27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim No 34. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, mulai dari bulan Desember tahun 2013 hingga bulan Januari tahun 2014. Adapun yang menjadi sasaran objek penelitiannya adalah wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo melalui penilaian kuesioner.
3.2 Desain Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme, untuk pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dimana variabel bebas (variabel independen) dalam penelitian ini adalah pemahaman pembukuan sedangkan variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak.
27
28
Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2008: 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel (X) mempengaruhi variabel lain (Y). Untuk desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Pemahaman Pembukuan (X)
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Gambar 3: Desain Penelitian
3.3 Definisi Operasional Variabel Indriantoro (2002:69) mengemukakan definisi operasional variabel sebagai berikut: “penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”. Variabel itu sendiri menurut Sugiyono (2008:59) adalah: “suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil suatu kesimpulan”.
29
Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen (X). Variabel independen adalah variabel yang tidak terikat oleh faktorfaktor lain, tetapi mempunyai pengaruh terhadap variabel lain. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:59): “variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.” Variabel
independen
pada
penelitian
ini
adalah
pemahaman
pembukuan. 2. Variabel Dependen (Y). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Menurut Sugiyono (2008:59), variabel dependen adalah: “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Variabel dependen di sini adalah kepatuhan wajib pajak”. Untuk menggambarkan variabel independen dan variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
30
Tabel 4: Definisi Operasional Variabel Variabel
Definisi Variabel
Indikator
Skala
Pemahaman
Menurut pasal 1 angka 29 UU KUP a. Pencatatan
Pembukuan
No. 28 Tahun 2007, pembukuan
(X)
adalah suatu proses pencatatan yang b. Pengelompokkan dilakukan
secara
teratur
untuk
Ordinal
Nomor Kuesioner 1,2
transaksi 3,4
transaksi
mengumpulkan data dan informasi c. Pengikhtisaran data keuangan
yang
meliputi
keadaan
keuangan
5,6
harta, kewajiban, atau hutang, modal, d. Pelaporan penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga
perolehan
dan
data
keuangan
penyerahan e. Penafsiran
data
7,8
barang atau jasa yang ditutup dengan
keuangan
menyusun laporan keuangan berupa
(Mursyidi, 2010: 18)
9,10
neraca dan laporan Laba/Rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Kepatuhan
Kepatuhan
perpajakan
Wajib Pajak
tindakan
(Y)
pemenuhan kewajiban perpajakannya
wajib
pajak
adalah a. Kepatuhan dalam
pajak
wajib Ordinal dalam
mendaftarkan diri
sesuai dengan ketentuan peraturan b. Kepatuhan
untuk
perundang-undangan dan peraturan
menyetorkan
pelaksanaan perpajakan yang berlaku
kembali
dalam
Pemberitahuan
suatu
2010:139).
negara.
(Rahayu,
11,12
Surat
13,14
(SPT) c. Kepatuhan menghitung membayar
dalam dan
15,16
pajak
terutang d. Kepatuhan
dalam
pembayaran tunggakan (Nasucha
17,18 dalam
Rahayu, 2010: 139)
31
Dalam operasional variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Menurut Indriantoro dan Bambang (2002:98) “skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”. Berdasarkan pengertian di atas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Menurut
Sugiyono
(2008:132)
“skala
likert
digunakan
untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung pernyataan (negatif). Adapun bentuk skoring untuk jawaban kuesioner dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5: Scoring untuk Jawaban Kuesioner Jawaban Responden
Skor
Sangat Positif
5
Positif
4
Ragu-ragu
3
Negatif
2
Sangat Negatif
1
Sumber: Sugiyono (2008: 133)
32
3.4 Populasi dan Sampel Definisi populasi menurut Sugiyono (2008:115) yaitu “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian diambil suatu kesimpulan”. Sasaran populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo. Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa sampel yaitu: “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun teknik penarikan sampel yang peneliti gunakan adalah penarikan sampel berdasarkan kemudahan (Convenience Sampling) yakni merupakan suatu penarikan sampel dengan cepat, murah dan mudah. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yang disajikan berikut ini: ݊=
N 1 + N. eଶ
Keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, 12%
33
Adapun perhitungan dari jumlah responden yang akan dibagikan angket/kuesioner dengan menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut. N 1 + N. eଶ 2320 ݊= 1 + 2320(0,12ଶ ) ݊=
݊=
2320 1 + 2320(0,0144)
݊=
2320 1 + 33,408
݊=
2320 34,408
݊ = 67,42 atau 67 responden
Berdasarkan perhitungan tersebut, dari 67 responden yang ada setelah
dibagikan
kuesioner
hanya
sekitar
52
kuesioner
yang
diperhitungkan, hal ini disebabkan beberapa kuesioner tidak kembali dan beberapa diantaranya juga ada yang terjawab sepenuhnya sehingga tidak diperhitungkan. Dari
52
responden tersebut
kemudian
dijabarkan
karakteristik respondennya berdasarkan jenis kelamin, klasifikasi wajib pajak, usia dan pendidikan terakhir.
