BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan, maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan alasan bahwa dalam melakukan
tindakan
kepada
subyek
penelitian
sangat
diutamakan
pegungkapan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan prestasi, aktifitas dan minat belajar matematika melalui pembelajaran yang menerapkan teori bruner. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti, mulai dari perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Hardjodipuro (1997), PTK adalah suatu jenis penelitian untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik memikirnya sendiri, agar kritis terhadap apa yang dilakukan dan mau mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap
102
103
mengajar dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.113 Menurut John Elliot (1991), PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang ada didalamnya, dan seluruh prosesnya meliputi: telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dampak, dan menjalin hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional.114 Sedang tokoh lain mengartikan bahwa Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.115 Adapun beberapa karakteristik atau ciri-ciri PTK yaitu (1) berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran, (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya, (3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (4) bertujuan memperbaiki atau meningkatkan KBM, (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.116 Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan rancangan penelitian kolaborasi. Hal ini didasarkan karena penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan 113
Saiful Rachman, dkk., Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah, (Surabaya: SIC, 2006), hal. 9-10 114 Saiful Rachman, dkk., Penelitian Tindakan Kelas.........., hal. 9 115 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…….., hal. 96 116 Saiful Rachman, dkk., Penelitian Tindakan Kelas…….., hal. 13
104
tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Ketika sedang mengajar, dia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti. Kolaborasi merupakan salah satu asas dalam penelitian tindakan (Asas Kolaboratif) dimana seorang peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi peneliti juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Bentuk kerjasama atau kolaborasi di antara anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Kolaborator berhak memberikan masukan dan pandangan dalam kegiatan penelitian, namun kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam menetapkan sesuatu tetap pada peneliti.117 Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan menggunakan rancangan penelitian kolaborasi. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro Gandusari Trenggalek pada semester genap. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan: 1. Siswa kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro Gandusari Trenggalek masih ada yang mengalami kesulitan dalam memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
117
Ibid., hal. 14
105
2. Di MI Plus Sunan Kalijaga Widoro belum pernah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 3. Siswa menganggap bahwa pelajaran matematika sangat sukar karena hanya mempelajari hal yang abstrak tanpa dikaitkan dengan dunia nyata. Oleh karena itu dilakukan pembelajaran dengan implementasi Teori Bruner dengan penyajian materi melalui benda konkret, semi konkret, kemudian abstrak. C. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan karena peneliti sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai instrumen utama yang dimaksudkan adalah peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.118 Peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro membahas mengenai pengalaman mengajar matematika, khususnya konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebagai pemberi tindakan dalam penelitian maka peneliti bertindak sebagai pengajar membuat rencana pembelajaran dan menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti melakukan wawancara dan mengumpulkan data serta menganalisis data. Guru
118
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian.........., hal. 168
106
dan teman sejawat membantu peneliti pada saat melakukan pengamatan dan mengumpulkan data. D. Sumber Data Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian.119 Menurut Ridwan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.120 Data penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya.121 Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah hasil tes, hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil cacatan lapangan. b. Data skunder Data skunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti.122 Yang menjadi data sekunder adalah data hasil dokumentasi dari guru kelas berupa hasil prestasi siswa semester awal, hasil ulangan semester awal dan data pendukunga lainnya. 119
Burhan Bengin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif,
(Subaya: Airlangga University Perss, 2001), hal 123 120
Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitan, (Bandung: Al-Fabet, 2003), hal
121
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFI- VII, 1989), hal 55
5 122
Ibid. hal 56
107
Sumber data dalam Penelitian Tindakan ini adalah siswa kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro Gandusari Trenggalek tahun ajaran 2013 / 2014. Sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro Gandusari Trenggalek yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil pekerjaan siswa dalam menyelesiakan soal yang diberikan peneliti tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Hasil pekerjaan tersebut digunakan untuk melihat kemajuan pemahaman siswa terhadap materi operasi bilangan bulat. 2. Hasil wawancara antara peneliti dengan siswa yang dijadikan subyek penelitian mengenai pemahaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. 3. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan satu guru di sekolah tersebut terhadap aktifitas praktisi dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. 4. Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam pembelajaran tindakan selama penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulan data.123
123
Ridwan, Skala…, hal24
108
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain: 1. Test Tes adalah sebuah instrumen yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau subjek. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat yaitu dengan dilakukan pada awal pelaksanaan tindakan (pre test) dan dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan (post test). Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Pre Test adalah tes yang diberikan sebelum satu pelajaran dimulai yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah siswa telah menguasai bahan yang akan diberikan. Pos Test adalah tes yang diberikan sesudah suatu pelajaran selesai diajarkan, tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh manakah siswa tersebut telah menguasai bahan yang telah diajarkan itu.124 Bahan-bahan pre test adalah materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diajarkan dengan pendekatan konvensional
yaitu
sebelum
pembelajaran
dengan
Teori
Bruner
dilaksanakan. Sedangkan bahan-bahan post test adalah materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diajarkan setelah melalui tahap pembelajaran Teori Bruner.
124
Noehi Nasution, dkk., Buku Materi Pokok Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama dan Universitas Terbuka, 1991), hal. 158
109
2. Wawancara Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah satu, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat
dan
keyakinannya125. Wawancara dilaksanakan setelah pelaksanaan tes akhir. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menggali informasi dari siswa tentang proses berpikir siswa tersebut. Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara tidak terstruktur, artinya disesuaikan dengan kesalahan-kesalahan yang muncul pada saat siswa diuji/dites. Pada saat wawancara, informan diarahkan untuk menyadari dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tersebut. 3. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan126. Observasi dilaksanakan selama peneliti melakukan aktivitas pembelajaran di kelas. Bertindak sebagai observer adalah teman sejawat dan guru matematika kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro Gandusari 125
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) hal 50 126 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, (Bandung:Alfabeta, 2006), hal 162
110
Trenggalek. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data diambil dengan menggunakan lembar observasi untuk peneliti sebagai guru dan lembar observasi untuk siswa. 4. Hasil Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan tetang hal-hal yang terjadi di lapangan. Catatan lapangan ini digunakan sebagai data pelengkap untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam melalui lembar observasi dan wawancara. Misalnya tentang respon dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. F. Teknik Analisa Data Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan sebagainya.127 Analisis data dalam penelitian tindakan ini dilaksanakan setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan secara keseluruhan. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif yaitu analisis data yang diperoleh berbentuk kalimat – kalimat dan aktivitas –
127
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian.........., hal. 248
111
aktivitas siswa dan guru. Model analisis yang digunakan oleh (Milles dan Huberman) yaitu model mengalir (Flow Model)128, yaitu meliputi tiga hal (a) reduksi data, (b) penyajian data, (c) penarikan kesimpulan. 1. Reduksi Data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. Untuk memperoleh informasi yang jelas maka dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan menggunakan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi kasar yang akan diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggung-jawabkan. 2. Penyajian Data Setelah mereduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini kemudian dideskrepsikan guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah
128
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hal. 16 - 19
112
dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.129 3. Penarikan Kesimpulan Penarik kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan. Selanjutnya apabila penerikan kesimpulan dirasakan tidak kuat, maka adanya verifikasi dan peneliti perlu mengumpulkan data dilapangan. Verifikasi yaitu pemeriksaan kembali dari pengulangan data.130 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan, didasarkan pada Tabel Tingkat Penguasaan menurut Ngalim Purwanto sebagai berikut :131 Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan) Tingkat Penguasaan
Nilai Huruf
Bobot
Predikat
86% - 100%
A
4
Sangat Baik
76% - 85%
B
3
Baik
60% - 60%
C
2
Cukup
55% - 59%
D
1
Kurang
< 54%
TL
0
Sangat Kurang
Sedangkan untuk menentukan prosentase keberhasilan tindakan, didasarkan pada skor yang diperoleh dari data hasil observasi. Cara perhitungannya melalui rumus penilaian dibawah ini :
129
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hal. 86 130 Ahmad Tanzeh, Metode……., hal. 31 131 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaaran, (Bandung : Rosda Karya, 2002), hal. 103
113
Prosentase Nilai Rata-Rata (PNR)
=
PNR
= nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
JS
= jumlah skor yang diperoleh
SM
= skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100%
100% = bilangan tetap Indikator keberhasilan tindakan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap bahan ajar mencapai 60% (berkriteria cukup). Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran diketahui berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (60%) peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental, maupun social dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.132 Indikator keberhasilan tindakan selain dilihat dari proses kinerja (aktifitas guru dalam siswa), juga dilihat dari hasil tes yang berupa pretes, postes, dan lain – lain. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari segi hasil nilai, didasarkan pada kriteria penilaian sebagai berikut.133
132
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 101 133 Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Mandar Maju, 2001), hal. 122
114
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angka
Angka
Angka
0-4
0 - 100
0-10
A
4
85 - 100
8,5 - 10
Sangat Baik
B
3
70 - 84
7,0 - 8,4
Baik
C
2
55 - 69
5,5 - 6,9
Cukup
D
1
40 - 54
4,0 - 5,4
Kurang
E
0
0 - 39
0 - 3,9
Sangat Kurang
keberhasilan
atau
Huruf
Predikat
Untuk
menganalisis
tingkat
persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap Siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu : 1. Untuk menilai tes formatif digunakan rumus:
∑ ∑
Dengan: X
= nilai rata-rata
∑
= jumlah semua nilai siswa
∑
= jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar : Seorang siswa telah dianggap tuntas belajar bila setiap siswa sudah mencapai batas ketuntasan belajar yaitu 60 %, atau minimal mendapat nilai 60 (predikat cukup). Pengambilan nilai minimal 60 adalah berdasarkan pernyataan Kepala Madrasah dan guru yang bersangkutan.
