BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian
dilaksanakan
di
Sekolah
Dasar
Negeri
Cibala
yang
beralamatkan di Dusun Cibala Desa Sarimekar Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. SD Negeri Cibala berdiri pada tahun 1956, sekolah ini merupakan salah satu dari tiga sekolah yang ada di Desa Sarimekar dan salah satu dari dua puluh delapan sekolah yang ada di Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. SD Negeri Cibala terdaftar dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 20208322 dan Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 101021002005 merupakan sekolah dengan kategori SD biasa. Waktu penyelenggaraan pagi dengan status mutu Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta terakreditasi B. Prasarana SD Negeri Cibala memiliki dua bangunan yang terdiri dari enam ruangan pada bangunan pertama dan dua ruangan pada bangunan kedua. Setiap ruangan memiliki fungsi sebagai ruang teori/kelas, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Ruang teori/kelas terdiri dari enam ruang untuk tiap tingkatan, ruang guru terdiri dari satu ruangan dan ruang kepala sekolah terdiri dari satu ruangan yang terpisah. Pada tahun pelajaran 2012/2013, SD Negeri Cibala memiliki siswa sebanyak 188 orang yang terdiri dari 96 siswa laki-laki dan 92 siswa perempuan. Secara rinci data rombel SD Negeri Cibala dapat dilihat dalam tabel pada halaman berikut.
59
60
Tabel 3.1 Data Rombongan Belajar (Rombel) SD Negeri Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2012/2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Rombel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah
Tingkat 1 2 3 4 5 6
Jumlah Siswa L P Jumlah 14 18 32 14 12 26 18 13 31 20 16 36 14 14 28 16 19 35 96 92 188
Wali Kelas Yuyum Yulianingsih Empong Yenti K., S.Pd Hj. Apong S., S.Pd Widawati, S.Pd Neni Winarni, S.Pd Wiwin Yuliantini, S.Pd
Dalam melaksanakan pelayanan pendidikan pada siswanya, SD Negeri Cibala memiliki pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 15 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Secara rinci data pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri Cibala dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) SD Negeri Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang Tahun Pelajaran 2012/2013 No.
Nama PTK
NUPTK
NIP
Jabatan
Gol.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nana Sukarna, S.Pd Yuyum Yulianingsih Wiwin Y., S.Pd Iping Z. M., S.Pd.I. Widawati, S.Pd Hj. Apong S., S.Pd Neni Winarni, S.Pd Empong Y. K., S.Pd Eni Suki S., S.Pd Dian Sutiono Wandi S., S.Pd Titin K., S.Pd.I. Nani Sumarni Adung Yudi A. Hidayat
195508071978031006 195808121981092001 130951240 195401031980111001 196405231986102002 196402011984102005 198610202009022003 196809292008012010 196007021986111002 -
5139733635200023 1844736638300032 1442740640300013 1633732634200012 2855742643300022 5533742642300012 2352764665300023 8261746647300023 0839754655300042 7451760661200032 7734760662200052 9936748651300022 2345756658300023 1034738639200033 1750764666110032
Kepala Sekolah Guru Kelas Guru Kelas Guru PAI Guru Kelas Guru PJOK Guru Kelas Guru Kelas Guru Honorer Guru Honorer Guru Honorer Guru Honorer Guru Honorer Penjaga Penjaga
IV/b IV/b IV/b IV/a IV/a IV/a III/a III/a II/b -
61
Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa dan guru di SD Negeri Cibala adalah bahasa ibu yaitu bahasa Sunda, hal ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Banyak permasalahan yang dihadapai oleh para siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada konsep berbicara. Dengan demikian, peniliti tertarik untuk dapat melaksanakan penelitian di SD Negeri Cibala dengan beberapa alasan yang mencakup permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh para siswa untuk dapat mendapatkan solusi pemecahannya. Adapun alasan pemilihan SD Negeri Cibala sebagai tempat pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Masih banyaknya masalah yang dihadapi oleh para siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada konsep kemampuan berbicara untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa. 2. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada konsep kemampuan berbicara untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing. 3. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh para guru dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada konsep berbicara. 4. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para guru dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada konsep berbicara.
