BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif merupakan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiono, 2013:13). Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Sugiono, 2013:3).Dengan metode ini, penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan mengamati secara seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan penelitian. Data yang diperoleh tersebut kemudian diproses, dianalisis lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari sehingga memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti. Metode analisis menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA), yang merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda denganmenggunakan persamaan regresi yang mengandung interaksi atau perkalian antara dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2011). Dalam analisis regresi ini dengan menggunakan SPSS 15. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh politik dari aspek kepemilikan dan
44
pengaruh politik dari aspek dewan komisaris serta interaksi keduanya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3.2
Populasi dan Sampel Menurut Sekaran (2006), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok
orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) pada tahun 2006 – 2014. Dari populasi tersebut diambil sampel penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengumpulan sampel yang terbatas pada jenis tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan (Sekaran, 2006). Perusahaan go public dipilih karena perusahaan tersebut telah diwajibkan menyampaikan laporan keuangan dan laporan tahunan kepada publik sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan identifikasi. Kriteria pengambilan sampel antara lain sebagai berikut. 1. Perusahaan BUMN dan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 – 2014. 2. Perusahaan BUMN dalam poin 1 diatas di bandingkan dengan perusahaan swasta yang tergolong dalam sektor dan ukuran perusahaan yang sama atau mendekati. 3. Perusahaan BUMN dan swasta yang menerbitkan laporan keuangan dan annual report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 – 2014.
45
3.3
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran 2006). Alasan penggunaan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini mempunyai validitas data yang dijamin oleh pihak lain sehingga handal untuk digunakan dalam penelitian. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan annual report perusahaan pada tahun 2006 - 2014. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai kinerja perusahaan, kontrol kepemilikan perusahaan, laporan corporate governance, profil komisaris independen, laba bersih perusahaan, jumlah aset perusahaan, jumlah ekuitas, leverage, growth, kualitas audit dan tahun berdirinya perusahaan.
3.4
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel penelitian adalah sesuatu yang bernilai beda atau bervariasi.
Nilai dapat berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda (Sekaran, 2006). Definisi operasional adalah menjelaskan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan cara melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep (Sekaran, 2006).Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen, serta ditambah dengan variabel kontrol. Adapun definisi dan pengukuran masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut.
46
3.4.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan dengan alat ukur yaitu return on equity. Kinerja perusahaan yang dimaksud adalah apa yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan standar atau rencana yang pada perusahaan. Variabel Kinerja perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja finansial. Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran–ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). Sabrina (2010) mendefinisikan kinerja perusahaan sebagai kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan rasio return on equity dan return on asset. 3.4.1.1 Return On Equity ROE merupakan pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan (Lukman, 2000: 64). ROE dapat dilihat dari laba bersih perusahaan dibandingkan dengan total ekuitas perusahaan. ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham dan menunjukkan pertumbuhan perusahaan kedepannya. ROE yang tinggi menunjukkan kinerja keuangan perusahaan juga baik yang mengakibatkan investor tertarik menanamkan modal. Sebaliknya, jika ROE yang rendah menunjukkan kondisi kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik, sehingga investor kurang tertarik untuk menanamkan modal pada perusahaan yang bersangkutan. Berikut rumus untuk memperoleh besarnya return on equity :ROE = Laba Bersih/Total Ekuitas
47
3.4.1.2 Return On Asset ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan keseluruhan total aset yang dimiliki (Attar, Islahuddin, & Shabri, 2014). ROA mengukur seberapa efektif perusahaan dapat mengubah pendapatan dari pengembalian investasinya menjadi asset. Semakin tinggi ROA perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan. Beberapa perusahaan menekankan net margin yang tinggi untuk meningkatkan ROA mereka. Untuk menghitung ROA menggunakan rumus (Permata, Kusumawati, & Suryawati, 2012): ROA = Laba Bersih/Total Aset
3.4.2 Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah koneksi politik. 3.4.2.1 Koneksi Politik Variabel koneksi politik dalam penelitian ini menggunakan proksi pengaruh koneksi politik dari aspek kepemilikan pemerintah dan pengaruh koneksi politik dari aspek komisaris independen. 3.4.2.1.1 Koneksi Politik dari Aspek Kepemilikan Pemerintah Perusahaan dikatakan memiliki hubungan politik jika paling tidak salah satu dari pimpinan perusahaan (dewan komisaris atau dewan direksi), pemegang saham mayoritas atau kerabat mereka pernah atau sedang menjabat sebagai pejabat tinggi negara, anggota parlemen atau dekat dengan politisi atau partai
48
(Faccio et al., 2006). Kepemilikan pemerintah merupakan besarnya porsi saham beredar yang dimiliki oleh pemerintah(Farooque et al., 2007). Besarnya kepemilikan saham oleh pemerintah dihitung sebagai berikut: Rumus =
Jumlah saham yang dimiliki pemerintah 𝑥 100% Jumlah total saham biasa
3.4.2.1.2 Koneksi Politik dari Aspek Komisaris Independen Perusahaan dikatakan memiliki hubungan politik jika paling tidak salah satu dari pimpinan perusahaan (dewan komisaris atau dewan direksi), pemegang saham mayoritas atau kerabat mereka pernah atau sedang menjabat sebagai pejabat tinggi negara, anggota parlemen atau dekat dengan politisi atau partai (Faccio et al., 2006). Variabel ini bersifat dummy, bernilai 1 bila perusahaan dengan komisaris independen memiliki hubungan politik, bernilai 0 apabila tidak memiliki hubungan politik. Kriteria yang digunakan untuk menentukan memiliki hubungan politik ini mengacu pada penelitian Fan et al.(2007), Wulandari (2012) dan Ding et al. (2014).
