BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Hipotesis yang telah dirumuskan perlu diuji kebenarannya, untuk memperoleh jawaban atau rumusan hipotesis tersebut, maka diperlukan suatu metode penelitian. Metodologi penelitian memandu peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan. Ada beberapa metode penelitian yang dikenal, diantaranya metode eksperimen, metode sejarah, metode deskriptif, metode filsafat dan lain sebagainya. Tiap jenis metode penelitian memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena sesuai dengan fungsinya untuk menyelidiki masalah yang timbul pada masa sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan suatu fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar komponen yang diteliti. Menurut Whitney yang dikutip oleh Moh. Nazir (1999: 63) menyebutkan bahwa: “Metode deskripsi adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskripsi mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena”. Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1998: 140) untuk membedakan antara metode deskriptif dengan metode lainnya, ada sifat-sifat tertentu yang dipandang sebagai ciri dari metode deskriptif ini, yakni:
46
47
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual. 2. Data-data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah yang terjadi masa sekarang melalui langkah-langkah pengumpulan, penyusunan, penjelasan dan penganalisaan data. Melalui pendekatan metode ini, penulis bermaksud mengungkapkan keberhasilan program praktek kerja industri dihubingkan dengan kesiapan siswa menghadapi dunia kerja di SMKN 8 Bandung.
3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian Variabel adalah sustu konsep yang mempunyai variasi nilai, yang dikemukakan Suprian AS (2001: 61) bahwa: “Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu objek peristiwa yang dinilainya bisa berubah-ubah. Ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran baik secara kuantitaif maupun secara kualitatif”. Sejalan dengan identifikasi masalah dan perumusan masalah, variabel pada penelitian ini, yaitu: 1. Keberhasilan program praktek kerja industri sebagai variabel bebas (X). 2. Kesiapan siswa SMKN 8 Bandung dalam menghadapi dunia kerja sebagai variabel terikat (Y). Paradigma merupakan cara pandang atau pola pikir seseorang terhadap sesuatu. Dengan paradigma tersebut peneliti dapat menjelaskan hal yang penting
48
dan memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti dalam memecahkan masalah. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003: 25) bahwa: “Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah merumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang akan relevan, rumusan hipotesis yang akan diajukan, metode/startegi penelitian, instrument penelitian, teknik analisis yang akan digunakan serta kesimpulan yang akan diharapkan”. Dengan demikian arti paradigma penelitian menunjukkan kepada kita tentang ruang lingkup penelitian yang memperlihatkan hubungan antar komponen, fungsi dan aktivitas yang jelas. Di bawah ini adalah gambar alur sistem pemikiran dalam penelitian ini (paradigma penelitian):
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja
Siswa kelas II Program keahlian Otomotif SMKN 8 Bandung
NEED (Lingkungan) social, kebutuhan kerja
Training
SKILL AND KNOWLEDGE Proses KBM dan uji kompetensi teknik sepeda motor
Keberhasilan program praktek kerja industri Aspek yang diungkap: Nilai hasil uji kompetensi Teknik Sepeda Motor
Kesiapan siswa SMKN 8 dalam menghadapi dunia kerja Aspek yang diungkap: 1. Pengetahuan tentang lapangan pekerjaan 2. Pengetahuan tentang kondisi pekerjaan 3. Pengetahuan tentang
tuntutan karakteristik industri
Temuan penelitian Kesimpulan dan Saran
49
Keterangan: = Proses penelitian
= Lingkup penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI Program Keahlian Teknologi Sepeda Motor SMKN 8 Bandung.
3.3.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi itu atau sampel dapat juga merupakan populasi itu sendiri. Dalam menentukan besarnya sampel, semakin besar jumlah sampel mendeteksi jumlah populasi maka semakin kecil peluang generalisasi, sebaliknya semakin sedikit jumlah sampel menjauhi populasi maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini di dasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134) bahwa:
50
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Sampel penelitian ini diambil seluruhnya yaitu sebesar 72 orang dari kelas XI dari 2 kelas paket Program Keahlian Teknologi Sepada Motor.
