BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam rangka penyelesaian permasalahan penelitian.
Metode yang digunakan harus dapat
menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien. Artinya bahwa metode yang digunakan harus relevan dengan permasalahan penelitian, serta harus sedapat
mungkin
dalam
mengungkap
permasalahan
yang
ada
secara
komprehensif. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen, Riduwan (2008:50) menyatakan bahwa, “Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.” Berdasarkan pernyataan tersebut, maka metode penelitian eksperimen adalah pendekatan yang cocok dalam penelitian penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar kompetitif. Sedangkan variabel terikat adalah self-esteem siswa sebagai sampel penelitian. Bentuk dan jenis dari metode penelitian menurut Tuckman (1982:128) dalam Riduwan (2008:50-51) bahwa, ‘Terdapat empat bentuk metode yaitu pre experimetal, true experimental, factorial, dan quasy experimental.’ Senada
54
55
dengan Tuckman, Sugiyono (2009:72) membagi empat jenis metode penelitian eksperimen, yaitu “Pre-Experimental, True-Experimental, Factorial Experimental , dan Quasi Experimental.” menyebutkan
desain
Sedangkan Fraenkel dan Wallen (1993:245)
Pre-Eksperimental
Design
dengan
sebutan
Weak
Eksperimental Designs. Desain eksperimen yang digunakan tergantung pada permasalahan yang hendak diselesaikan, serta situasi dan kondisi di lapangan. Adapun jenis metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah PreExperimental Design atau Weak Experimental Design. Fraenkel
&
Wallen
(1993:245)
mengemukakan
mengenai
Weak
Experimental Design:
These designs are refered to as “weak” because they do not have built-in controls for threats to internal validity. In addition to the independent variable, there are a number of other plausible explanations for any outcomes that occur.
Desain ini cenderung lemah karena tidak memiliki kontrol terhadap validitas internal. Variabel bebas dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya di luar dari perlakuan yang diberikan. Oleh karena itu, setiap peneliti yang menggunakan salah satu dari desain ini memiliki kesulitan untuk mengukur atau menilai efektivitas dari variable bebas. Untuk desain pre-eksperimental, cara pengambilan sampel dilakukan dengan non-probability sampling atau purposive sampling. Artinya tidak semua anggota populasi mendapatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari sampel karena pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak.
56
B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan metode yang digunakan adalah The Static Group Pretest-Posttest Design. Mengenai desain The Static Group Pretest-Posttest Design, Fraenkel dan Wallen (1993:247) mengemukakan bahwa, “The static-group pretest-posttest design differs from the static-group comparison design only in that a pretest is given to both groups.”
Static group pretest-posttest design berbeda dari static-group
comparison design only yang mana pretest atau tes awal diberikan pada kedua kelompok. Pada penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang berbeda, yaitu pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar kompetitif. Jadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diubah menjadi kelompok pendekatan mengajar bermain dan kelompok pendekatan mengajar kompetitif. Subjek penelitian digunakan dengan pengukuran atau observasi, kedua kelompok penelitian dilakukan sebanyak dua kali tes.
Pengukuran pertama
merupakan tes awal (pre-test) dan yang kedua sebagai tes akhir (post-test). Penetapan kelompok kontrol maupun eksperimen dilakukan tidak secara acak. Adapun bentuk dari desain yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1. O
X1
O
O
X2
O
Gambar 3.1 Static Group Pretest-Posttest Design Sumber: Fraenkel & Wallen (1993:247)
57
Keterangan: O = Observasi self-esteem pada kelompok pendekatan mengajar bermain dan kompetitif sebelum perlakuan. O = Observasi self-esteem pada kelompok pendekatan mengajar bermain dan kompetitif sesudah perlakuan. X1 = Perlakuan (Treatment) pendekatan mengajar bermain. X2 = Perlakuan (Treatment) pendekatan mengajar kompetitif.
C. Langkah Penelitian Langkah penelitian adalah urutan pelaksanaan penelitian yang digunakan sebagai acuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.
