LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Bab III Metode Perancangan Mulai
Acuan
Pengumpulan data
Tekanan angin Berat benda Jenis komponen pneumatic & elektrikal
Analisa data : 1. Perancangan Tooling. 2. Penggabungan sistem mikrokontroler
Hasil analisa Vs Spesifikasi alat
Ya Process Assembling
Pengujian
Hasil pegujian
Ya Produk akhir
Selesai
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 35
3.1
Pengumpulan data
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Berdasarkan dari data yang telah didapat dari hasil tinjauan dilapangan yang memang secara keseluruhan dapat disimpulkan titik dan kriteria yang memang telah ditentukan dari jenis alat bantu angkat / mesin manipulator yang telah ditentukan adalah sebesar dengan kapasitas angkat 100 kg, semua telah diperhitungkan dengan kapasaitas tooling yang memang telah dirancang dengan hasil total perhitungan berat tooling keseluruhan 50 Kg dan ditambah dengan berat roda yang akan diangkat 20 Kg dengan total berat keseluruhan 70 Kg, dikarenakan type dari kapasitas alat bantu angkat yang memang tersedia dari kapasitas 50 Kg langsung ke 100 Kg. Jadi hal ini dapat di simpulkan bahwa mesin yang akan dipergunakan adalah dengan kapasitas angkat dengan 100 Kg, dengan ketersediaan angin yang memang tersedia di industri adalah 600 Kpa atau setara dengan 6 bar dengan pengolahan data spek dari cylinder yang nantinya akan dipergunakan untuk menjepit dan menbalik posisi roda mobil yang akan diangkat dari sebuah trolley dan akan dipasangkan kemobil yang berjalan di atas sebuah konveyor. Dari hasil perancangan dapat disimpulkan bahwa terdapat perhitungan gaya pembalik yang memang nantinya akan dipergunakan sebuah cylinder angin untuk membalik sebuah posisi horizontal menjadi posisi vertical, dimana sebuah beban telah didapat dari sebuah perancangan yang memang telah di hitung melalui sebuah penimbangan sebelumnya setiap component mekanikal yang telah di buat.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 36
3.2
Perancangan Tooling
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Melihat dari kumpulan data yang telah didapat dari hasil peninjauan lapangan yang telah dibahas, maka dalam langkah selanjutnya adalah untuk melakukan sebuah perancangan pada sebuah tooling yang akan dipergunakan untuk aplikasi pengangkatan sebuah roda dengan kapasitas maksimal 20 Kg dengan diameter 650mm, maka hasil yang dari segi perhitungan dan kapasitas yang memang kira-kira akan memasuki kriteria dalam perancangan sebuah tooling manipulator untuk mengangkat roda, dalam hal ini faktor dari segi perhitungan dan perancangan
serta
ketersediaan
komponen
pneumatic
dipasaran
saling
bersangkutan, dikarenakan pentingnya data spesifikasi dari teknikal dan kriteria komponen itu sendiri harus memasuki kriteris yang standard dari hal-hal tersebut pun maka dapat diperhitungkan gaya dan kekuatan cylinder khususnya untuk menjepit dan rotasi untuk membalik sebuah posisi roda mobil nantinya.
3.3
Penggabungan sistem mikrokontroler
Sistem mikrokontroler adalah sistem yang berbasis programming dimana semua itu adalah perintah yang memang dibuat sesuai dengan program yang memang dimasukan kedalam chip prosesor untuk menjalankan perintah sesuai keinginan masing-masing kebutuhannya, dikesempatan kali ini mikrokontroler yang memang diprogram untuk sistem kerja melakukan setiap perintah dari masukan ( trigger ) dari sebuah pushbutton yang terpasang disetiap masing masing portnya. Dengan menggunakan bahasa program berbasis bahasa C berserta rangkaian tambahan berupa port I/O kapasitas masing masing dari port adalah 10
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 37
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Ampere dengan menggunakan relay 5 volt dimana rangkaian ini adalah untuk mengantisipasi akan pemakaian komponen pneumatic yang memang berdaya besar, kekawatiran kekurangan arus output dari volt yang di keluarkan setiap masing masing port berkurang .
