75
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang Analisis Kebutuhan Pendidikan Multikultural Berbasis Kompetensi pada SLTP Kota Mataram Nusa Tenggara Barat adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan ini dipilih karena lebih sesuai untuk mengungkap apa yang menjadi masalah penelitian yang akan dilakukan, yakni suatu fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan yang terkait dengan usahausaha dalam rangka terpenuhinya kebutuhan standar dan kebutuhan dasar pebelajar, baik secara akademik dan juga berdasarkan sosio-kultural. Dengan pendekatan ini diharapkan akan bisa mengungkap permasalahan secara rinci dan jelas tanpa memanipulasi atau mensimulasi setting penelitian. Jenis penelitian yang akan dilakukan berdasarkan pada penelitian ini adalah analisis kebutuhan (need assesment). Penetapan jenis penelitian ini didasarkan pada keinginan peneliti mengungkap secara mendalam terhadap apa yang dibutuhkan pebelajar baik secara akademik maupun sosio kultural. Dari hasil pengungkapan itu, peneliti akan mencoba
76
memahami, menganalisis, menginterpretasi dan merumuskan sebuah kisikisi silabus berdasarkan aspirasi kebutuhan pebelajar. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Kota Mataram, pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 1 Mataram, SLTPN 3 Mataram dan SLTPN 14 Mataram. Semua kegiatan penelitian, mulai dari pengurusan surat menyurat pada sekolah bersangkutan sampai pengumpulan data yang diperlukan, dilaksanakan pada tahun semester ganjil 2003/2004, yang berlangsung mulai bulan Juli 2003 sampai bulan November 2003. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi
penelitian ini meliputi para Ahli/Pakar (budayawan,
akademisi, agamawan dan guru) di Kota Mataram, seluruh siswa dan seluruh guru SLTP Negeri Kota Mataram, berada di tiga kecamatan yang relatif memiliki keragaman etnik cukup tinggi, yaitu: Kecamatan Ampenan (Kota Mataram), Kecamatan Cakranegara (Kota Mataram) dan Kecamatan Mataram (Kota Mataram), Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah Ahli/Pakar (budayawan, akademisi, agamawan dan guru) di Kota Mataram, siswa dan guru SLTP
77
Negeri 1 Mataram, siswa dan guru SLTP Negeri 3 Ampenan, siswa dan guru SLTP Negeri 14 Cakranegara. 2. Sampling Sampel penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan purposive Random sampling procedure. Penggunaan Purposive sampling yang merupakan non-probability sampling ketika:
Pertama, ditetapkan 8
orang Ahli/Pakar (budayawan, akademisi, agamawan dan guru) masingmasing kualifikasi 2 orang; ditetapkan sekolah-sekolah yang memiliki tingkat keragaman (variasi) tertinggi dilihat dari sudut etniknya. Parameter etnik digunakan untuk menetapkan besaran variabilitas sekolah. Kedua, sekolah yang memiliki variabilitas etnik tertinggi ditiap kecamatan ditetapkan sebagai setting sampel. Ketiga, besaran sampel pada setiap sekolah yang bersangkutan dihitung secara proporsional berdasarkan jumlah secara keseluruhan dengan tidak mempertimbangkan kelas dan mata pelajaran yang diajar. Sedangkan Random Sampling yang merupakan probability sampling digunakan ketika menentukan individu sampel, dengan cara siswa dan guru diberi nomor urut, kemudian di random dengan mengambil nomor ganjil-genap secara selang-seling setiap 10 individu.
78
Besaran sampel Ahli/Pakar mengacu pada sampling penelitian yakni sesuai dengan tujuan diasumsikan 8 orang Ahli/Pakar masingmasing kualifikasi 2 orang dianggap mewakili. Sedangkan besaran sampel pada siswa dan guru mengacu pada tabel Krejcie (Sugiyono, 2000: 63) yakni, jumlah populasi keseluruhan adalah 2741 orang siswa. Dikarenakan jumlah populasi sebesar 2741 orang siswa tidak terdapat dalam daftar tabel Krejcie, peneliti menyesuaikannya dengan mengambil jumlah populasi paling mendekati yang ada pada tabel, yakni pada tabel sebesar 2800 populasi memerlukan sampel 338 orang siswa. Demikian halnya dengan besaran sampel guru juga mengacu pada tabel Kerjcie yakni, jumlah populasi keseluruhan adalah 153 orang guru. Dikarenakan jumlah populasi sebesar 153 orang guru tidak terdapat dalam daftar tabel Krejcie, peneliti menyesuaikan dengan mengambil jumlah populasi tabel yang mendekati, yakni pada tabel sebesar 150 populasi memerlukan sampel 108 orang guru. Mengingat besarnya jumlah siswa dan guru pada setiap sekolah berbeda, maka besaran sampel masing-masing sekolah sebagai berikut. 1.a. Jumlah siswa SLTP Negeri 1 Mataram 1150 orang siswa, jika diproporsionalkan maka jumlah sampel yang diambil dari SLTP N 1 Mataram adalah : 338/2741 x 1150 = 141,8 (142 orang siswa).
79
b. Jumlah guru SLTP Negeri 1 Mataram 62 orang guru, jika diproporsionalkan maka jumlah sampel yang diambil dari SLTP N 1 Mataram adalah : 108/153 x 62 = 43,7 (44 orang guru). 2.a. Jumlah siswa SLTP Negeri
3 Mataram 843 orang siswa, jika
diproporsionalkan maka jumlah sampel yang diambil dari SLTP N 1 Mataram adalah : 338/2741 x 843 = 103,9 (104 orang siswa). b. Jumlah guru SLTP Negeri 3 Mataram 49 orang guru, jika diproporsionalkan maka jumlah sampel yang diambil dari SLTP N 3 Mataram adalah : 108/153 x 49 = 34,6 (35 orang guru). 3.a. Jumlah siswa SLTP Negeri 14 Mataram 748 orang siswa, jika diproporsionalkan maka jumlah sampel yang diambil dari SLTP N 1 Mataram adalah : 338/2741 x 748 = 92,2 (92 orang siswa). b. Jumlah guru SLTP Negeri 14 Mataram 42 orang guru, jika diproporsionalkan maka jumlah sampel yang diambil dari SLTP N 14 Mataram adalah : 108/153 x 42 = 29,6 (29 orang guru). Komposisi anggota sampel penelitian berdasarkan masing-masing sekolah sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini.
80
Tabel 3.1 : Komposisi Anggota Sampel Siswa Berdasarkan Sekolah No
Nama Sekolah
Populasi
Sampel
1
SLTP Negeri 1 Mataram
1150
142
2
SLTP Negeri 3 Mataram
843
104
3
SLTP Negeri 14 Mataram
748
92
2741
338
Total
Tabel 3.2 : Komposisi Anggota Sampel Guru Berdasarkan Sekolah No
Nama Sekolah
Populasi
Sampel
1
SLTP Negeri 1 Mataram
62
44
2
SLTP Negeri 3 Mataram
49
35
3
SLTP Negeri 14 Mataram
42
29
153
108
Total
D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis kebutuhan dengan desain analisis faktor. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan data yang diharapkan, yakni melakukan analisis kebutuhan akademik dan kebutuhan sosio kultural siswa terkait dengan analisis kebutuhan pendidikan multikultural berbasis kompetensi
yang menjadi tujuan
penelitian. Secara visual desain penelitian yang dilakukan adalah seperti pada tabel berikut ini.