115
G. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pengecekan ini adalah kriteria derajat kepercayaan.134 Pada penelitian ini, derajat kepercayaan dilakukan dengan tiga teknik dari 7 teknik yang disarankan oleh Moleong, yaitu (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi data, dan (3) pemeriksaan sejawat. 1.
Ketekunan Pengamatan Ketekunan
pengamatan
dilakukan
dengan
cara
peneliti
mengadakan pengamatan secara teliti, rinci, dan terus menerus selama proses
belajar
mengajar,
pengamatan
kejadian-kejadian
selama
pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan mengidentifikasi kendalakendala selama pembelajaran dan tercatat secara sistematis. 2.
Triangulasi Sumber Data Triangulasi sumber data yaitu membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan hasil pengamatan teman sejawat dengan peneliti. Triangulasi dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) membandingkan hasil tes dengan hasil wawancara, (2) membandingkan hasil tes dengan observasi, (3) membandingkan data yang diperoleh dengan hasil konfirmasi dengan guru matematika kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro sebagai sumber lain, tentang
134
http://semfirdauz.wordpress.com/2007/11/14/skrip/, diakses tanggal 2 Februari 2009
116
kemampuan akademik yang dimiliki oleh informan penelitian pada pokok bahasan lainnya. 3.
Pemeriksaan/Pengecekan Sejawat Pengecekan sejawat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan teman sejawat. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan masukan baik dari segi teori maupun metodologi guna membantu menganalisis dan menyusun rencana tindakan selanjutnya.
H. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian tindakan ini mencangkup: (1) tahap pra tindakan, dan
(2) tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan
tindakan terbagi menjadi dua siklus, dimana siklus pertama dilaksanakan dua kali tindakan dan siklus kedua dilaksanakan satu kali tindakan. Adapun skenario pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:
117
Tabel 3.3 Skenario Pelaksanaan Penelitian Bulan 2014 Bahan Ajar
Tindakan
Waktu
April 29
30
Mei 6
Ket.
7
3 x 35
Pra
Tes Awal menit
X
Tindakan
3 x 35 Tahap Enaktif
X menit
Operasi hitung 2 x 35 penjumlahan
Tahap Ikonik
dan pengurangan bilangan bulat
SIKLUS I
X menit
Tes Akhir Siklus
1 x 35
I
menit
X
2 x 35 Tahap Simbolik
X menit SIKLUS II
Tes Akhir Siklus
1 x 35
II
menit
X
1. Tahap Pra Tindakan Kegiatan yang dilakukan adalah: a. Observasi awal ke sekolah MI Plus Sunan Kalijaga Widoro pada hari Jum’at, tanggal 25 April 2014. b. Wawancara dengan guru bidang studi matematika yang mengajar di kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro tentang permasalahanpermasalahan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal operasi
118
hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada hari Jum’at, tanggal 25 April 2014. c. Mengadakan tes awal pada hari Selasa, tanggal 29 April 2014. Materi yang disajikan pada tes awal ini adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selanjutnya, peneliti memeriksa hasil tes awal siswa dan mendiskusikannya dengan teman sejawat dan guru matematika kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro. Hasil tes awal ini akan dijadikan nilai awal (skor dasar) yang diperlukan dalam pengelolaan nilai peningkatan. Selain itu, hasil tes awal juga ditentukan sebagai acuan pembentukan kelompok belajar siswa pada Pembelajaran Siklus I Tahap Penyajian Enaktif Teori Bruner. d. Pembentukan kelompok belajar yang didasarkan pada kemampuan siswa. Dari 16 orang siswa yang ada di kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga
Widoro,
ditetapkan
delapan
kelompok
yang
tiap
kelompoknya beranggotakan 4 orang dengan kualifikasi 1 orang berkemampuan tinggi, 2 orang berkemampuan sedang dan 1 orang berkemampuan rendah. Pembentukan kelompok berdasarkan dari hasil tes awal siswa.
