BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal ini meliputi
metode penelitian, lokasi
penelitian, populasi, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran, pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis. Penelitian ini membentuk
dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang dilakukan pada subjek penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dan kelompok kontrol tidak menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Namun tiap-tiap kelompok tersebut diberikan tes awal dan tes akhir berupa instrumen tes karangan deskripsi yang sama. Sukmadinata (2010: 59) mengatakan bahwa penelitian kuasi eksperimen adalah suatu penelitian mengupayakan pengontrolan hanya pada satu variabel dominan terhadap variabel lain yang tidak dikontrol sepenuhnya tetapi dipasangkan. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas yaitu model
84
85
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), sedangkan variabel terikat yaitu keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 9 yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat dan terletak sekitar ± 150 meter dari Jalan Cemara serta sangat mudah ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan alamat Jalan Karangtineung No. 5A, Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
C. Populasi Penelitian ini dilaksanakan sesuai tingkat perkembangan anak dalam memperoleh bahasa pada kelas IV sekolah dasar pada usia 8 tahun berada pada tahap tata bahasa pra-dewasa dan sudah mampu memperoleh informasi melalui media cetak dan sudah dapat menulis sehingga anak sudah mampu berpikir logis (tahap operasional nyata). Sementara itu Smith (Mar’at, 2009:68) mengatakan bahwa: pada usia 8 tahun anak sudah mengerti aturan tata bahasa dalam mengungkapkan sesuatu, menghindari hal yang berlebihan, bahasa menjadi alat yang betul-betul penting baginya untuk melukiskan dan menyampaikan pikiran. Atas pertimbangan perkembangan anak tersebut, penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 8 dan 9 pada kelas IV semester II tahun pelajaran 2010/ 2011. Populasi sebanyak 60 siswa dari SDN Sukajadi 8 dan 9. Sampel sebanyak 30 siswa dari kelas IV SDN Sukajadi 8 dan SDN Sukajadi 9 sebanyak 30 Siswa.
86
D. Subjek Penelitian Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan setelah memperhatikan karakteristiknya, antara lain: (1) siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, (2) siswa memiliki usia yang sama, dan (3) siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada jenjang yang sama. Selanjutnya, kelas IV SDN Sukajadi 9 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN Sukajadi 8 sebagai kelompok kontrol dengan tiap- tiap kelompok terdiri dari 30 siswa.
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini didesain dengan penelitian kuasi eksperimen (Nonequivalent control group desain), desain ini kelas eksperimen maupun kontrol dipilih tidak secara acak. Namun, model penelitian yang diseleksi pada eksperimen kuasi ini yaitu model desain kontrol prates-pascates berpasangan (matching pretest-posttest control Group Desain) yang diadopsi dari Sukmadinata (2005: 207). Adapun model desainnya adalah sebagai berikut: Kelompok
Prates
Pasangan A (KE)
01
Pasangan B (KK)
03
Perlakuan
Pascates
X
02 04
Ket : 01 = Prates kelas eksperimen
03 = Prates kelas kontrol
02 = Pascates kelas eksperimen
04 = Pascates kelas kontrol
X = Perlakuan Model pembelajaran kooperatif tipe Think–Talk-Write (TTW)
untuk
kelas
eksperimen,
sedangkan
kelas
kontrol
menggunakan model pembelajaran biasa pada pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis.
87
Berdasarkan desain penelitian di atas, selanjutnya penulis membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian. Alur penelitian ini adalah sebagai berikut: IDENTIFIKASI MASALAH OBSERVASI AWAL Studi Kepustakaan Penyusunan Rancangan Pembelajaran Non Think Talk Write (TTW)
Penyusunan Rancangan Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Penyusunan, uji coba, revisi, dan pengesahan instrumen Penentuan subjek penelitian Pelatihan Guru Kelas Kontrol
Tes Awal (Prates)
Pembelajar Model Non TTW
Kelas Eksprimen Pembelajar Model Kooperatif TTW
Tes Akhir (Pascates) Analisis dan Menafsir Data Kesimpulan Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan, antara lain sebagai berikut: 1
Tahap persiapan Pada tahap ini persiapan yang dilakukan meliputi:
88
a. mengumpulkan bahan bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis b. menganalisis proses pembelajaran menulis dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) c. menganalisis proses pembelajaran menulis karangan dan berpikir kritis d. membuat rancangan pembelajaran dan instrumen penelitian 2
Tahap pelaksanaan a. Pelaksanaan tes awal b. Pelaksanaan pembelajaran menulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis c. Pelaksanaan tes akhir d. Observasi proses pembelajaran
3
Tahap analisis data a. Mengumpulkan data b. Menganalisis data c. Menafsirkan data d. Membuat kesimpulan
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu tes subjektif (uraian) dan observasi. Kedua cara pengumpulan data ini dapat memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan suatu penelitian. Hal ini data yang terkumpul dalam wujud data
89
sehingga penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. Adapun indikator kemampuan menulis karangan deskripsi dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Indikator Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Variabel Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
Indikator Kesesuaian isi dan judul dengan gambar Pengembangan kalimat dalam paragraf Pengembangan deskripsi objek Ejaan dan tanda baca Pemilihan diksi.
