BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian di samping untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertangggungjawabkan. Menurut Moleong (2002:144), metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.Winarno
Surakhmad
mengemukakan
bahwa metode penelitian
merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Batasan diatas menunjukkan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam suatu kegiatan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bukan bermaksud untuk menguji hipotesis, melainkan hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable, gejala atau keadaan. Untuk mengefektifkan pengumpulan data peneliti bertindak sebagai instrument, maka peneliti terjun di lokasi untuk melakukan wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur dengan KPID Jabar bidang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif didasarkan pada dua alasan yaitu pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang upaya yang dilakukan KPID Jabar dalam menumbuhkan literasi media terhadap pemirsa televisi di Jawa Barat ini, membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya
25
26
aktual dan konseptual. Kedua, instrumen penelitian tidak bersifat eksternal atau objektif, akan tetapi internal, subjektif yaitu peneliti sendiri tidak menggunakan tes, angket atau eksperimen.
3.2 Teknik Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu ingin mengungkap upaya apa sajakah yang telah dilakukan oleh KPID Jabar dalam menumbuhkan literasi media terhadap beberapa media watch sebagai khalayak strategis, maka teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan diatas adalah berupa studi dokumentasi, studi literatur dan beberapa hasil wawancara. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah “cara yang digunakan oleh peneliti
dalam
mengumpulkan
data
penelitian
(Suharsimi,2002:136).
Pengumpulan data disusun berdasarkan langkah-langkah pengumpulan data yang diperoleh dari KPID Jabar, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Observasi Observasi merupakan langkah awal untuk memperoleh data yang diperlukan. Peneliti dapat menggambarkan secara faktual suatu gejala dalam masyarakat. Nasution (1981:59) mengungkapkan: Data Observasi merupakan deskripsi yang faktual, cermat, dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta konteks di mana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Data di peroleh berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan penelitian secara langsung. Teknik ini dilakukan dengan jalan melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian. Selain itu pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan peneliti menjadi
27
sumber data, dan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek. Adapun tahap-tahap observasi yang dilakukan peneliti adalah : 1) Peneliti mencari informasi mengenai profil tentang KPI Pusat (Komisi Penyiaran Indonesia), lalu profil semua KPID (Komisi Penyiaran Daerah Indonesia) yang ada di Indonesia, terutama yang telah melakukan program literasi media. 2) Peneliti menentukan KPID yang akan diobservasi, yaitu KPID Jabar 3) Pada bulan April 2007 peneliti melakukan penelitiannya yang pertama yaitu di KPID Jabar. KPID Jabar ini dipilih karena telah melakukan program literasi media dan termasuk KPID dengan program kegiatan paling banyak dan aktif serta didukung penduduk yang cukup antusias mengikuti program kegiatan yang diselenggarakan KPID Jabar. 4) Peneliti mendatangi KPID Jabar dengan maksud meminta keterangan tentang upaya apa sajakah yang telah dilakukan KPID Jabar untuk menumbuhkan literasi media terhadap pemirsa televisi di Jawa Barat serta meminta izin untuk melakukan wawancara dengan ketua bidang program P3SPS. 5) Peneliti kemudian mengumpulkan data dan melakukan wawancara dengan ketua bidang program P3SPS yang membina tentang literasi media . 6) Setelah wawancara dilakukan dan data dirasa telah lengkap, peneliti kemudian mengolah keterangan yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti merasa bahwa wilayah yang diteliti peneliti terlalu sempit dan bersifat politis, sehingga penelitian dihentikan, dan peneliti memutuskan untuk mengikuti kursus
28