Dalam hal ini
langkah penelitian akan menjadi patokan urutan kerja dari penelitian. Selain sebagai patokan, langkah penelitian juga dapat memberikan kemudahan dalam bekerja menentukan apa yang seharusnya terlebih dahulu dikerjakan dan apa yang harus dilakukan berikutnya. Secara garis besar urutan langkah penelitian dalam penelitian ini terlebih dahulu dengan melakukan identifikasi mengenai permasalahan yang ada, perencanaan pelaksanaan penelitian, pengambilan dan analisis data dan diakhiri dengan menyimpulkan hasil penelitian. Adapun urutan langkah penelitian yang hendak dilaksanakan, penulis gambarkan, dapat dilihat pada gambar 3.2
58
Penulusuran permasalah di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian (selection and definition of a problem)
Penulusuran beragam empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah penelitian (Review of related literature)
Perumusan hipotesis dengan mengacu Pada kerangka berpikir dan kajian empiris serta teoritik
Penentuan metode penelitian berkenaan dengan; sampel, instrument, desain dan prosedur penelitian (method, subject, instruments, design & procedure)
Analisis dan Interpretasi data (Data analysis)
Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian
Gambar 3.2 Langkah Penelitian Diadaptasi dari sumber: Desertasi Sutresna, Nina. (2002:125)
59
Penelitian diawali dengan menentukan populasi sebagai objek penelitian dan menentukan ukuran sampel sebagai bagian dari populasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
Sampel selanjutnya di bagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelompok yang akan diberikan perlakuan pendekatan bermain dan kelompok pendekatan kompetitif. Pada kedua kelompok diberikan tes awal untuk mengetahui keadaan awal self-esteem. Setelah diketahui keadaan awal self-esteem pada kedua kelompok, maka selanjutnya diberikan perlakuan yaitu pendekatan belajar dengan bermain dan pendekatan belajar dengan kompetitif. Perlakuan dilaksanakan selama 12 kali pertemuan untuk masing-masing kelompok.
Selanjutnya di akhir perlakuan,
kedua kelompok kembali diberikan tes self-esteem untuk memperoleh data hasil dari perlakuan yang diberikan. Data yang diperoleh lalu diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik.
Dari hasil pengolahan dan analisis tersebut
selanjutnya ditarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi hasil penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel Asumsi atau pendapat setiap orang terhadap suatu permasalahan akan berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang mana orang tersebut memandang permasalahan yang ada. Oleh karena itu perlu kiranya penulis menjabarkan atau mendefinisikan mengenai variabel penelitian sebagai upaya untuk mencegah terjadinya perbedaan pandangan. Terlebih dahulu penulis mencoba menjabarkan mengenai variabel-variabel penelitian menurut beberapa ahli. Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2009:60) menjelaskan bahwa, ‘Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,
60
yang mempunyai ‘variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau suatu obyek dengan obyek yang lain.’ Selanjutnya Sugiyono (2009:60) memberikan contoh dari atribut-atribut penelitian tersebut yaitu, “Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang.” Dengan kata lain bahwa, variabel merupakan berbagai sifat atau sesuatu yang ada pada objek penelitian yang hendak diteliti. Objek penelitian dapat berupa orang, binatang, tumbuhan atau objek lainnya yang memiliki atribut-atribut tertentu. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent variable), dan variabel terikat (dependent variable).
Sugiyono
(2009:61) menyatakan bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).” Sedangkan mengenai variabel terikat Sugiyono (2009:61) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian adalah: 1.
Variabel Bebas (independent variable) Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari dua jenis pendekatan
mengajar yaitu pendekatan mengajar bermain dan pendekatan mengajar kompetisi. Setiap variabel bebas merupakan bentuk perlakuan (treatment) yang diberikan pada setiap kelompok sampel. Dengan demikian sampel peneliti terbentuk menjadi dua kelompok dan setiap kelompok sampel memperoleh perlakuan berbeda yang sesuai dengan variabel bebas.
61
2.
Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari satu variable yaitu Self-Esteem.
E. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Objek dalam merupakan sumber yang digunakan untuk memperoleh data
dari sebuah penelitian. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa, objek penelitian dapat berupa orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Objek dari penelitian disebut dengan populasi dan sampel penelitian. Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Obyek atau subjek yang dipilih, harus memiliki karakteristik yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Pemilihan obyek penelitian akan mempengaruhi terhadap hasil dari penelitian. Oleh karena itu penentuan obyek atau subyek harus sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga data yang diperoleh akan dapat menjawab permasalahan yang ada. Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandung yang berjumlah 380 orang. Populasi dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian penulis. Populasi dipilih karena alasan-alasan:
62
a.
Hasil observasi penulis sebagai pengajar bahwa, siswa kelas X SMA N 1 Bandung memiliki self-esteem yang kurang seperti kurangnya motivasi dalam mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan aktivitas penjas dengan berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri. Kondisi tersebut terutama terjadi pada siswa perempuan.
b.
SMA N 1 Bandung merupakan tempat penulis mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar (guru), sehingga sangat memungkinkan bagi penulis untuk dapat mengontrol obyek penelitian dengan lebih mudah.
2.
Sampel Sampel dalam penelitian merupakan obyek penelitian yang diambil
sebagian dari jumlah populasi yang ada. Mengenai sampel, Sugiyono (2009:81) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Pengambilan sebagian populasi dikarenakan peneliti tidak memungkinkan untuk mengambil seluruhnya menjadi objek dalam penelitian. Pengambilan sampel harus dapat mewakili populasi yang ada, karena hasil dari penelitian harus dapat menggambarkan kondisi dari populasi tersebut. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandung yang dianggap mewakili populasi. Untuk cara pengambilan sampel penulis menggunakan teknik non-probability sampling. Riduwan (2008:57) menyatakan bahwa, “Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu: (1) probability sampling
63
dan (2) non-probability sampling.” Salah satu teknik yang termasuk ke dalam non-probability sampling adalah purposive sampling.
Mengenai purposive
sampling, Riduwan (2008:63) menjelaskan bahwa, “Purposive sampling dikenal juga dengan sampling perimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.” Penulis dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Bandung kelas X-7 dan kelas X-8.
Kelas X-7
digunakan sebagai kelompok pendekatan mengajar bermain, dan kelas X-8 digunakan sebagai kelompok pendekatan mengajar kompetitif.
Pertimbangan
dalam penentuan sampel dua kelas adalah: 1) Berdasarkan pengamatan penulis, sampel kelas X.7 dan X.8 memiliki karakteristik yang homogen artinya kemampuan gerak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjas memiliki kemampuan yang sama. 2) Sampel yang dipilih kelas X.7 dan X.8 berdasarkan pengamatan penulis kurangnya motivasi dalam mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan aktivitas penjas dengan berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri. Kondisi tersebut terutama terjadi pada siswa perempuan. 3) Penulis lebih mudah mengontrol obyek dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Jumlah sampel untuk kelas X-7 adalah 36 orang siswa, sedangkan untuk kelas X-8 berjumlah 38 orang siswa, sehingga jumlah total sampel adalah 74
64
orang. Jumlah tersebut dianggap mewakili populasi yang ada. Mengenai sampel, Surakhmad ( 1982:93 ) mengemukakan :
Karena tidak mungkinnya penelitian selalu langsung menyelidiki populasi, padahal tujuan penyelidikan menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penelitian terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebagai sampel, yang dapat dipandang representative terhadap populasi itu.
Mengenai jumlah sampel yang diperlukan pada suatu penelitian dari populasi tertentu, Syaodih (2008:261) berpendapat :
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian KausalKomparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai, sedang untuk kelompokkelompok sampel berkisar antara 20 sampai 50 individu.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang penulis gunakan dalam penelitian dirasa cukup dan dianggap mewakili populasi.
Adapun
pertimbangan lainnya dari pengambilan jumlah sampel yang digunakan adalah kemampuan penulis untuk dapat mengontrol sampel selama pelaksanaan penelitian.
