BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1.
Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretes-
postes kelompok kontrol secara random (The randomized pre-test and post-test control group design) seperti digambarkan pada tabel berikut. Tabel 3.1 Desain Pretes-Postes Kelompok Kontrol Secara Random Treatment group
R
O
X
O
Control group
R
O
C
O
(Fraenkel dan Wallen, 2008:268) Keterangan: R
= Random
O
= Tes awal/tes akhir untuk mengukur kemampuan siswa sebelun dan setelah diberi perlakuan
X
= Perlakuan pembelajaran kalimat efektif dengan menggunakan model penemuan konsep
C
= Pembelajaran kalimat efektif dengan model konvensional.
Random yang diterapkan dalam penelitian ini adalah random kelas. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa subjek penelitian sudah berada dalam kelompok yang utuh, yaitu kelas.
Random dalam penelitian ini didapatkan
dengan mengundi 6 kelas program IPA, dan 4 kelas program IPS. Dari 6 kelas IPA di kelas XI didapatkan 1 kelas kelompok eksperimen IPA, yaitu kelas XI IPA 5 dan 1 kelas kelompok kontrol IPA, yaitu kelas XI IPA 2. Sementara itu, Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
dari 4 kelas program IPS didapatkan 1 kelas kelompok eksperimen IPS, yaitu kelas XI IPS 3, dan 1 kelas kelompok kontrol IPS, yaitu kelas XI IPS 4. Adapun notasi O pada desain eksperimen tersebut adalah pemberian tes awal dan tes akhir untuk mengukur kemampuan siswa terhadap konsep kalimat efektif sebelum, dan sesudah perlakuan. Sementara itu, X berarti perlakuan mengajarkan kalimat efektif dengan menggunakan model penemuan konsep, dan C sebagai pembanding X, yaitu pembelajaran kalimat efektif secara konvensional. Pemilihan metode tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini bermaksud mendapatkan data kuantitatif mengenai keandalan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa melalui pemberian tes awal, perlakuan, dan tes akhir. Untuk untuk mendapatkan gambaran kualitas proses pembelajaran, metode eksperimen ini ditunjang dengan instrumen observasi dan angket. Dengan demikian, diharapkan penelititan ini akan mendapatkan data yang lebih sahih dan lengkap, serta mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian.
2. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian ini meliputi penggunaan model penemuan konsep dalam pembelajaran kalimat efektif, dan dampaknya terhadap peran guru dan siswa, serta hasil dan proses pembelajaran kalimat efektif.
68
Adapun skema paradigma penelitian ini tampak dalam gambar sebagai
G S
S
S
S
Pembelajaran kalimat efektif
Kualitas Proses
Teknik Media Interaksi multiarah
Hasil: mencapai konsep
Materi kalimat efektif
Hasil: menerima informasi
G
Konvensional
Teknik Media Interaksi satu arah
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Keterangan: S = siswa G = guru
3. Prosedur Penelitian
S
S
S
S
Kualitas Proses
Kendala Kode Bahasa (Ketidakefektifan kalimat) kode bahasa
Penemuan Konsep
Pesan - Kanal komunikasi – kode bahasa
Pengirim Pesan
Penerima Pesan
berikut.
69
Secara garis besar prosedur yang
dilakukan dalam penelitian ini
digambarkan pada bagan alur penelitian berikut. Kajian Awal Kajian Empiris • Keadaan siswa • Hasil penelitian terkait
Kajian Teoretis • Kajian kalimat efektif • Tinjauan kurikulum • Kajian model penemuan konsep
•
Perancangan Model Pembelajaran
Validasi, dan Revisi Instrumen
Penyusunan Instrumen
Tes Awal
Proses
Observasi
Implementasi Pembelajaran Model Penemuan Konsep
Angket
Analisis Data Kuantitatif
Analisis Data Kualitatif Kesimpulan
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Hasil • Tes Akhir
70
Sesuai bagan alur di atas, penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut. a. Melakukan kajian awal Pada tahap ini melakukan kajian awal baik secara teoretis, maupun secara empiris. Secara teoretis melakukan kajian terhadap materi kalimat efektif, kurikulum, dan teori-teori model pembelajaran penemuan konsep. Secara empiris melakukan tinjauan terhadap keadaan siswa, dan kajian terhadap penelitian terkait. b. Merancang model pembelajaran c. Menyusun rancangan model pembelajaran penemuan konsep yang akan digunakan untuk pembelajaran kalimat efektif d. Menyusun instrumen penelitian berupa instrumen tes, instrumen observasi, instrumen angket, instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, dan pedoman penilaian e. Melakukan uji coba tes, validasi dan revisi instrumen f. Melakukan tes awal untuk mengetahui kualitas awal kemampuan siswa g. Melakukan implementasi model penemuan konsep dalam pembelajaran kalimat efektif di kelas eksperimen, dan melakukan pembelajaran kalimat efektif di kelas kontrol dengan metode konvensional. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran melalui observasi terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan bantuan observer guru bahasa Indonesia lain. h. Memberikan tes akhir untuk mengetahui kualitas hasil pembelajaran
71
i. Menyebarkan angket kepada siswa untuk menjaring data kualitatif. j. Menganalisis data kuantitatif dan kualitatif k. Menyusun kesimpulan l. Membuat laporan penelitian.
B. Teknik Pengumpulan data 1.
Teknik Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai
berikut. a. Teknik tes, digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep kalimat efektif sebelum perlakuan, dan sesudah perlakuan (penggunaan model penemuan konsep). b. Teknik observasi, digunakan untuk mengobservasi efektivitas proses pembelajaran dengan model penemuan konsep. c. Teknik angket, digunakan untuk memperoleh gambaran tanggapan siswa terhadap model penemuan konsep yang digunakan dalam pembelajaran kalimat efektif.
2. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Instrumen tes Instrumen tes berupa tes tertulis, dan berbentuk pilihan ganda. Instrumen ini berisi tiga puluh butir soal kalimat efektif. Instrumen tes yang digunakan untuk tes awal sama dengan untuk tes akhir. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes sebagai berikut.
72
1) Membuat kisi-kisi soal materi kalimat efektif Materi soal berkaitan dengan ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, EyD, dan nalar kalimat. Ranah kognitif yang diukur mengacu pada Taksonomi Bloom, yakni meliputi pemahaman, penerapan, dan analisis. Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 butir dengan komposisi seperti dalam tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Komposisi Soal Penguasaan Konsep Kalimat Efektif No.
Materi
1.
Kalimat efektif berkenaan dengan ketepatan pilihan kata Kalimat efektif berdasarkan ketepatan struktur kalimat
2. 3. 4. 5.
Jenjang Kognitif C2 C3 C4
Jumlah Soal
4
2
1
7
3
4
3
10
Kalimat efektif berdasarkan ketepatan penggunaan EyD
4
4
-
8
Kalimat efektif berdasarkan nalar kalimat
3
2
-
5
Jumlah
14
12
4
30
Adapun pedoman penskoran adalah jawaban yang benar diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0. Untuk lebih jelas kisi-kisi dan instrumen soal dapat dilihat pada lampiran B.1 dan B.2. 2) Menyusun butir soal beserta kunci jawaban 3) Melakukan pertimbangan soal dan kunci jawaban yang telah disusun oleh dosen pembimbing dan dosen ahli bidang studi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas isi, kesesuaian antara indikator dengan soal, dan kesesuaian soal dengan kunci jawaban.
73
4) Melakukan ujicoba soal kepada siswa yang telah menerima materi kalimat efektif. 5) Menghitung validitas tes, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas.
b. Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Pembelajaran Lembar observasi memuat sejumlah aspek yang menjadi bahan observasi berkaitan dengan kegiatan guru dan siswa sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model penemuan konsep. Instrumen ini juga disusun berdasarkan masalah penelitian. Pedoman observasi menggunakan skala Likert. Observer diminta mengisi aspek yang diobservasi dengan memberikan tanda centang sesuai dengan skor yang diberikan, yaitu 1 (= tidak baik); 2 (= kurang baik); 3 (=baik); dan 4 (= sangat baik). Kisi-kisi dan Format pedoman observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran C.1 dan C.2.
c.