81
Tabel 3.3: Rancangan Penelitian KS KS1
KS2
KS3
KS4
KD1
KD2
KD3
KD4
KD5
KD6
KD7
KD8
KD9
KD10
KD11
KD12
KD13
KD14
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
KD (X)
KD1 X1 KD2 X2 KD3 X3 KD4 X4 KD5 X5 KD6 X6 KD7 X7 KD8 X8 KD9 X9 KD10 X10 KD11 X11 KD12 X12 KD13
82 KS KS1
KS2
KS3
KS4
KD1
KD2
KD3
KD4
KD5
KD6
KD7
KD8
KD9
KD10
KD11
KD12
KD13
KD14
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
KD (X)
X13 KD14 X14
Keterangan: KS = Kompetensi Standar KS1 = Kompetensi Standar 1; Menguasai materi-materi multikulturalisme KD1: Kompetensi Dasar1;Mengetahui tentang adanya keanekaragaman budaya bangsa sebagai realitas sosial masyarakat, sebagai bentuk masyarakat multikultur, plural, majemuk sehingga perlu bentuk prilaku yang demokratis, dialogis, terbuka dan kritis. KD2 : Kompetensi Dasar 2; Mengetahui pentingnya saling menghargai dan menghormati antar sesama anggota masyarakat yang berbeda latar belakang budaya, agama, ras, etnik, gender dll KD3 : Kompetensi Dasar 3; Mengetahui pentingnya kesamaan hak, keadilan sosial, demokratisasi, dan partisipasi kolektif sebagai anggota masyarakat KD4 :Kompetensi Dasar 4; Mengetahui pentingnya pelestarian kanekaragaman budaya bangsa baik lokal maupun nasional, sehingga melahirkan apresiasi antar budaya. KS2
= Kompetensi Standar 2; Memahami nilai-nilai multikulturalisme. KD5 : Kompetensi Dasar 5; Memahami pola interaksi yang demokratis dan menghargai keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama dan gender. KD6 : Kompetensi Dasar 6; Memiliki sikap terbuka terhadap keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama, gender dll. KD7 : Kompetensi Dasar 7; Peka terhadap keadilan sosial tanpa memandang latar belakang budaya.
KS3
= Kompetensi Standar 3; Mengaplikasikan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan siswa, baik dilingkungan sempit maupun dilingkungan luas.
83
KD8 : Kompetensi Dasar8; Manifestasi nilai-nilai positif agama dan nilai-nilai luhur budaya dalam membangun komunitas masyarakat yang damai dan bersatu. KD9 : Kompetensi Dasar 9; Menunjukkan prilaku positif terhadap sikap yang demokratis dan berkeadilan social. KD10 : Kompetensi Dasar 10; Menunjukkan prilaku positif terhadap sikap kebersamaan dan gotong royong KD11 : Kompetensi Dasar 12; Memiliki kemampuan berinteraksi dan berinternalisasi sebagai mahluk sosial di tengah keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama, gender dll. KS4
= Kompetensi Standar 4; Membentuk kepribadian multikulturalisme siswa. KD12 : Kompetensi Dasar 12; Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa KD13 : Kompetensi Dasar 13; Memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi etik budaya secara baik, dengan menghormati, menghargai budaya sendiri dan budaya orang lain dalam berinteraksi dan bersosialisasi pada masyarakat multikultural. KD14 : Kompetensi Dasar 14; Memahami perkembangan dan kemajuan tekhnologi sebagai hasil karya masyarakat multikultural yang maju dalam berinovasi dan berkreativitas. Tabel 3.4: Rancangan Penelitian
VARIABEL Sub Variabel Sub Variabel K1 K2 H1 H2 KD1 KD2 KD3 M1 M2 M3 MKB1 MKB2 MKB3
K
T
K K T T 1 2 1 2
H
K
M
MKB
H H K K K M MM M M 1 2 D D D 1 2 3 K K 1 2 3 B B 1 2
MMM M K B 3
M M M 1
M M M 2
M M M 3
KRB M M M 4
K R B 1
K R B 2
MKK K R B 3
M K K 1
M K K 2
RAB M K K 3
R A B 1
R A B 2
ADM R A B 3
A D M 1
A D M 2
A D M 3
84 VARIABEL Sub Variabel
K
T
K K T T 1 2 1 2
Sub Variabel MMM1 MMM2 MMM3 MMM4 KRB1 KRB2 KRB3 MKK1 MKK2 MKK3 RAB1 RAB2 RAB3 ADM1 ADM2 ADM3
H
K
M
MKB
H H K K K M MM M M 1 2 D D D 1 2 3 K K 1 2 3 B B 1 2
MMM M K B 3
M M M 1
M M M 2
M M M 3
KRB M M M 4
Keterangan: K
= Ketaqwaan K1 = Keimanan K2 = Ketaatan
T
= Toleransi T1 = Tenggang Rasa T2 = Kesadaran
H
= Humanis H1 = Mencintai sesama manusia H2 = Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
KT
= Kesederajatan KD1 = Persamaan derajat KD2 = Persamaan hak KD3 = Persamaan kewajiban
M
= Mengutamakan keutuhan bangsa M1 = Cinta tanah air M2 = Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
K R B 1
K R B 2
MKK K R B 3
M K K 1
M K K 2
RAB M K K 3
R A B 1
R A B 2
ADM R A B 3
A D M 1
A D M 2
A D M 3
85
M3
= Memajukan pergaulan antar sesama manusia
MKB = Mengutamakan kepentingan bersama MKB1 = Suka bekerjasama MKB2 = Mendahulukan kepentingan orang banyak MKB3 = Memiliki kesadaran dan kemauan saling membantu tanpa pamrih MMM = Mengutamakan musyawarah dan mufakat MMM1= Mengutamakan musyawarah dan mufakat MMM2= Menghargai pendapat orang lain MMM3= Tidak memaksakan kehendak dan pendapat terhadap orang lain MMM4= Kritis terhadap setiap permasalahan KRB = Kekerabatan KRB1 = Memiliki rasa setiakawan KRB2 = Memiliki rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa dan agama KRB3 = Menghayati dan memahami berbagai budaya bangsa MKK = Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban MKK1 = Menghormati hak orang lain MKK2 = Mendahulukan kewajiban daripada hak MKK3 = Menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang RAB = Rasionalitas antar budaya RAB1 = Mengakui budaya sendiri dan budaya orang lain RAB2 = Memahami budaya sendiri dan budaya orang lain RAB3 = Menghargai budaya sendiri dan budaya orang lain ADM = Anti diskriminasi dan marjinalisasi ADM1 = Anti terhadap subordinasi peran dan tanggungjawab ADM2 = Mengakui adanya potensi yang sama dalam berekspresi ADM3 = Mengakui adanya kesempatan yang sama dalam pelayanan publik
86
E. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 1. Variabel Penelitian Untuk menganalisis tentang faktor-faktor rumusan kompetensi pendidikan multikultural
dan faktor-faktor yang dapat dijadikan
materi pendidikan multikultural sesuai dengan kebutuhan akademik dan kebutuhan sosio kultural siswa
SLTP Negeri di Mataram,
digunakan analisis faktor dengan variabel dan sub variabel sebagai berikut. a. Variabel rumusan kompetensi pendidikan multikultural Menguasai materi-materi multikulturalisme (KS1) KD1 : Mengetahui tentang adanya keanekaragaman budaya bangsa sebagai realitas sosial masyarakat, sebagai bentuk masyarakat multikultur, plural, majemuk sehingga perlu bentuk prilaku yang demokratis, dialogis, terbuka dan kritis (X1). KD2 :Mengetahui pentingnya saling menghargai dan menghormati antar sesama anggota masyarakat yang berbeda latar belakang budaya, agama, ras, etnik, gender dll (X2) KD3 :Mengetahui pentingnya kesamaan hak, keadilan sosial, demokratisasi, dan partisipasi kolektif sebagai anggota masyarakat (X3). KD4 : Mengetahui pentingnya pelestarian kanekaragaman budaya bangsa baik lokal maupun nasional, sehingga melahirkan apresiasi antar budaya (X4) Memahami nilai-nilai multikulturalisme. (KS2) KD5 : Memahami pola interaksi yang demokratis dan menghargai keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama dan gender (X5). KD6 : Memiliki sikap terbuka terhadap keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama, gender dll (X6).
