54
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009:38) pengertian objek penelitian adalah
sebagai berikut : “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah pendapatan premi, hasil investasi dan klaim yang dilakukan pada seluruh perusahaan asuransi jiwa yang ada di Indonesia yang telah beroperasi sebagai unit usaha syariah dibawah pengawasan perusahaan asuransi konvensional dengan pertimbangan bahwa perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi secara syariah tersebut memberikan gambaran umum mengenai fenomena yang diangkat. Periode sampel penelitian ini mencakup data laporan keuangan tahun 2008-2010.
3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Desain Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan asosiatif dalam melakukan penelitian ini. Menurut Sugiyono (2007: 84) menjelaskan bahwa “Deskriptif dalam penelitian menunjukkan tingkat eksplanasi yaitu
menanyakan
tentang
variabel
mandiri
(tidak
dihubungkan
dan
dibandingkan)”. Sedangkan penjelasan tentang penelitian asosiatif dalam
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Sugiyono (2010: 55) menjelaskan bahwa, “Penelitian asosiatif adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan premi, hasil investasi dan klaim terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah.
3.2.2
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2010: 38) mendefinisikan “variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian “Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim terhadap Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah” ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Independen Menurut Sugiyono (2010: 39) variabel independen sering disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dari pendapat yang dikemukakan Sugiyono tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variable independen dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu sebagai berikut: a. Pendapatan Premi (X1) Pendapatan premi adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta sebagai tanda kepesertaan. Premi atau kontribusi yang dibayarkan peserta sesuai dengan kontrak yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi yang
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
merupakan nilai gros premi sebelum dikurangi ujroh ke pengelola dan potongan premi ke peserta ataupun komisi ke agen/ broker. Pertumbuhan pendapatan premi dapat diketahui dengan rasio pertumbuhan premi. Rasio ini merupakan perbandingan kenaikan atau penurunan premi netto dengan premi netto tahun sebelumnya.
b. Hasil Investasi (X2) Investasi merupakan perencanaan bisnis dalam bentuk penanaman modal atau penempatan aset. Besarnya hasil investasi setiap periode dapat diketahui dengan menggunakan rasio pengembalian investasi. Rasio ini merupakan perbandingan antara pendapatan investasi dengan rata-rata investasi yang dilakukan selama dua tahun. c. Klaim (X3) Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat atau dengan kata lain klaim merupakan proses pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan uang pertanggungan setelah tertanggung melaksanakan seluruh kewajibannya kepada penanggung yaitu berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Perhitungan rasio beban klaim yang dilakukan perusahaan dapat dicari dengan menggunakan perbandingan antara beban klaim dengan pendapatan premi netto.
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
2. Variabel Dependen Sedangkan variabel dependen menurut Sugiyono (2010: 39) didefinisikan sebagai variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dari pendapat yang disampaikan oleh Sugiyono tersebut maka yang dimaksud variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba (Y). Indikator dalam laba adalah selisih yang terjadi antara revenue dan biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan (Sofyan S. Harahap, 2007: 305).
