BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998). Pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam waktu tertentu dan kegiatan (progam, event, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terperinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu (Cresswell, dalam Herdiansyah, 2012). Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa metode penelitian studi penelaahan kasus (case study) merupakan studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal dianalisis secara mendalam meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta
penggunaan berbagai teknik secara intergratif. Dalam penelitian ini akan berfokus pada proses manajemen risiko dan strategi penurunan infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah meliputi pihak manajemen rumah sakit, Komite tim PPIRS, dan petugas di unit rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan informan yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi dari rumah sakit yaitu ketua tim PPIRS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit), IPCN (Infection Preventive Control Nursing), para kepala ruang rawat inap, dan IPCLN (Infection Preventive Control Link Nursing ), petugas rawat inap yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi. C. Populasi dan Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004 dalam Hidayat, 2009). Populasi dalam peneliti adalah semua tim yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian manajemen risiko infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan,
informan, teman dan guru dalam penelitian. Penelitian ini akan menggunakan informan yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi dari rumah sakit yaitu ketua tim PPIRS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit), IPCN (Infection Preventive Control Nursing), para kepala ruang rawat inap, dan IPCLN (Infection Preventive Control Link Nursing ) yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda dengan yang non kualitatif (Moleong, 2007). Penentuan sampel atau informan ini menggunakan teknik purposive sampling. Dalam purposive sampling menurut Herdiyansyah (2012), subjek dan lokasi penelitian yang dipilih biasanya disesuaikan dengan tujuan penelitian untuk mempelajari atau memahami permasalahan pokok yang akan diteliti. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Cara pengambilan sampel dengan teknik ini bahwa sampel tidak dimaksud untuk mewakili populasi, melainkan untuk mewakili informasi. D. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016.
E. Variabel Penelitian Menurut Pratiknya (2007), bahwa variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variabel. Pada penelitian ini akan terdiri dari dua variabel yaitu variabel manajemen risiko pada HAIs dan variabel strategi penurunan infeksi di rumah sakit. F. Definisi Operasional Berikut tabel 1.1 uraian definisi operasional dalam penelitian ini : Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional
Manajemen risiko pada HAIs
Kegiatan perencanaan proses pengontrolan pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan secara sistematis oleh rumah sakit melalui tahap identifikasi, analisis, evaluasi, tindak lanjut pengurangan terjadinya risiko infeksi yang mengancam dan merugikan pasien
Strategi penurunan infeksi
Merupakan cara untuk menurunkan risiko infeksi melalui mentoring dan review, komunikasi dan konsultasi yang melibatkan manajemen dan struktur organisasi yang diterapkan dalam pelaksananan pencegahan dan pengendalian Infeksi HAIs di rumah sakit
Cara ukur
Telaah dokumen, wawancara mendalam
Telaah dokumen, wawancara mendalam
Alat ukur
Skala
Pedoman wawancara dan ceklist asessmen ICRA (Infection Control Risk Assessment)
-
Dokumen, pedoman wawancara
-
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah asessmen risiko infeksi (Infection
Control Risk Assessment), pedoman wawancara yang ditulis oleh peneliti sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dan telaah dokumen. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan alat tulis dan alat recording. Menurut Jonker, dkk (2011) bahwa instrumen yang percakapan digunakan dalam menghasilkan data, diikuti dengan observasi oleh penelitian dan melibatkan percakapan yang direkam, hasilnya kemudian diklarifikasi dan dianalisis. H. Uji Validitas Data Uji validitas data atau kesahihan apa yang akan di ukur. Penelitian ini akan menggunakan teknik triangulasi dalam menvalidkan data. Teknik triangulasi meliputi triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori. Triangulasi sumber, yakni mengumpulkan data yang sama dari beberapa sumber yang berbeda. Triangulasi metode, yakni mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik atau pengumpulan data yang berbeda. Triangulasi teori untuk menginterpretasikan data yang sejenis. I. Analisa data Analisa data kualitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah mengatur data mentah menjadi kategori konseptual dan membuat tema atau konsep (Neuman, 2013). Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2012) terdiri atas empat tahapan yaitu
pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan, berikut penjabarannya : 1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data pendapat dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan di akhir penelitian. Pada tahap awal peneliti melakukan studi pre-eliminary yang berguna untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti benarbenar ada. Proses pengumpulan data dapat dimulai pada saat peneliti melakukan pendekatan dengan subjek, observasi, catatan lapangan, sampai interaksi peneliti dengan lingkungan sosial subjek atau informan. Menurut Jonker, dkk (2011), data merupakan hal yang melibatkan semua informasi yang dikumpulkan peneliti selama penelitiannya baik dari data yang sengaja dihasilkan (misal skor jawaban kuesioner) atau data yang sudah (pengumpulan laporan tahunan). Ketika peneliti telah mendapatkan data yang cukup untuk diproses dan dianalisa, tahap selanjutnya adalah melakukan reduksi data. 2. Reduksi Data Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang didapatkan menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan formatnya masing-masing. Pada penelitian ini data yang didapatkan
akan dirangkum berdasarkan kategorinya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan diformat menjadi bentuk verbatim wawancara, hasil observasi dan temuan lapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi skrip analisis dokumen. 3. Display Data Tahap selanjutnya setelah data sudah diubah menjadi bentuk tulisan yaitu display data. Display data merupakan proses mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matrik kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. Terdapat tiga tahapan dalam display data, yaitu kategori tema, subkategori tema dan proses pengodean. Ketiga tahapan saling terkait satu sama lain. Menurut Neuman (2013), proses pengodean yaitu : a. Penyandian terbuka (open coding) ialah pengkodean yang dilakukan pertama dalam data tersebut untuk diringkas menjadi kategori
b. Penyandian aksial (axial coding) adalah tahap kedua dalam pengkodean yang dilakukan ketika menyusun kode, menautkannya, dan menemukan kategori analitis utama c. Penyandian selektif (selective coding) yaitu tahap terakhir dalam pengkodean data dengan memeriksa kode-kode sebelumnya untuk mengidentifikasi dan memilih data yang mendukung kategori. 4. Kesimpulan/ Verifikasi Kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data. Kesimpulan menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut. Terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam tahap kesimpulan. Yang pertama, menguraikan subkategori tema dalam tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote verbatim wawancara. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan aspek/komponen/faktor/dimensi dari central phenomenon penelitian. Ketiga, membuat kesimpulan tersebut dengan memberikan penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan. Analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah berdasarkan fakta yang ditemukan tentang manajemen risiko infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta yang disesuaikan dengan kerangka konsep penelitian. Peneliti menganalisis data yang didapatkan dengan mendeskripsikan hasil data yang ditemukan di
lapangan
berdasarkan
pengelompokan
data
hasil
wawancara.