34
3.5
Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder yakni sebagai berikut. 3.5.1 Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti. Selain itu data primer juga meliputi dokumentasi perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan data statistik mengenai jumlah pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:402) bahwa “sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian yang berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2008:402) sumber sekunder adalah “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Adapun data sekunder yang digunakan adalah data rekapitulasi jumlah wajib pajak yang terdaftar, jumlah wajib pajak yang efektif dan menyampaikan SPT PPh, serta jumlah wajib pajak yang melakukan pembukuan baik wajib pajak badan maupun wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo,
35
3.6 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian
lapangan
(field
research),
dilakukan
dengan
cara
mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diambil langsung dari perusahaan) yang diperoleh melalui teknik sebagai berikut: a. Metode pengamatan (observation), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang
sedang
diteliti,
diamati
atau
kegiatan
yang
sedang
berlangsung. b. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti. c. Kuesioner, kuesioner
teknik tetutup,
memberikan
atau
kuesioner suatu
yang
cara
menyebarkan
penulis
gunakan
pengumpulan daftar
adalah
data
dengan
pertanyaan
kepada
responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan di KPP Pratama Gorontalo, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
36
2. Studi Pustaka (library research), merupakan data sekunder penelitian yang dilakukan untuk menghimpun teori, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Sebelum
kuesioner
digunakan
untuk
pengumpulan
data
yang
sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item dan pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Validitas Menurut Sugiyono (2008:3) valid adalah “menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.” Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
37
Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson (r). Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment. Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 17 dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono (2008: 248)
38
Keterangan: r = koefisien korelasi pearson product moment X = skor tiap item Y = skor total n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel Validnya suatu data yang diteliti diukur dengan membandingkan r hitung atau r rasio dengan r tabel (r product moment). Jika r hitung > daripada r tabel, dan nilai positif maka pernyataan tersebut merupakan data yang valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (2008:3) reliabiltas adalah “derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu.” Berdasarkan definisi di atas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan konsisten. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.
39
Uji realibilitas dapat menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut:
Keterangan: r11 = realibilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir = Varian total Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus alpha cronbach maka dapat diinterpretasikan dengan tingkat keandalan koefisien korelasi atau dalam hal ini kriteria hasil perhitungan dari rumus di atas adalah (Arikunto, 2005: 100): 0,80 – 1,00 = Sangat tinggi 0,60 – 0,80 = Tinggi 0,40 – 0,60 = Cukup 0,20 – 0,40 = Rendah 0,00 – 0,20 = Sangat rendah
40
3.7.3 Konversi Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel X (pemahaman pembukuan) dan dipasangkan dengan data variabel Y (kepatuhan wajib pajak) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Method Succesive Internal (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu sebagai berikut: 1. Untuk setiap butir pernyataan tentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi. 2. Setiap frekuensi dibagi banyak responden dan hasilnya disebut proporsi (P). 3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh Proporsi Kumulatif (pk). Pk1 = 0 + P1 Pk2 = P1 + Pk1 Pk3 = Pk1 + Pk2 4. Tentukan nilai batas untuk Z pada setiap pilihan jawaban. 5. Untuk setiap nilai Z tentukan nilai density dengan rumus:
6. Menghitung scale value (SV) untuk masing responden dengan rumus:
41
Dimana : Density at lower limit = densitas batas bawah Density at upper limit = densitas batas atas Area at below upper limit = proporsi kumulatif untuk pilihan jawaban yang dicari Area at below lower limit = proporsi Kumulatif untuk pilihan jawaban yang sebelumnya 7. Merubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale Value (TSV). 3.7.4 Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat diuji melalui normal probability plot. Apabila grafik dalam pengujian tersebut menunjukan penyebaran data yang berada disekitar wilayah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 3.7.5 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent (X) terhadap variable dependent (Y). Dampak dari analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependent (kepatuhan
waji
pajak)
dapat
dilakukan
melalui
menaikan
dan
42
menurunkan keadaan variabel independent (pemahaman pembukuan) atau dengan meningkatkan keadaan variabel dependent (kepatuhan wajib pajak) dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independent (pemahaman pembukuan). Dengan formulasi sebagai berikut:
Dimana nilai a dan b dicari terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan: a = konstanta (nilai Y pada saat nol) b = koefisien regresi n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = nilai variabel independent Y = nilai variabel dependent
3.8 Hipotesis Statistik Hipotesis
statistik
merupakan
suatu
pernyataan
sementara
berdasarkan angka-angka statistik. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka diperlukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis statistik yang dilakukan adalah:
43
3.8.1
Uji T atau uji parsial Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Tingkat signifikan sebesar 0,05 dan degree of freedom (dk) : n-k, maka diperoleh nilai T. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: H0: β < 0 maka variabel bebas berpengaruh negatif terhada variabel terikat H1: β > 0 maka variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat 3.8.2 Koefisien Determinasi Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r²), sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pemahaman pembukuan terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Kd = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi
44
R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) atau disebut juga sebagai koefisien determinasi sebesar r2. Angka tersebut berarti bahwa sebesar r2 x 100%, kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh pemahaman pembukuan. Sedang sisanya, yaitu 100%-( r2 x 100%) dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya. Besarnya R square berkisar antara 0 – 1 yang berarti semakin kecil besarnya R square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.