yang telah dilakukan random dan perlu diperbaiki lagi. 4) Menghitung rata-rata geometrik. Menurut Saaty (1986), jika pengambil keputusan lebih dari satu orang, maka dapat dilakukan kesepakatan terhadap penilaian pertimbangan. Tetapi, jika kesepakatan tersebut tidak ditemukan, cara lain yang dapat digunakan adalah mengambil rata-rata geometrik dari penilaian yang dilakukan oleh semua pengambil keputusan. Jika terdapat N pengambil keputusan, dengan menggunakan rata-rata geometrik diperoleh: aij = (Z1Z2...ZN)1/N , dengan i,j = 1,2, ..., n keterangan: aij = niali perbandingan berpasangan ei dengan ej untuk N pengambil keputusan. Zk = nilai perbandingan berpasangan ei dengan ej yang dilakukan pengambil keputusan ke-k (k = 1,2,...,N).
51
5) Menyusun supermatriks. Supermatriks merupakan matriks yang terdiri dari beberapa matriks. Supermatriks digunakan dalam ANP karena adanya hubungan keterkaitan antar elemen dalam network. Supermatriks dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Super Decisions. Menurut Saaty (2006), terdapat tiga jenis supermatriks dalam ANP, yaitu: a. Supermatriks awal. Supermatriks tersebut terbentuk dari semua vektor prioritas yang diperoleh dari matriks perbandingan berpasangan antar elemen. b. Supermatriks terbobot. Supermatriks tersebut terbentuk dari tiap blok vektor prioritas dibobot berdasarkan matriks perbandingan berpasangan antar cluster. c. Supermatriks limit. Supermatriks tersebut diperoleh dengan membangkitkan supermatriks terbobot ke pangkat yang besar. 6) Menyeleksi alternatif terbaik. Pemilihan alternatif terbaik ditentukan oleh nilai akhir untuk tiap pilihan alternatif dari hasil supermatriks akhir yang diperoleh. Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang mempunyai nilai akhir terbesar.
3. Analisa mengenai strategi peningkatan konsistensi pasokan didapatkan melalui hasil evaluasi pemasok berdasarkan hasil perhitungan pada identifikasi ke dua. Hasil pembobotan dengan menggunakan ANP memudahkan perusahaan untuk mengetahui kriteria pemilihan pemasok yang sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan. Hasil pada alternatif memudahkan perusahaan untuk mengetahui pemasok yang berpotensi besar terhadap perusahaan sehingga
52
perusahaan bisa memilih pemasok utama dan dapat memutuskan strategi peningkatan konsistensi pasokan, sehingga dapat menciptakan daya saing perusahaan semakin tinggi.
3.7
Jadwal Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu:
Table 10. Jadwal Penelitian No. Fase-fase Penelitian 1. Persiapan 2. Pengumpulan data 3. Pengolahan data 4. Penulisan skripsi
Perkiraan Lamanya Desember 2011 – Januari 2012 Februari 2012 – Awal Maret 2012 Maret 2012 April 2012 – selesai