Karena dikhawatirkan apabila kontrol terhadap sampel penelitian
sangat kurang, akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
F. Instrumen dan Skala Pengukuran 1.
Penyusunan Instrumen Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data
dalam penelitian. Instrumen atau alat ukur tentunya harus relevan dengan apa
65
yang hendak diukur. Oleh karena itu, peneliti terlebih dahulu harus mengetahui secara pasti apa yang hendak diukur atau diperoleh dalam penelitiannya, sehingga alat yang digunakan untuk memperoleh data juga harus sesuai peruntukannya. Arikunto (1997:23) mengemukakan bahwa, “Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data akan dikumpulkan”.
Apabila permasalahan penelitian sudah jelas, maka langkeh
berikutnya adalah menentukan alat ukur apa yang digunakan untuk permasalahan tersebut. Mengenai alat ukur Arikunto (1997:138) menjelaskannya:
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.
Sesuai dengan permasalahan yang hendak diungkap dalam penelitian, penulis
menggunakan
instrumen
penelitian
angket.
Riduwan
(2008:99)
mengemukakan bahwa ”Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons(responden) sesuai dengan permintaan pengguna.” Selanjutnya Arikunto (1993:125) mengemukakan bahwa “Angket berupa sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden berkenaan dengan pribadinya atau hal-hal yang diketahui.” Dari pernyataan tersebut maka angket merupakan instrumen yang sesuai untuk memperoleh
informasi yang lengkap dan mendalam
masalah atau keadaan pribadi responden.
mengenai suatu
66
Angket yang dikembangkan penulis dalam penelitian ini mengacu pada teori-teori yang relevan dikemukan oleh para ahli (seperti sudah dijelaskan pada bab II). Adapun angket atau kuesioner yang digunakan penulis mengenai selfesteem. Langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument self-esteem terlebih dahulu membuat kisi-kisi sesuai dengan teori yang dikembangkan para ahli. Selanjutnya kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi pertanyaan atau pernyataan untuk mengungkap self-esteem. Mengenai penyusunan instrumen, Surakhmad (1989:184) menjabarkan:
a. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang menimbulkan kesan agresif. c. Sifat pernyataan harus bersifat netral dan objektif. d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
Penulis menyusun instrumen self-esteem dengan mengembangkan 47 butir pernyataan, yaitu 22 pernyataan positif dan 25 pernyataan negatif. Penempatan dari setiap nomor pernyataan dilakukan secara acak. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bias dalam penyusunan instrumen yang digunakan. Penulis akan menjabarkan mengenai definisi konseptual dan definisi operasional mengenai self-esteem sebelum membuat kisi-kisi instrumen.
2.
Instrument Angket Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data
dalam permasalahan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
67
adalah angket. Melalui angket dapat diperoleh informasi atau gambaran secara mendalam mengenai self-esteem siswa melalui bentuk pendekatan mengajar pendidikan jasmani. a. Definisi Konseptual Definisi konseptual self-esteem merujuk pada pendapat Maslow (1970 dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72), bahwa ‘Self-esteem (harga diri) merupakan kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri.’ b. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan untuk memperjelas makna variable yang akan diteliti. Menurut Masri (2003:63) mengemukakan bahwa, “Definisi operasinal adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variable.” Aspek-aspek operasional yang terkandung dalam variable self-esteem adalah motif berprestasi, kepercayaan diri, perasaan diri dan penghargaan diri. Kisi-kisi angket dilihat pada tabel 3.1
self-esteem
yang digunakan dalam penelitian dapat
68
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Self-Esteem Siswa
KOMPONEN Self-Esteem (harga diri) merupakan kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri. Maslow (1970 dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72).
