BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan dipaparkan secara singkat rumusan masalah penelitian, karakteristik subyek yang akan diteliti serta teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Peneliti juga akan menjelaskan tentang alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini dan validitas serta reliabilitasnya. Terakhir, peneliti akan membahas prosedur penelitian yang akan dilakukan serta teknik pengolahan dan analisis data yang didapat. 3.1
Masalah, Hipotesa dan Variable Penelitian
3.1.1
Masalah Penelitian Permasalahan utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat
hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademis pada mahasiswa semester dua jurusan psikologi Universitas X. 3.1.2. Hipotesa Penelitian 3.1.2.1. Hipotesa Ilmiah “ Terdapat hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademis pada mahasiswa semester dua jurusan psikologi Universitas X” 3.1.2.2 Hipotesa Statistik a. Hipotesa Nol Tidak terdapat korelasi yang significan antara total skor self efficacy dengan total skor prokrastinasi akademis pada sampel penelitian b. Hipotesa Alternatif
Terdapat korelasi yang signifikan antara total skor self efficacy dengan total skor prokrastinasi akademis pada sampel penelitian 3.1.3
Variable Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependet variable). Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 3.1.3.1 Independent Variable ( Self Efficacy) Variabel bebas adalah suatuhal atau kondisi yang dianggap memiliki efek terhadap reaksi dari partisipan atau subyek penelitian (Neuman, 2006). a. Definisi Konseptual Self Efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuan nya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997) b. Definisi Operasinal Self efficacy yang dimaksud adalah mengacu pada tiga dimensi yang disampaikan oleh Bandura (1997), yaitu: 1. Level Persepsi seseorang terhadap tugas yang diberikan sesuai dengan tingkat kesulitannya. 2. Strengh Keyakinan akan kemapuan diri untuk bertahan dan berusaha mencari penyelesaian dalam mengerjakan tugas 3. Generality Mengaplikasikan keyakinan terhadap kemampuan diri dalam berbagai situasi yang berbeda
3.1.3.2
Dependent Variable ( Prokrastinasi Akademis) Variabel terikat adalah reaksi partisipan di dalam kondisi penelitian yang dianggap
dipengaruhi oleh variabel bebas (Neuman, 2006) a. Definisi Konseptual Prokrastinasi adalah perilaku memunda untuk memulai suatu perkerjaan ataupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya (Ferrari, 1995). b. Definisi Operasional Prokrastinasi ini merupakan adaptasi dari alat ukur Procrastination Scale For Student (PASS) yang mencangkup enam area akademis, diantaranya adalah:
3.2
-
Menulis makalah (writing paper item)
-
Belajar untuk menghadapi ujian (studying for exam)
-
Tugas membaca mingguan (weekly reading assessment)
-
Melakukan tugas-tugas administratif (academic administrative task)
-
Menghadiri perkuliahan (Attendance task), dan
-
Melakukan tugas-tugas akademis secara umum (general school activities)
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu, mengumpulkan data yang dapat
dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik (Neuman, 2006). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain non eksperimental yang bersifat ex post facto field study karena dalam penelitian ini tidak dilakukan manipulasi dan pengendalian terhadap variabel (Neuman, 2006), dimana peneliti tidak memiliki kontrol langsung terhadap independent
variable (IV) karena pada dasarnya IV tidak dapat dimanipulasi (Kerlinger, 1986). Kesimpulan hubungan antar variabel diperoleh tanpa intervensi langsung dengan variasi IV dan DV yang bersamaan.