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Variabel Independen (X1) Pendapatan Premi Variabel Independen (X2) Hasil Investasi
Variabel Independen (X3) Klaim
Indikator Besarnya rasio pertumbuhan premi dapat diperoleh dari:
pendapatan
Skala Rasio
kenaikan/penurunan premi netto × 100% premi netto tahun sebelumnya
(IAI, 1996) Besarnya rasio hasil investasi dapat diperoleh dari:
Rasio
pendapatan investasi × 100% rata − rata investasi dua tahun
(IAI, 1996) Besarnya rasio klaim dapat diperoleh dari:
Rasio
beban klaim × 100% pendapatan premi netto
(IAI, 1996) Variabel Dependen (Y)
Laba = pendapatan – beban
(Harahap: 2008) Laba Sumber: Data Diolah Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rasio
58
3.2.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.5.1
Populasi Menurut Sugiyono (2010:80) definisi populasi adalah sebagai berikut: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah publikasi laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah di Indonesia yang beroperasi pada tahun 2008-2010. Tabel 3.2 Daftar Populasi Perusahaan Asuransi Jiwa yang Memiliki Unit Syariah Tahun 2008-2010 Perusahaan 1. PT. Asuransi AIA Indonesia 2. PT. Asuransi Allianz Indonesia 3. PT. Asuransi BNI Life Insurance 4. PT. Asuransi Equity Life 5. PT. Asuransi Bringin Jiwa Sejahtera 6. PT. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 7. PT. Asuransi Jiwa Central Asia 8. PT. Asuransi Great Eastern Life Indonesia 9. PT. Asuransi MAA Life Assurance 10. PT. Asuransi Jiwa Mega Life 11. PT. Asuransi Panin Life Tbk. 12. PT. Prudential Life Assurance 13. PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas 14. PT. AXA Mandiri Financial Services 15. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia 16. PT. AXA Financial Indonesia 17. PT. AIA Financial 18. PT. Sunlife Insurance Indonesia Sumber: Data Primer Diolah Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
3.2.5.2
Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel non-probabilitas. Sampel non-probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010: 122) yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: a) Perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Indonesia pada tahun 2007-2010 (sejak diwajibkannya mempublikasikan rasio solvabilitas yang diukur dengan metode RBC dalam laporan keuangan), b) Perusahaan asuransi jiwa syariah yang beroperasi secara aktif dan terusmenerus selama rentang waktu tahun 2007-2010 tanpa ada perubahan status hukum perusahaan, seperti merger, akuisisi, sedang dalam masa pembatasan kegiatan usaha (PKU) dan dilikuidasi.
Berdasarkan metode teknik sampling tersebut, maka sampel yang yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah di Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan selama tahun 20082010, dengan jumlah perusahaan sebanyak 12 (dua belas), yaitu sebagai berikut:
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa yang Memiliki Unit Syariah Tahun 2008-2010 Perusahaan 1. PT. Asuransi AIA Indonesia 2. PT. Asuransi Allianz Indonesia 3. PT. Asuransi BNI Life Insurance 4. PT. Asuransi Bringin Jiwa Sejahtera 5. PT. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 6. PT. Asuransi Jiwa Central Asia 7. PT. Asuransi Great Eastern Life Indonesia 8. PT. Asuransi MAA Life Assurance 9. PT. Asuransi Jiwa Mega Life 10. PT. Asuransi Panin Life Tbk. 11. PT. Prudential Life Assurance 12. PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas Sumber: Data Primer Diolah
3.2.4
Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan, penelitian ini
menggunakan
teknik
pengumpulan
data
secara
dokumentasi.
Peneliti
menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan. Seperti yang dinyatakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 158) bahwa “Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi penelitian ini dilakukan dengan cara mengunduh Laporan Perindustrian Indonesia dari situs Otoritas Jasa Keuangan yaitu www.ojk.go.id.
Setelah
data
terkumpul,
dokumen
tersebut
dilakukan
pengklasifikasian data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
3.2.5
Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis Menurut Sugiyono (2010: 206), definisi teknik analisis data adalah
sebagai berikut: Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data, berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Peneliti dalam penelitian ini menganalisis data secara statistik parametrik, yaitu analisis korelasi berganda. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 228) bahwa “Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.” Untuk melakukan analisis data dan pengujian hipotesis, maka metode yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan bantuan statistik. Uji statistik ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu: a. Uji asumsi klasik : Uji normalitas dan uji linieritas b. Uji Hipotesis : Koefisien Korelasi Parsial (r), Koefisien Korelasi Ganda (R), dan Koefisien Determinasi (R2).
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
3.2.5.1
Uji Asumsi Klasik Menurut Duwi Priyatno (2010: 71) dalam menyusun korelasi berganda
mengharuskan asumsi nilai yang dihasilkan harus tidak bias, maka dari itu perlu dilakukan beberapa uji lebih lanjut, yaitu:
3.2.5.1.1
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan melihat hasil perhitungan statistik uji yang ditampilkan dalam window Graph pada MINITAB 14. Berikut adalah hipotesisnya. H0 Ha
: Residual berdistribusi normal : Residual tidak berdistribusi normal
Apabila statistik Kolmogorov-Smirnov dikonversikan ke dalam p-value, maka daerah penolakannya adalah p-value < α.