3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data Keberadaan data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian, sebab dari data segala informasi bisa diperoleh. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 91) bahwa: “Data adalah segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi hasil pengelolaan data dicapai untuk sesuatu keperluan”. Sementara itu pendapat Kartini Kartono (1990: 72) menyebutkan: “Data adalah suatu koleksi fakta-fakta atau sekumpulan nilai-nilai numerik”. Dari kedua pernyataan tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa data itu bisa merupakan fakta-fakta atau angka-angka/nilai numerik. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data mengenai tingkat penguasaan siswa dalam keberhasilan program praktek kerja industri pada program keahlian Sepeda Motor yang diperoleh dengan teknik dokumentasi hasil uji kompetensi. 2. Data mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa program keahlian sepeda motor SMKN 8 Bandung
51
3. Bahan pustaka yang relevan dengan permasalahan penelitian 4. Data mengenai jumlah siswa Teknik Sepeda Motor SMKN 8 Bandung
3.4.2 Sumber Data Sumber data merupakan asal dari mana data didapatkan. Data didapatkan bisa berasal dari lisan seseorang, catatan, tempat, benda yang diteliti, dan lainlain. Lebih jelasnya Suharsimi Arikunto (2006: 129) memberikan penjelasan mengenai sumber data, yaitu sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses tertentu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumentasi atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan adalah objek penelitian atau variabel penelitian”. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor 2. Guru mata pelajaran Sepeda Motor SMKN 8 Bandung
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data penelitian yang diperlukan, dapat digunakan beberapa macam metode dan instrument pengumpulan data, seperti di antaranya
52
observasi, tes, angket, wawancara, dokumentasi dan lain sebagainya. Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Teknik Dokumentasi Menurut Arikunto (2006: 158) mengemukakan bahwa: “Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.” Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data pada variabel bebas (X), yaitu keberhasilan program praktek kerja industri pada program keahlian teknologi sepeda motor. 2. Angket/kuesioner Menurut pendapat James P. Chaplin (1981) yang dikutip oleh Kartini Kartono (1990: 217) menyebutkan bahwa: “Angket adalah set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal atau satu set topik yang saling berkaitan, yang harus dijawab oleh subjek”. Teknik
angket
digunakan
karena
memiliki
beberapa
keuntungan,
sebagaimana pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152) mengatakan bahwa penggunaan angket sebagai berikut: a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden. d. Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua reponden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Teknik angket digunakan penulis untuk mendapatkan data variabel terikat (Y), yaitu Kesiapan siswa SMKN 8 Bandung dalam menghadapi dunia kerja.
53
3.5.2 Instrumen Penelitian Bentuk instrument penelitian yang digunakan penulis dalam menjaring data disesuaikan dengan metode pengumpulan data yang dilakukan, yakni dokumentasi untuk variabel X dan angket untuk variabel Y. Langkah-langkah dalam membuat instrument penelitian adalah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi instrument penelitian 2. Menyusun instrument penelitian Dalam kisi-kisi instrumen memuat indikator-indikator yang akan diukur dari variabel-variabel yang telah ditetapkan yang kemudian dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari angket merupakan data original, di mana jarak antara satu data dengan lainnya tidak sama. Menurut Sugiyono (2003: 70): “Data ordinal yaitu data yang berjenjang yang jarak satu data dengan data lainnya tidak sama”. Data ordinal menggambarkan kualitas/keadaan objek yang diteliti yang bersifat kualitatif, untuk itu agar data tersebut dapat diolah dengan metode statistik maka data itu harus diubah menjadi kualitatif yang berbentuk bilangan. Skala pengukuran yang digunakan pada angket adalah skala likert dengan gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif, dengan jenjang dari tidak pernah sampai selalu. Agar instrumen yang digunakan memiliki keampuhan dalam pengukuran, maka instrument perlu di uji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas instrumennya, sebab keampuhan instrument sangat berpengaruh terhadap mutu penelitian itu sendiri.
54
Berikut ini jenjang dan nilai dari alternatif jawaban angket pada setiap itemnya: Tabel 3.1 Nilai Setiap Item Angket Menurut Alternatif Jawabannya Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju
Mutu Setiap Item 1 2 3 4 5 (Suharsimi Arikunto, 2006: 242)
3.5.2.1 Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 196). Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus Alpha sebagai berikut: 2 k ∑σ b r11 = 1 − σ 12 k − 1
(Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
Σσb2 = Jumlah varians butir. Σσ12 = Varians total.
55
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 276) selanjutnya hasil tersebut dapat diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Besarnya Nilai r Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Interpretasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (tak berkorelasi)
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Langkah-langkah Analisis Data Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan pada penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam analisis data ini adalah: 1. Menghitung kembali jumlah lembar jawaban yang telah diisi responden 2. Memeriksa dan memberi skor 3. Menstabulasi data yang meliputi kegiatan-kegiatan: a. Menghitung skor mentah yang diperoleh responden b. Mengubah skor mentah menjadi T-skor dengan rumus: −X) SD T skor = 10 Z + 50 Z=
(X
i
Perhitungan di atas dilakukan pada setiap variabel yang nantinya digunakan pada uji normalitas.