Nomor Soal
SUB KOMPONEN SELF-ESTEEM SISWA Motif berprestasi Kepercayaan diri
(+)
(-)
1, 6, 15, 23, 41 8, 14, 17, 20, 39, 43
4, 10, 30, 32, 46, 47 7, 9, 11, 18, 21, 34, 35, 37 13, 16, 19, 28, 36, 38
Perasaan diri
2, 3, 22, 27, 31, 33, 42, 44
Penghargaan diri
5, 24, 25, 26
12, 29, 40, 45
Berikut ini adalah kisi-kisi angket yang memuat variabel penelitian, sub variabel, indikator, nomor soal. Indikator pada angket merupakan penjelasan atau rincian dari setiap sub variabel berdasarkan kajian teoritik. Kisi-kisi angket selfesteem siswa yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Pernyataan Angket Self-Esteem Siswa
Komponen Self-Esteem
Sub Komponen
Indikator
Motif berprestasi - memiliki motivasi yang kuat - mampu melakukan sesuatu pekerjaan - memahami kekuatan diri - tidak mudah frustasi
No Item (+) ( - ) 1 6 23 41
69
- tidak mengakui kelebihan orang lain - tidak adanya keinginan melakukan sesuatu hal yang baru - tidak memiliki motivasi - tidak memahami kekuatan diri - sulit berprestasi - tidak mengembangkan potensi diri
Kepercayaan diri
-
Perasaan diri
-
bersikap tenang menerima diri sendiri memiliki sikap mampu memelihara hubungan dengan orang lain menyesuaikan perilaku mengakui kelemahan diri percaya diri yang tinggi mengkritik diri sendiri berkata negatif atas kemampuan yang dimilikinya pesimis tidak menerima keadaan diri sendiri frustasi percaya dirinya rendah tidak memiliki sikap tidak mampu menyesuaikan perilaku tidak bersikap tenang merasa layak optimis penyesuaian emosi merasa pantas bertoleransi memaklumi kesalahan yang sudah dialami senang berinteraksi social tidak memiliki toleransi merasa tidak pantas merasa tidak layak tidak mampu menyesuaikan emosi
4 10
30 32 46 47
3 8 14 15 17 20 39 43 7 9 11 18 21 34 35 37 2 22 27 31 33 42 44 13 16 19 28
70
- tidak seimbang dalam memberi dukungan - merasa tidak berguna bagi orang lain Penghargaan diri
3.
- mengakui kelebihan orang lain - aktif dalam hidup berkelompok - seimbang dalam memberi dukungan - berguna bagi orang lain - tidak mampu memelihara hubungan dengan orang lain - tidak mengakui kelemahan diri - tidak aktif dalam hidup berkelompok - membela diri dengan alasan irasional
36 38
5 24 25 26 12 29 40 45
Skala Pengukuran Skala pengukuan yang digunakan dalam penyekoran angket penelitian,
penulis mengacu pada skala Likert. Mengenai skala Likert ini, Sudjana dan Ibrahim (2001:107) mengemukakan: Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
71
Berdasarkan alternatif jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, dari mulai yang positif sampai yang negatif. Gradasi jawaban instrumen ini,
Sugiyono (2009:93) mengemukakan bahwa,
“Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif...” Adapun alternatif jawaban yang penulis sediakan untuk setiap item pernyataan dimulai dari Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Katagori penyekoran untuk setiap pernyataan item tes, penulis jabarkan dapat dilhat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (R) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor Pernyataan Positif Negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
G. Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang sudah di buat sebelum diberikan kepada sampel terlebih dahulu diujicobakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui validitas serta reliabilitas dari instrumen yang akan digunakan. Validitas maksudnya adalah alat ukur yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.
72
Sedangkan reliabilitas maksudnya untuk mengetahui keajegan alat ukur yang digunakan. Sugiyono (2009:173) menjelaskan bahwa, “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan kata lain, sebuah alat ukur harus dapat dipercaya dan diakui oleh banyak orang bahwa alat ukur tersebut layak digunakan untuk mengukur. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan, ada beberapa langkah yang ditempuh. Langkah pertama, instrumen yang dibuat selanjutnya diujicobakan dengan diberikan kepada responden yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian, tetapi bukan sampel yang sebenarnya. Adapun pelaksanaan uji coba instrumen ini penulis laksanakan pada hari Senin tanggal 18 Oktober 2010 di SMA Negeri 1 Bandung, diberikan pada siswa yang bukan termasuk pada kelompok sampel penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data terhadap hasil uji coba instrumen dengan menggunakan program SPSS Seri 17. Adapun urutan langkah pengujiannya adalah: 1.
Menyeleksi angket dari kemungkinan adanya item tes yang tidak diisi.
2.
Memberikan skor pada masing-masing alternatif jawaban responden sesuai dengan patokan yang telah dibuat.