3.3
Subyek Penelitian Populasi ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Universitas X, karena populasi di
Universitas X berjumlah 115 mahasiswa maka peneliti tidak melakukan pengambilan sampel tetapi menyertakan semua mahasiswa jurusan psikologi sebagai subyek dalam penelitian ini. Peneliti mengambil populasi mahasiswa jurusan Psikologi Universitas X yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Namun untuk membatasi besarnya jumlah sampel, maka peneliti akan memberi kriteria minimal dari sampel sebagai berikut: 1. Masih berstatus mahasiswa Universitas X Peneliti membutuhkan subjek yang memiliki pengalaman sebagai peserta kegiatan akademik dalam sebuah institusi pendidikan yang sama. 2. Berada pada jurusan psikologi Ini dilakukan untuk membatasi populasi yang ada sehingga penelitian menjadi lebih terfokus dan penelitian ini dilakukan hanya pada mahasiswa jurusan psikologi yang sedang menjalani masa studi di semester dua. 3. Berada di jenjang S1 reguler. Jenjang pendidikan tinggi pada umumnya dibagi menjadi tiga strata, yaitu jenjang sarjana (SI), jenjang pascasarjana (S2) dan jenjang doktoral (S3). Untuk penelitian ini, subyek dibatasi pada mahasiswa di jenjang sarjana regular. Mahasiswa tersebut juga berada pada masa studi semester satu sampai semester empat. Pembatasan ini dilakukan agar karakteristik subyek penelitian lebih homogeny dalam usia dan aktivitas akademiknya sehari-hari...
3.4
Populasi Penelitian Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini 115 orang. Tetapi setelah melewati
beberapa tahap pengujian maka dari 115 hanya 96 responden yang dapat digunakan sebagai data yang valid dalam penelitian ini. Jumlah ini diharapkan dapat memberikan gambaran populasi secara umum. Guilford & Fruchter (1978) menyatakan bahwa hasil dari analisis kuantitatif akan semakin baik apabila jumlah subjeknya semakin banyak. 3.5
Metode Pengumpulan Data Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner, yaitu suatu dokumen yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dan tipe item lainnya yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk dianalisis. Alasan digunakan metode ini adalah karena metode ini memiliki beberapa keuntungan. Kidder & Judd (1986) menunjukan keuntungan menggunakan metode kuesioner adalah dapat menghemat biaya dalam menjangkau sampel yang banyak dengan waktu yang relatif singkat, mengurangi tekanan terhadap subyek dalam menjawab pertanyaan yang bersifat pribadi dan data yang didapat sudah tersandarisasi sehingga memudahkan peneliti dalam mengolah data. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk skala psikologi. Anwar (2000) menjelaskan bahwa skala psikologis dikarakteristikan sebagai berikut: 1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang besangkutan. 2. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator maka indikator tersebut dapat diterjemahkan dalam bentuk item. 3. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaban dapat diterima, asalkan jawaban yang diberikan jujur dan bersungguh-sungguh.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti berasumsi bahwa melalui skala psikologi akan didapat data yang benar-benar menggambarkan keadaaan subyek.
3.5.1
Deskripsi Alat Pengumpulan data Penelitian ini menggunakan dua alat pengumpulan data, yaitu skala self efficacy dan
skala prokrastinasi akademis. Skala self efficacy akan menggunakan skala self efficacy yang dikonstruk peneliti sendiri sedangkan skala prokrastinasi akademis akan menggunakan skala yang diadaptasi dari Procrastination Assessment Scale Student (PASS) yang dibuat oleh Salomon & Rothblum (1994). 3.5.1.1 Skala Self Efficacy Di dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah skala self efficacy yang dibuat oleh peneliti. Skala ini terdiri dari satu bagian yang mencangkup tiga dimensi self efficacy, yaitu •
Level Persepsi seseorang terhadap tugas yang diberikan sesuai dengan tingkat kesulitannya.
•
Strengh Keyakinan akan kemapuan diri untuk bertahan dan berusaha mencari penyelesaian dalam mengerjakan tugas
•
Generality Mengaplikasikan keyakinan terhadap kemampuan diri dalam berbagai situasi yang berbeda Skala ini berbentuk skala likert, dengan empat pilihan jawaban. Subyek diminta
menetukan jawaban yang sangat sesuai dengan dirinya akan diberikan nilai 4 dan jawaban yang sangat tidak sesuai bernilai 1 untuk item-item positif (favourable). Sedangkan pada item
negatif (unfavourable) jawaban yang tidak sesuai dengan dirinya akan diberikan nilai 4 dan yang sesuai dengan dirinya akan diberi nilai 1. Semakin tinggi nilai total yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa subyek tersebut memiliki self efficacy yang tinggi, begitu juga sebaliknya semakin rendah skornya maka self efficacy juga rendah.