Kemudian peneliti akan mengevaluasi dari isi hasil pengumpulan data tersebut dengan kerangka konsep yang sudah dibuat oleh peneliti diselaraskan berdasarkan hasil temuan dilapangan. J. Tahapan Penelitian Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah : 1. Tahap pra lapangan Tahap pra lapangan merupakan tahap orientasi untuk memperoleh gambaran penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan studi pendahuluan terdahulu terkait kasus yang akan diteliti. Peneliti mengurus permohonan ijin studi pendahuluan dan mencari data informasi mengenai manajemen risiko ICRA dengan melakukan wawancara dan peneliti ikut terlibat dalam rapat diskusi bersama tim PPI Pencegahan dan Pengendalian Infeksi). 2. Tahap kerja Dalam tahap ini peneliti akan melakukan penelitian langsung. Peneliti
membuat
permohonan izin
kepada
pihak RS
PKU
Muhammadyah Gamping Yogyakarta. Kemudian peneliti melakukan pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data yang dibantu dan diarahkan melalui pembimbing lapangan. Pada tahapan ini adapun cara pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode wawancara dan metode dokumentasi, berikut penjelasannya : a. Metode Wawancara Wawancara
adalah
teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi secara lisan melaui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan narasumber. Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan teknik jenis wawancara semi struktur (semi structured Interview). Menurut Herdiyansyah (2012) Ciri-ciri wawancara semi-terstruktur adalah sebagai berikut: (1) pertanyaan yang diberikan terbuka, (2) kecepatan wawancara dapat diprediksi, (3) fleksibel, tetapi dapat terkontrol, (4) terdapat pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata, (5) tujuan wawancara ialah untuk memahami suatu fenomena. Peneliti akan menulis sendiri untuk pedoman wawancara yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian b. Metode dokumentasi Menurut Arikunto (2010), bahwa metode dokumentasi ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencari data terkait hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dokumen yang digunakan menggunakan dokumen resmi yang ada di komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
rumah sakit yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi HAIs. Dokumen tersebut antara lain : dokumen program kerja, daftar hadir, pertemuan dan notulen rapat, laporan evalasi kegiatan, laporan surveilans HAIs, struktur organisasi, profil rumah sakit, SOP (Standar Operasional Prosedur) dan kebijakan terkait pencegahan dan pengendalian infeksi, dan sebagainya. 3. Tahap Pengolahan data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara manual dengan proses yaitu a. Hasil Wawancara mendalam dan telaah dokumen b. Trankrip data dibuat berdasarkan catatan dan rekaman yang dilakukan pada saat wawancara c. Transkrip data diberikan kode berdasarkan masing-masing informan d. Data dikategorikan disesuaikan dengan jawaban hasil wawancara e. Dilakukan analisis isi wawancara dan telaah dokumen. f. Dalam tahap ini pla, peneliti melakukan konfirmasi kembali data yang diperoleh dari lapangan dengan teori-teori. K. Etika Penelitian Penelitian mengenai “Analisis ICRA (Infection Control Risk Assessment) dan Strategi Penurunan Risiko Infeksi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta”, peneliti memegang teguh prinsip etika penelitian yaitu dengan cara:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Peneliti mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk mendapatkan informasi dengan memberikan kebebasan kepada subjek atau informan untuk berpartisipasi dan terlibat dalam penelitian ini atau tidak. Peneliti mempersiapkan lembar persetujuan subjek (inform consent) sebagai bentuk lembar persetujuan antara peneliti dengan responden/informan (Notoatmodjo, 2010). Kemudian subjek juga mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang dilaksanakan, hak memilih dan memutuskan, dan penjelasan data yang diperoleh hanya dipergunakan untuk pengembangan ilmu (Nursalam, 2013). 2. Beneficience Penelitian ini tidak membahayakan, tidak memiliki resiko negatif dan hal yang dapat merugikan informan. 3. Menghormati privasi dan kerahasiaan (respect for privacy and confidentiality) Peneliti
menperhatikan
hak
responden
untuk
tidak
memberitahukan apa yang diketahui kepada orang lain dengan arti lain peneliti menjaga kerahasiaan mengenai informasi yang didapatkan, hasil penelitian, dan masalah terkait lainnya (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini semua bentuk informasi yang diperoleh oleh peneliti
baik dari data primer maupun primer dijaga kerahasiaannya hanya dipergunakan untuk penelitian ini saja.