Lembar angket Instrumen angket disusun berdasarkan masalah penelitian. Instrumen ini
menggunakan skala Likert. Setiap siswa diminta untuk menanggapi pernyataan dengan tanggapan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Terdapat 15 butir pertanyaan dalam angket yang terdiri dari 8 pertanyaan positif, dan 7 pertanyaan negatif. Kisi-kisi dan Format angket dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4
74
d. Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Instrumen RPP digunakan sebagai panduan guru dalam melaksanakan eksperimen. Instrumen ini mengacu pada format RPP yang biasa digunakan di SMA Negeri 9 Bandung. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP ini mengacu pada struktur model penemuan konsep. Terdapat 4 instrumen RPP yang untuk 4 kali pertemuan. Yang membedakan pertemuan satu dengan pertemuan lainnya adalah materi atau label konsep yang dipelajari. Untuk lebih jelas, instrumen RPP dapat dibaca pada lampiran A.1.
e.
Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa disusun untuk digunakan sebagai panduan dalam
pelaksanaan eksperimen. Instrumen ini digunakan saat perlakuan berupa contohcontoh kalimat yang memuat sejumlah konsep kalimat efektif meliputi pilihan kata, struktur kalimat efektif, Ejaan yang Disempurnakan, dan nalar (kelogisan) kalimat. Lembar kerja juga berisi sejumlah pertanyaan, dan penugasan yang disajikan sesuai tahap pembelajaran penemuan konsep, yaitu meliputi tahap penyajian data dan identifikasi konsep, tahap pengujian konsep, dan tahap analisis strategi berpikir dalam menemukan konsep kalimat efektif. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.3.
3.
Pengujian Instrumen
a.
Uji Validitas Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dulu diuji
validitasnya, baik melalui uji empiris maupun melalui uji isi oleh penimbang ahli.
75
Pengujian validitas isi dilakukan oleh penimbang ahli meliputi aspek berikut: 1) tujuan pembelajaran/ indikator pembelajaran 2) hubungan tujuan/indikator pembelajaran dengan soal 3) isi soal 4) hubungan pernyataan soal dengan opsi 5) bahasa soal 6) kehomogenan opsi. Adapun data hasil uji penimbang dapat dilihat pada lampiran B.4. Sedangkan uji validitas empiris dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Arikunto, 1993:69), sebagai berikut:
=
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
Keterangan:
rxy
=
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.
N
= Jumlah siswa peserta tes
X
= Nilai X (skor butir soal)
Y
= Nilai Y (skor total)
Kriteria validitas soal menurut Arikunto (1993:71) adalah sebagai berikut: 1) 0,80 – 1,00
: sangat tinggi
2) 0,60 – 0,80
: tinggi
3) 0,40 – 0,60
: cukup
4) 0,20 – 0,40
: rendah
5) 0,00 – 0,20
: sangat rendah
76
Untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t = rxy =
(Sujana, 1989) Keterangan: t
= daya pembeda
n
= jumlah subjek
rxy
=
koefisien korelasi.
Berdasarkan hasil pengujian validitas empiris, diketahui instrumen tes kalimat efektif dari 60 soal, terdapat 15 soal yang memiliki korelasi signifikan, dan 13 soal yang memiliki korelasi sangat signifikan. Untuk memenuhi kebutuhan 30 soal instrument tes, dilakukan revisi terhadap 4 soal. Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian instrumen dapat dilihat dalam lampiran B.3.
b. Uji Relialibitas Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 1993:85). Teknik yang digunakan adalah teknik belah dua (split-half method). Caranya yaitu dengan mengorelasikan seluruh skor butir tes yang bernomor ganjil dengan skor butir tes yang bernomor genap. Untuk menghitung reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:
77
r11 =
⁄ ⁄
⁄ ⁄
Keterangan:
2⁄⁄
= korelasi
r11
= koefisien
antara skor-skor setiap belahan tes reliabilitas yang sudah disesuaikan (Arikunto, 1993:88).