3.5.1.2 Skala Prokratinasi Akademis Alat ukur yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Procrastination Scale For Student (PASS). PASS merupakan alat ukur yang dibuat dengan tujuan untuk mengukur frekuensi dan anteseden kognitif-behavioral dari prokrastinasi akademik (Salomon & Rothblum, 1994). Alat ukur ini memiliki dua bagian, yaitu : a.
Bagian pertama mencangkup
frekuensi
prokrastinasi
akademis
serta
seberapa
jauh
prokrastinasi yang dlakukan menjadi masalah. Pada bagian ini, mencangkup enam area akademis, yaitu : -
Menulis makalah (writing paper item)
-
Belajar untuk menghadapi ujian (studying for exam)
-
Tugas membaca mingguan (weekly reading assessment)
-
Melakukan tugas-tugas administratif (academic administrative task)
-
Menghadiri perkuliahan (Attendance task), dan
-
Melakukan tugas-tugas akademis secara umum (general school activities)
Bagian ini dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban menurut skala Likert . Subyek diminta untuk menetukan alasan yang tercantun sangat sesuai dengan alasannya melakukan prokrastinasi (bernilai 6) atau sangat tidak sesuai (bernilai 1). Item yang ada pada bagian ini berjumlah 12 item, yang apabila nilai dari setiap item dijumlahkan dapat menunjukan skor kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik. b. Bagian kedua
PASS berusaha mengetahui alasan dari tingkah laku prokrastinasi akademis dalam satu kondisi yang ditentukan, yaitu dalam menjalankan tugas makalah secara individual yang telah melewati batas waktu. Bagian ini terdiri dari 26 item dengan menggunakan skala likert 1-5. Subyek diminta untuk menetukan alasan yang tercantun sangat sesuai dengan alasannya melakukan prokrastinasi (bernilai 5) atau sangat tidak sesuai (bernilai 1). Item-item yang ada dibagian kedua ini mewakili 13 alasan penundaan, yaitu kecemasan menghadapi evaluasi, perfeksionisme, kesulitan dalam mengambil keputusan, ketergantungan terhadap orang lain, task aversiveness, kurangnya kepercayaan diri, kemalasan, kurangnya asertivitas,
ketakutan
untuk
sukses,
manajemen
waktu,
pemberontakan,
pengambilan resiko, dan pengaruh teman. Bagian kedua ini di skor terpisah dengan bagian pertama dan tidak dijumlahkan menjadi satu skor tunggal, sehingga dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan bagian pertama dan tidak mengikutsertakan bagian kedua dalam alat ukur prokrastinasi. 3.5.2
Data Kontrol Data kontrol yang akan digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memberi
masukan dalam diskusi dan saran bagi hasil penelitian. Tidak hanya itu, data kontroljuga akan digunakan sebagai masukan untuk membuat gambaran profil sampel penelitian. Data kontrol yang akan digunakan adalah jenis kelamin, IPK (Index Prestasi Kumulatif), domisili dari sampel dan kegiatan lain diluar kegiatan perkuliahan. 3.6
Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen dilakukan kepada 40 mahasiswa Univesitas X, data yang didapat
dari uji coba instrument penelitian ini diolah dan di analisis menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0 for Windows untuk melihat validitas dan reliablitas dari item. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mna instrument penelitian dapat melihat dengan tepat gejala-gejala
yang akan diukur dan sejauh mana instrumen tersebut dapat menunjukan dengan sebenarnya gejala yang akan diukur.