3.4
Penggunaan CodevisionAVR
Untuk kesempatan kali ini syaa akan coba untuk menjelaskan memulainya sebuah program dengan codevisionAVR,dengan langkah pertama kali pilih manu file, kemudian pilih New, dan dilanjutkan dengan memilih menu project. Selanjutnya,
system
program
yang
akan
menawarkan
menggunakan
codewizardAVR, dala langkah ini pilihan codewizardAVR sangat membantu ketika harus mengkonfigurasi sejumlah fitur dari mikrokontroler AVR yang saya gunakan, ketika system menawarkan codewizardAVR, pilihan yang saya gunakan option no, dilanjutkan dengan memilih direktori untuk menyimpan proyek yang akan saya buat dan memberi nama untuk pemrograman tersebut, misalkan Project1.
Gambar 3.1 CodevisionAVR Sumber : Software codevision AVR
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 38
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Langakah berikutnya yang saya lakukan adalah pembuatan file*.c untuk menuliskan program , pilih menu file new kemudian dilanjutakan kembali dengan pemilihan opsi source, selanjutnya hanya tinggal langkah penyimpanan didalam file atau folder yang sesuai dengan setiap langkahnya, misalkan demo.c”Untuk menggabungkan Demo.c” kemudian project pemrograman.prj” pilih menu project, configure, pada tab fileini saya memilih add, kemudian pilih file “project1”.
Gambar : 3.2 Contoh konfigurasi dari sebuah Codevision AVR Sumber : Software Codevision AVR
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 39
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Gambar : 3.3 pemilihan dari sebuah project yang baru dimulai dari sebuah codevision AVR Sumber : Software codevision AVR Ketika system menawarkan pilihan CodewizardAVR seperti diatas pilihan yang selanjutnya saya pilih adalah opsi yes,
maka akan tampil jendela
codewizardAVR dengan jumlah tab untuk memilih konfigurasi, setelah selesai, pilih menu file| generate, save and exit, kemudian langkah berikutnya yang akan saya lakukan, menentukan nama file program yang nantinya aka saya buat seperti contoh file programC yang akan dibuat, project1 dilanjutkan dengan nama project nyamisalkan .prj”, dan terakhir adalah nama wizard yang di mana untuk pengaturan fungsi pada codewizardAVR, misalnya “project1. sesuai dengan konfigurasi yang memang telah di tetapkan sebelumnya, selanjutnya saya melakukan pengkodean dengan aplikasi yang akan saya buat sendiri, dengan menggunakan ISP programmer, semua ini hanya bertujuan agar codevisionAVR
dapat
memprogram
UNIVERSITAS MERCU BUANA
mikrokontroler
menggunakan
ISP
Page 40
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
programmer, dan langkah yang perlu memang benar-benar diperhatikan melakukan ‘pengaturan terlebih dahulu melalui menu setingan | programmer, apa
bila menggunakan ISP programmer K125R, pilih tipe programmer AVR910 dan sesuaikan port COM.
Gambar : 3.4 Sumber : Software Codevision AVR Untuk membuat File *hex dari proyek yang di buat, pilih menu project| make atau dengan car menekan tombol Shift-F9, selanjutnya pilih menu tools| chip programmer untuk pemrograman *hex dan / atau *eep- kedalam chip, dengan memilih menu program | flash pada jendela codevisionAVR chip programmer, opsi check erasure dapat di nonaktifkan untuk mempercepat penulisan flash, tentunya hal ini harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kondisi chip yang memang akan diisi program ini harus benar benar kosong, yang nantinya bertujuan untuk menghapus isi chip, pilih menu program| erase chip.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 41
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Gambar : 3.5 Sumber : Dokument sendiri 3.5
Penggunaan Bahasa C Bahasa C memflasikan pendekatan ter-struktur terhadap perancangan
program computer. Pada kesempatan kali ini, akan di simulasikan pemrograman bahasa C dan diujikan beberapa kendala yang dihadapi dalam proses perancangan yang di tempuh, beberapa fitur C setiap percobaan dalam analisa langkah demi langkah pada perancangan program yang saya buat pada kesempatan kali ini adalah pemrograman dengan struktur bahasa C. Bahasa C merupakan beberapa notasi yang mungkin terlihat aneh bagi beberapa orang yang belum pernah memprogram sebuah bahasa program C sederhana, Contoh bahasa sederhana ini akan dibuat dalam bentuk dan format bahasa yang biasa di buat dalam bahasa program mikrokontroler dalam mesin, berikut adalah contoh bahasa yang di tampilkan pada gambar 3.8.1 /* struktur program C
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 42
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
*/ #include <mega16.h> Void main ( void ) {….