87
KD7 : Peka terhadap keadilan sosial tanpa memandang latar belakang budaya (X7) Mengaplikasikan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan siswa, baik dilingkungan sempit maupun dilingkungan luas (KS3) KD8 : Manifestasi nilai-nilai positif agama dan nilai-nilai luhur budaya dalam membangun komunitas masyarakat yang damai dan bersatu (X8). KD9 : Menunjukkan prilaku positif terhadap sikap yang demokratis dan berkeadilan social (X9). KD10 : Menunjukkan prilaku positif terhadap sikap kebersamaan dan gotong royong (X10). KD11 : Memiliki kemampuan berinteraksi dan berinternalisasi sebagai mahluk sosial di tengah keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama, gender dll (X11) Membentuk kepribadian multikulturalisme siswa (KS4). KD12 : Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (X12). KD13 : Memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi etik budaya secara baik, dengan menghormati, menghargai budaya sendiri dan budaya orang lain dalam berinteraksi dan bersosialisasi pada masyarakat multikultural (X13). KD14 : Memahami perkembangan dan kemajuan tekhnologi sebagai hasil karya masyarakat multikultural yang maju dalam berinovasi dan berkreativitas (X14).
b. Variabel rumusan materi pendidikan multikultural 1. Tema Ketuhanan 1.1. Ketaqwaan (K) Keimanan (K1) Ketaatan (K2) 1.2. Toleransi (T) Tenggang Rasa (T1) Kesadaran (T2) 2. Tema kemanusiaan 2.1. Humanis (H)
88
Mencintai sesama manusia (H1) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan (H2) 2.2. Kesederajatan (KT) Persamaan derajat (KT1) Persamaan hak (KT2) Persamaan kewajiban (KT3) 3. Tema Persatuan dan Kesatuan 3.1. Mengutamakan keutuhan bangsa (M) Cinta tanah air (M1) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa (M2) Memajukan pergaulan antar sesama manusia (M3) 3.2. Mengutamakan kepentingan bersama (MKB) Suka bekerjasama (MKB1) Mendahulukan kepentingan orang banyak (MKB2) Memiliki kesadaran dan kemauan saling membantu tanpa pamrih (MKB3) 4. Tema Kerakyatan 4.1. Mengutamakan musyawarah dan mufakat (MMM) Mengutamakan musyawarah dan mufakat (MMM1) Menghargai pendapat orang lain (MMM2) Tidak memaksakan kehendak dan pendapat terhadap orang lain (MMM3) Kritis terhadap setiap permasalahan (MMM4) 4.2. Kekerabatan (KRB) Memiliki rasa setiakawan (KRB1) Memiliki rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa dan agama (KRB2) Menghayati dan memahami berbagai budaya bangsa (KRB3) 5. Tema Keadilan 5.1. Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban (MKK) Menghormati hak orang lain (MKK1) Mendahulukan kewajiban daripada hak (MKK2) Menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang (MKK3) 5.2. Rasionalitas antar budaya (RAB) Mengakui budaya sendiri dan budaya orang lain (RAB1) Memahami budaya sendiri dan budaya orang lain (RAB2)
89
Menghargai budaya sendiri dan budaya orang lain (RAB3) 5.3. Anti diskriminasi dan marjinalisasi (ADM) Anti terhadap subordinasi peran dan tanggungjawab (ADM1) Mengakui adanya potensi yang sama dalam berekspresi (ADM2) Mengakui adanya kesempatan yang sama dalam pelayanan publik (ADM3)
2. Definisi Operasional Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang membentuk siswa untuk dapat menghargai pluralisme budaya, mengakui keragaman budaya dengan
memanfaatkan ragam budaya tersebut
untuk memupuk kesadaran multikultural dalam suatu bingkai bhineka tunggal ika . Lembar penilaian rumusan kompetensi dan kuesioner pendidikan multikultural disusun berdasarkan pendapat yang diadopsi dari Suzuki (1979: 47-48) yang pada dasarnya memiliki kemiripan dengan pandangan Fay (1996), Jary dan Jary (1991) dan Watson (2000), serta dikombinasikan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pramono (1999:6) dan Purwasito (2003). Kompetensi akademik sosial pendidikan multikultural terdiri dari kompetensi standar dan kompetensi dasar,
perumusannya
didasarkan pada pendapat McAshan (1981:45) senada dengan pendapat Hall dan Jones,(1976) juga Finch dan Crunkiulton (1979). Kompetensi standar pendidikan multikultural merupakan kemampuan
90
tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa, yang dapat diungkapkan, ditunjukkan atau diekspresikan siswa sebagai hasil belajar. Kompetensi dasar pendidikan multikultural merupakan perincian lebih lanjut dari kompetensi standar, yaitu merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang minimal harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai kompetensi standar. Pendidikan multikultural mencakup tema/materi : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan dan Kesatuan, Kerakyatan
dan Keadilan
yang dijabarkan dalam aspek-aspek yang lebih rinci dengan indikatorindikator yang jelas dan terukur. Tema ketuhanan; dimaksudkan untuk membentuk sikap sadar terhadap nilai-nilai, norma-norma religiusitas siswa, meyakini dan menjalankan ajaran agama
sesuai dengan agama dan
kepercayaanya dalam berkehidupan pada masyarakat yang beragam, sehingga terjalin keharmonisan hidup dalam keragaman. Tema ketuhanan mencakup aspek- aspek antara lain: ♦ Ketaqwaan adalah Suatu sikap dan prilaku siswa yang mencerminkan ketaatan, ketundukan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indikatornya adalah:
91
1. Keimanan yaitu, sikap dan prilaku yang mencerminkan keyakinan dan kepercayaan individu/ siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Ketaatan yaitu sikap dan prilaku yang mencerminkan ketundukan dan kepatuhan dalam menjalani perintah dan menghindari larangan agama. ♦ Toleransi yaitu,
suatu sikap menenggang rasa (menghargai,
membolehkan) orang lain untuk
beragama, berkepercayaan,
berpendirian dan berpendapat berbeda dengan diri individu. Indikatornya adalah: 1. Tenggang rasa yakni menghormati pilihan dan cara berekspresi orang lain dalam menjalankan ibadah yang sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 2. Kesadaran yaitu sikap sadar diri individu dalam memahami, menghargai dan menjalankan ajaran agama yang diyakininya serta sikap sadar dalam mengakui adanya keragaman keyakinan yang diyakini orang lain. Tema Kemanusiaan;
dimaksudkan
dapat membentuk sikap
perduli dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dengan mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban sesama manusia.