56
4. Mengolah data dengan menggunakan uji statistik parametrik maupun non parametrik tergantung dari hasil uji normalitas. Jika datanya berdistribusi normal maka pengolahan data menggunakan statistik parametrik dan jika salah satu data atau kedua-duanya berdistribusi tidak normal maka pengolahan data menggunakan statistik non parametrik. 5. Menguji hipotesis dengan uji t, jika t hitung > t tabel maka hipotesis nol ditolak atau sebaliknya jika t hitung < t tabel maka hipotesis nol diterima. 6. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.6.2 Uji Normalitas Data Uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang telah dikumpulkan. Prosedur langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tentang skor (R) yaitu data terbesar dikurangi data terkecil 2. Menentukan banyaknya kelas interval (BK) dengan rumus: BK = 1 + 3,3 log n
(Sudjana, 2005: 47)
n = banyaknya data 3. Menentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus: P=
Rentang ( R ) Banyak Kelas ( BK )
(Sudjana, 2005: 47)
4. Membuat daftar distribusi frekuensi 5. Menghitung rata-rata skor (mean) dengan rumus:
X=
Σ f i xi Σ fi
(Sudjana, 2005: 67)
57
6. Menetukan simpangan baku (SD) dengan rumus: Σ f i (X i − X ) SD = n −1
2
(Sudjana, 2005: 95)
7. Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dalam uji chi kuadrat, dengan langkah-langkah: a. Menentukan jumlah kelas interval (BK) b. Menentukan panjang kelas interval Panjang Kelas =
Data terbesar - Data terkecil Jumlah kelas interval
c. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi d. Fh = frekuensi yang diharapkan (n x L) e. Fo = frekuensi hasil pengamatan f. Memasukkan harga-harga fh kedalam kolom fh, sekaligus menghitung harga2
harga (fo – fh) dan
( f o − f h )2 fh
, menjumlahkan harga
( f o − f h )2 fh
adalah harga
chi kuadrat (χ2) hitung. g. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Bila χ2 hitung
< χ2
tabel,
maka dinyatakan tidak normal, dengan derajat kebebasan (dk) = k – 3
tabel,
maka distribusi data dinyatakan normal dan bila χ2
hitung
> χ2
dimana k = kelas interval, maka data yang diuji berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas distribusi ini akan diketahui apakah variabel X berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada statistik non parametrik.
58
3.6.3 Uji Regresi 3.6.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut: Yˆ = a + b X dimana:
(Sugiyono, 2007: 262)
Ŷ = variabel terikat X
= variabel bebas
Koefesien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan pasangan dua variabel data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus:
a=
b=
(∑ Y ).(∑ X 2 ) − (∑ X )(∑ XY ) n ∑ X 2 − (∑ X ) 2
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) n ∑ X 2 − (∑ X ) 2
(Sugiyono, 2007: 262)
Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung harga Ŷ bila harga X diketahui. Dengan syarat regresi tersebut harus mempunyai kelinieran dan keberartian regresi.
3.6.3.2 Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi Uji kekeliruan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat. Jumlah kuadrat yang disebut adalah sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Riduwan (2007: 152) sebagai berikut:
59
a) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus: JK (T ) = ∑ Y 2 b) Mencari jumlah kuadrat regresi ( JK Re g ( a ) ) dengan rumus: (ΣY ) 2 n c) Mencari jumlah kuadrat regresi ( JK Re g (b / a ) ) dengan rumus: JK reg (a ) =
(ΣX )(ΣY ) JK (b / a) = b ΣXY − n d) Mencari jumlah kuadrat residu ( JK Re s ) dengan rumus: JK Re s = ΣY 2 − JK Re g ( b / a ) − JK Re g ( a ) e) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi ( RJK Re g ( a ) ) dengan rumus: RJK Re g ( a ) = JK Re g ( a ) f) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi ( RJK Re g (b / a ) ) dengan rumus: RJK Re g ( b / a ) = JK Re g (b / a ) g) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu ( RJK Re s ) dengan rumus: JK res RJK Re s = n−2 h) Menguji signifikansi dengan rumus: RJK reg ( b / a ) Fhitung = RJK res Kaidah penguian signifikansi: Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan dengan taraf signifikan (α) = 0,05 Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus: Ftabel = F{(1−α )(dk Re g [b / a ]),( dk Re s ) } i) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus:
(ΣY ) 2 JK E = ΣΣY 2 − n
Dengan membuat tabel penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk mencari (JKE)
60
Tabel 3.3 Penolong Pasangan Variabel X dan Y Untuk Mencari (JKE) NO
RESPONDEN
X
Y