2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write. Adapun indikator yang diukur dalam kemampuan berpikir dalam menulis karangan deskripsi dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.
90
Tabel 3.2 Indikator Tes Kemampuan Berpikir Kritis Variabel
Berpikir Kritis
Indikator Memberi penjelasan sederhana; mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan penjelasan yang dideskripsikan secara tepat Membangun keterampilan dasar Kesimpulan Membuat Penjelasan lanjut Strategi dan taktik
3. Lembar Observasi Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh. Adapun observasi yang dilakukan adalah pada guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN Sukajadi 9 yang menjadi kelas eksperimen untuk tiga kali pertemuan. Bertindak sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini data diperoleh melalui hasil tes dan data hasil observasi, selanjutnya dianalisis. Analisis data diawali dengan mengukur validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal tes penelitian.
91
Ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah: 1.
Uji Alat Tes Penelitian Pelaksanaan uji alat instrumen yang valid dan reliabel perlu dilakukan uji
coba kelayakan bagi peserta didik. Uji coba instrumen dilaksanakan setelah menentukan indikator penilaian setiap variabel terlebih dahulu untuk dapat mengukur kualitas instrumen dan menghasilkan data yang akurat sesuai keinginan peneliti. Selanjutnya, pembuatan kisi-kisi soal mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis. Soal berdasarkan kisi-kisi dilakukan penimbangan (judgment) oleh pembimbing dan para ahli di bidang menulis terlebih dahulu agar soal layak dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian. Kelayakan soal dilakukan uji coba setelah ditimbang (judgment) untuk mengetahui validitas dan reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal. Penelitian ini menggunakan soal uraian berisikan gambar yang berbeda dengan tema sama baik prates maupun pascates yaitu kebersihan. Soal tersebut harus dicapai siswa lima item soal baik keterampilan menulis karangan deskripsi maupun berpikir kritis dengan gambar sama. adapun soal tersebut diujicobakan pada siswa kelas IV SD Negeri Sukagalih 1 Kota Bandung sebanyak 33 siswa. Hasil uji coba soal memperoleh gambaran tentang kelayakan soal digunakan berdasarkan gambar. Jika ada yang tidak valid di antara soal tersebut, maka gambar yang ada pada soal dilakukan penambahan fitur untuk kejelasan siswa mengarang deskripsi dan berpikir kritis. Namun, jika keseluruhan soal tidak valid, maka penggantian gambar untuk memudah siswa untuk menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa.
92
a. Validitas butir soal Tes Validitas butir soal butir soal terhadap skor total bertujuan untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Setiap soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Hal ini, validasi butir soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Arikunto, 2006:170) dengan menggunakan bantuan Anates yang dikembangkan oleh Tarno To dan Yudi Wibisono (2004).
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan: = Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. X = Skor item Y = Skor total N = Jumlah siswa Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kategori Validitas Butir Soal Batasan 0,80 1,00 0,60 0,80 0,40 0,60 0,20 0,40 0,00 0,20
Kategori Sangat Tinggi (sangat baik) Tinggi (baik) Cukup (sedang) Rendah (kurang) Sangat Rendah (sangat kurang)
93
Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2010:185):
√ !"
#
Kriteria pengujian berdasarkan harga t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika pada taraf signifikan 95%, thitung < ttabel maka H0 diterima. Sebaliknya, jika thitung> ttabel maka H0 ditolak. Keterangan: t
: Uji t
: Koefisien korelasi N : Jumlah subyek Hasil validitas soal keterampilan menulis karangan deskripsi dari lima indikator yang dijadikan sebagai butir soal. Soal bentuk uraian pada penelitian ini, setiap butir sudah valid berdasarkan uji coba, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut. Adapun uji validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 38. Tabel 3.4 Korelasi Skor Soal Karangan Deskripsi dengan Skor Total No r hitung r tabel Butir 1 0,956 0,349 2 0,965 0,349 3 0,975 0,349 4 0,953 0,349 5 0,963 0,349 Valid : 5 butir soal
Signifikansi
Keterangan
Valid Valid Valid Valid Valid
Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
Berdasarkan hasil validitas berpikir kritis dari lima indikator yang dijadikan sebagai butir soal. Soal berpikir kritis ini setelah diujicobakan, semua
94
butir soal sudah valid dan sudah boleh digunakan sebagai instrumen penelitian, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.5. Hasil validasi soal berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran ampiran 39. Tabel 3.5 Korelasi Skor Soal Berpikir Kritis dengan Skor Total No r hitung r tabel Signifikansi Butir 1 0,959 959 0,349 Valid 2 0,966 966 0,349 Valid 3 0,.989 989 0,349 Valid 4 0.979 979 0,349 Valid 5 0.975 975 0,349 Valid Valid : 5 butir soal
Keterangan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
b. Reliabilitas Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. ya. Menghitung reliabilitas tes dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2010:180)).