92
Tema kemanusiaan mencakup aspek: Humanis dan Kesederajatan. ♦ Humanis adalah suatu sikap yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan Indikatornya: 1. Mencintai sesama manusia 2. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan ♦ Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia. Indikatornya: 1. Persamaan derajat dilihat dari agama,, suku bangsa, ras, jender dan golongan 2. Persamaan hak dari segi, pendidikan, pekerjaan dan kehidupan yang layak 3. Persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, sebagai individu dan anggota masyarakat. Tema Persatuan dan Kesatuan; yang dimaksud dapat membentuk pikiran, pemahaman dan sikap atau prilaku yang senantiasa mengutamakan keutuhan dan kedaulatan kolektif sebagai warga masyarakat dan warga
93
bangsa dengan semangat pluralitas antar buadaya. Aspek-aspeknya antara lain : ♦ Mengutamakan keutuhan bangsa yaitu menciptakan kehidupan yang harmonis antar sesama warga bangsa yng mempunyai keragaman budaya dalam rangka mewujudkan bangsa yang bersatu. Indikatornya: 1. Cinta tanah air 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa 3. Memajukan pergaulan antar sesama manusia Tema Kerakyatan: dimakdsudkan dapat membentuk sikap yang demokratis, terbuka terhadap keragaman, menghargai aspirasi antar sesama serta menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran dalam mewujudkan
masyarakat pluralis yang damai dan bermartabat. Aspek-aspeknya antara lain: ♦ Mengutamakan kepentingan bersama, yaitu suatu sikap yang lebih mengedepankan kepentingan bersama tanpa dibatasi oleh unsur-unsur keragaman budaya Indikatornya: 1. Suka bekerjasama 2. Mendahulukan kepentingan orang banyak
94
3. Memiliki kesadaran dan kemauan saling membantu tanpa pamrih ♦ Mengutamakan Musyawarah dan Mufakat, yaitu suatu sikap yang lebih mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan permasalahan untuk kepentingan bersama. Indikatornya: 1. Mengutamakan musyawarah dan mufakat 2. Menghargai pendapat orang lain 3. Tidak memaksakan kehendak dan pendapat terhadap orang lain 4. Kritis terhadap setiap permasalahan ♦ Kekerabatan, yaitu suatu sikap bersahabat, kekeluargaan yang lahir dari rasa persaudaraan dan menjadi bagian dari kelompok dan masyarakat. Indikatornya: 1. Memiliki rasa setiakawan 2. Memiliki rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa dan agama 3. Menghayati dan memahami berbagai budaya bangsa. Tema Keadilan: Dimaksudkan dapat membentuk sikap empati terhadap orang lain serta memiliki kepekaan sosial terhadap sesama manusia, merasa sama dan sederajat dalam hubungan sosial dan anti terhadap diskriminasi atau marjinalisasi. Aspek-aspeknya antara lain:
95
♦ Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu: suatu sikap sadar dalam menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai manusia Indikatornya: 1. Menghormati hak orang lain 2. Mendahulukan kewajiban daripada hak, dengan ciri : mentaati aturan, tidak main hakim sendiri, bekerja dengan baik, menangkal pengaruh negatif budaya lain dan melestarikan budaya nasional. 3. Menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang, dengan ciri : setiap pelanggar hukum harus ditindak, berperan serta dalam kegiatan-kegiatan sosial, tanggap dan peduli pentingnya stabilitas nasional. ♦ Rasionalitas antar budaya, yaitu: suatu sikap yang menganggap bahwa dengan menggunakan pikiran secara cerdas dapat memecahkan segala bentuk permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat multi-budaya. Indikatornya: 1. Mengakui budaya sendiri dan budaya orang lain 2. Memahami budaya sendiri dan budaya orang lain 3. Menghargai budaya sendiri dan budaya orang lain
96
♦ Anti
diskriminasi
dan
marjinalisasi,
yaitu
suatu
sikap
yang
menunjukkan kesamaan hak dan kesempatan dalam aktivitas kehidupan sebagai warga manusia. Indikatornya: 1. Anti terhadap subordinasi peran dan tanggungjawab 2. Mengakui adanya potensi yang sama dalam berekspresi 3. Mengakui adanya kesempatn yang sama dalam pelayanan publik Dari aspek-aspek pendidikan multikultural indikator tersebut di atas dijadikan materi pernyataan untuk melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut, bagaimana supaya Tujuan Program Pendidikan Multikultural dapat membantu siswa dalam: 1. Memahami latar belakang diri dan kelompok dalam masyarakat 2. Menghormati dan mengapresiasi kebhinekaan budaya dan sosio-historis etnik 3. Mengeleminasi
sikap-sikap
yang
terlalu
etnosentris
dan
penuh
purbasangka 4. Memahami faktor-faktor sosial, ekonomis, psikologis, dan historis yang menyebabkan terjadinya polarisasi etnik, ketimpangan dan keterasingan etnik
97
5. Meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis masalah-masalah rutin dan isu melalui proses demokratis melalui sebuah visi tentang masyarakat yang lebih baik, adil dan bebas 6. Mengembangkan jati diri yang bermakna bagi semua orang Pada mata pelajaran apa dapat diintegrasikan materi pendidikan multikultural, dalam penelitian ini ditentukan 7 mata pelajaran SLTP yakni: IPA, IPS, Matematika, Bahasa IIndonesia, Agama, PPKN, Muatan lokal. Kisi-kisi analisis kebutuhan pendidikan multikultural
baik kisi-kisi
kuesioner untuk guru ataupun siswa, dicantumkan pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7
F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Proses pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan tahapantahapan, sebagai berikut: 1.1. Tahapan Persiapan Pada tahapan persiapan, peneliti melakukan survey awal di lokasi penelitian yakni semacam penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengenali dengan baik lingkungan dimana penelitian dilakukan. Hal yang biasa dilakukan peneliti pada tahapan ini
98
adalah, menghadap dan memperkenalkan diri secara resmi pada kepala-kepala SLTPN Mataram yang terpilih jadi lokasi penelitian dengan mengutarakan maksud serta tujuan kedatangan peneliti pada sekolah tersebut. Untuk
kelancaran
administrasi,
sebelumnya
peneliti
mengurus surat ijin penelitian secara prosedural, sesuai dengan ketentuan dan aturan wilayah penelitian. Seperti yang biasa dilakukan peneliti lainnya, pengurusan surat ijin penelitian dimulai dari lembaga tempat peneliti studi yaitu pada Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja, kemudian dilakukan pada instansi terkait di wilayah/propinsi tempat dilakukan penelitian. Instansi terkait yang dimaksud seperti PEMDA Tk. I, BAPPEDA Tk.II,
dan DINAS
DIKPORA TK.I dan DIKPORA Tk.II Mataram -Nusa Tenggara Barat. Dengan adanya surat ijin tersebut lebih mempermudah peneliti melakukan pendekatan dan orientasi di lapangan yang bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keakraban antara peneliti, pihak sekolah dan pebelajar. Hal ini penting dilakukan mengingat peneliti merupakan orang baru bagi mereka, maka dengan terjalinnya kerjasama dan keakraban diharapkan tidak menimbulkan kecurigaan dan antipati atas kehadiran peneliti. Sehingga proses
99
pengumpulan data dapat berlangsung secara wajar dan data yang diperoleh memiliki kualitas yang baik. Responden memberikan pendapat atas pernyataan dalam angket dan memberikan informasi yang diperlukan peneliti. Pada tahapan ini juga merupakan waktu yang tepat
bagi
peneliti untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan di lapangan terkait dengan alat pencatatan lapangan (field notes), baik itu dalam menyusun pedoman diskusi dan kuesioner serta segala sesuatu yang terkait dengan kebutuhan peneliti di lapangan.. 1. 2. Data Yang Dikumpulkan Pengumpulan
data
analisis
kebutuhan
pendidikan
multikultural dilakukan dengan lembar penilaian dan kuesioner. Lembar penilaian disusun untuk mendapatkan data dari Ahli/Pakar. Kuesioner yang disusun peneliti
terdiri dari dua macam, satu
disusun untuk mendapatkan data pada siswa dan satu lagi untuk mendapatkan data pada guru. Sebelum lembar penilaian dan kuesioner
disebarkan
pada
sampel
terlebih
dahulu peneliti
melakukan kalibrasi (uji coba) untuk mengetahui validitas butir dan reabilitas instrumen.