While (1);// stay here forever, never ending } Sejumlah keterangan dapat dituliskan dengan memberikan tanda // atau/*dan*/ Meskipun contoh diatas adalah contoh bahasa program yang sederhana, bahasa ini sudah mengimplementasikan beberapa fitur penting dalam bahasa C baris 1 dan 2, di mulai dangan comond dengan yang mengindikasikan bahwa baris baris yag telah tertulis diatas adalah bahasa komentar. Anda dapat menyisipkan komentar untuk mendokumentasikan program dan membuat program agar dapat terbaca dan dimengerti oleh mikrokontroler. Komentar tidak menyebabkan program untuk melakukan apapun ketika program dijalankan, komentar dapat diabaikan dalam compiler C dan tidak di menghasilkan sembarang kode objek dalam perancangan bahasa mesin yang nantinya akan di masukan dalam prosesor. Bilangan dapat di tuliskan dengan menggunakan beberapa format
Biner, misalnya: 0b00011111
Desimalnya, menjadi : 01
Heksadesimal, misalnya : 0x08
Untuk menyertakan konten dari standard input dan output beader ( studio ) dalam program, header ini membuat informasi yang digunakan oleh compiler ketika mengimplementasikan pemanggilan terhadap fungsi-fungsi pustaka
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 43
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
masukan/keluaran standard dengan contoh yang di tampilkan seperti miss : printf . pada kesempatan kali ini saya tentunya akan menjelaskan terlebih dahulu fungsi header dalam bahasa pemrograman yang sering di pakai. Dalam baris ke 6 ini adalah bagian dari setiap programC, sepasang kurung
setelah main mengindifikasikan bahwa main merupakan suatu block struktur bahasa program yang nanti juga akan ikut ambil peranan dalam bahasa mesin yang saya buat nantinya, tentunya eksekusi dalam setiap program bahasa C yang di mulai dari fungsi main, yang dapat memberika nilai balik informasi, dengan kata kunci int di sebelah kiri main mengindikasikan bahwa main “ mengembalikan “ sebuah nilai integer, tentang apa arti dari semua bahasa yang akan di bahas nantinya yang masing masing tentunya memiliki fungsi “ mengembalikan sebuah nilai balik terhadap setiap bahasa program yang tertulis dalam sebuah command” dalam sebuah program di mana saya di tuntut dalam mengembangkan bahasa program yang memang nantinyaakan di pergunakan dalam perancangan tooling pada mesin manipulator yang akan saya buat. Kurung kurawal kiri {, di berikan untuk menandai tubuh setiap fungsi ( baris 7 ) kurung kurawal kanan terkait menandai akhir setiap fungsi ( baris ke 11) sepasang kurung kurawal kiri dan kanan dan potongan program yag di apit dengan kurung kurawal tersebut di sebut dengan blok, dimana setiap blok merupakan unit program yang penting dalam pembuatan program bahasa C. Baris ke 8 merupakan sebuah instruksi komputer untuk melakukan sebuah tindakan, yaitu dimana kasus yang menampilkan pada monitor suatu string harus di akhiri dengan sebuah dengan sebuah titik dan koma, yang juga semua itu dikenal karakter yang di tandai dengan tanda petik ganda, suatu string kadang kala
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 44
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
dinamakan dengan string karakter, suatu pesan atau biasa yang di sebut dengan
string lateral. Keseluruhan baris termaksud dengan printf argumentnya di dalam kurung, dan di sertai dengan tanda titik dan koma, dimana semua itu di manakan dengan statement, setiap statement dengan terminator atau di sebut dengan penghenti statement. Ketika statement printf, pada baris 8 di eksekusi program akan menampilakan pesan yang tentunya akan muncul kembali pada layar pemrograman yang ada di depan masing masing mesin, ditampilak pada monitor karakter blackslash di dalam string, compiler menengok karakter yang berada backslash dan menggabungkannya untuk membentuk sebuah runtun escape. Runtun escape yang nantinya akan sering di jumpai didalam bahasa program yang saya gunakan. Sebagaimana dapat di jelaskan pada bagian ini sebelumnya, terdapat tiga register yang di gunakan terkait dengan operasi input digital, yaitu:
DDR-data direction register, untuk mengatur arah input atau output dari sebuah kaki pin atau port DDRA= 0x00; // PORTA sebagai input DDRB=0xFF; // PORTB sebagai output DDRC=0xF0; // PORTC.0 sebagai output, sabagian input DDRC.0=1; // PORTC.0 sebagai output DDRC.5=0; // PORTC.5 sebagi input