3.6.1
Uji Validitas Item Self Efficacy Validitas berbicara mengenai sejauh mana kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan
yang sebenarnya atau sejau mana hasil penelitian mencerminkan keadaan yang sebenarnya (Nisfiannoor, 2009). Teknik yang digunakan dalam penelitian iniadalah corrected item-total correlation dengan menggunakan bantuan program SPSS. Teknik ini menguji validitas dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total, lalu melakukan koreksi atau perbandingan dengan koefesien yang overstimasi. Nilai r-tabel atau angka kritik (critic value) untuk taraf significan 5% adalah 0,712 yang berarti jika item yang diuji memiliki nilai korelasi dibawah 0,712 atau < 0,712 maka item tersebut dapat dikatakan memiliki validitas sedangkan item yang korelasinya diatas 0,712 atau > 0,712 maka item tersebut tidak dapat dikatakan sebagai item yang valid. Item yang tidak memiliki validitas tidak akan digunakan didalam penelitian ini. Table 3.1 Validitas Item Self Efficacy Variabel Self Efficacy
3.6.2
Item yang Valid No Item
Jumlah
1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 49 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51
Uji Reliabilitas Self Efficacy
Item yang tidak Valid No Item 30, 42, 50
Jumlah 3
Uji reliabilitas atau uji keandalan merujuk pada konsistensi, stabilitas, dan pengulangan instrumen pengumpulan data. Suatu instrument yang dapat di percaya tidak berespon pada faktor-faktor kesempatan atau kondisi-kondisi lingkungan; ini akan mempunyai hasil yang menetap jika diulangi disetiap waktu pada orang yang sama, atau jika digunakan oleh penyilidik yang berbeda ( Brink, 1994). Metode yang digunakan untuk mengukur keandalan alat ukur ini adalah koefesien Alpha Cronbach (α). Pengolahan data akan menggunakan bantuan dari software SPSS versi 16.0 for Windows. Nilai koefesien α menunjukan tingkat konsistensi jawaban responden yang berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai tersebut semakin mendekati angka 1 maka akan menunjukan konsistensi jawaban responden yang tinggi, karena semakin tinggi nilai koefisiennya semakin reliabel alat ukurnya. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan oleh peneliti, indeks relibilitas yang didapaty adalah 0,712. Ini menunjukan bahwa relibilitas pada alat ukur ini memiliki derajat ang tinggi dan dapat digunakan. 3.7
Norma Penelitian Berdasarkan gambaran variabel data penelitian, maka data tersebut dapat diuraikan
kedalam kategori-kategori norma sehingga hasil skor alat tes tersebut memiliki arti dalam penyebaran data. Cara yang digunakan peneliti untuk menentukan norma dari kedua alat tes dengan menetukan kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi dari masing-masing alat tes (Azwar, 2005). Hasil perhitungan norma dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu : tinggi, sedang, dan rendah. Pengkategorian ini dimaksudkan untuk menentukan posisi subjek dibanding norma kelompok (Azwar, 2005). Table 3.2. Tabel Penentuan Norma
Kategori
Skor
Tinggi
X≥M+SD
Sedang
(M-SD)<X>(M+SD)
Rendah
X≤M-SD
3.8
Prosedur Penelitian
3.8.1
Persiapan Penelitian Ada beberapa hal yang peneliti persiapkan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu :
a. Peneliti melakukan studi literatur terhadap topik maupun variabel yang diteliti yaitu melalui jurnal, buku, dan sumber literatur lain di internet. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi yang mendukung penelitian ini. b. Peneliti juga melakukan diskusi dengan berbagai pihak yang dianggap berkompeten untuk mendapatkan masukan-masukan dan kritikan-kritikan yang dapat menunjang penelitian ini. c. Peneliti juga menyiapkan instrument penelitian seperti melakukan penyusunan atau adaptasi dari alat ukur PASS, menyusun alat ukur self efficacy berdasarkan teori Bandura (1997), selanjutnya menyusun dua alat ukur ini kedalam satu kuesioner. 3.8.2
Pelaksanaan Penelitian Setelah melalui proses persiapan, maka langkah selanjutnya adalah pengambilan data
dengan menyebarkan alat ukur kepada 100 responden. 3.9
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
memasukan data mentah subyek kedalam program Statistical Package For Social Sciences
(SPSS), lalu data tersebut diolah sehingga mendapatkan gambaran sampel secara keseluruhan dari sisi jenis kelamin, jurusan dan tahun angkatan. Tahap selanjutnya yang peneliti lakukan adalah melakukan analisis statistik mengunakan korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara self efficacy terhadap perilaku prokrastinasi akademis.