validitas isi,
100
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi data tentang: (1) kebutuhan akademik dan sosial siswa, dalam hal ini akan berbentuk rumusan kompetensi standar dan kompetensi dasar, (2) karakteristik sosiologis dan psikologis siswa, dan lingkungan belajar, teraktualisasi dalam rumusan materi-materi pendidikan multikultural; (3) pengintegrasian materi pendidikan multikultural dalam mata pelajaran lainnya. 2. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, untuk
mendapatkan data, peneliti dibantu
dengan instrumen penelitian, yaitu: Lembar penilaian Ahli/Pakar, kuesioner siswa dan kuesioner guru. Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Pendidikan Multikultural pada Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri Mataram Dimensi Kompetensi *Kompetensi Akademik Sosial Siswa: 1. Kompe tensi Standar 2. Kompe tensi Dasar
Tema 1.Ketuhanan
Aspek-aspek 1. Ketaqwaan
2. Toleransi
Indikator
Pernyataan
Total
+ 1, 4
7, 44
+ 2
3
Σ 5
2. Ketaatan
18, 81
12, 36
2
2
4
1. Tenggang rasa
26
21
1
1
2
2. Kesadaran
6, 38, 91
25
3
1
4
1. Keimanan
101
Dimensi Kompetensi
Aspek-aspek
Tema 2.Kemanusiaan
1. Humanis
Indikator 1. Mencintai sesama manusia 2.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
2. Kesederajatan
Pernyataan
+ 10, 17, 32
65
+ 3
1
Σ 4
2, 16, 60
3, 5
3
2
5
22
2
1
3
35, 41
2
2
4
1. Persamaan derajat dilihat dari agama, 23, suku bangsa, 37 ras, jender dan golongan 2. Persamaan hak dari segi, pendidikan, pekerjaan 39, dan 54 kehidupan yang layak 3.
3.Persatuan Kesatuan
dan
Persamaan kewajiban sebagai hamba 40 Tuhan, sebagai individu dan anggota masyarakat.
Cinta 1. Mengutamak 1. tanah air an keutuhan bangsa 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
Total
31, 51
6, 71, 72
1
1
48
2
3
1
3
3
102
Dimensi Kompetensi
Aspek-aspek
Tema
Indikator
Pernyataan
+
3.
4. Kerakyatan
1.
Menguta makan kepentingan bersama
1.
Memaju 43, kan 53, pergaulan antar sesama 90 manusia Suka bekerjasama
+
-
Σ 3
3
19, 88
2
2
4
30
2
1
3
61
95
1
1
2
1.Mengutamak 76 an musyawara h dan mufakat
87
1
1
2
2.Menghargai pendapat orang lain
55
50
1
1
2
58 3.Tidak memaksaka n kehendak dan pendapat terhadap orang lain
23
1
1
2
56, 75
29
2
1
3
20, 45
2. mendahulukan 11, kepentingan 63 orang banyak 3.Memiliki kesadaran dan kemauan saling membantu tanpa pamrih 2.Mengutamakan Musyawarah dan Mufakat
-
Total
4.Kritis terhadap setiap
103
Dimensi Kompetensi
Tema
Aspek-aspek
Indikator
Pernyataan
Total
+
-
+
-
Σ
64
9, 49, 85
1
3
4
8,
28
2
1
3
83
1
1
2
67
2
1
3
setiap permasalaha n
3.Kekerabatan
1.Memiliki rasa setiakawan
2.Memiliki rasa 13 persaudaraan dengan berbagai suku bangsa dan agama 3.Menghayati 80 dan memahami berbagai suku bangsa dan budaya bangsa 34, 86
5. Keadilan
1. Menghorm 1. Menjaga ati hak orang keseimbangan hak dan lain 68, kewajiban 92 2. Mendahulu kan kewajiban daripada hak 15
3. Menempatk an hak dan kewajiban secara 14, seimbang 69 2. Rasionalitas Antar Budaya
27, 1. Mengakui 59, budaya sendiri dan 66 orang lain
2
2
1
1
84
2
1
3
89
3
1
4
104
Dimensi Kompetensi
Aspek-aspek
Tema
Indikator
Pernyataan
Total
+
-
+
-
Σ
42, 2. Memahami 78 budaya sendiri dan orang lain
46, 62 70, 79
2
4
6
3. Menghargai budaya sendiri dan orang lain
33, 73, 74, 82
4
4
1
4
orang lain
3.Anti Diskriminasi dan Marjinalisasi
1.Anti terhadap subordinasi peran dan tanggungjawab 2.Mengakui adanya potensi yang sama dalam berekspresi 3.Mengakui adanya kesempatan yang sama dalam pelayanan publik
52, 57, 93
94
47
3
1
1
JUMLAH 58+37 =95 Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Pendidikan Multikultural pada Guru SLTPN Mataram Dimensi
Tema
Aspek-aspek
Indikator
Kompetensi *Kompetensi Akademik Sosial Siswa: 1. Kompetensi Standar 2. Kompetensi Dasar
1.Ketuhanan
1.