PIN- untuk membaca input digital dari sebuah pin atau port X= PINA; // membaca input digital dari PORTA Y= PINA; // membaca input digital dari PORTA
PORT-untuk mengeluarkan output digital pada sebuah pin atau port PORTB= 0xff; // mengeluarkan logika HIGH pada PORTB
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 45
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
PORTB.5 = 1; // mengeluarkan logika HIGH pada PORT.5 PORTB.6 = 0; // mengeluarkan logika HIGH pada PORT.6
Berikut ini adalah bahasa program yang dipergunakan dalam pengendalian atau mengontrol sistem pneumatic yang dibuat. Chip type
: ATmega16
Program type
: Application
AVR Core Clock frequency: 4.000000 MHz Memory model
: Small
External RAM size
:0
Data Stack size
: 256
*****************************************************/
#include <mega16.h>
#include <delay.h>
#ifndef RXB8 #define RXB8 1 #endif #ifndef TXB8 #define TXB8 0 #endif #ifndef UPE #define UPE 2
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 46
#endif
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
#ifndef DOR #define DOR 3 #endif #ifndef FE #define FE 4 #endif #ifndef UDRE #define UDRE 5 #endif #ifndef RXC #define RXC 7 #endif #define FRAMING_ERROR (1<
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 47
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
bit rx_buffer_overflow;
// USART Receiver interrupt service routine interrupt [USART_RXC] void usart_rx_isr(void) { char status,data; status=UCSRA; data=UDR; if
((status
&
(FRAMING_ERROR
|
PARITY_ERROR
|
DATA_OVERRUN))==0) { rx_buffer[rx_wr_index++]=data; #if RX_BUFFER_SIZE == 256 // special case for receiver buffer size=256 if (++rx_counter == 0) { #else if (rx_wr_index == RX_BUFFER_SIZE) rx_wr_index=0; if (++rx_counter == RX_BUFFER_SIZE) { rx_counter=0; #endif rx_buffer_overflow=1; } }
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 48
}
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
#ifndef _DEBUG_TERMINAL_IO_ // Get a character from the USART Receiver buffer #define _ALTERNATE_GETCHAR_ #pragma used+ char getchar(void) { char data; while (rx_counter==0); data=rx_buffer[rx_rd_index++]; #if RX_BUFFER_SIZE != 256 if (rx_rd_index == RX_BUFFER_SIZE) rx_rd_index=0; #endif #asm("cli") --rx_counter; #asm("sei") return data; } #pragma used#endif
// USART Transmitter buffer #define TX_BUFFER_SIZE 8
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 49
char tx_buffer[TX_BUFFER_SIZE];
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
#if TX_BUFFER_SIZE <= 256 unsigned char tx_wr_index,tx_rd_index,tx_counter; #else unsigned int tx_wr_index,tx_rd_index,tx_counter; #endif
// USART Transmitter interrupt service routine interrupt [USART_TXC] void usart_tx_isr(void) { if (tx_counter) { --tx_counter; UDR=tx_buffer[tx_rd_index++]; #if TX_BUFFER_SIZE != 256 if (tx_rd_index == TX_BUFFER_SIZE) tx_rd_index=0; #endif } }
#ifndef _DEBUG_TERMINAL_IO_ // Write a character to the USART Transmitter buffer #define _ALTERNATE_PUTCHAR_
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 50
#pragma used+
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
void putchar(char c) { while (tx_counter == TX_BUFFER_SIZE); #asm("cli") if (tx_counter || ((UCSRA & DATA_REGISTER_EMPTY)==0)) { tx_buffer[tx_wr_index++]=c; #if TX_BUFFER_SIZE != 256 if (tx_wr_index == TX_BUFFER_SIZE) tx_wr_index=0; #endif ++tx_counter; } else UDR=c; #asm("sei") } #pragma used#endif // Standard Input/Output functions #include <stdio.h> #define ADC_VREF_TYPE 0x40 // Read the AD conversion result unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 51
{
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff); // Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10); // Start the AD conversion ADCSRA|=0x40; // Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0); ADCSRA|=0x10; return ADCW; } // Declare your global variables here void main(void) { // Declare your local variables here // Input/Output Ports initialization // Port A initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTA=0x00; DDRA=0x00; // Port B initialization
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 52
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTB=0x00; DDRB=0x00; // Port C initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTC=0x00; DDRC=0x00; // Port D initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTD=0x00; DDRD=0x00; // Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped // Mode: Normal top=0xFF // OC0 output: Disconnected TCCR0=0x00; TCNT0=0x00;
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 53
OCR0=0x00;
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
// Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer1 Stopped // Mode: Normal top=0xFFFF // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off // Input Capture on Falling Edge // Timer1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00; TCCR1B=0x00; TCNT1H=0x00; TCNT1L=0x00; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00; // Timer/Counter 2 initialization
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 54
// Clock source: System Clock
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
// Clock value: Timer2 Stopped // Mode: Normal top=0xFF // OC2 output: Disconnected ASSR=0x00; TCCR2=0x00; TCNT2=0x00; OCR2=0x00; // External Interrupt(s) initialization // INT0: Off // INT1: Off // INT2: Off MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x00; // USART initialization // Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity // USART Receiver: On // USART Transmitter: On // USART Mode: Asynchronous // USART Baud Rate: 9600 UCSRA=0x00;
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 55
UCSRB=0xD8;
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
UCSRC=0x86; UBRRH=0x00; UBRRL=0x19; // Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80; SFIOR=0x00; // ADC initialization // ADC Clock frequency: 125.000 kHz // ADC Voltage Reference: AVCC pin // ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x85; // SPI initialization // SPI disabled SPCR=0x00; // TWI initialization // TWI disabled TWCR=0x00; // Global enable interrupts #asm("sei") while (1)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 56
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
{ // Place your code here } } 3.6 System Mikrokontroler
Penambahan Port Keluaran dan masukan adalah suatu langkah untuk penganti sipasian apabila penggunaan daya pada komponen mekanik memiliki daya yang besar ( 20 mA ), langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau sederhana. Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Yang dimaksud dengan sistem minimum adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu : 1. prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri 2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal 3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU 4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 57
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Peranan mikrokontroler pada tooling ini adalah sebagai pengatur angin signal (pilot), dimana pilot ini berfungsi untuk memberikan supply pada setiap component pengendali pada dan juga komponen inti pada tooling manipulator.
Gambar : 3.6 Foto dari komponen AT Mega16 dengan K125 R Sumber : Dokument sendiri
Gambar : 3.7 Rangkaian port I/O external menggunakan relay 10 Ampere Sumber : Dokumen sendiri
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 58
3.7
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Pembuatan Box Control Elektro dan Pneumatic
Langkah perancangan Box elektro dan pneumatic ini akan di buat berdasarkan data-data komponen yang masing-masing telah di kumpulkan, agar menghindari kurangnya tempat untuk masing-masing komponen ini sendiri, baik dari segi itu setiap masing-masing komponen elektro maupun pneumatic-nya, dengan menggunakan alat ukur, masing-masing komponen baik dari komponen elektro maupun pneumatic-nya
akan di ukur berdasarkan dimensinya secara
kebenarannya/ fakta, dari tiap masing masing-masing komponen tentunya memiliki ukuran / dimensi yang berbeda-beda baik dari solenoid valve, base port conection, regulator, serta komponen lainnya yang masing-masing nantinya akan berfungsi untuk menunjang langkah kerja dari system tooling manipulator. Berikut ini adalah drawing untuk component yang telah jadi di buat:
