BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di daerah khusus ibukota Jakarta
selama bulan Maret hingga bulan Mei 2015. DKI Jakarta khususnya wilayah padat perkantoran yaitu di gedung Palma One dan Menara Palma, kawasan Rasuna Said, Kuningan dipilih sebagai tempat penelitian karena di wilayah inilah lokasi yang diasumsikan oleh peneliti sebagai wilayah padat dan aktif terutama dalam menggunakan smartphone seperti iPhone atau yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Citra Merek, Loyalitas merek dan Esteem Needs terhadap keputusan pembelian Apple iPhone 6 di kawasan tersebut. B.
Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan data dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang dihadapi, penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menemukan dan mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan masalah yang diangkat, sehingga diperlukan sebagai pengungkapanmasalah yang dipakai. Menurut Sugiyono (2012:2) pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
53
54
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) dalam Prananda (2011) penelitian asosiatif kausal ialah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubunganhubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengaruh Citra Merek, Loyalitas Merek dan Esteem Needs ( variable independen ) terhadap keputusan pembelian Apple iPhone 6 ( variable dependen ). C.
Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengaju kepada desain penelitian yang telah dibuat. Desain Penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Menurut Imam Fachruddin (2009) pengertian desain penelitian adalah kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan. Sugiyono (2010:13) menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
55
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah 3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis 5. Metode penelitian 6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan Berdasarkan proses penelitian yang telah disebutkan diatas, berikut penjelasan dari proses desain yang dilakukan dalam penelitian ini. 1. Sumber Masalah Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian. 2. Perumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. 3. Konsep dan teori yang relevan serta penemuan yang relevan Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat
56
digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban smentara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka toritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau petanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhnya kriteria pengetahuan yang rasional. 4. Metode Penelitian Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. 5. Menyusun Instrument Penelitian Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data. 6. Kesimpulan Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan. D.
Operasional Variabel
1.
Definisi Operasional Variabel Operasional variabel bermaksud untuk mengetahui hubungan pengukuran
variabel-variabel penelitian. Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono
57
(2010:58) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dalam hal ini terdiri atas 3 ( tiga ), yaitu variabel bebas ( independent variabel ) dan 1 (satu) variabel terikat ( dependent variabel ). 1. Variabel bebas atau Independent variable (Variabel X1,X2 dan X3) Pengertian variabel bebas menurut Sugiyono (2010:39) adalah sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah Citra Merek, Loyalitas Merek dan Esteem Needs. Citra merek ( X1) Keller dalam Roslina (2010:334) mendefinisikan citra merek sebagai persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen. Sedangkan Aaker dalam Roslina (2010:334) menyatakan bahwa citra merek merupakan kumpulan asosiasi yang diorganisir menjadi suatu yang berarti. Loyalitas Merek ( X2 ) Menurut Schiffman dan Kanuk (2009) dalam Bastian (2014), loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek adalah
58
sebuah komitmen yang kuat dalam berlangganan atau membeli suatu merek secara konsisten di masa yang akan datang. Esteem Needs (X3) Definisi mengenai Kebutuhan ini menurut Maslow yaitu kebutuhan yang meliputi reputasi, prestise, dan pengakuan dari orang lain, juga kebutuhan untuk kepercayaan dan kekuatan. 2. Variabel terikat atau Dependent variable (Variabel Y) Pengertian variabel terikat menurut Sugiyono (2010:40) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah Keputusan Pembelian. Keputusan Pembelian ( Y ) Menurut Tjiptono (2008:21) dalam Widyastuti (2014) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.
59
Tabel 3.1 Variabel Operasional Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
1. Citra Pemakai
Percaya diri
Ordinal
citra merek menurut Keller dalam Roslina ( 2010 : 334 ) sebagai persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen.
2. Kesan
Tampilan luar gadget
Ordinal
Dimensi Variabel Citra Merek menurut Hoeffler dan Keller dalam Sulistyari ( 2012 ) yaitu terdiri atas citra pemakai, kesan professional, kesan modern dan populer.
3. Kesan Modern
Citra Merek ( X1 )
Profesional
terlihat canggih Terlihat eksklusif
Ordinal
Gadget multifungsi
Ordinal
Kualitas yang tidak
Ordinal
diragukan Semua aplikasi hadir
Ordinal
dulu Bentuk fisik
Ordinal
Teknologi yang
Ordinal
mendukung 4. Populer
Diminati banyak
Ordinal
orang Tidak asing atau cukup dikenal Loyalitas
1. Pengukuran
Ordinal
60
Merek ( X2 ) Menurut Schiffman dan Kanuk (2009) dalam Bastian ( 2014 ), loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek adalah sebuah komitmen yang kuat dalam berlangganan atau membeli suatu merek secara konsisten di masa yang akan datang.