119
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini akan hanya sampai dua siklus. Setiap siklus terdiri dari (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.135 Penelitian tindakan ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.136 MODEL KEMIS & TAGGART
Rencana awal Refleksi
Observasi Tindakan
Refleksi Rencana Yang Direvisi
Observasi Tindakan
Gambar 3.1 135
Susilo, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hal. 19 136 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya..., hal. 214215
120
Berikut rincian pelaksanaan tindakan pada setiap siklus. SIKLUS I Pada Siklus I terdapat dua tindakan: (1) Pembelajaran Tahap Penyajian Enaktif Teori Bruner, (2) Pembelajaran Tahap Penyajian Ikonik Teori Bruner 1. Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran dengan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tahap enaktif dan tahap ikonik meliputi, (1) rencana pelaksanaan pembelajaran 1 tahap enaktif, (2)alat peraga enaktif, (3) rencana pelaksanaan pembelajaran 2 tahap ikonik, (3) media gambar ikonik, (4) bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen-instrumen penelitian meliputi (1) lembar
observasi untuk kegiatan guru/peneliti dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam pembelajaran tahap enaktif dan ikonik, (2) lembar kerja siswa 1, (3) lembar kerja siswa 2 atau tes akhir tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan I Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 April 2014 di kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro dengan materi pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
121
melalui tahap penyajian enaktif teori bruner. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan tindakan ini adalah 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan kooperatif atau kerja kelompok dalam mengerjakan soal menggunakan alat peraga, dengan anggota kelompok yang sudah dibagi pada tahap pra tindakan berdasarkan hasil tes awal. Adapun hasil pembelajaran pada tindakan ini dapat dilihat pada paparan data BAB IV. Tindakan 2 Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 6 Mei 2014 di kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro dengan materi pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui tahap penyajian ikonik teori bruner. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan tindakan ini adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan ketrampilan individu dalam memanipulasi media gambar ikonik yang merupakan replikasi dari alat peraga dalam menyelesaikan soal. Adapun 1 x 35 menit atau 1 jam pelajaran digunakan sebagai tes akhir tindakan Siklus I dan hasilnya dapat dilihat pada paparan data BAB IV. 3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas IV MI Plus
122
Sunan Kalijaga Widoro. Pengamatan ini mencakup aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kendala-kendala siswa dalam pembelajaran dan mengamati kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran implementasi Teori Bruner tahap penyajian enaktif dan ikonik dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti juga mengobservasi dan menilai hasil kerja siswa baik pekerjaan kelompok (Lembar Kerja Siswa 1) maupun individu (Lembar Kerja Siswa 2 / Tes Akhir Tindakan). 4. Refleksi Pada tahap ini, peneliti, teman sejawat dan guru matematika kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro mendiskusikan hasil observasi, tes akhir tindakan, pelaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung guna merencanakan tindakan yang lebih efektif pada tindakan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya hasil refleksi ini dapat dilihat pada hasil penelitian pada BAB IV.
SIKLUS II 1. Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran dengan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tahap
123
simbolik meliputi, (1) rencana pelaksanaan pembelajaran 3 tahap simbolik, (2) bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen-instrumen penelitian meliputi (1) lembar observasi untuk kegiatan guru/peneliti dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam pembelajaran tahap simbolik, (2) lembar kerja siswa 3 atau tes akhir tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 Mei 2014 di kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro dengan materi pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui tahap penyajian simbolik teori bruner. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan tindakan ini adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan ketrampilan individu dalam memanipulasi simbol-simbol matematika secara langsung dalam menyelesaikan soal dengan mengikuti prinsip kerja yang dipelajari pada tahap enaktif dan ikonik. Adapun 1 x 35 menit atau 1 jam pelajaran digunakan sebagai tes akhir tindakan Siklus II dan hasilnya dapat dilihat pada paparan data BAB IV. 3. Observasi Pengamatan
dilakukan
selama
kegiatan
pembelajaran
dilaksanakan dan dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas IV MI Plus Sunan Kalijaga Widoro. Pengamatan ini mencakup
124
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, kendala-kendala siswa dalam pembelajaran dan mengamati kegiatan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran implementasi Teori Bruner tahap penyajian simbolik dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti juga mengobservasi dan menilai hasil kerja siswa (Lembar Kerja Siswa 3 / Tes Akhir Tindakan). 4. Refleksi Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk melihat secara keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran implementasi Teori Bruner dengan tahap penyajian enaktif, ikonik, simbolik dan pemahaman siswa yang meningkat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama dengan kegiatan refleksi pada siklus I.