seputar dunia broadcast yaitu penyiaran radio di DJ Arie School selama tiga bulan dan penyiaran televisi di School of Film & Television (STUFVI) Kopma UNPAD selama 1 bulan. 7) Pada bulan September penelitian dilanjutkan dengan topik yang sama yaitu tentang kinerja KPID Jabar terutama dalam upaya mencerdaskan pemirsa televisi di Jawa Barat ketika berhadapan dengan media televisi, dengan asumsi bahwa posisi KPID Jabar yang strategis dalam menentukan regulasi penyiaran khususnya di wilayah Jawa Barat, maka peneliti akan menemukan banyak bidang kajian yang lebih beragam dan saling berkaitan, orang-orang yang ditemui dari berbagai disiplin ilmu dan pengalaman dalam memasuki dunia penyiaran yang dinamis dan penuh tantangan. 8) Setelah memantapkan kajian dan topik yang akan diambil maka selanjutnya peneliti menentukan media watch apa saja yang akan di observasi. (dalam hal ini media watch yang telah mendapatkan pembinaan dan bekerja sama dengan KPID Jabar). 9) Untuk mendapatkan kejelasan data yang akan dikumpulkan, terutama yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menjatuhkan pilihan dengan mengobservasi melalui studi kepustakaan dan analisis dokumen beberapa media watch yang telah mendapat pembinaan dan bekerja sama dengan KPID Jabar seperti DMI (Dewan Masjid Indonesia), Bascomm (Bandung School of Communication), KPPIS (Komunitas Pendidik Pemantau Isi Siaran) dan beberapa wilayah di lingkungan Jawa Barat seperti di Subang, Cirebon, dan beberapa wilayah lainnya seperti Kota Bekasi. Kebijakan ini diambil dengan
29
pertimbangan bahwa KPID Jabar tentunya telah memahami sikap maupun sifat dari media watch sebagai khalayak strategis yang diharapkan nantinya mampu menjadi agen literasi media, dan dapat menyebarkan konsep literasi media pada pemirsa televisi, sehingga minimalnya mereka memiliki kesadaran dalam berhadapan dengan media televisi. KPID Jabar juga dipandang mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai lembaga publik yang melindungi kepentingan masyarakat Jawa Barat, sehingga keberadaannya akan senantiasa didukung oleh masyarakat Jawa Barat. Hal-hal yang dilakukan untuk mendapatkan data dalam pengamatan adalah : a. Mengamati fenomena yang terjadi dalam dunia penyiaran, khususnya pertelevisian di Indonesia. b. Mengamati kegiatan yang pernah dilakukan oleh KPI Pusat sebagai regulator penyiaran di Indoneisa serta kiprahnya selama ini. c. Mengamati kegiatan KPID Jabar selama periode 2007 dalam mengupayakan tumbuhnya literasi media terhadap pemirsa televisi di Jawa Barat. d. Mengamati aktivitas yang sudah dilakukan KPID Jabar selama ini.
b. Wawancara Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka. Metode ini merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Seperti diungkapkan oleh Koentjaraningrat (1997: 129) yaitu: Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang dipergunakan seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan
30
atau pendirian secara lisan dengan seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Wawancara bertujuan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain secara mendalam. Hal ini dikemukakan oleh Nasution (1981:73) bahwa, “tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.” Ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan dalam wawancara yakni: 1. Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya 2. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan 3. Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum (Nasution, 1981: 74) Teknik wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan atau mengajukan serangkaian pertanyaan-pertanyaan secara lisan terhadap responden. Untuk memperoleh informasi/data yang dijadikan data utama dari lapangan. peneliti menggunakan teknik wawancara langsung dengan responden, dalam hal ini adalah kepala bidang P3SPS. Adapun langkah dan pendekatan yang dilakukan peneliti dalam wawancara yaitu: 1. Dalam wawancara, peneliti awalnya mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. 2. Pertanyaan disesuaikan dengan keadaan dan spesifikasi dari setiap jenis pertanyaan. Terkadang peneliti juga mengajukan pertanyaan di luar pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan. Hal ini dilakukan agar situasi wawancara terasa akrab dan familier, sehingga tidak menimbulkan kekakuan
31
dan informasi yang didapat akan lebih banyak serta proses tanya jawab berlangsung seperti percakapan sehari-hari. 3. Semua pertanyaan di atas ditanyakan kepada Dr.Hj.Atie Rachmiatie, M.Si., selaku Ketua Bidang Program Pedoman Perilaku Penyiaran/ Standar Program Siaran (P3/SPS) yang membina tentang konsep literasi media . 4. Pertanyaan yang diajukan terkadang menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Sunda. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan wawancara adalah : 1. Mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat (KPID Jabar), kemudian menemui bagian administrasi untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan. 2. Mencari informasi awal ketika ada peluncuran program GEMAS PEDAS pada awal bulan Januari 2007.. 3. Mendatangi orang yang terlibat di KPID Jabar dalam pelaksanaan program GEMAS PEDAS. 4. Menyiapkan pokok-pokok pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 5. Membuka wawancara dengan memperkenalkan diri, serta mengatakan maksud dan tujuan. 6. Saat wawancara berlangsung, agar suasana tidak terlalu serius dan tegang, peneliti menyelipkan pertanyaan ataupun pernyataan diluar format yang disiapkan. Ditengah-tengah pembicaraan biasanya peneliti mencatat hal-hal yang dianggap penting.