Sikap a. Loyalitas Kognitif
Kesadaran dan
Ordinal
pengetahuan mencakup harga, fitur,iklan dan lainnya.
b. Loyalitas Afektif
Kedekatan emosianal
Ordinal
terhadap merek Perasaan senang dan
Ordinal
gemar tehadap merek c. Loyalitas konatif
Cendrung
Ordinal
menggunakan merek yang sama di masa depan
2. Pengukuran Perilaku
Schiffman dan Kanuk ( 2004 ) dalam Manurung ( 2009 ) menyatakan bahwa loyalitas merek terbagi atas 2 ( dua ) dimensi yaitu: Attitudinal loyalty ( Pengukuran
a. Loyalitas tindakan
Konsistensi
Ordinal
pembelian Frekuensi pembelian
Ordinal
Merekomendasikan
Ordinal
merek
61
sikap ) dan Behavioral Loyalty ( Pengukuran perilaku ).
Esteem Need (X3)
Mempromosikan
Ordinal
merek
1. Penghargaan
Rasa percaya diri
Ordinal
Kekuatan pribadi,
Ordinal
oleh diri sendiri
Definisi mengenai Kebutuhan ini menurut Maslow dalam Mendari (2010) yaitu suatu kebutuhan yang meliputi reputasi, prestise, dan pengakuan dari orang lain, juga kebutuhan untuk kepercayaan dan kekuatan.
kekuasaan
2. Penghargaan
kemandiran
Ordinal
kebebasan
Ordinal
prestasi
Ordinal
Hasrat akan nama
Ordinal
oleh orang lain
baik atau reputasi status
Ordinal
Ketenaran
Ordinal
62
Keputusan pembelian ( Y )
1. Benefit Association
dominasi
Ordinal
Kebanggaan
Ordinal
Prioritas manfaat
Ordinal
( produk
asosiasi manfaat ) Menurut Tjiptono (2008: 21) dalam Widyastuti ( 2014 ) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Sutisna ( 2003 ) dalam Sulistyawati (2011) mengungkapkan dimensi yang
2. Prioritas dalam membeli
3. Frekuensi pembelian
Tidak mempedulikan
Ordinal
kompetitor
Tingkat pembelian (
Ordinal
waktu )
Jumlah pembelian
Ordinal
63
digunakan untuk mengukur keputusan pembelian konsumen antara lain Benefit Association, prioritas dalam membeli dan frekuensi pembelian.
E.
Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Definisi Populasi Sugiyono (2011) dalam Sulistyono (2013) mengartikan populasi adalah
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan
Arikunto
(2006)
mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sejumlah individu yang terdapat dalam kelompok tertentu yang disajikan sumber data. Populasi adalah sekelompok objek yang akan diteliti diamati mengenai sifatsifatnya untuk mendapatkan hasil yang diperuntukan. Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi penelitian ini diketahui adalah seluruh pengguna produk Apple iPhone 6 khususnya yang ada di gedung Palma One dan Menara Palma kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka disini populasi tidak bisa ditentukan atau
64
tidak diketahui secara pasti jumlahnya karena bertambah atau berkurangnya jumlah pengguna produk ini dari hari ke hari. 2.
Definisi dan Teknik Sampel Menurut Sugiyono (2011) dalam Sulistyono (2013), sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan pengguna yang akan diambil sebagai sampel, peneliti menggunakan Accidental Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan terlebih dahulu. Karena jumlah populasi masih berada dalam jumlah yang tak pasti, maka peneliti menggunakan penentuan populasi dengan rumus (Wibisono, 2003), jika digunakan untuk mengestimasi µ, kita dapat (1-α)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai e tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n, dimana apabila nilai σ tidak diketahui, kita dapat menggunakan s dari sampel sebelumnya (untuk n ≥ 30) yang memberikan estimasi terhadap σ, maka standar deviasi populasinya adalah 0,25. Apabila peneliti ingin menggunakan tingkat presisi 5%, dan tingkat kepercayaannya 95%, dan error estimasi µ kurang dari 0,05. karena α= 0,05 maka Z0,05 = 1,96. Dalam pengambilan sampel, rumus sebagai berikut : n=
Za/2. σ
2
e
n=
(1,96).(0,025)
0,05
2
= 96,04… maka dibulatkan menjadi 97
65
Keterangan : n = jumlah sampel Z = nilai table Z = 0.05 σ = Standar deviasi populasi e = Tingkat kesalahan Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa sample 96,04 atau 97. Dari jumlah sampel yang telah dihitung menggunakan rumus tersebut, yaitu 97 pengguna maka peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Peneliti membagikan angket atau kuisioner kepada 97 atau digenapkan menjadi 100 pengguna selama 3 minggu di awal bulan Mei 2015.
