BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian Bungin menjelaskan objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran penelitian (Bungin, 2009: 76) Objek dalam penelitian ini adalah Impression Management dramaturgi penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di wilayah Legok, Pagedangan Tangerang Provinsi Banten. Dalam lingkungan sosialnya objek atau orang yang diteliti pada penelitian ini merupakan individu-individu yang menjalani kehidupan layaknya seperti mahluk sosial lainnya, bergaul dengan orang lain, bekerjasama dalam sebuah team. Awal mula ketertarikan peneliti mengkaji impression management dramaturgi penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di Tangerang karena ingin mengetahui profesi penyanyi dangdut yang masih mendapat tanggapan yang kurang baik dari sebagian masyarakat serta melakukan sebuah proses kehidupan dramaturgi untuk berkamuflase dari dua sisi kehidupan yang berbeda, maka dari itu penulis tertarik untuk lebih meneliti, dan mengkajinya. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif yang menurut Mohammad Nasir adalah suatu metode yang digunakan dalam penelitian status kelompok manusia, suatu sistem pemikiran, suatu kondisi, atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan metode ini adalah membuat gambaran atau lukisan secara
42
sistematis, suatu deskriptif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dimiliki.
3.2 Paradigma Penelitian Paradigma adalah basis kepercayaan utama dari sistem berfikir : basis dari ontologi, epistemologi, dan metodologi. Dalam pandangan filsafat, paradigma membuat pandangan-pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berfikir seseorang. (Salim, 2006: 96). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini konstruktivis karena penelitian ini menggunakan beberapa teori sebagai bahan referensi yang akan memperkaya pengetahuan peneliti sebelum turun ke lapangan. Selain itu dengan mengetahui beberapa konsep dan teori terlebih dahulu akan membantu peneliti mendapat gambaran umum mengenai Impression Management dramaturgi penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di wilayah Legok, Pagedangan Tangerang Provinsi Banten. Teori dalam penelitian kualitatif lebih bersifat pasif dan tidak mengintervensi kenyataan alamiah dari fenomena sosial yang hendak diteliti (Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 45). Menurut Patton, paradigma konstruktivisme tercipta atas dasar relativitas ontologis dimana dipaparkan bahwa terbentuknya realita adalah tergantung dari
43
bagaimana orang memandangnya, dan tidak ada pandangan orang yang diatur oleh data-data empiris (Michael Quinn Patton, Qualitative Research & Evaluation Methods, 3rd Edition, California: Sage, 2001, hal. 92). Paradigma konstruktivis memiliki beberapa kriteria yang membedakannya dengan paradigma lainnya, yaitu ontologi, epistemologi, dan metodologi. Level ontologi, paradigma konstruktivis melihat kenyataan sebagai hal yang ada tetapi realitas bersifat majemuk, dan maknanya berbeda bagi tiap orang. Dalam epistemologi, peneliti menggunakan pendekatan subjektif karena dengan cara itu bisa menjabarkan pengkonstruksian makna oleh individu. Dalam metodologi, paradigma ini menggunakan berbagai macam jenis pengonstruksian dan menggabungkannya dalam sebuah konsensus. Proses ini melibatkan dua aspek : hermeunetik dan dialetik. Hermeunetik merupakan aktivitas dalam mengkai teks –percakapan, tulisan, atau gambar. Sedangkan dialetik adalah penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subjek yang diteliti dapat ditelaah pemikirannya dan membandingkannya dengan cara berpikir peneliti. Dengan begitu, harmonitas komunikasi dan interaksi dapat dicapai dengan maksimal (William Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and quantitative Approaches, Pearson Education, 2003, Hlm. 75). Penulis menggunakan paradigma konstruktivis untuk mengetahui bagaimana Impression Management Dramaturgi penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di wilayah Legok, Pagedangan Tangerang Provinsi Banten hingga terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka dari kegiatan tersebut.
44
3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat fleksibel dan terbuka untuk perubahan dan penyesuaian pada saat penelitian sehingga tidak ada batasan bagi peneliti untuk menemukan hal-hal baru yang terkait dengan topik penelitian (Burhan Bungin, hal. 49). Pendekatan kualitatif juga menempatkan peneliti sebagai “orang yang belajar dari masyarakat” sehingga penelitian ini cenderung sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Melalui pendekatan kualitatif ini, peneliti ingin lebih memahami apa dan bagaimana Impression Management dramaturgi penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di wilayah Legok, Pagedangan Tangerang Provinsi Banten. Pendekatan tersebut akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini juga diarahkan pada latar belakang dan individu secara holistic (Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods, 2002, hal. 53). Penelitian mengenai pendekatan impression management penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di Tangerang ini akan menggunakan metode studi kasus. Menurut Robert K. Yin, studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-
45
ilmu sosial. Secara umum, studi kasus merupakan penelitian yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena-fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.
