BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menentukan metode penelitian merupakan langkah penting dalam suatu penelitian. Sebagaimana dikemukakan Nazir (1985: 51), bahwa: “Metode berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan”. Menurut Marhijanto (1995: 406) bahwa: "Metode adalah cara yang sistematis dan terencana untuk melakukan segala aktifitas guna mencapai tujuan maksimal”. Dengan demikian metode yang digunakan dalam sebuah penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Bertolak dari tujuan penelitian yang telah dirumuskan, yakni mencermati permasalahan yang terjadi di kelas, mengenai kesulitan anak kelas D.I di SLB Bagian C Silih Asih Kota Bandung dalam membaca nyaring suku kata, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengertian penelitian tindakan kelas sebagaimana dikemukakan Aqib (2006: 13). adalah “merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut. 1. Masalah yang terjadi ada dalam situasi pembelajaran. 2. Memecahkan kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar sudah merupakan kewajiban guru. 3. Pemberi tindakan dilakukan oleh guru/peneliti sendiri yang didasarkan atas pencermatan masalah.
18
Berdasarkan alasan-alasan dipilihkannya metode penelitian tindakan kelas di atas, selanjutnya peneliti akan mengemukakan beberapa hal penting yang berkaitan dengan metode penelitian sebagai berikut.
A. Setting Penelitian. Berdasarkan karakteristik penelitian tindakan kelas, bahwa hal yang dipermasalahkan bukan merupakan hasil kajian teoritis atau hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual terjadi dalam pembelajaran di kelas. Sesuai dengan tugas dan masalah yang ditemukan peneliti ketika mengajar, maka setting atau lokasi penelitian adalah kelas I di SLB Bagian C Silih Asih Kota Bandung, dalam pembelajaran Bidang Studi bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar Membaca nyaring suku kata sederhana. Subyek pemberi tindakan adalah peneliti sendiri sebagai guru kelas I di SLB Bagian C Silih Asih Kota Bandung. Subjek penerima tindakan adalah empat orang anak. Sedangkan subyek pembantu penelitian adalah teman sejawat yang berperan sebagai observer.
B. Siklus Tindakan. 1. Tahap Perencanaan. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti dalam tahap perencanaan adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi tahap-tahap
19
sebagai berikut: identifikasi yang meliputi identitas satuan pendidikan, identitas mata pelajaran, kelas, dan semester. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan dikembangkan. Menentukan indikator yang ingin dicapai, materi pokok, metode, dan media pembelajaran. Pemilihan pengalaman
belajar
yang
dapat
mendukung
tercapainya
tujuan
pembelajaran serta menyusun alat evaluasi. 2. Tahap pelaksanaan dan observasi. a. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengimplementasikan seluruh rancangan yang telah disusun melalui prosedur dan tahapan-tahapan yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Sejalan dengan tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran, maka rancangan yang disusun dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring suku kata sederhana adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap benda-benda yang mewakili materi kelompok hurup pada kata baju, batu, bola, buku, dadu, kaca, laci, meja, pita, dan topi. 2) Anak bersama bimbingan peneliti menyebutkan nama-nama benda yang mewakili materi kata yang akan diajarkan melalui metode analisis Glass.
20
3) Anak secara bersamaan menyebutkan dua kelompok hurup pada kata yang mewakili nama benda sesuai dengan yang ditunjukkan guru. 4) Anak secara bersamaan membaca nyaring dua kelompok hurup pada kata yang ditulis guru pada papan tulis. 5) Secara bergiliran anak tampil ke depan untuk menyebutkan nama benda yang mewakili dua kelompok hurup yang ditunjukkan guru. 6) Dengan bimbingan guru, secara bersamaan anak membaca nyaring dua kelompok hurup pada kata yang dituliskan guru. 7) Dengan bimbingan guru, secara bergiliran anak membaca nyaring dua kelompok hurup pada kata yang dituliskan guru di papan tulis. 8) Secara bersamaan anak membaca nyaring seluruh kelompok kata yang sudah ditulis guru di papan tulis. 9) Secara bergiliran anak membaca nyaring seluruh kelompok kata yang sudah ditulis guru di papan tulis. b. Observasi. Kegiatan observasi pada penelitian ini dilaksanakan bersamaan ketika peneliti melakukan tindakan. Kegiatan pada tahap ini secara kolaborasi peneliti dengan teman sejawat sebagai observer bekerja sama, yakni melakukan pengamatan terhadap kemampuan anak dalam membaca nyaring dua suku kata sederhana pada kata baju, batu, bola, buku, dadu, kaca, laci, meja, dan topi.
21
Tabel 3.1 Instrumen Tes Kemampuan Membaca Nyaring Suku kata Sederhana.
Nama
………
No.
Materi dua suku kata yang harus dibacakan
1.
ba-ju
2.
ba-tu
3.
bo-la
4.
bu-ku
5.
da-du
6.
ka-ca
7.
la-ci
8.
me-ja
9.
pi-ta
10.
to-pi
Aspek kemampuan yang dinilai B Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata baju. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata batu. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata bola. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata buku. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata da-du. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata kaca. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata laci. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata meja. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata pita. Membaca nyaring dua …. kelompok hurup pada kata topi.
Nilai C ….
K ….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
….
22
Kriteria nilai : B = Anak dapat membaca nyaring dua kelompok hurup dalam kata. C = Anak membaca nyaring satu suku kata dalam kata. K = Anak tidak dapat membaca nyaring suku kata dalam kata.
3. Tahap Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut : a. Mendiskusikan hasil tindakan yang telah dilakukan. b. Melaksanakan evaluasi diri dari tindakan yang telah dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. c. Membuat perencanaan baru untuk siklus selanjutnya yang didasarkan atas hasil temuan pada siklus sebelumnya.
C. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas yaitu memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang mengarah pada peningkatan hasil belajar anak dalam membaca nyaring dua suku kata sederhana, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes, yaitu mengumpulkan data hasil dari tes kemampuan anak dalam membaca nyaring suku kata sederhana.
23
Alasan menggunakan teknik tes tersebut karena dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan menekankan pada permasalahan yang membahas tentang kemampuan membaca nyaring suku kata sederhana.
D. Analisis Data. Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data hasil tindakan, yaitu mengolah hasil tes sebelum dilaksanakan pembelajaran membaca nyaring suku kata sederhana dengan metode analisis Glass (pre tes), mengolah hasil tes setelah mengikuti proses pembelajaran membaca dengan menggunakan metode analisis Glass pada siklus I, mengolah hasil tes kemampuan membaca nyaring setelah mengikuti proses pembelajaran siklus II, dan mengolah data hasil tes kemampuan membaca nyaring setelah mengikuti proses pembelajaran siklus III. Kriteria nilai kemampuan membaca nyaring suku kata sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut: B = Anak dapat membaca nyaring dua suku kata dalam kata. C = Anak membaca nyaring satu suku kata dalam kata. K = Anak tidak dapat membaca nyaring suku kata dalam kata.
E. Menarik kesimpulan. Dalam suatu penelitian, langkah penarikan kesimpulan merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh seorang peneliti. Hal tersebut bertujuan agar dapat memastikan terjawab dan tidaknya rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal penelitian. Kesimpulan dalam penelitian
24
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada dan masih bersifat remang-remang. Penarikan kesimpulan oleh seorang peneliti yang didasarkan pada verifikasi data atau yang didukung oleh data-data yang lengkap, akan menjadikan kesimpulan tersebut menjadi suatu kesimpulan yang memiliki kredibelitas tinggi.
25