Ketaqw
1. Keimanan
aan
2.Ketaatan
Pernyataan + 1, 3, 4, 5, 7, 19, 26, 27, 83, 86 8, 39, 40, 55, 70, 71, 87, 90 , 96
2,12 , 78, 81 6, 45, 48, 49, 56, 117
Total +
Σ
10
4
14
9
6
15
105 Dimensi
Tema
Aspek-aspek
Indikator
Pernyataan
Kompetensi
+ 96
2.Toleransi
1.Tenggang rasa
2.Kesadaran
2.Kemanusiaan
1.Humanis
1.Mencintai sesama manusia 2.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
2. Kesederajatan
1.Persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, jender dan golongan 2.Persamaan hak dari segi, pendidikan, pekerjaan dan kehidupan yang layak
117
9,13, 32, 33, 57, 80, 82, 84, 93, 95, 143, 166 10, 20, 47, 58, 91, 101, 102, 104, 107, 115, 133, 135 15, 16, 18, 46, 50, 112 14, 59 62, 126
+
-
Σ
12
12
12
12
6
3
11, 60, 190 61, 76, 109,
25, 51, 52, 75, 74, 79,
98, 120, 123,
Total
4
4
3
2
7
6
5
3
92, 94,
9
2
106 Dimensi
Tema
Aspek-aspek
Indikator
Kompetensi
Pernyataan +
3.
3.Persatuan dan Kesatuan
1.Mengutamakan keutuhan bangsa
Persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, sebagai individu dan anggota masyarakat.
1.Cinta air
tanah
2.Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
1.Memajukan pergaulan antar sesama manusia
4.Kerakyatan 1.Mengutamakan kepentingan bersama
1.Suka bekerjasama
2. Mendahuluka n kepentingan
129, 105
21, 64, ,85, 88, 110, 114, 122, 128, 132, 140,
24, 65, 66, 77, 99, 106, 124, 130, 136, 138, 141, 164 34, 35, 89, 97, 100,11 9. 134, 142, 146, 150, 152, 157 30, 53, 54, 72,
144, 148, 158, 161, 167,
Total
-
+
-
113, 116
2
2
Σ 4
10
8
17, 22, 63, 73, 108, 125, 163, 183
23, 103, 131, 155, 165
17
12
5
17
12
5
111, 137, 139, 147, 153
31, 73, 121, 127,
18
8
4
4
3
3
107 Dimensi
Tema
Aspek-aspek
Indikator
Kompetensi
kepentingan orang banyak 3.Memiliki kesadaran dan kemauan saling membantu tanpa pamrih
2.Mengutamakan Musyawarah dan Mufakat
1.Mengutamak an musyawarah dan mufakat 2.Menghargai pendapat orang lain
Pernyataan + 167, 201, 204
36, 37, 41, 145, 156, 179,
-
Total +
-
4
42, 168, 172
181, 234
174, 213
Σ 4
9 6
3
2
2
2
2
3.Tidak memaksakan kehendak dan pendapat terhadap orang lain 4.Kritis terhadap setiap permasalahan
3.Kekerabatan
1.Memiliki rasa setiakawan
2.Memiliki rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa dan
182, 185 177
162, 195, 198, 215, 217 180, 193, 219,
2
1
7
5
235, 206
2
5
3
231, 235
3
2
108 Dimensi
Tema
Aspek-aspek
Pernyataan
Indikator
Kompetensi
+
bangsa agama
-
+
-
Σ
187, 210, 216
3
3
6
dan
3.Menghayati dan memahami berbagai suku bangsa dan budaya bangsa
5. Keadilan
Total
1.Menghormati hak orang lain 2. Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban 2.Mendahulukan kewajiban daripada hak 3.Menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang 1.Mengakui 3. Rasionalitas budaya sendiri Antar dan orang lain Budaya 2.Memahami budaya sendiri dan orang lain 3.Menghargai budaya sendiri dan orang lain
184, 196, 200
28, 29, 38, 151, 154, 205, 207, 211 43, 44, 160, 199, 203
159,
149, 202
171, 173 192, 197
68, 69, 178, 224, 226
67, 175
8
1
9
6
2
8
2
2
5
2
4
7
186, 220 212, 214 194, 218, 222
2
2
4
3
3
191,
3.Anti Diskriminasi
1. Anti terhadap 229, subordinasi 232, peran dan 233
4
233, 208
2
6
109 Dimensi
Tema
Aspek-aspek
Pernyataan
Indikator
Kompetensi
+
Diskriminasi dan Marjinalisasi
peran dan tanggungjawab 2.
233
Total
208
+
221
2
209,
Mengakui 228 adanya potensi yang sama dalam berekspresi
3. Mengakui 225, 230 adanya kesempatan yang sama dalam pelayanan publik JUMLAH
223, 227
2
-
Σ
1
3
2 4
*Rumusan Kompetensi Pendidikan Multikultural Kompetensi Standar a. Menguasai materimateri multikultura lisme
Kompetensi Dasar
Indikator-Indikator
a.a. Mengetahui tentang adanya keanekaragaman budaya bangsa sebagai realitas sosial masyarakat, sebagai bentuk masyarakat multikultur, plural, majemuk sehingga perlu bentuk prilaku yang demokratis, dialogis, terbuka dan kritis.
1. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur keanekaragaman budaya bangsa 2. Mampu menyebutkan ciri-ciri masyarakat multikultural 3. Mampu menyebutkan sikap hidup demokrasi 4. Mampu mengidentifikasi prilaku yang mendukung budaya demokrasi
a.b.Mengetahui pentingnya menghargai
saling dan
1. Mampu menyebutkan ciri-ciri sikap saling menghargai antar sesama anggota masyarakat 2. Mampu mengidentifikasi prilaku yang mendukung budaya toleransi 3. Memiliki sikap mawas diri
110 Kompetensi Standar
Kompetensi Dasar
Indikator-Indikator
norma-norma menghargai dan 4. Mampu mentaati kehidupan sosial menghormati antar sesama anggota masyarakat yang 1. Mampu menjelaskan hak dan kewajiban manusia sebagai hamba berbeda latar belakang Tuhan budaya, agama, ras, 2. Mampu menyebutkan bentuk etnik, gender dll. kewajiban sebagai individu dan anggota masyarakat
a.c.Mengetahui 3. Mampu mengidentifikasi peranan pentingnya kesamaan pemerintah dalam melindungi hak hak, keadilan sosial, warganegara demokratisasi, dan partisipasi kolektif 1. Mampu mengidentifikasi potensipotensi budaya bangsa sebagai anggota 2. Mampu membedakan budaya lokal masyarakat
b. Memahami nilai-nilai multikultura lisme
a.d.Mengetahui pentingnya pelestarian kanekaragaman budaya bangsa baik lokal maupun nasional, sehingga melahirkan apresiasi antar budaya.
b.a. Memahami pola interaksi yang demokratis dan menghargai keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama dan gender b.b.
Memiliki sikap terbuka terhadap keanekaragaman
dan budaya nasional 3. Memahami nilai filosofis aneka budaya 4. Mampu menyebutkan cara-cara pelestarian budaya bangsa
1. Tidak bersikap sukuisme atau kedaerahan 2. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa 3. Membina toleransi beragama 4. Berani mengalah demi kebenaran
1. Siap menerima kritik orang lain 2. Mampu mengendalikan diri 3. Supel dalam pergaulan 4. Bertanggung jawab 1. Bersikap adil kepada semua orang 2. Mengakui hak orang lain untuk berpikir, berkata dan bertindak 3. Mengakui kesamaaan hak dalam pendidikan
111 Kompetensi Standar
Kompetensi Dasar
Indikator-Indikator
suku bangsa, budaya, 4. Mengakui kesamaaan hak dalam pekerjaan ras, agama, gender 5. Mengakui kesamaaan hak dalam dll. perlindungan hukum
b.c.