32
7. Setelah semua data yang diinginkan didapat, maka peneliti mengakhiri pembicaraan. Sebagai bukti keabsahan wawancara, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut: a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dan sumber data. b. Alat perekam (walkman): berfungsi untuk merekam semua pembicaraan yang dilakukan peneliti.
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi ini dilakukan untuk mengungkap data/ informasi yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Studi dokumentasi ini khusus ditujukan untuk memperoleh data dari KPID Jabar tentang gambaran seberapa penting literasi media perlu ditumbuhkan, kegiatan yang selama ini dilakukan KPID Jabar untuk menumbuhkan literasi media serta kendala dan daya dukung dalam melaksanakan kegiatan tersebut, yang keseluruhannya itu akan menjadi data untuk mengungkap upaya dalam menumbuhkan literasi media yang selama ini dilakukan oleh KPID Jabar. Potensi dari bahan dokumen untuk mengungkapkan gejala sosial pada masa lampau yang dilakukan KPID Jabar dalam berbagai kegiatannya, tergantung dari data yang diperlukan bagi keperluan penelitian. Berbeda dengan observasi langsung, bahan dokumen seringkali mencakup hal-hal yang detail dan khusus tentang aktivitas manusia atau aktivitas dari suatu program kegiatan, yang sulit diobservasi secara langsung. Studi dokumentasi berhubungan dengan data yang diperlukan untuk penelitian, Kartodirjo (1997: 46) menyatakan “sejumlah besar
33
data yang telah tersedia adalah data verbal seperti terdapat dalam surat-surat, catatan harian (jurnal), kenang- kenangan (memories), laporan-laporan dan sebagainya.” Dokumen-Dokumen yang digunakan penulis adalah buku pedoman UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, dokumen laporan penelitian yang dilakukan KPID Jabar tahun 2006 mengenai: ‘Apresiasi Masyarakat Jawa Barat Terhadap Isi Siaran Televisi, dokumen KPID Jabar yang berisi berbagai program yang selama ini telah dilaksanakan KPID Jabar, peraturan yang dikeluarkan oleh KPID Jabar dalam melakukan regulasi penyiaran yaitu buku pedoman Program Pedoman Perilaku Penyiaran/ Standar Program Siaran (P3/SPS). Buletin bulanan yang diterbitkan KPID Jabar sebagai media komunikasi dengan masyarakat untuk melaporkan semua aktivitasnya, khususnya edisi bulan Januari yang mengupas informasi terkait peluncuran program GEMAS PEDAS, dan edisi bulan Oktober dan November yang lebih mendetail membahas tentang program kegiatan yang dilakukan KPID Jabar dalam menumbuhkan literasi media, leaflet-leaflet, brosurbrosur berisi format tentang formulir aduan publik, KPID Jabar Award 2007.
d. Studi Literatur Studi literatur merupakan teknik yang dilakukan dengan cara membaca, memeroleh buku-buku, artikel, majalah, koran dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini bertujuan untuk memeroleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan menunjukan kenyataan yang berlaku pada penelitian ini.