3.4 Key Informan Merupakan nara sumber penelitian dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan informasi kunci. Dalam penelitian ini key informan yang berkaitan dengan impression management penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di Tangerang adalah : 1. Penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di wilayah Legok, Pagedangan Tangerang Provinsi Banten : Titin Suprihatin / nama panggung : Tya Monezta Anika / nama panggung : Anika Gisela Alin Marlina / nama panggung : Elin Avanza 2. Penyelenggara / pemilik orkes dangdut pada pertunjukan musik dangdut wilayah Legok, Pagedangan dan Cisauk Tangerang Banten. -
Orkes Melayu MONIESTA, Pimpinan : Bapak Ombih
-
Orkes Melayu SMS (Samudera Musik Sarerea), Pimpinan Bapak Arifin
46
3. Masyarakat penikmat pertunjukan musik dangdut / penyawer di wilayah Legok, Pagedangan Tangerang Provinsi Banten : Asep Darmawan : Warga Kampung Jaha, Desa Malang Nengah, Pagedangan, Tangerang. HM. Aji Domon : Warga Kampung Jelong, Desa Situgadung, Kec. Pagedangan Tangerang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada dasarnya merupakan proses penelitian untuk mendapatkan data atau informasi yang menjelaskan suatu permasalahan yang hendak diteliti. Data pada karya ilmiah terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data utama yang digunakan sebagai bahan acuan pada suatu penelitian. Data primer lebih banyak bersumber dari proses tanya jawab antara pengamat dengan nara sumber wawancara merupakan percapatan yang diarahkan masalah tertentu. Ini merupakan proses atau wawancara pada suatu tanya jawab dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.
3.5.1
Data Primer Penulis melakukan teknik pengumpulan data primer yang digunakan penulis in-depth interview (wawancara mendalam) secara langsung dengan nara sumber dan wawancara berstruktur, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-
47
pertanyaan secara langsung kepada narasumber yang terkait dan relevan yang sudah disebutkan di atas, dengan wawancara berstruktur yaitu, dimana pertanyaan-pertanyaan dipersiapkan dalam daftar pertanyaan terlebih dahulu. Kelebihan dari wawancara berstruktur ini adalah wawancara dapat dilakukan dengan sistematis dan mendalam, sehingga dapat mengetahui hal-hal lebih rinci dengan mengacu pada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan.
3.5.2
Data Sekunder Untuk melengkapi data primer maka pencarian data juga dilakukan dengan studi kepustakaan, yaitu studi yang dilakukan untuk mencari dan menghimpun data-data tentang yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mengadakan pengumpulan, pencarian dan penelaahan data-data yang terkait dengan penelitian terhadap buku-buku, majalah-majalah, literatur-literatur dan referensi tertulis lain yang memperkuat kerangka konsep. Penulis melakukan studi pustaka untuk mencari literatur konsep yang sesuai dengan objek penelitian, seperti melalui buku teks, jurnal, koran, situs internet dan lainlain.
3.6 Teknik Analisis Data
48
Semua data yang diperoleh akan dianalisa secara kualitatif dan bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh penulis, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data. Untuk mendapatkan hasil seperti di atas maka penulis melakukan pendekatan analisis data fenomenologi. Hal demikian harus diperhatikans ekali oleh peneliti pada saat menganalisis menunjang tidaknya data itu pada hipotesis kerja. Peneliti ini menggunakan teknik analisis data fenomenologi Van Kaam (Engkus Kuswarno, 2009 : 69 - 70). Meliputi : Proses horizonalisasi, yaitu penulisan hasil wawancara secara kasar (lampiran). Reduksi dan Eliminasi, yaitu memasukkan hal – hal penting dalam wawancara dan tidak mengikutsertakan yang tidak dibutuhkan (lampiran) Thematic
Potrayal,
yaitu
pengelompokan
hasil
wawancara
agar
mempermudah penulisan hasil dengan membuat tema – tema(poin – poin ) besar beserta sub tema dalam paragraph. Individual Textural Description dengan memakai teknik Snow Ball penjelasan poin –poin berdasar para informan. Composite Textural Description merupakan analisis dan kalimat peneliti mulai masuk dengan menyertakan kalimat – kalimat akademis.
49
Individual Structural Description dengan mengkorelasikan bahasa penulis dengan proses pengejawantahkan dengan kalimat karena sesuatu maka terjadi sesuatu.
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemerikasaan keabsahan data merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif yang pada dasarnya digunakan untuk menyanggah tuduhan bahwa penelitian kualitatif tidak ilmiah. Jika peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data secara cermat, maka hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi. (Maleong, 2006: 320) Untuk penelitian ini, keabsahan data yang dilakukan peneliti dengan cara mencocokkan variabel wawancara dengan pengamatan yang sesungguhnya dilapangan, sehingga ditemukan variabel kesimpulan yang benar sesuai realita yang ada. Pengamatan dilapangan berulang kali dengan cara crosscheck, dapat membuat analisa yang komprehensif dan menyeluruh terhadap temuan yang nantinya dibuat kesimpulan akhir dalam penelitian ini. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
50
Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. (2005:270) Dalam penelitian uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif impression management penyanyi dangdut pada pertunjukan musik dangdut di Tangerang ini akan dilakukan beberapa pemeriksaan yang meliputi : 1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. 2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. 3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan
dengan
cara
melakukan
pengecekan
dengan
wawancara,
observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono,
51
2005:270-274). Pada penelitian ini triangualasi data dilakukan dengan cara membandingan jawaban yang disampaikan oleh informan utama dengan infroman pendukung untuk mendapatkan data yang cocok dan sesuai. 4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007:334) 5. Membercheck, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan
sesuai
dengan
apa
yang
dimaksud
sumber
data
atau
informan.(Sugiyono, 2005:275-276).
52