Peka
terhadap
c. Mengaplika keadilan sosial tanpa sikan nilaimemandang latar nilai belakang budaya multikultural dalam kehidupan siswa, baik dilingkungan sempit maupun lingkungan luas. c.a. Manifestasi nilai-nilai positif agama dan nilai-nilai luhur budaya dalam membangun komunitas masyarakat yang damai dan bersatu.
c.b. Menunjukkan prilaku positif terhadap sikap yang demokratis dan berkeadilan social
c.c. .Menunjukkan prilaku positif terhadap sikap kebersamaan dan gotong royong
1. Konsisten dengan agama yang dipeluknya seraya tetap menghargai kebebasan beragama orang lain 2. Menempatkan diri sederajat dengan orang lain 3. Mampu berpikir positif 4. Memupuk sikap rela berkorban 5. Menampilkan prilaku hidup sederhana dalam pergaulan masyarakat 1. Mengutamakan musyawarah dan mufakat 2. Berani mengemukakan gagasan dan ide secara kritis 3. Terbuka terhadap pendapat dan kritik orang lain 4. Tidak memaksakan kehendak dan pendapat pada orang lain 1. Memiliki rasa setia kawan 2. Dapat bekerja secara kelompok 3. Membantu tanpa pamrih 4. Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi maupun kelompok 1. Pandai bergaul dalam komunitas yang multikultural 2. Tidak mudah tersinggung 3. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan 4. Menghormati hak asasi manusia
112 Kompetensi Standar d. Membentuk kepribadian multikultura lisme siswa
Kompetensi Dasar
Indikator-Indikator
c.d. Memiliki kemampuan berinteraksi dan berinternalisasi sebagai mahluk sosial di tengah keanekaragaman suku bangsa, budaya, ras, agama, gender dll.
1. Memiliki keyakinan keagamaan secara baik 2. Rajin dan taat menjalankan ajaran agama 3. Menghargai ajaran agama dan keyakinan orang lain 4. Berprilaku sopan 5. Bersikap jujur 6. Tekun 7. Rendah hati
d.a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa d.b. Memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi etik budaya secara baik, dengan menghormati, menghargai budaya sendiri dan budaya orang lain dalam berinteraksi dan bersosialisasi pada masyarakat multikultural d.c.Memahami perkembangan dan kemajuan tekhnologi sebagai hasil karya masyarakat multikultural yang maju dalam berinovasi dan berkreativitas
1. Mampu berkomunikasi dengan baik 2. Memiliki disiplin diri 3. Menghargai perbedaan bahasa sebagai kekayaaan budaya bangsa 4. Aktif dalam kegiatan masyarakat
1. Memiliki sikap terbuka terhadap kemajuan zaman memanfaatkan hasil 2. Mampu tekhnologi 3. Mengembangkan kreatifitas diri 4. Menghargai hasil karya orang lain
3. Kalibrasi Instrumen
Lembar penilaian dan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil rancangan peneliti sendiri yang didasarkan pada sejumlah teori
yang berkenaan dengan pendidikan multikultural. Instrumen yang
113
dikalibrasi ini adalah lembar penilaian rumusan kompetensi yang disebarkan pada Ahli/Pakar, kuesioner analisis kebutuhan pendidikan multikultural yang disebarkan pada siswa dan guru. Kalibrasi meliputi uji validitas dan uji reliabelitas. Validitas instrumen dalam penelitian ini ditinjau dari dua segi yaitu validitas isi dan validitas butir. 1. Validitas isi Validitas isi instrumen ini dalam penyusunannya didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan para pakar/ akademisi yang memiliki kemampuan, wawasan dan keilmuan yang berhubungan dengan bidang multikulkturalisme untuk diberikan penilaian. Dalam hal ini peneliti menggunakan dua orang Ahli/Pakar yakni: Gde Mandia, SH dan Arya Sosman, SH. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk mencari masukan apakah instrumen analisis kebutuhan pendidikan multikultural yang disusun sudah mencerminkan kebutuhan akademik dan sosio kultural siswa dalam pendidikan multikultural. Simpulan yang didapatkan adalah
bahwa rumusan
kompetensi dan butir pernyataan kuesioner sudah mewakili materi yang diukur dan sudah layak untuk digunakan. Validitas isi dicari melalui penilaian rater. Hasil penilaian rater dianalisis dengan menggunakan
114
rumus dari Gregory (2000:97-98). Setelah dianalisis ditemukan koefisien validitas sebesar 0,98 untuk rumusan kompetensi dan reliabelitas sebesar 0,94 untuk rumusan materi pendidikan multikultural berbasis kompetensi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2.a hal.230-232). 2. Validitas Butir dan Reliabelitas Instrumen Rumusan kompetensi yang telah dinilai pakar kemudian diuji cobakan kepada tiga orang Rater/Ahli yakni: Ahmad Amir Aziz, M.Ag, Gde Mandia, SH dan Arya Sosman. Selanjutnya dihitung reliabelitas antar Rater. Dari hasil analisis ditemukan koefisien reliabelitas antar Rater sebesar 0,76 (perhitungan pada lampiran 2.b.1 hal.233-236). Uji coba instrumen analisis kebutuhan materi pendidikan multikultural dilakukan pada siswa kelas II SLTPN 14 Mataram yang terdiri dari 96
orang siswa dan juga dilakukan pada guru SLTPN 1
Mataram sebanyak 30 orang guru. Uji validitas butir digunakan rumus korelasi product moment dengan taraf signifikansi 5% dan untuk reliabelitas instrumen digunakan rumus Alpha-Cronbach. Validitas berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya, atau dengan kata lain validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep yang akan diukur sehingga betul-betul bisa mengukur
115
apa yang seharusnya diukur (Suherman, 1994:129), (Arikunto, 2001: 65) dan (Hamzah, 2001: 139-140). Rumus product moment (Guilford, 1956:140),
yang digunakan
untuk uji validitas butir: rxy =
n ∑ x i y i − (∑ x i )(∑ y i )
(n∑ x
2 i
)(
− (∑ x i ) n ∑ y i2 − (∑ y i ) 2
2
)
Keterangan: r
: Koefisien korelasi Product Momment
n
: Banyak responden
xi
: Skor butir
yt
: Skor total Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan harga rxy
dengan
harga tabel kritik r product moment, dengan ketentuan rxiyt
dikatakan valid apabila rxiyt > rtabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Reliabelitas merujuk pada ketepatan/keajekan alat pengukur tersebut dalam menilai apa yang diinginkan, artinya kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Hamzah et,al, 2001:142). Untuk mencari reliabelitas kuesioner pendidikan multikultural dicari konsistensi internalnya (internal consistency) dengan teknik koefisien alpha (Fernandes, 1984:34). Koefisien alpha juga dapat digunakan untuk menaksir konsistensi internal butir-butir
116
yang mempunyai rentang bobot penskoran yang lebar seperti halnya sikap dan tes uraian (Suherman, 1994: 162-163), (Arikunto, 2001: 109) dan (Hamzah et al: 2001: 150). Berpedoman dengan pendapat tersebut, reliabelitas kuesioner pendidikan multikultural juga dihitung dengan menggunakan koefisien Alpha-Cronbach