Nilai r11 dan nilai r1/2 ½ dihitung dengan rumus product moment Arikunto, 1993:69), sebagai berikut:
=
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
Kriteria tingkat reliabilitas adalah: 1) r11 < 0,20
: tidak ada korelasi
0,20 ≤ r11 < 0,40
: korelasi rendah
3) 0,40 11 < 0,70
: korelasi sedang
4) 0,70 ≤ r11 < 0,90
: korelasi tinggi
5) 0,90 ≤ r11 < 1,00
: korelasi tinggi sekali
6) r11 = 1,00
: korelasi sempurna
2)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa reliabilitas intrumen tes adalah 0,64. Dengan demikian, mengacu pada kriteria yang dikemukakan Arikunto di atas, tingkat reliabilitas intrumen berada pada kriteria
78
0,40 ≤ r11 < 0,70 dengan tingkat reliabilitas sedang. Dengan demikian, intrumen tes dinyatakan cukup reliabel.
c.
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal konsep kalimat efektif diukur dengan
menggunakan rumus:
P=
(Arikunto, 1993:210)
Keterangan: P
= indeks kesukaran soal
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes. Kriteria penafsiran indeks kesukaran butir soal menurut Arikunto (1993) adalah: 1) P = 0,00
: soal sangat sukar
2) 0,00 < P ≤ 0,30
: soal sukar
3) 0,30 < P ≤ 0,70
: soal sedang
4) 0,70 < P ≤ 1,00
: soal mudah
5) P = 1,00
: soal sangat mudah.
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran, diketahui ada 14 soal sangat mudah, 5 soal mudah, 21 soal sedang, 13 soal sukar, dan 7 soal sangat sukar. Berdasarkan uji tingkat kesukaran, sebaran soal sudah memenuhi proporsi tingkat kesukaran yang seimbang. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel rekapitulasi pengujian instrumen, dan pada lampiran B.3.
79
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus:
D =
!" #"
$
!% #%
& P( - P!
(Arikunto, 1993: 216)
Keterangan: D
= Daya pembeda
J
= Jumlah peserta tes
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB
= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
PA
= Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Kriteria penafsiran daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut:
1)
0,00 < D ≤ 0,20
: jelek
2)
0,20 < D ≤ 0,40
: cukup
3)
0,40 < D ≤ 0,70
: baik
4)
0,70 < D ≤ 1,00
: sangat baik.
Berdasarkan hasil pengujian daya pembeda, diketahui ada 13 soal yang memiliki daya pembeda dengan kriteria baik, dan ada 14 soal yang memilki kriteria daya pembeda cukup. Untuk kepentingan pemenuhan 30 butir soal, dilakukan revisi pada 4 soal. Untuk lebih jelasnya, hasil uji daya pembeda dapat dilihat dalam tabel rekapitulasi pengujian instrumen pada lampiran B.3.
80
4.
Hasil Uji Coba Instrumen Tes Sebelum digunakan, terlebih dahulu soal diujicobakan pada siswa kelas
XI di sekolah sama, di kelas yang telah menerima pembelajaran kalimat efektif, dan bukan di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol, Selain dilakukan untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas, ujicoba soal juga dilakukan untuk mengetahui keterbacaan soal, serta waktu yang diperlukan untuk mengerjakan keseluruhan soal. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan program Anates V4, didapatkan rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes kalimat efektif seperti dalam tabel 3.3 . Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Daya Beda 9.09 -18.18 45.45 36.36 36.36 18.18 0.00 0.00 9.09 45.45 9.09 45.45 45.45 18.18 18.18 54.55 9.09 27.27 45.45 0.00
Tingkat Kesukaran 95.24 73.81 45.24 28.57 50.00 88.10 97.62 95.24 97.62 80.95 9.52 45.24 80.95 11.90 88.10 78.57 23.81 47.62 50.00 100.00
Validitas 0.263 -0.034 0.317 0.264 0.239 0.337 0.010 0.055 0.097 0,491 0.055 0.263 0.356 0.209 0.255 0.474 0.121 0.321 0.247 -
Reliabilitas
Keterangan
0,64
tidak dipakai tidak dipakai dipakai dipakai dipakai/revisi dipakai tidak dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai tidak dipakai dipakai dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai tidak dipakai dipakai tidak dipakai tidak dipakai
81
No. Soal 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Daya Beda 27.27 0.00 18.18 36.36 63.64 54.55 36.36 45.45 27.27 27.27 45.45 -9.09 -9.09 54.55 45.45 18.18 36.36 18.18 0.00 0.00 36.36 27.27 9.09 36.36 36.36 63.64 36.36 9.09 0.00 0.00 9.09 27.27 0.00 -9.09 27.27 -9.09 0.00 18.18 0.00 27.27
Tingkat kesukaran 57.14 88.10 61.90 90.48 71.43 45.24 66.67 28.57 23.81 33.33 47.62 23.81 19.05 35.71 69.05 52.38 64.29 88.10 100.00 14.29 30.95 61.90 21.43 47.62 59.52 52.38 54.76 30.95 9.52 9.52 28.57 14.29 100.00 7.14 16.67 23.81 33.33 16.67 19.05 26.19
Validitas 0.241 -0.018 0.094 0.427 0.528 0.370 0.278 0.362 0.308 0.162 0.189 0.017 -0.086 0.277 0.395 0.130 0.332 0.282 -0.051 0.322 0.322 0.097 0.366 0.294 0.493 0.252 0.159 0.085 0.040 0.186 0.189 -0.086 0.387 0.080 0.153 0.186 0.128 0.255
Reliabilitas
Keterangan
0,64
tidak dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai tidak dipakai tidak dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai dipakai tidak dipakai dipakai dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai dipakai tidak dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai tidak dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai/revisi dipakai/revisi tidak dipakai tidak dipakai dipakai tidak dipakai tidak dipakai dipakai/revisi tidak dipakai dipakai
82
Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen tes, didapati instrumen soal yang dapat dipakai langsung
sejumlah 28 butir soal. Akan tetapi,
mempertimbangkan cakupan materi pembelajaran, peneliti melakukan revisi terhadap 4 butir soal. Dengan demikian, instrumen soal yang digunakan untuk tes awal dan tes akhir berjumlah 30 butir soal. Berdasarkan hasil uji instrumen, didapatkan instrumen tes final yang digunakan untuk tes awal dan tes akhir. Rekapitulasinya dapat dilihat pada 3.4 di bawah ini. Tabel 3.4 Rekapitulasi Daya Beda, Tingkat Kesukaran, dan Signifikansi Korelasi Instrumen Tes No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Daya Beda baik cukup cukup cukup baik baik baik baik cukup cukup baik baik cukup baik baik baik baik cukup cukup cukup cukup baik baik
Tingkat Kesukaran sedang sukar sedang mudah mudah sedang mudah mudah sedang mudah sedang mudah sedang sukar sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang sedang sedang
Signifikansi Korelasi signifikan signifikan signifikan sangat signifikan sangat signifikan signifikan sangat signifikan signifikan signifikan signifikan sangat signifikan sangat signifikan signifikan sangat signifikan signifikan sangat signifikan sangat signifikan signifikan sangat signifikan signifikan sangat signifikan signifikan
Keterangan
hasil revisi
83
24 25 26 27 28 29 30
baik baik rendah cukup cukup cukup cukup
sedang sedang sukar sukar sukar sukar sukar
sangat signifikan signifikan signifikan signifikan
hasil revisi hasil revisi hasil revisi
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan data bahwa instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini di dalamnya terdapat 8 butir soal dengan tingkat kesukaran mudah, 15 soal kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori sukar. Sementara itu, terdapat 15 soal yang memiliki daya beda baik, 14 soal yang memiliki daya beda cukup, dan 1 soal dengan daya beda rendah. Untuk lebih jelas, data hasil uji instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.3. Dengan mempertimbangkan pelaksanaan uji coba instrumen tes, dan mengacu pada aturan penyusunan soal ulangan akhir semester di SMA, ditetapkan alokasi waktu pengerjaan setiap butir soal sekitar 2 menit, sehingga alokasi waktu yang ditetapkan untuk pelaksanaan tes awal dan tes akhir adalah 60 menit.
C. Teknik Pengolahan Data 1.
Prosedur Data-data yang terkumpul diolah dengan prosedur sebagai berikut:
a. memeriksa seluruh hasil tes b. memberi skor c. menganalisis hasil tes satu per satu d. menyusun deskripsi hasil tes
84
e. menabulasikan hasil tes f. menguji sifat data, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
2.
Langkah-Langkah Analisis Data Data diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memberikan skor hasil tes awal dan tes akhir dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Jawaban yang benar diberi skor satu (1) 2) Jawaban salah diberi skor nol (0)
b. Menghitung peningkatan antara skor tes awal dan tes akhir (gain) Gain merupakan peningkatan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran. Gain yang diperoleh dinormalisasi oleh selisih antara skor maksimal dengan skor tes awal. Normalitas gain dihitung dengan rumus g factor (N-Gains), yaitu :
g=
)*+,- )*.
)/01, )*.
(Meltzer, dalam Sopamena, 2009)
Keterangan : Spost = skor tes akhir
Spre Smaks
= skor tes awal
= skor maksimal Tingkat perolehan skor kemudian diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
1) G ≥ 0,7 2) 0,3 < g < 0,7 3) G < 0,3
: tinggi : sedang : rendah
c. Melakukan uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak normal sehingga dapat ditentukan jenis uji hipotesis yang akan digunakan
85
parametrik atau nonparametrik. Pengujian normalitas data menggunakan uji Chi Kuadrat dengan rumus: X & ∑
O5 $ E5 E5
(Sudjana, 1989:273)
Keterangan: X²
= uji chi kuadrat
Oi
= frekuensi yang diamati
Ei
= frekuensi yang diharapkan Penerimaan normalitas data didasarkan pada hipotesis berikut:
Ho : data berdistribusi normal H1 : data tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah bahwa data dikatakan berdistribusi normal jika X² hitung ≤ X² tabel . Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS 17 (Sulistiyo, 2011).
d. Melakukan uji homogenitas varians. Uji ini ditujukan untuk mengetahui homogenitas varian sampel. Rumus yang digunakan adalah uji F. Menurut Sugiono (2010:197) rumus uji F yaitu:
F=
234536 78498:34 234536 784;8<5=
86
Kriteria pengujian yaitu jika F hitung < Ftabel dapat dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data tersebut adalah homogen. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS 17 (Sulistiyo, 2011). e. Melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata kemampuan kalimat efektif siswa sebelum perlakuan, dan setelah perlakuan yang meliputi: 1) perbedaan rata-rata hasil tes awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol program IPA 2) perbedaan rata-rata hasil tes awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol program IPS 3) perbedaan rata-rata hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol program IPA 4) perbedaan rata-rata hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol program IPS 5) perbedaan rata-rata hasil tes akhir siswa kelas eksperimen program IPA dan kelas eksperimen program IPS. Uji rata-rata pada penelitian ini menggunakan uji satu pihak dengan pasangan hipotesis sebagai berikut: H0: A = A H1: A B A Uji ini dilakukan dengan menghitung validitas antara nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen dengan nilai rata-rata tes akhir kelas kontrol dengan uji t (t test) untuk data yang berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah:
87
t=
)
(Sudjana, 1989)
Keterangan: t : koefisien yang dicari X1 : rata-rata kelompok 1 X2 : rata-rata kelompok 2 S : varians n : jumlah kelompok Sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal, uji perbedaan ratarata menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney Test. f. Menyimpulkan hasil analisis data kuantitatif g. Menganalisis data angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model penemuan konsep. Tanggapan siswa dalam angket menggunakan skala Likert. Jawaban siswa dikelompokkan atas sangat setuju (SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kemudian dihitung persentasenya dengan rumus berikut:
T = C 100% Keterangan : T = persentase tanggapan terhadap setiap pernyataan J = jumlah tanggapan terhadap setiap pernyataan N = jumlah siswa. h. Mengolah data hasil observasi untuk mendeskripsikan/menafsirkan tanggapan observer mengenai aktivitas siswa, dan guru selama proses pembelajaran
88
dengan model penemuan konsep. Adapun kriteria skor pedoman observasi adalah sebagai berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = kurang baik 1 = tidak baik i. Menyimpulkan hasil penelitian. D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung. Pertimbangannnya adalah siswa kelas XI sudah dijuruskan sesuai program pilihan berdasarkan kemampuan akademik dan minat siswa, yaitu program IPA dan IPS. Selain itu, siswa kelas XI sudah berada dalam fase remaja, yang oleh Bruner (Hartinah, 2010:88) dinyatakan bahwa siswa dalam tahapan remaja akan lebih senang belajar dengan menggunakan bentuk-bentuk simbol dengan cara yang makin abstrak. Guru dapat membantu mereka dengan menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran, dan dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep. Loree (Hartinah, 2010) menyatakan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja awal, puncak perkembangan umumnya dicapai pada penghujung masa remaja akhir (sekitar usia dua puluhan), setelah itu kepesatannya berangsur menurun. Pertimbangan lainnya adalah tahapan perkembangan kognitif Piaget. Siswa kelas XI SMA sudah berada pada tahap operasional formal. Pada tahap ini seseorang telah memiliki kemampuan merumuskan dan mengetes hipotesishipotesis yang rumit, berpikir abstrak, dan dapat membuat generalisasi dengan
89
menggunakan konsep yang abstrak dari satu situasi ke situasi yang lain (Chaer, 2009:229). Sejalan dengan itu, Hartinah (2010:203) menyebutkan bahwa tahap berpikir operasional formal juga ditandai dengan ciri-ciri (1) cara berpikir yang tidak hanya sebatas di sini dan sekarang, tetapi juga terkait dengan dunia kemungkinan atau masa depan (world possibilities); (2) kemampuan berpikir hipotetik; (3) kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horison berpikirnya semakin luas. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, diharapkan penggunaan model penemuan konsep pada pembelajara kalimat efektif dengan populasi siswa SMA kelas XI dapat berhasil dengan baik karena sesuai dengan perkembangan psikologis mereka. Adapun sampel pada penelitian ini adalah siswa satu kelas dari enam kelas program IPA, dan satu kelas dari empat kelas program IPS. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen, dan dua kelas kontrol yang diambil dengan teknik sampel random sederhana (simple random sampling). Random dilakukan terhadap kelas, bukan terhadap subjek karena subjek penelitian sudah berada dalam kelompok yang utuh, yaitu kelas. Dengan demikian, dari enam kelas XI IPA diundi dua kelas, dan dari empat kelas XI IPS diundi juga dua kelas. Berdasarkan random kelas diperoleh dua kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPA-5 dan kelas XI IPS-3. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh dua kelas, yaitu kelas XI IPA-2, dan XI IPS-4.
90
Sugiyono (2010:82) menyebutkan simple random ( random sederhana) dapat dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Selain mengacu pada pendapat tersebut, pemilihan teknik sampel random sederhana, juga berdasar pada pertimbangan berikut ini. Pertama, semua kelas XI mendapatkan pembelajaran bahasa Indonesia yang sama, bukan kelas bahasa, dan bukan kelas unggulan. Kedua, semua kelas XI IPA dan IPS mendapat alokasi waktu pelajaran bahasa Indonesia yang sama dalam setiap minggunya. Berdasarkan fakta tersebut, kelas yang dipilih diasumsikan mempunyai kemampuan awal bahasa Indonesia yang relatif sama. Adapun pemilihan sampel atas kelas XI IPA dan XI IPS didasari keinginan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap sehubungan di kelas XI sudah ada pemilihan program studi, dan program studi yang ada di SMA Negeri 9 Bandung adalah program IPA dan IPS. Alasan lain, pengambilan satu kelas sebagai sampel mengacu pada pendapat Sugiyono (2010:91) bahwa untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s.d. 20. Dengan demikian, jumlah siswa dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol yang rata-rata 40 orang memenuhi ukuran sampel yang mewakili populasi.
sudah dapat