3.
Melakukan input data pada program Microsoft Excell.
4.
Melakukan uji dengan SPSS Seri 17 dengan teknik korelasi setiap butir item tes.
73
Teknik korelasi ini merupakan teknik uji yang masih banyak digunakan untuk menguji validitas instrumen. Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:188) menyatakan bahwa, ‘Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.’
Korelasi yang
digunakan adalah korelasi Pearson Moment, yaitu mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total. Berdasarkan hasil uji korelasi dan analisis dengan program SPSS Seri 17 diperoleh 30 item tes yang dinyatakan valid dan 17 item tes dinyatakan tidak valid. Berikut ini adalah rincian hasil uji validitas instrumen self-esteem yang diperoleh dari pengujian SPSS Seri 17. Dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Self-esteem No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pearson Correlation 0,290 0,446 0,274 0,015 -0,270 0,401 0,566 0,273 0,519 0,712 0,649 0,499 0,507 0,259 0,488 0,461 0,532 0,269
Sig.(2-tailed)
No. Soal
0,120 0,014 0,143 0,937 0,149 0,028 0,001 0,144 0,003 0,000 0,000 0,005 0,004 0,167 0,006 0,010 0,002 0,150
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Pearson Sig.(2-tailed) Correlation 0,052 0,786 0,191 0,312 0,373 0,042 0,490 0,006 0,080 0,674 0,556 0,001 0,375 0,041 0,272 0,146 0,492 0,007 0,494 0,006 0,607 0,000 0,460 0,010 0,388 0,034 0,489 0,006 0,745 0,000 0,578 0,001 0,512 0,004 0,167 0,379
74
19 20 21 22 23 24
0,647 -0,103 0,496 0,378 0,152 0,590
0,000 0,589 0,005 0,040 0,423 0,001
43 44 45 46 47
-0,055 0,659 0,364 0,457 0,695
0,772 0,000 0,048 0,011 0,000
Adapun kriteria penentuan item tes yang valid adalah: 1. Jika nilai probabilitas sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tes dinyatakan tidak valid. 2. Jika nilai probabilitas sig.(2-tailed) < 0,05 maka item tes dinyatakan valid. Hasil pengujian secara lengkap dan rinci untuk uji validitas instrumen selfesteem tersebut di atas, penulis sajikan pada bagian lampiran. Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas terhadap item tes instrumen yang dinyatakan valid. Pengujian dilakukan dengan program SPSS Seri 17, dan mengacu pada penghitungan Cronbach Alpha. Hasil penghitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,880
30
75
Kriteria ketentuan untuk pengujian reliabilitas instrumen adalah bahwa, apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel.
Apabila nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati angka 1 maka
reliabilitas instrumen memiliki tingkat yang sangat tinggi.
Berdasarkan hasil
analisis diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0,880 yang artinya instrument cukup reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data Pada pembahasan metode penelitian yang digunakan telah dijelaskan, bahwa metode yang digunakan adalah Weak Eksperimental Designs dengan desain The Static Group Pretest-Posttest Design. Langkah awal yang ditempuh adalah menentukan sampel baik itu kelompok pendekatan mengajar bermain maupun kelompok pendekatan mengajar kompetitif. Untuk memperoleh data penelitian diawali dengan memberikan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awal self-esteem sampel.
Tes awal dilakukan dengan memberikan instrumen yang telah
diujicobakan sebelumnya dan diuji validitas dan reliabilitasnya.
Berikut ini
penulis uraikan langkah dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah: 1. Melakukan tes (pretest) awal self-esteem kepada kedua kelompok sampel 2. Memberikan perlakuan (treatment) pendekatan mengajar bermain kepada sampel kelas X-7 yang termasuk pada kelompok bermain.
Treatment
dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan materi setiap pertemuan berbeda-beda.
76
3. Memberikan perlakuan (treatment) pendekatan mengajar kompetitif kepada sampel kelas X-8 yang termasuk pada kelompok kompetitif.
Treatment
dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan, dengan materi setiap pertemuan berbeda-beda. 4. Pada akhir perlakuan dilakukan tes akhir untuk memperoleh data hasil selama pelaksanaan perlakuan (treatment). 5. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik.