34
Peneliti juga mengambil data dari Internet, dan informasi yang menunjang lainnya seperti artikel di surat kabar, yang mengupas eksistensi (keberadaan) dan prestasi KPI maupun KPID Jabar
3.3 Tahap Penelitian Penelitian akan berhasil jika dilakukan dengan persiapan yang matang dan cermat. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti melakukan penelitian melalui tiga tahap, yaitu tahap prapenelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan analisis data. Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Prapenelitian Tahap ini diawali dengan menentukan objek dan tempat penelitian. Kemudian melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan. Selanjutnya mengajukan rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, rumusan dan pembahasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan lokasi penelitian. Setelah rancangan penelitian disetujui oleh pembimbing kemudian mengurus administrasi pada instansi yang terkait.
b. Tahap pelaksanaan penelitian Setelah tahap pra penelitian selesai, penulis terjun ke lapangan untuk memulai penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan keterangan dari tempat penelitian. Melakukan studi dokumentasi dan
35
membuat catatan yang diperlukan serta relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta dokumen yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan literasi media terhadap pemirsa televisi di Jawa Barat. Adapun orang-orang yang peneliti hubungi adalah sebagai berikut: a. Dadang Rahmat Hidayat, SH., S.Sos. sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat. b. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si., selaku Ketua Bidang Program Pedoman Perilaku Penyiaran/ Standar Program Siaran (P3/SPS) c. Sakim, Drs, M.Pd. sebagai Ketua KPPIS (Komunitas Pendidik Pemantau Isi Siaran) d. Santi Indra Astuti sebagai Ketua Bandung School of Communication (Bascoom) media watch. e. Chaeriyah sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia Jawa Barat (DMI Jabar). Setelah selesai melakukan wawancara dengan responden, peneliti menuliskan kembali data hasil wawancara yang sebelumnya berbentuk rekaman, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail. Data yang diperoleh hasil wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap didukung dokumen lainnya.
c. Tahap Analisis data Analisis data dilaksanakan dalam suatu proses yang pelaksanaannya dilakukan secara intensif setelah meninggalkan lapangan. Seperti yang diungkapkan Nasution (1981: 129) : “Jadi dalam penelitian deskripsi, analisis data
36
harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis.” Pada tahap analisis, data harus mengikuti beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam penelitian. Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reduksi data Seluruh data yang didapatkan dalam laporan disusun dalam bentuk uraian atau laporan yang sistematis. Laporan ini akan bertambah dan akan memberikan kesulitan apabila tidak segera dianalisis, sehingga laporan-laporan itu perlu di reduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokoknya, difokuskan pada hal-hal penting. Jadi laporan yang bersifat kasar direduksi sehingga dapat mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga dapat mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan. Pada awal penelitian, setelah data dikumpulkan dan direduksi ternyata program yang selama ini dilaksanakan KPID Jabar dalam upaya menumbuhkan literasi media terhadap pemirsa televisi di Jawa Barat, diselenggarakan dalam bentuk seminar. Maka penelitian kali ini, lebih difokuskan pada deskripsi kegiatan setiap seminar sebagai bentuk upaya KPID Jabar dalam menumbuhkan literasi media terhadap pemirsa televisi di Jawa Barat. 2. Display Data
37
Display data adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci, dan menyeluruh akan lebih memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun parsial. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. 3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi Data yang diperoleh selanjutnya disimpulkan agar dapat dianalisis dengan jelas, hal ini dijelaskan oleh Nasution (1981: 130) sebagai berikut : Kesimpulan itu mula-mula masih tentatif, kabur, diragukan. Akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. 4. Analisis data sewaktu pengumpulan data Data yang hendak dianalisis harus segera dikumpulkan dan dilakukan laporan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data: a. Mencari data yang masih diperlukan, b. Melakukan hipotesis jika diperlukan, c. Memeriksa
kembali
pedoman
wawancara
dengan
memperhatikan
kemungkinan adanya pertanyaan yang belum terjawab, d. Menentukan metode untuk mencari informasi baru yang diperlukan, e. Mengoreksi kesalahan dan memperbaikinya.