Diurutkan dari data X terkecil hingga data terbesar
Kelompok
n
Y
1 2 …
j)
Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres - JKE k) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan rumus: JK TC RJK TC = k −2 l) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus: JK E RJK E = n−k m) Mencari nilai Fhitung dengan rumus: RJK TC Fhitung = RJK E n)
Menentukan keputusan pengujian linieritas Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho artinya data berpola Linier dan Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho artinya data berpola Tidak Linier Dengan tarak signifikansi (α) = 0,05 Mencari Ftabel = F{(1−α )(dkTC ),( dkE ) } o) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA), langkah berikutnya membuat tabel analisis varians (ANAVA) seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.4 Analisis Varians (ANAVA) Regresi
Sumber Varians
Derajat Kebebasan (dk)
Jumlah Kuadrat (JK)
Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)
Total
n
ΣY2
-
Regresi (a)
1
JK Re g ( a ) =
Regresi (b/a)
1
(ΣY ) 2 n
(ΣX )(ΣY ) JK Re g ( b / a ) = bΣXY − n
RJK Re g ( a ) = JK Re g ( a ) RJK Re g (b / a ) = JK Re g (b / a )
F hitung
RJK reg ( b / a ) RJK res
JKE
61
Residu
n-2
Tuna cocok
k-2
Kesalahan (Error)
JK Re s = ΣY 2 − JK Re g ( b / a ) − JK Re g ( a )
JKTC = JKres - JKE ( ΣY ) 2 JK E = Σ ΣY 2 − n
n-k
RJKTC
JK res n−2 JKTC = k −2
RJK Re s =
RJK E =
JK E n−k
RJKTC RJK E
p) Membuat grafik linieritas varabel X dan Y
Yˆ = a + bX Variabel Y
Variabel X
3.6.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antar variabel. Jika nilai korelasinya positif maka dapat dilanjutkan perhitungannya dengan regresi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menghitung analisis korelasi adalah menghitung koefisien korelasi dan menentukan kebeartian korelasi. Untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank, yaitu: r =1 −
6 Σ bi2
(
)
n n 2 −1
(Sudjana, 2005: 455)
Kebeartian korelasi dimaksud untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y, dengan menggunakan kreiteria penafsiran koefisien korelasi. Nilai korelasi berkisar antara –1,00 sampai +1,00, menurut Suharsimi Arikunto (2006: 276) kriteria penafsiran koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
62
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (tak berkorelasi)
Nilai koefisien positif menunjukkan adanya hubungan kesejajaran, yang berarti bahwa individu yang memperoleh skor tertinggi pada suatu variabel, akan tinggi pula skornya pada variabel lain yang dikorelasi. Sebaliknya individu yang mendapatkan skor rendah pada suatu variabel, akan rendah pula skornya pada variabel lain yang di korelasikannya. Sedangkan koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan, yang berarti bahwa individu yang mendapat skor tertinggi pada suatu variabel, akan mendapat skor rendah pada variabel lain yang dikorelasikan dan sebaliknya, individu yang mendapat skor rendah pada suatu variabel, akan tinggi pada variabel lain. Perhitungan koefisien korelasi dapat menggunakan rumus product moment:
rx y =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
− (∑ X )
2
}{N ∑ Y
2
− (∑ Y )
2
} (Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi. N = Jumlah responden ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden. ΣY = Jumlah skor total seluruh jumlah butir soal dari keseluruhan responden. ΣXY = Jumlah skor perkalian item X dan Y
63
Hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga kritik (r) product moment yang diambil pada taraf signifikan 5% dan 10%. Jika hasil yang diperoleh lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel) maka item tersebut dikatakan valid, namun jika sebaliknya r hitung < r tabel maka perlu dilakukan uji t dengan menggunakan rumus sebagai berikut: t =
r
n−2 1− r 2
(Sudjana, 2005: 375)
Keterangan : t = Uji keberartian korelasi. r = Koefisien korelasi. n = Jumlah responden uji coba.
3.6.5 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dapat digunakan rumus sebagai berikut: t =
r
n−2 1− r 2
(Sudjana, 2005: 380)
Hipotesis yang harus diuji adalah Ho : ρ = 0 melawan Ha : ρ ≠ 0 Ho : ρ = 0 (tidak terdapat hubungan antara variabel) Ha : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan antara variabel) Dengan tingkat signifikansi dan tak tertentu, dengan ketentuan terima Ho jika t (1-1/2α) < t < t (1-1/2α), atau dengan kata lain jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, begitupun sebaliknya jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.