62
5. Lokasi penelitian merupakan tempat kerja peneliti, sehingga apabila ada penelitian mendadak dapat dilakukan dengan mudah. 6. Ketersediaan dari Kepala Sekolah dan Guru yang bersangkutan untuk dijadikan tempat penelitian. Selain itu, permasalahan yang muncul dalam setiap proses pelaksanaan pembelajaran, mendapat perhatian yang cukup serius dari guru-guru beserta kepala sekolah, sehingga dalam kegiatan penelitian ini memperoleh dukungan yang besar dari kepala sekolah dan guru-guru untuk bekerja sama dan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri Cibala. Dengan demikian, peneliti menetapkan bahwa tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri Cibala sesuai latar belakang yang terjadi pada penelitian ini melalui prosedur yang telah disepakati oleh peneliti dan pihak sekolah untuk memperoleh solusi dalam peningkatan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada konsep keterampilan berbicara siswa untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa menggunakan pilihan kata dan santun berbahasa sesuai tujuan pembelajaran. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian tindakan ini selama lima bulan yaitu terhitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2013.
63
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang yang berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Latar belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua siswa, rata-rata menengah ke bawah. Pendidikan orang tua siswa rata-rata lulusan sekolah dasar dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai petani kecil. Pertimbangan penulis memilih subjek penelitian ini adalah bahwa kemampuan berbicara memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa menggunakan pilahan kata dan santun berbahasa merupakan kemampuan yang harus sudah dimiliki oleh siswa kelas V sekolah dasar sebagai keterampilan berbicara.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Permasalahan yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini berangkat dari permasalahan pada praktik pembelajaran sehari-hari yang dialami oleh guru. Permasalahan tersebut yaitu rendahnya kinerja guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek berbicara. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut, diperlukan adanya suatu upaya yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode penelitian yang relevan dengan permasalahan tersebut yaitu metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Beberapa ahli mendefinisikan PTK sebagai berikut.
64
Menurut Supardi (dalam Arikunto, dkk. 2008:104),‟Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.‟ Arikunto (2008:3) mengemukakan bahwa, “PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.” Sejalan
dengan
pendapat
tersebut,
Wiriaatmaja
(2005:13)
juga
megungkapkan bahwa “PTK adalah sebagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Suyanto (1996:4) juga menjelaskan bahwa “PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.” Berdasarkan pada pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan menerapkan tindakan-tindakan tertentu yang sesuai dengan permasalahanpermasalahan yang dirasakan dalam praktik pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut. Dari hal itu dapat diketahui pula bahwa fokus kajian dalam PTK yaitu permasalahan yang bersifat praktis pada proses pembelajaran di kelas yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, diantaranya yaitu pengelolaan kelas yang kurang efektif, media pembelajaran yang kurang menunjang, metode dan
65
model pembelajaran yang bersifat konvensional atau sistem evaluasi yang tidak relevan. Oleh karena itu, bidang kajian dalam penelitian ini adalah praktik pembelajaran dengan fokus kajiannya pada strategi pembelajaran, yaitu penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Desain Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan Model Spiral Kemmis dan MC Taggart (dalam Wiriaatmaja, 2005:66), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Model siklus mengikuti rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Model spiral dari Kemmis dan MC Taggart yang dimaksud dapat dilihat dalam gambar pada halaman berikut.
66
R E F L E C T
PLAN
OBSERVE A C T I O N
R E F L E C T
REVISED
OBSERVE A C T I O N
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart. (Wiriaatmaja, 2005 : 66)
67
Berdasarkan gambar tersebut, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Perencanaan (Plan) Menurut Suhardjono (Arikunto, 2008:75) „Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.‟ Secara rinci Suhardjono (Arikunto, 2008:75-76) menguraikan bahwa tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti. 2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. 3) Merumuskan masalah secara jelas. 4) Menetapkan tindakan yang akan dipilih sebagai alternatif pemecahan masalah. 5) Menemukan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan tersebut. 6) Membuat secara rinci rancangan tindakan. b. Pelaksanaan Tindakan (Action) Suhardjono (Arikunto, 2008:76) menyatakan bahwa „Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran diterapkan.‟ Pada intinya, tahapan ke-2 ini merupakan implementasi dari rancangan tindakan yang telah dibuat. Guru praktisi melaksanakan setiap langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam RPP. Hal yang terpenting dalam tahap pelaksanaan tindakan ini yaitu praktisi harus ingat dan berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam RPP tersebut, tetapi harus berlangsung dengan wajar tidak dibuat-buat.