Gambar : 3.25 Hasil dari perancangan Box konrol Sumber : Dokument Sendiri
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 59
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Dengan demikian perancangan box yang telah di buat selanjutnya akan di
lanjutkan kembali ke guide atau support untuk box control itu sendiri, maka perlu di perhatikan kembali bahwa box ini rencananya akan di rancang sebisa mungkin agar dapat terjangkau dalam jangkauan operator, agar langkah untuk merubah parameter dalam tekanan pneumatic maupun elektronik-nya akan lebih mudah dibandingkan dengan perancangan lainnya, hal ini di sebabkan karena penggabungan system pneumatic dan mikrokontroler yang dimana perpaduan antara jalur elektro dan pneumatic-nya di usahakan akan di gabungkan di dalam 1 box agar ketika dalam hal perawatan dan perbaikan dari kendala atau masalah dalam system-nya itu sendiri supaya lebih mudah. Pembuatan guide atau support pun di lakukukan dengan menganalisa dan melihat titik-titik rawan yang memang harus di lihat kembali, agar memang penempatan untuk box control tidak mengganggu kerjanya system dari penggerak atau actuator lainnya, tentunya hal ini di simulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan perangkat gambar yang sudah ada pada umumnya agar pekerjaan lebih dapat di lakukan dengan mudah. dengan menggunakan sedikit langkah pembuatan guide harus bersifat yang mudah terjangkau, dan menempel pada tooling manipulator, dan terakhir memiliki ketahanan terhadap berat beban yang ada di dalam box itu sendiri, di karenakan box ini akan di pasang di stand atau batang as pada penghubung tooling manipulator dengan shaft manipulator ini sendiri, tentunya tujuan utamanya hanya agar menjadi satu kesatuan system dalam tooling alat bantu angkat.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 60
3.8
Process Assembling
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
Setelah melakukan analisa dan perancangan serta melakukan perbandingan antara fungsi dan pengumpulan part yang memang sudah tersedia di pasaran makan saatnya melakukan perakitan komponen untuk di uji coba, dimana semua itu untuk membuktikan bahwa hasil dari perancangan yang memang di buat apakah berhasil atau tidak untuk mengangkat sebuah roda mobil seberat 20 Kg dengan panjang jangkauan kurang lebih 550 mm dan sudut rotasi 90° .
3.9 Pengujian
Pengujian kali ini adalah pengujian dengan cara mengangkat objek berupa roda yang memang di simulasikan beratnya kurang lebih 20 Kg dengan mencoba fungsi dari rotasi yang memang telah di rancang, dengan sudut putar 90° posisi horizontal ke posisi vertical yang memang kebutuhannya nanti di lapangan memang seperti berikut, dengan menggunakan tekanan angin yang memang telah di dapat dilapangan nantinya adalah 6 bar, serta mencoba fungsi dari sistem mikrokontroler sendiri yang memang di aplikasikan untuk mengendalikan sebuah logika signal elektrik, dimana yang nantinya signal signal ini akan mengendalikan hidup dan matinya sebuah valve yang memang telah tersedia dikontrol sistem.
3.10
Hasil Pengujian
Setelah dilakukannya pengujian terhadap sebuah rancangan tooling manipulator untuk mengangkat roda mobil, maka dapat diketahui bahwa dengan dasar perhitungan yang didapat dan diaplikasikan terhadap
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 61
LAPORAN TUGAS AKHIR 2014
perancangan tooling manipulator dengan berat roda 20Kg dan berdiameter 650 mm dengan aplikasi yang memang akan di terapkan untuk membalik sebuah posisi ini dapat dinyatakan sesuai yang di inginkan, serta basic dari standar programming yang memang di buat untuk mengontrol valve dimana masing-masing valve terdiri dari berbagai fungsi sebagai berikut: Valve untuk gripper Valve untuk rotasi Valve untuk brake Dan yang terakhir valve untuk load dan no load
3.11
Produk Akhir
Dalam pembuatan produk jadi pada tooling manipulator ini adalah menggunakan penerusan dari protipe yang memang pernah dibuat, dikarenakan perhitungan keterbatasan dana yang ada dan juga waktu yang terbatas dikarenakan tuntutan pada customer yang memang sangat mendesak dari segi waktu. Hal ini dapat diuraikan dari beberapa hasil lampiran yang tersedia diakhir halaman.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 62