yang rumusnya sebagai
berikut: k r11 = 1− k − 1
∑s ∑s
2 i 2 t
Keterangan : r
= Koefisien reliabelitas
k
= Banyak butir
Si
= Varians skor butir
St
= Varians skor total Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen analisis kebutuhan
pendidikan multikultural yang disebarkan pada siswa, maka diperoleh koefisien validitas berkisar antara 0,033 sampai 0,501 (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2.b.2 hal. 237). Untuk N = 96, harga r tabel (α = 0,05) = 0,195. Setelah dibandingkan dengan rtabel
ternyata dari 95
butir tes
yang diujicobakan terdapat 84 butir yang valid dan 11 butir yang tidak
117
valid. Butir- butir yang valid ini akan digunakan dalam penelitian dengan terlebih dahulu dihitung reliabelitasnya. Sedangkan ujicoba instrumen yang disebarkan pada guru, koefisien validitas berkisar antara 0,027 sampai 0,564 (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2.b.3 hal.272). Untuk N = 30, harga rtabel (α = 0,05) = 0,361. Setelah dibandingkan dengan rtabel ternyata dari 235 butir tes yang diujicobakan terdapat 227 butir yang valid dan 8 butir yang tidak valid. Butir- butir yang valid ini akan digunakan dalam penelitian dengan terlebih dahulu dihitung reliabelitasnya. Reliabelitas kuesioner pendidikan multikultural dihitung dengan menggunakan Alpha-Cronbach. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien alpha instrumen yang disebarkan pada siswa sebesar 0,845. Angka tersebut menunjukkan bahwa kuesioner pendidikan multikultural untuk siswa mempunyai keterandalan yang Sangat Tinggi sehingga layak untuk digunakan. Sedangkan koefisien alpha instrumen yang disebarkan pada guru sebesar 0,977. Angka tersebut menunjukkan bahwa kuesioner pendidikan multikultural untuk siswa mempunyai keterandalan yang Sangat Tinggi sehingga layak untuk digunakan.
118
Kriteria yang digunakan untuk menentukan tingkat reliabelitas instrumen berpedoman pada pendapat Guilford (1956) sebagai berikut: r11 0,20 r11 0,40 r11 0,60 r11 0,80 r11
G. Validitas Internal Penelitian Agar hasil penelitian dapat diyakini sebagai suatu analisis kebutuhan, maka dilakukan upaya-upaya yang dapat mengontrol atau mengendalikan hal-hal yang kemungkinan dapat menghambat kelancaran penelitian. Pengontrolan tersebut dilakukan untuk mengendalikan validitas internal penelitian. Pengontrolan validitas internal meliputi: (1) karaktersitik subyek, (2) mortalitas, (3) lokasi, (4) instrumentasi, (5) pengukuran, (6) sejarah, (7) kematangan, (8) sikap subyek, (9) regresi, dan (10) implementasi ( Jack R. Frankel and Norman E Wallen, 1993 : 222-232). Tidak semua yang disebutkan di atas peneliti terapkan, beberapa saja yang terkait dengan kebutuhan penelitian.
119
1. Karateristik Subyek Penentuan karakteristik subyek didasarkan pada kondisi subyek yang diambil menjadi anggota sampel berasal dari multi budaya. Pengontrolan juga dilakukan dengan cara mengambil sampel penelitian secara acak sehingga seluruh subyek
memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel. Tindakan pengontrolan terhadap karakteristik siswa ini penting dilakukan, sebagai langkah antisipasi dalam menjaga validitas internal penelitian. 2. Lokasi Penelitian Untuk menghindari terjadinya pengaruh lokasi terhadap hasil penelitian maka dikontrol dengan melakukan penelitian di lokasi atau sekolah yang terpilih sebagai setting penelitian. Dengan demikian, kualifikasi Ahli/Pakar, kondisi lingkungan sekolah, fasilitas ruang belajar, kualifikasi guru, karakteristik umum siswa semuanya berada pada kondisi yang relatif sama. 3. Instrumentasi Dalam pengukuran akhir, instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian dan kuesioner analisis kebutuhan yang disusun peneliti sendiri berdasarkan teori dan tujuan pendidikan multikultural dengan indikatorindikator yang sudah ditentukan. Instrumen yang berikan tersebut,
120
sebelumnya telah divaliditasi dan hitung tingkat keterandalannya atau reliabilitasnya dengan maksud untuk menghindari terjadinya efek. 4. Sikap Subyek Subyek akan berprilaku tidak wajar, kalau mereka tahu dirinya sedangan dalam keadaan diteliti. Hal lain yang mungkin terjadi selama kegiatan penelitian
berlangsung adalah cara pandang dan sikap yang
bervariasi terhadap proses pembelajaran selama penelitian berlangsung. Untuk menghindari terjadinya hal seperti itu, peneliti dalam menyebarkan kuesioner dibantu oleh guru bidang studi, guru piket dan guru bimbingan konseling yang pada saat itu bertugas atau memiliki jam mata pelajaran. Dengan demikian, subyek tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti.
H. Rincian Strategi Pengumpulan Data Dengan menggunakan instrumen ganda (multiple instrumentation) dilakukan pengukuran terhadap kebutuhan akademik dan sosial siswa SLTP di ketiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Ampenan, Kecamatan Cakranegara dan Kecamatan Mataram.. Strategi analisis kebutuhan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pebelajar. Informasi ini digunakan untuk menyusun kisi-kisi silabus pendidikan multikulktural. Strategi analisis kebutuhan dirancang yang memungkinkan siswa untuk:
121
a. mengekspresikan tujuan belajar yang diaspirasikan b. menunjukkan prioritas dan aspirasi belajar yang diinginkan c. menunjukkan atau mendeskripsikan latar belakang personal dan lingkungannya d. menunjukkan kendala-kendala belajar yang dihadapi e. mendiagnosis kebutuhan belajar esensial f. membuat profil pembelajaran
I. Strategi analisis Data Data yang berhasil dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data yang terkumpul ditabulasi sesuai dengan sifat data dan tujuan analisis data. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor, yakni salah satu analisis multivariat yang merupakan metode ilmiah untuk menganalisis data (Hardjodipuro, 1988:8). Ada beberapa tahapan menurut Hadlai (1975:471) dalam analisis faktor sebagai berikut: 1. Membuat matrik korelasi atas semua variabel; 2. Meringkas menjadi faktor inti 3. Melakukan rotasi untuk penyelesaian akhir
122
Nilai analisis kebutuhan
pendidikan multikultural adalah jumlah
skor yang diperolehnya dari pendapat responden pada lembaran penilaian dan angket yang berisi pernyataan-pernyataan dengan skor 10 sampai 1, skor 6 sampai 1 dan skor 7 sampai 1 untuk pernyatan positif dan sebaliknya 1 sampai 6 dan skor 1 sampai 7 untuk penyataan negatif.