68
c. Observasi (Observe) Observasi menurut Kasbolah (1998:91), yaitu : Semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Menurut Suhardjono (Arikunto, 2008:78) : Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. d. Refleksi (Reflect) Menurut Arikunto (2008:19) “Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.” Istilah pemantulan yang dimaksud dalam tahap ini yaitu kegiatan guru pelaksana yang memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang mengamati kegiatannya dalam melaksanakan tindakan. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini berbentuk suatu siklus yang berkelanjutan yang mengacu pada model spiral Kemmis dan MC. Taggart (1988). Setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan, dengan harapan pada setiap akhir pertemuan terjadi peningkatan dalam kemampuan keterampilan
69
berbicara pada siswa kelas V SDN Cibala Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Secara rinci prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dijabarkan sebagai berikut. 1. Tahap Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan ini, peneliti telah merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut. a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di kelas V SD Negeri Cibala. Permohonan ijin ini dengan mudah diperoleh, karena peneliti merupakan salah seorang pengajar di sekolah yang bersangkutan. Selain itu, kepala sekolah beserta para guru menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan membantu proses penelitian. Dukungan tersebut didasari oleh harapan terjadinya perubahan dan peningkatan kemampuan siswa, khususnya siswa kelas V dalam hal berbicara untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa. b. Penulis mengadakan penelitian awal untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi dan yang perlu dipecahkan melalui penelitian ini. Dalam tahap ini penulis melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran berbicara siswa dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu
70
peristiwa, wawancara dan mengadakan tes kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Cibala. c. Memberikan informasi kepada guru (praktisi) mengenai cara melakukan tindakan dan sekaligus memperkenalkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dalam pembelajaran berbicara siswa di kelas V. d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti berbagai jenis media pembelajaran dan berbagai jenis peralatan yang diperlukan. e. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dalam pembelajaran berbicara siswa. f. Menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam tahap pelaksanaan tindakan. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, guru praktisi mengimplementasikan setiap langkah kegiatan yang tercantum dalam RPP dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dalam tahapan pelaksanaan tindakan yaitu sebagai berikut. a. Kegiatan Pra KBM 1) Memilih gambar-gambar tentang suatu peristiwa. 2) Menyiapkan gambar peristiwa yang berbeda sebagai gambaran cerita yang dimaksud. 3) Mempelajari topik dan bahan pembelajaran hal itu, yaitu berbicara memberikan tanggapan dan saran pemecahan pada suatu peristiwa dengan menggunakan pilahan kata dan santun berbahasa.
71
b. Kegiatan Awal 1) Guru
mengucapkan
salam,
berdo‟a,
mengecek
kehadiran
siswa,
mengarahkan pada situasi pembelajaran yang kondusif, menyiapkan alatalat pembelajaran. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Guru membangkitkan motivasi belajar siswa. 4) Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab : a) Pernahkah kalian melihat suatu peristiwa? b) Peristiwa apa yang terjadi? c) Pernahkah kalian memberikan tanggapan dan saran pada peristiwa yang terjadi? d) Bagaimana tanggapan dan saran yang kalian kemukakan? c.
Kegiatan Inti Eksplorasi d. Siswa mengamati sebuah gambar peristiwa dalam ukuran cukup besar yang dipasang di papan. e. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang peristiwa yang ada pada gambar tersebut. f. Salah seorang siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap peristiwa yang terdapat pada gambar. g. Salah seorang siswa diminta untuk memberikan saran terhadap peristiwa yang terdapat pada gambar.
Elaborasi h. Siswa menyimak penjelasan materi pembelajaran tentang tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa yang disampaikan oleh guru.
72
i. Siswa menyimak penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu tentang prosedur kegiatan diskusi dengan menerapkan teknik kancing gemerincing. Prosedur tersebut, yaitu setiap anggota kelompok harus memberikan tanggapan dan saran terhadap peristiwa yang ada pada lembar kerja. Setiap kali berbicara, baik memberikan tanggapan maupun saran, anggota kelompok harus menyimpan satu buah kancing yang dimilikinya ke tengah-tengah meja. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, maka dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua temantemannya
juga
menghabiskan
kancing.
Setelah
seorang
siswa
menghabiskan kancingnya, siswa tersebut dapat mengambil sebuah tanda bintang untuk ditempelkan di dadanya sebagai suatu bentuk pengahrgaan. Jika semua sudah habis, sedangkan tugas belum selesai kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kancingnya lagi dan mengulangi prosedur kembali. j. Siswa dikondisikan ke dalam 7 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 orang. k. Siswa mendapatkan lembar kerja yang harus dikerjakan secara berkelompok. l. Siswa melakukan diskusi kelompok. m. Siswa yang menjadi perwakilan kelompok diminta untuk ke depan menyajikan hasil diskusi kelompoknya. Konfirmasi n. Siswa dan guru membahas hasil diskusi setiap kelompok.
73
o. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. p. Kelompok yang hasil diskusinya terbaik mendapatkan penghargaan kelompok. q. Kegiatan Akhir 1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3) Guru menutup pembelajaran.
3.
Tahap Observasi Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pada kegiatan observasi ini peneliti sebagai observer, mengamati semua aspek dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menjaring data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan instrumen-instrumen pengumpul data yang telah disiapkan dalam perencanaan. Peneliti merekam berbagai temuan yang terdapat selama proses pembelajaran, baik pada aspek kinerja guru maupun aktivitas siswa. Pada aspek kinerja guru yang diamati oleh peneliti yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah dicantumkan dalam RPP dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Sedangkan pada aspek aktivitas siswa, pengamatan dilakukan terhadap kerjasama, keaktifan dan kedisiplinan siswa ketika pembelajaran berlangsung, serta kemampuan siswa dalam mencapai indikatorindikator pada berbicara siswa untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa menggunakan pilihan kata dan santun berbahasa.
74
4. Tahap Analisis Data dan refleksi Pada tahap ini dilakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang telah dilakukan. Peneliti sebagai observer dalam penelitian melakukan dialog dengan guru praktisi untuk mendiskusikan berbagai data yang terjaring selama proses penerapan tindakan. Guru praktisi diminta untuk mengungkapkan pengalaman-pengalamannya dan hal-hal lain yang dirasakannya selama melaksanakan tindakan, termasuk kebaikan dan kekurangannya yang terdapat dalam proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Kancing
Gemerincing.
Begitupun
dengan
peneliti,
peneliti
mengungkapkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukannya. Selanjutnya, setelah praktisi dan peneliti melakukan diskusi tentang temuan-temuan yang diperoleh selama penerapan tindakan, peneliti kemudian menganalisis temuan-temuan tersebut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan itu, peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus pertama.
E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman observasi Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi. Wiriaatmadja (2006:104) menyatakan bahwa “Observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.
75
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Marshall (1990) dalam Sugiyono (2005:64) yang menyatakan bahwa ”Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.” Dari kedua pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa observasi sangat penting dilakukan. Instrumen observasi yang digunakan dalam teknik ini yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi digunakan merekam data hasil observasi terhadap kinerja guru, dan aktivitas siswa. 2. Pedoman wawancara Pedoman wawancara merupakan instrumen yang digunakan pada teknik pengumpulan data melalui kegiatan wawancara (interview). Esterberg (dalam Sugiyono, 2005:72) mendefinisikan „Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.‟ Sedangkan, menurut Wiraatmadja (2005:117), “Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dibutuhkan untuk memperoleh data yang hanya dapat diungkapkan secara lisan oleh sumbernya.” Sesuai dengan definisi-definisi di atas, pedoman wawancara digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dari guru dan siswa tentang temuantemuan yang diperoleh pada proses pembelajaran, baik sebelum, ketika maupun setelah
diterapkannya
Gemerincing.
Model
Pembelajaran
kooperatif
Teknik
Kancing
76
3. Catatan lapangan Catatan lapangan menurut Wiriaatmadja (2005:125) merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian. Hal tersebut dikarenakan dalam catatan lapangan ini terekam berbagai deskripsi data selama proses pembelajaran. Kekayaan data yang termuat dalam catatan lapangan ini meliputi deskripsi tentang berbagai kegiatan di kelas, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan iklim kualitatif lain yang mendasar dalam penelitian. Dalam penelitian ini, catatan lapangan digunakan oleh peneliti (observer) untuk merekam secara deskriptif berbagai kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara siswa untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa. 4. Tes tertulis Tes tertulis yang digunakan berupa lembar kerja kelompok dan lembar soal. Lembar kerja kelompok digunakan untuk mengukur hasil diskusi kelompok. Lembar soal digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif individu secara tertulis dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa. Soal tes tertulis untuk individu terdiri dari dua nomor yang berisi dua buah peristiwa yang harus diberi tanggapan dan saran oleh siswa dengan memperhatikan pilihan kata yang tepat dan santun berbahasa. 5. Format penilaian Format penilaian digunakan untuk menilai kemampuan berbicara siswa dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa.
77
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Data yang akan diolah dalam penelitian ini yaitu data pelaksanaan tindakan dan hasil belajar siswa yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa. Data pelaksanaan yang dimaksud berupa deskripsi proses pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara siswa untuk memberikan tanggapan dan saran terhadap suatu peristiwa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Data pelaksanaan tindakan ini diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan catatan lapangan. Sedangkan data hasil belajar siswa yang akan diolah dalam penelitian ini yaitu berupa hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan guru terhadap hasil diskusi kelompok dan hasil berbicara secara individu. Instrumen yang digunakan berupa format penilaian dan soal evaluasi. a. Pengolahan Data Proses Pengolahan data proses dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui interpretasi dari persentase indikator yang dicapai dengan target keberhasilan yang diharapkan. Pengolahan data proses dilakukan dengan cara memasukkan data-data yang telah didapat selama proses pembelajaran ke dalam lembar observasi yang memuat kriteria aspek yang dinilai berdasarkan deskriptor pada pembelajaran berbicara untuk memberikan tanggapan terhadap suatu peristiwa.
78
1) Data Kinerja Guru Teknik pengolahan data untuk kinerja guru dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui interpretasi dari persentase indikator yang dicapai dengan target keberhasilan yang diharapkan yaitu jika mencapai ≥ 76% (hampir seluruhnya). 2) Data Aktivitas Siswa Teknik pengolahan data untuk aktivitas siswa yang berupa kerjasama, keaktifan dan kedisiplinan selama proses pembelajaran berlangsung dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan kriteria pencapaian indikator sebagai berikut. Baik
= 76%-100%
Cukup
= 38%-75%
Kurang
= 0%-37% Persentase
pencapaian
indikator-indikator
tersebut
kemudian
diinterpretasikan dengan target keberhasilan mencapai ≥ 76% (hampir seluruhnya). Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi untuk setiap pencapaian indikator, digunakan kategori persentase Maulana, 2006) sebagai berikut.
berdasarkan Kuntjaraningrat (dalam
79
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Pencapaian Indikator Besar persentase 0% 1% - 25% 26% - 49% 50% 51% - 75% 76% - 99% 100%
Interpretasi Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Sebagaian besar Hampir seluruhnya Seluruhnya
b. Pengolahan Data Hasil Teknik pengolahan data untuk hasil belajar siswa yang berupa kemampuan berbicara, hasil diskusi kelompok dan hasil tes tertulis siswa secara individu, dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. 1) Teknik pengolahan data untuk kemampuan berbicara siswa dalam memberikan
tanggapan
dan
saran
dilakukan
dengan
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Teknik pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 66. Target keberhasilannya yaitu jika persentase siswa yang tuntas mencapai ≥ 76% (hampir seluruhnya). 2) Teknik pengolahan data yang digunakan untuk hasil diskusi kelompok adalah pendekatan kuantitatif, yaitu dengan membandingkan nilai yang diperoleh dengan KKM yang telah ditentukan, yaitu 66. Target keberhasilannya yaitu jika persentase kelompok yang mendapat nilai di atas KKM mencapai ≥ 76% (hampir seluruhnya). 3) Teknik pengolahan data yang digunakan untuk hasil tes tertulis individu adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan membandingkan nilai yang
80
diperoleh siswa dengan KKM yang telah ditentukan, yaitu 66. Target keberhasilannya yaitu jika persentase siswa yang tuntas mencapai ≥ 76% (hampir seluruhnya). Soal tes tertulis terdiri dari dua nomor yang dibagi lagi menjadi dua buah tanggapan dan dua buah saran. Skor ideal untuk satu tanggapan atau satu saran adalah 2,5 sehingga skor maksimal untuk keseluruhan adalah 5. Tabel 3.4 Penentuan KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri Cibala pada Indikator Memberikan Tanggapan dan Saran terhadap Suatu Peristiwa Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Indikator
Kompleksitas
Daya Dukung
Intake Siswa
70
65
65
Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa
Menafsirkan Kriteria Menjadi Nilai Dengan memberikan rentang nilai pada setiap kriteria yang ditetapkan. a. Kompleksitas
: tinggi
= 81-100
sedang = 65-80 rendah b. Daya Dukung
: tinggi
= 50-64 = 81-100
sedang = 65-80 rendah c. Intake siswa
: tinggi
= 50-64 = 81-100
KKM
67
81
sedang = 65-80 rendah
= 50-64
KKM = kompleksitas + daya dukung + intak siswa 3 70 + 65 + 65 = 3 200 = 3 = 66
2. Analisis Data Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2005: 88) „Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan abahn-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain‟. Hal senada diungkapkan oleh Sugiyono (2005: 89) bahwa : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana ynag penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dari pendapat-pendapat di atas, diketahui bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan secara berkesinambungan untuk dijadikan sebagai pegangan. Analisis data sebelum memasuki lapangan dilakukan pada saat penelitian awal untuk menentukan fokus penelitian. Kemudian analisis selama di lapangan dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah di lapangan.
82
Model yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2005:91), „Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh‟. Langkah-langkah analisis data tersebut meliputi data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Langkah pertama, yaitu mereduksi data yang dilakukan dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang diperlukan, memfokuskan pada hal yang penting untuk dicari temanya agar memberikan gambaran untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya. Langkah
kedua,
yaitu
mendisplaykan
data
denngan
cara
mengorganisasikan dan menyusun pola hubungan sehingga dapat lebih mudah memahami segala sesuatu yang terjadi yang dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal pada penelitian ini masih bersifat sementara sehingga tidak menutup kemungkinan untuk berubah apabila tidak terdapat bukti-bukti kuat yang mendukung terhadap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan awalnya didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan dapat dipertanggungjawabkan.
83
G. Validasi Data Dalam mengecek validasai data, peneliti menggunakan alat validasi data menurut Hopkin, S (Wiriaatmadja,2005:168-171) sebagai berikut : 1. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kebenaran hipotesis dan analisis yang timbul dengan membandingkan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain atau yang hadir yang menyaksikan penelitian tindakan kelas. Peneliti lain atau peneliti memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara, dengan cara mencari informasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan. Dalam pengujian ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu. Dengan penelitian ini peneliti memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh secara kolaboratif. 2. Member Check, yaitu cara untuk mencari keabsahan data terhadap kebenaran data yang diperoleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni dengan cara mengkonfirmasi
kepada subjek peneliti
maupun sumber lain yang
berkompeten. Dalam proses ini, informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru kelas. Peneliti memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengimformasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada tindakan akhir.
84
3. Expert opinion, yaitu dengan nasihat kepada pakar khususnya yang menguasai bidang kajian penelitian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini pakar yang dimaksud adalah pembimbing yang akan memeriksa semua kegiatan penelitian
dan
memberikan
arahan-arahan
terhadap
masalah-masalah
penelitian. Peneliti mengadakan pengecekan terakhir penelitian beserta prosedur dan metode pengumpul data yang mengkonfirmasikan adanya bukti temuan yang telah diperiksa dan di cek kebenarannya terhadap sumber data dari hasil awal kepada pembimbing. 4. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan guru pembimbing dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi. Peneliti menggunakan member check untuk validasi data tentang jenis aktivitas yang menunjukan tahap-tahap model pembelajaran kooperatif pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan triangulasi dalam memeriksa analisis dengan cara membandingkan hasil analisis mitra peneliti, sedangkan konsultasi dengan ketiga dosen pembimbing merupakan bentuk expert opinion yang dilakukan peneliti.