Accidental
Perhitungan rumus Wibisono ( jumlah populasi tak pasti )
Sample
Sampling
Sumber : pemikiran peneliti 2015 Gambar 3.1 Teknik Penarikan Sampel
F.
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner,
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007). Skala Pengukuran untuk semua indikator pada masing-masing variabel
66
dengan menggunakan skala Likert (skala 1 sampai dengan 5) dimulai dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan Sangat Setuju (SS). Skala pengukuran ini berarti bahwa jika nilainya semakin mendekati 1 maka berarti semakin tidak setuju. Sebaliknya, jika semakin mendekati angka 5 berarti semakin setuju. 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Netral (N) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS) G.
Metode Analisis Data Sugiyono (2012:206) mengungkapkan pengertian analisis data adalah
kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS 17. Adapun analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: H.
Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan metode analisis dengan angka-angka yang
dapat dihitung maupun diukur. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau
67
beberapa kejadian lainnya, dengan menggunakan alat analisis statistik. Pengolahan data dengan analisis kuantitatif melalui beberapa tahap. 1.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2005). Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand, 2006). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Misalkan mengukur keputusan pembelian yang terdiri dari lima pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat mengungkapkan seberapa besar tingkat keputusan pembelian. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket yaitu: 1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid 2. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak valid 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas mengandung pengertian bahwa sebuah instrumen dapat
mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran adalah konsistensi atau tidak berubah-ubah (Sugiyono, 2007).
68
Penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas Interbal Consistency. Teknik Interbal Consistency merupakan suatu pengujian yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, dan dari data yang diperoleh dianalisis dengan tertentu. Dalam penelitian ini jawaban kuesioner yang diperoleh dari kuisioner bersifat berjenjang atau tidak bersifat dikotomi (mempunyai dua alternatif jawaban), sehingga akan digunakan teknik pengujian dengan metode Alpha Cronbach (Sugiyono, 2007). Perhitungan Alpha Cronbach dapat menggunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS 17 dengan menggunakan model Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2009). I.
Uji Asumsi Klasik Pengujian asumi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang
ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan dapat dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi klasik yaitu: 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi. Menurut Ghozali (2009), model regresi yang baik harus memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur dan teknik statistik, salah satunya adalah menggunakan uji normalitas data dengan metode Kolmogorov Smirnov (K-
69
S), untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak maka dapat diketahui dari nilai K-S nya atau tingkat (p-value) sig yang harus di atas 5 %. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2009): a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Multikolonieritas dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/ tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
70
3. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heterokedasitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Yprediksi-Ysesungguhnya)
yang
telah
distandardized.
Dasar
pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah (Ghozali, 2009): a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang,
melebur
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. J.
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas). Dalam penelitian ini kegunaan analisis regresi ganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Citra merek, loyalitas merek dan Esteem Need terhadap keputusan pembelian produk iPhone 6. Model hubungan nilai pelanggan dengan
71
variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ ℮ Keterangan: Y = Keputusan pembelian A = Konstanta b1- b3 = Koefisien regresi yang hendak ditaksir X1 = Citra merek X2 = Loyalitas Merek X3 = Esteem Need ℮ = error / variabel pengganggu 1.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu citra merek (X1), loyalitas merek (X2), secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria untuk menguji hipotesis adalah : a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test di atas, yaitu : 1) H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Artinya: tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu citra merek (X1), loyalitas merek (X2), esteem need (X3) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). 2) H1 : b1- b3 > 0
72
Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu citra merek (X1), loyalitas merek (X2), esteem need (X3) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). b. Menentukan F tabel dan F hitung. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%, maka : 1) Jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 2) Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 2.
Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen, apakah citra merek (X1),loyalitas merek (X2), esteem need (X3) benar-benar berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai berikut : 1) t hitung < t tabel, maka H0 diterima 2) t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
3.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
73
2009). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.