Dimana : oefisien reliabilitas yang telah disesuaikan = Koefisien = Koefisien oefisien korelasi antara skor-skor skor setiap belahan tes Harga dari
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment pearson (Arikunto, 2009:72):
95
Keterangan: XY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X
= Skor item ganjil
Y
= Skor item genap
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut
(Arikunto,
2010:276). Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Tes Batasan 0,80 "" 1,00 0,60 "" 0,80 0,40 "" 0,60 0,20 "" 0,40 0,20
Kategori Sangat Tinggi (sangat baik) Tinggi (baik) Cukup (sedang) Rendah (kurang) Sangat Rendah (sangat kurang)
Hasil perhitungan bantuan Anates versi 4.02 diperoleh reliabilitas sebesar 0,97 untuk keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis 0,99. Berdasarkan kategori reliabilitas dalam Tabel 3.6, maka koefisien korelasi kedua tes dapat disimpulkan subyek dalam menjawab soal tes keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis tersebut dapat diklasifikasi sangat tinggi.
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00, menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009:208):
96
$
%
&'
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. Kriteria indeks kesukaran suatu tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran Batasan 0,00 ( 0,30 0,30 ( 0,70 0,70 ( 1,00
Kategori Soal Sukar Soal Sedang Soal mudah
Analisis tingkat kesukaran setiap item soal dicari dengan menggunakan bantuan Anates. Adapun hasil perhitungan yang diperoleh tingkat kesukaran dari 5 soal yang diujicobakan diperoleh semua soal mempunyai kategori tingkat kesukaran soal sedang. Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Butir Soal Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Nomor Item 1 2 3 4 5
Tingkat Kesukaran karangan Deskripsi (%) 37,78 36,67 37,50 35,28 49,72
Tingkat Kesukaran Berpikir Kritis (%)
Tafsiran
33,06 34,17 36,94 37,50 36,94
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal, dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi standar untuk
97
dijadikan sebagai alat tes penelitian adalah sebanyak 5 butir soal dengan tetap memperhatikan keterwakilan indikator dari standar kompetensi materi yang diajarkan pada saat penelitian.
d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah (Arikunto, 2009:218): + Keterangan:
,- ,% $- $% ..%
J = Jumlah peserta tes JA = Banyak peserta kelompok atas JB = Banyak peserta kelompok bawah BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar. Adapun kategori daya pembeda untuk mengukur sebagai berikut: Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda Batasan 0,00 + 0,20 020 + 0,40 0,40 + 0,70 0,70 + 1,00
Kategori Kurang Cukup Baik Baik sekali
98
Berdasarkan hasil bantuan Anates versi 4 memperoleh daya pembeda tiaptiap item seperti Tabel 3.10 di bawah ini. Tabel 3.10 Daya Pembeda Butir Soal Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Nomor Daya PembedaMenulis Item Karangan deskripsi (%) 1 61,11 2 61,11 3 61,67 4 57,22 5 83,89
Berpikir Kritis (%) 53,89 56,11 62,78 62,78 62,78
Tasfsiran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Peningkatan kompetensi yang sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N- gain)
/
'01234 '015
'6783
Keterangan:
'915
(Hake, 1998: 65)
Spost = Skor postet Spre = Skor Pretes Smax =Skor maksimal
Hasil
perhitungan
N-gain
diinterpretasikan
dengan
klasifikasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Interprestasi N-Gain Besarnya g Interprestasi g > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah (sumber: Hake, 1998: 65)
menggunakan
99
3. Uji normalitas Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Setelah data prates keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis, terlebih dahulu data tersebut diuji kenormalannya apakah data kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan memakai alat bantu SPSS for windows 17.0 dengan menggunakan uji one Sample Kolmonogorov-Smirnov Test.
4. Uji homogenitas Menguji homogenitas variansi tes menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis menggunakan uji statistik Levene’s Test bantuan SPSS for windows 17.0.
5. Uji perbedaan rerata (uji-t) Jika penyebaran data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji signifikansi dengan statistik uji t menggunakan uji statistik Compare Mean Independent Test untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata. Apabila data berdistribusi tidak normal maka dipakai uji non parametrik yaitu uji MannWhitney. H. Instrumen Penelitian Salah satu kegiatan dari perencanaan suatu penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti, yang terdiri dari, (a) soal tes pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis, dan (b) lembaran observasi siswa dan guru. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
100
1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write. 3. Lembaran Observasi Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh.
101
Namun, instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yakni tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap ujicoba instrumen khusus soal tes kemampuan menulis karangan dan berpikir kritis siswa. Sebelum di uji coba terlebih dahulu didiskusikan dengan teman-teman S2 angkatan 2009, pakar bahasa Indonesia S3 dan guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Sukajadi 8 dan 9 Bandung, selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kemudian, instrumen ini diujicobakan secara terbatas kepada 33 orang siswa kelas IV SD dan hasilnya dianalisis menggunakan Anates Versi 4.0.5 untuk melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes dan tingkat kesukaran butir tes.