1 35 BAB III METODOLOGI Penulisan Tugas akhir ini dilakukan dengan pendekatan teoritis dan evaluatif terhadap pola kegagalan yang terjadi. Dalam Tugas...
35 BAB III METODOLOGI Penulisan Tugas akhir ini dilakukan dengan pendekatan teoritis dan evaluatif terhadap pola kegagalan yang terjadi. Dalam Tugas akhir ini juga menggunakan metode fault tree analysis untuk menganalisis sebab sebab terjadinya kegagalan astern start pada reversible diesel engine di Caraka Jaya III-31. Mulai -sistem start -reversible engine -FTA
Telaah Pustaka
Sistem Start
Reversible Diesel Engine
Pengambilan data
Pengolahan data
A
B
35
- sistem bahan bakar - sistem udara bertekanan - kondisi engine - data NPRD
Fault tree analysis method
36
Gambar 3.1 metodologi penulisan Metodologi penelitian yang telah ditunjukkan oleh gambar 3.1. Secara garis besar metodologi ini mempunyai tiga tahap diantaranya persiapan (preparation), proses analisa dengan menggunakan fault tree analysis dan kesimpulan. Uraian dari ketiga proses tersebut adalah : 3.1 Persiapan Tahapan persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan study literature tentang semua hal yang terkait dengan sistem start dan trouble shootingnya, reversible diesel engine dan tentang bagaimana cara penyusunan dan evaluasi dari fault tree analysis.
37 3.1.1 Definisi sistem start reversible diesel engine dan komponen terkait. Pada tahapan ini adalah bagian yang terpenting. Semua yang berkaitan dengan sistem start dan reversible diesel engine harus dapat dijelaskan dan didefinisikan dengan baik. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penentuan komponen-komponen yang terkait pada sistem start. Penentuan komponen ini juga sangat menentukan kualitas dari fault tree itu sendiri. Karena jumlah komponen yang ada dan komponen yang digunakan akan sangat mempengaruhi gambar dari fault tree itu sendiri. Pada penentuan jumlah komponen ini akan sangat mempengaruhi bagaimana bentuk fault tree itu sendiri. Semakin banyak jumlah komponen yang terlibat dalam sistem maka akan semakin rumit pula gambar dan analisa yang terdapat dalam fault tree. 3.1.2 Definisi batasan sistem dan komponen Langkah selanjutnya dari tahap persiapan yaitu mendefinisikan batasan dari sistem yang akan dianalisa, hal yang terpenting antara lain: mempunyai pengetahuan yang tepat tentang apa yang harus dan tidak dimasukkan dalam sistem sehingga fungsi-fungsi penting yang berpotensi dapat dimasukkan dalam analisa. Dan juga untuk membuat hasil analisa jadi berkualitas maka komponen-komponen yang pentinglah yang harus dimasukkan dalam sistem. Jika ada komponen penting yang penting akan tetapi dalam analisa komponen tersebut tidak dimasukkan maka kualitas dari fault tree itu sendiri belum bagus. 3.1.3 Blok diagram fungsional Tahapan persiapan yang terakhir adalah membuat diagram blok fungsional dari sistem yang dianalisa. Diagram blok ini akan menunjukkan hubungan dari masing-masing komponen. Apakah ketika dirangkai dalam keadaan seri atau paralel. Dalam aplikasi di fault tree analysis hal ini akan memberikan simbol yang berbeda. Misalkan saja ketika suatu komponen dan komponen lainnya mempunyai hubungan seri maka pada penggambarannya
38 menggunakan simbol OR gate, sedangkan jika hubungannya adalah paralel maka simbol yang digambarkan adalah AND gate. 3.1.4 Pengambilan data sistem start di KM Caraka Jaya Niaga III-31. Untuk bisa memastikan penyebab kegagalan astern starting yang ada di KM Caraka Jaya Niaga III-31 maka diperlukan adanya data-data yang akurat dari kapal. Data-data yang ingin didapatkan berupa data kondisi engine, penyetelan camshaft dan indikasi-indikasi yang ada di kapal ketika ada kegagalan proses astern starting, serta apa saja yang telah dilakukan pihak kapal untuk mengatasi kegagalan start tersebut. Dengan diketahuinya data-data ini kemudian dianalisa untuk mendapatkan penyebab kegagalan dari astern starting pada engine di KM Caraka Jaya Niga III-31. 3.2 Proses analisa Fault Tree Pada tahapan ini adalah penyusuan dari fault tree analysis. Dalam penyusunan fault tree analysis kita hanya memasukkan hal-hal yang sudah disusun dari diagram blok. Penyusunan fault tree ini juga harus disesuaikan dengan rangkaian dari sistem itu sendiri. Penggambaran ini berupa top-down analysis, yaitu puncak dari analisa adalah top event kemudian diturunkan menjadi basic event atau kejadian yang paling dasar. Evaluasi dari Fault tree yang dilakukan kali ini berupa kualitatif evaluasi. Pengamatan di KM Caraka Jaya Niaga III-31 dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat mengenai penyebab kegagalan astern starting yang ada di kapal tersebut. Data-data yang diambil dari KM Caraka Jaya Niaga III-31 adalah berupa data tentang kondisi sistem bahan bakar engine, data sistem udara bertekanan engine, serta data kondisi dari engine itu sendiri. Sedangkan untuk melakukan evaluasi secara kuantitatif kita membutuhkan data-data yang bisa didapatkan dari internet atau buku referensi terkait. Dalam hal ini kita menggunakan data dari
39 buku NPRD 91 section 3 yang berisikan tentang data kegagalan masing-masing komponen. Setelah data dievaluasi secara kualitatif dan kuantitatif maka hasil dari proses evaluasi ini dikorelasikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Dalam tahapan ini ada juga technical requirement untuk melakukan verifikasi agar terjadi start pada reversible diesel engine yaitu viskositas bahan bakar, tekanan udara start, crankspeed. Jika technical requirement ini tidak terpenuhi maka starting engine tidak akan dapat tercapai. 3.3 Kesimpulan Pada tahapan yang terakhir adalah menyusunan kesimpulan. Kesimpulan ini didapatkan dari analisa yang sudah didapatkan. Pada penarikan kesimpulan ini akan dibandingkan analisa secara kuantitatif dengan data yang didapatkan dari referensi dan analisa secara kualitatif dengan data dari kondisi real yang ada di KM Caraka Jaya Niaga III-31. Dari sini diharapkan penyebab terjadinya kegagalan start mundur (astern) pada engine dapat diketahui.