3.2.5.1.2
Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada MINITAB 14 menggunakan model linier pada taraf siginifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
3.2.5.2
Rancangan Pengujian Hipotesis Setelah memenuhi uji asumsi klasik, maka pengujian hipotesis
selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Koefisien Korelasi Parsial (r) Koefisien korelasi merupakan koefisien korelasi antara dua variabel jika variabel lainnya konstan, pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel (Iqbal Hasan, 2008: 273). Berikut adalah rumus untuk mencari korelasi parsial dengan menggunakan tiga variabel bebas: a. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1, dimana X2 dan X3 tetap. 𝑟𝑌1.23 =
𝑟𝑌1.2 − 𝑟𝑌3.2 𝑟13.2 1 − 𝑟𝑌3.2 2 1 − 𝑟13.2 2
b. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2, dimana X1 dan X3 tetap. 𝑟𝑌2.13 =
𝑟𝑌2.3 − 𝑟𝑌1.3 𝑟21.3 1 − 𝑟𝑌1.3 2 1 − 𝑟21.3 2
c. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X3, dimana X1 dan X2 tetap. 𝑟𝑌3.12 =
𝑟𝑌3.1 − 𝑟𝑌2.1 𝑟32.1 1 − 𝑟𝑌2.1 2 1 − 𝑟32.1 2 (Iqbal Hasan, 2008: 276)
Berikut adalah hipotesis yang digunakan untuk uji korelasi secara simultan maupun parsial. Maka hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut: a. H01 : tidak terdapat korelasi positif antara pendapatan premi dan laba (r ≤ 0) Ha1 : terdapat korelasi positif antara pendapatan premi dan laba (r > 0) b.
H02 : Ha2 :
tidak terdapat korelasi positif antara hasil investasi dan laba (r ≤ 0) terdapat korelasi positif antara hasil investasi dan laba (r > 0)
c.
H03 : Ha3 :
tidak terdapat korelasi negatif antara klaim dan laba (r ≥ 0) terdapat korelasi negatif antara klaim dan laba (r < 0)
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
d.
H04 : Ha4 :
tidak terdapat korelasi antara pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim secara simultan terhadap laba terdapat korelasi antara pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim secara simultan terhadap laba
Menurut Nur Iriawan dan Septin P. (2006: 173), untuk membuat interpretasi analisis korelasi, ada beberapa hal yang harus diingat, yaitu: a. Koefisien korelasi hanya mengukur hubungan linear. Jika ada hubungan nonlinear, maka koefisien korelasi akan bernilai 0. b. Koefisien korelasi sangat sensitif terhadap nilai ekstrem. c. Korelasi hanya dapat dihasilkan jika variabel memiliki hubungan sebab akibat. Untuk menentukan keeratan hubungan/korelasi antarvariabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi sebagai patokan. Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien KK = 0 0 < KK ≤ 0,20 0,20 < KK ≤ 0,40 0,40 < KK ≤ 0,70 0,70 < KK ≤ 0,90 0,90 < KK < 1,00 KK = 1
Tingkat Pengaruh Tidak Ada Korelasi Korelasi Sangat Rendah/Lemah Korelasi Rendah/Lemah tapi Pasti Korelasi yang Cukup Kuat Korelasi yang Tinggi; Kuat Korelasi Sangat Tinggi, Kuat Sekali Korelasi Sempurna
Sumber: Iqbal Hasan (2009: 231) 2. Koefisien Korelasi Berganda (R) Korelasi berganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2009: 232). Korelasi ganda dengan tiga prediktor dapat dinyatakan dengan rumus:
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
R 𝑦 1,2,3 =
1 − [(1 − r𝑦21 )(1 − r𝑦22.1 )(1 − r𝑦23.12 ) (Sudjana, 2001: 266)
Ket: R 𝑦 1,2,3
: Korelasi antara variabel premi, investasi, dan klaim secara bersama-sama dengan variabel laba
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Iqbal Hasan (2008: 236), apabila koefisien korelasi dikuadratkan, akan menjadi koefisien determinasi, yang artinya penyebab perubahan pada variabel Y yang datang dari variabel X, sebesar kuadrat koefisien korelasinya. Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik atau turunnya (variasi) nilai variabel lainnya (variabel Y). Semakin besar nilai koefisien determinasi, semakin baik kemampuan variabel X menjelaskan variabel Y. Uji ini dinyatakan dalam rumus berikut ini: kD = R2 x 100%. Keterangan:
R = koefisien korelasi
Menurut Lind (dalam Suharyadi, 2009: 217), nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik atau kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang, dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik.
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba (studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu