BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat underpricing pada penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor tersebut adalah Reputasi Auditor, Reputasi Underwriter, ROA, ROE, Ukuran Perusahaan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode waktu 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2014. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan suatu penelitian kausal study, yaitu studi yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. C. Definisi Operational dan Operasionalisasi Variabel a) Underpricing Underpricing yaitu selisih positif antara harga penutupan saham di pasar sekunder dengan harga saham pada penawaran perdana. Selisih harga ini dikenal sebagai initial return (IR) atau positif return bagi investor. Initial Return dihitung berdasarkan selisih antara harga saham pada hari pertama penutupan (closing price) pada pasar sekunder dibagi dengan hartga penawaran saham perdana (offering Price) dikali 100. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Purwanto, 2012) : IR = Pt1-Pt0 x 100 Pt0 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Keterangan IR = return awal Pt0 = harga penawaran perdana Pt1 = harga penutupan (Closing Price) pada hari pertama perusahaan melakukan IPO a) Reputasi Auditor Reputasi auditor diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik. Auditor yang digunakan adalah yang termasuk dalam kategori empat besar (big four). Variabel ini menggunakan variabel dummy, asumsinya apabila emiten menggunakan auditor yang termasuk dalam kategori “big four” diberi skala 1 dan bila emiten tidak menggunakan auditor yang termasuk dalam kategori “big four” diberi skala 0. b) Reputasi Underwriter Dalam penelitian ini, penilaian variabel reputasi underwriter menggunakan dummy variable. Apabila underwriter termasuk dalam top ten bróker berdasarkan frekuensi perdagangan selama periode 2009-2014 maka dikategorikan sebagai underwriter berkualitas. Jika perusahaan yang listing pada periode 2009-2014 dijamin oleh salah satu underwriter yang masuk top ten bróker maka diberi angka 1 dan jika tidak, maka diberi angka 0 c) Return on Total Assets (ROA) Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Variabel profitabilitas perusahaan ini diukur dengan melihat
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Rate of Return on Total Assets (ROA) yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing. Nilai ROA dapat diukur dengan rumus : ROA =
Net Income After Tax x 100% Total Asset
d) Return on Equity (ROE) Variabel profitabilitas perusahaan ini diukur dengan melihat Rate of Return on Equity (ROE) yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing. Nilai ROE dapat diukur dengan rumus : ROE =
Net Income After Tax x 100% Total Equity
e) Ukuran Perusahaan Variabel ukuran perusahaan ini diukur dengan melihat total asset yang dimiliki perusahaan emiten pada tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing. Proksi dari variabel ini menggunakan bentuk logaritma natural. D. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014 sebanyak 136 perusahaan yang ditelusuri dari IDX Fact Book.Sampel pada penelitian ini diambil dengan non probability sampling. E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun kriteria sampel yang diambil dalam penelitian ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
a) Sampel merupakan perusahaan-perusahaan yang yang melakukan penjualan perdana dan listing di BEI periode 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2014. b) Perusahaan memiliki laporan keuangan yang mencantumkan data-data variabel reputasi auditor, reputasi underwriter, ROA & ROE ukuran perusahaan . c) Saham perusahaan tersebut mengalami underpricing dan overvalue pada saat penawaran umum perdana. F. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Untuk menguji hipotesis digunakan model sebagai berikut : Model 1 Y = β0 + β1RA + β2RU + β3ROA+ β4ROE+β5LTA + e Keterangan : β0
= konstanta
Y
= Initial return (underpricing)
RA
= Reputasi auditor
RU
= Reputasi underwriter
ROA = Return On Asset (ROA) ROE
= Return On Equity (ROE)
LTA
= Ukuran perusahaan
β1- β5 = Koefisien regresi e
= Residual/kesalahan regresi
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
G. Uji Hipotesis G.1. Analisis Data Langkah
analisis
yang
dilakukan
meliputi
uji
multikolinearitas,
uji
heteroskedastisitas dan uji otokorelasi.Pengujian ini dilakukan dengan alat uji Eviews 8. Berikut pengujian-pengujian yang akan dilakukan: 1. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah hubungan antar variabel bebas, dalam praktik umumnya multikolinieritas tidak dapat dihindari. Dalam artian kata sulit menemukan dua variabel bebas yang secara matematis tidak berkorelasi (korelasi = 0) sekalipun secara substansi tidak berkorelasi. Akan tetapi apabila ada multikolinieritas yang signifikan (harus mendapat perhatian khusus) dan tidak signifikan (mendekati nol). Kita juga akan sukit menemukan koliniaeritas yang sempurna (perfect collinierity), bila ditemukan multikolinieritas yang sempurna maka salah satu dampak yang ditimbulkannya adalah tidak dapat dihitungnya koefisien regresi. Satu hal yang perlu ditekankan kembali disini bahwa kolinieritas merupakan hubungan linier.Jika variabel bebas mempunyai hubungan, tetapi tidak linier maka hal tersebut tidak dikategorikan sebagai multikolinieritas. Mendeteksi multikolinieritas berdasarkan uji formal di dalam penelitian ini
menggunakan
Eviews,
dengan
mendeteksi
pendugaan
multikolinearitas melihat korelasi antar variabel bebas, korelasi yang tergolong kuat dengan besaran 0,8atau lebih, Nachrowi (2006;95).
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2. Uji Heteroskedatisitas Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi residual atau error memiliki varian yang tidak konstan atau berubah-ubah, dampak yang akan terjadi adalah interval kepercayaan semakin lebar, uji hipotesis baik uji-t atau uji-F akan terpengaruh yang berakibat uji hipotesis tidak akurat, dan akhirnya akan membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Melihat hal-hal tersebut, maka cukup banyak alasan untuk memberikan perhatian cukup pada masalah heteroskedastisitas pada saat membuat model regresi. Mendeteksi heterokedastisitas didalam penelitian ini akan menggunakan eviews, dengan melihat probabilitas lebih kecil daripada α = 5%, ini berarti kita simpulkan untuk menolak hipotesis yang berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan tidak ada heteroskedastisitas, Nachrowi (2006;246). 3. Uji Otokorelasi Otokorelasi dalam konsep linear berarti komponen error berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau urutan ruang atau korelasi pada dirinya sendiri (Kusrini, 2010). Mendeteksi otokorelasi didalam penelitian ini menggunakan eviews dengan uji durbin-watson, Nachrowi (2006;187). Setelah uji asumsi klasik dilakukan, langkah berikutnya adalah melakukan uji statistik dan uji hipotesis. Langkah-langkah untuk menguji hipotesis meliputi: 4. Melakukan Uji Signifikansi (Uji Statistik F)
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Uji F menunjukkan apakah variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. 5. Uji Koefisien Determinasi (R-squared) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu.Nilai R-squared yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. G.2.Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh reputasi auditor, reputasi underwriter, return on asset dan return on equity, ukuran perusahaan terhadap tingkat underpricing. Model yang diuji dalam penelitian ini bisa dinyatakan dalam persamaan regresi di bawah ini: DAit = α + β1RAUit + β2RUWit +β3ROAit + β4ROEit + β5RLTAit + εit Keterangan : α
: konstanta
β
: koefisien regresi
DAit
: discretionary accruals
RAUit
: reputasi auditor pada tahun t, yang diukur dari ukuran KAP (Big
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Four atau non-Big Four) Jika KAP tersebut termasuk katagori Big Four maka bernilai 1 jika KAP tersebut tidak termasuk katagori Big Four maka bernilai 0. RUWit
: reputasi underwriter pada tahun t, yang diukur dari ukuran underwriter. Jika underwriter yang masuk top ten bróker maka diberi angka 1 dan jika tidak, maka diberi angka 0
ROAit
: return on Asset pada tahun t
ROEit
: return on Equity pada tahun t.
RLTAit
: ukuran perusahaan yang diukur dari total asset pada tahun t
εit
: error
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian statistic yang dilakukan adalah : 1. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji-t) Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel independen. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variable independen berpengaruh terhadap variabel independen. 2. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji-F) Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apakah tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai koefisien dterminasi yang mendekati 0 menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan bahwa informasi yang berada pada variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/z