I.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik, yang dalam penelitian ini penulis menggunakan program statistik Statistical Product and Service Solution (SPSS) Seri. 17. Tujuan pengolahan dan analisis data ini adalah untuk memperoleh hasil penelitian serta mendapatkan kesimpulan dari permasalahan yang ada dalam penelitian. Sebelum melakukan pengolahan data dengan program SPSS Seri 17 terlebih dahulu penulis menempuh langkah-langkah, yaitu: 1. Menyeleksi data dari instrumen self-esteem yang terkumpul baik hasil tes awal maupun hasil tes akhir. Seleksi dilakukan untuk memastikan seluruh item tes terisi oleh responden. 2. Memberikan skor pada setiap item tes yang diisi oleh responden sesuai dengan kriteria skala yang telah ditentukan, yaitu mengacu pada skala likert.
77
3. Melakukan input data pada program software komputer Microsoft Excell 2007. 4. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS Seri 17. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dengan SPSS Seri 17 penulis uraikan:
1. Uji normalitas data Uji normalitas data merupakan langkah pertama dalam pengolahan data penelitian. Uji normalitas merupakan syarat mutlak yang harus ditempuh sebelum dilakukan uji berikutnya.
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas juga untuk mengetahui analisi statistik apa yang akan digunakan berikutnya, apakah statistik parametrik atau non parametrik. Output uji normalitas yang diperoleh dari pengujian statistik dengan SPSS 17 terdapat lima hasil uji, yaitu kolmogorov smirnov, shapiro-wilk, QQ-Plots, Detrended normal QQ-Plots, dan Spread VS Level QQ-Plots.
Untuk uji ini
penulis mengacu pada hasil dari Shapiro-wilk, dengan asumsi bahwa sampel termasuk ke dalam kelompok besar atau lebih dari 30 orang.
2. Uji homogenitas data Setelah dilakukan uji normalitas data, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homgenitas data.
Uji homogenitas data dilakukan untuk
78
mengetahui apakan data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Selain itu, uji homogenitas juga untuk menentukan pengujian hipotesis dengan statistik apa yang akan digunakan apakah parametrik atau non-parametrik. Untuk uji homogenitas data mengacu pada hasil penghitungan SPSS dengan uji lavene atau Lavene test statistic.
3. Uji hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis data.
Uji ini dilakukan untuk
memperoleh kesimpulan dari permasalahan penelitian. Untuk menguji data hasil tes awal dan hasil tes akhir guna mengetahui pengaruh dari perlakuan digunakan uji-t dua fihak. Dalam pengolahan statistik SPSS pengujian dilakukan dengan Paired Sample t-test untuk statistika parametrik, dan 2 Related Samples t-test untuk statistik non-parametrik. Kedua uji membandingkan rata-rata hasil tes awal dengan rata-rata hasil tes akhir pada satu kelompok. Untuk membandingkan hasil tes self-esteem kedua kelompok, yaitu kelompok pendekatan mengajar bermain dan kompetitif mengacu pada uji-t satu fihak. Dalam SPSS pengujian dilakukan dengan Independent Sample t-test untuk statistika parametrik dan 2 Independent Sample t-test untuk uji statistika nonparametrik. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes awal self-esteem kelompok pendekatan mengajar bermain dan kelompok mengajar kompetitif. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan hasil tes akhir
79
untuk mengetahui perbedaan self-esteem pada kedua kelompok pendekatan mengajar tersebut.
4. Analisis data Setelah dilakukan pengolahan data, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap data atau angka yang diperoleh dari pengolahan tersebut.
Analisis
dilakukan untuk dapat memperoleh kesimpulan dari data yang dihasilkan. Proses analisis data mengacu pada kriteria-kriteria ketentuan dari setiap uji statistik dan membandingkannya dengan hipotesis kerja. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya dibahas berdasarkan temuan di lapangan serta teori dan pendapat-pendapat para ahli yang selanjutnya disimpulkan menjadi kesimpulan dari hasil penelitian.
Kesimpulan tersebut
digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang diajukan.