3.4.3
Variabel Kontrol Permatasiwi (2010) menjelaskan bahwa variabel kontrol merupakan
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diamati di dalam penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perusahaan skala besar dan skala kecil. Agar hasil penelitian tidak bias maka
49
variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah corporate governance, growth, leverage, kualitas audit dan umur perusahaan.
3.4.3.1 Corporate Governance Variabel corporate governance diukur dengan menggunakan checklist efektivitas dewan komisaris dan komite audit (Hermawan, 2009). Setiap perusahaan akan diberikan penilaian berdasarkan pengungkapan di dalam laporan tahunan terkait laporan dewan komisaris dan komite audit, profil dewan komisaris dan komite audit,pernyataan tugas dan tanggung jawab serta jumlah rapat dewan komisarisdan komite audit. Pemeringkatan skor dari yang terbaik ke yang terburuk adalah sebagai berikut: 1. Good = memenuhi semua kriteria, diberi nilai 3 2. Fair =hanya memenuhi sebagian kriteria, diberi nilai 2 3. Poor = tidak memenuhi kriteria atau tidak ada informasi diberi nilai1 Kriteria checklist secara lengkap terdapat di lampiran.
3.4.3.2 Growth Pertumbuhan perusahaan (growth) merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perkembangan perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-
50
kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial (Cheungetal, 2009; Yermack, 1996; Gordon 2004). Berikut rumus untuk memperoleh besarnya growth : 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ =
Total Aset t − Total Aset t−1 Total Aset t−1
3.4.3.3 Leverage Leverage merupakan perbandingan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas. Rasio utang sangat penting bagi kreditor dan calon kreditor potensial pemerintah daerah dalam membuat keputusan pemberian kredit. Rasio-rasio ini digunakan oleh kreditor untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya (Mahmudi, 2009). Dari berbagai penelitian, leverage memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan ( Dingetal.2008). Berikut rumus untuk menghitung besarnya leverage : 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = Total Hutang/Total Ekuitas
3.4.3.4 Kualitas Audit Kualitas audit yang yang diproksikan oleh ukuran kantor akuntan publikterpercaya dapat mempengaruhi pemberian audit fee. Kantor akuntan publik yang mempunyai kredibilitas tergabung dalam the big 4. Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam the big 4 adalah : 1.
KAP Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and Young (E & Y).
2.
KAP
Haryanto
Sahari
&
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
51
Co.
yang
berafiliasi
dengan
3.
KAP Osman Bing Satrio & Co. yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Thomatsu (DTT).
4.
KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
Pengukuran variabel ini menggunakan dummy, angka 1 untuk mengindikasikan penggunaan KAP big4 di perusahaan dan angka 0 untuk mengindikasikan tidak menggunakan KAP big4 di perusahaan.
3.4.3.5 Umur Perusahaan Pengukuran umur perusahaan dihitung sejak berdirinya perusahaan sampai dengan data observasi (annual report) dibuat (Latifah et al. 2011). Dari annual report yang diterbitkan perusahaan akan mengungkapkan seberapa bagus kemampuan perusahaan dalam menjaga stabilitas dan citra perusahaan.
3.5
Metode Analisis
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata – rata (mean), dan standar deviasi.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
52
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. Dalam penelitian ini, uji normalitas adalah analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov. Analisis grafik yaitu melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan ialah : (1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, (2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Mendeteksi normalitas dengan uji Kolmogorov – Smirnov dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi. Apabila nilai probabilitas signifikansi jauh di atas tingkat signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi normal atau memenuhi asumsi klasik (Ghozali, 2006)
53
3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas ialah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis yang digunakan ialah (1) jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji asumsi ini digunakan uji Glejser, yaitu pengujian variabel independen terhadap nilai absolut dari residual model regresi yang digunakan. Jika variabel independen signifikan secara statistik maka ada indikasi heterokedastik (Ghozali, 2011).Apabila nilai signifikansi > 0,05, maka model
54
tersebut bebas dari heteroskedastisitas. Namun, jika nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat heteroskedasitas.
3.5.2.3 Uji Multikolinieritas Multikolonieritas
adalah
situasi
adanya
korelasi
antara
variabel
independen yang satu dengan variabel independen yang lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011). Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2011). Jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
3.5.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji runs test dan Durbin - Watson (DW Test).
55
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilihat dari nilai Durbin – Watson. Kriteria pengujian didasarkan pada nilai asymp.sig dalam uji runs test. Apabila asymp. sig. lebih besar dari 5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika asymp. sig. lebih kecil 5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi (Ghozali, 2011). Untuk uji Durbin-Watson (DW test), jika nilai DW berada di antara du ≤ d ≤ 4 – du maka dapat dikatakan hasil regresi terhindar dari autokorelasi diantara variabel bebas.
3.5.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh politik dari aspek dan dewan komisaris terhadap tingkat kinerja perusahaan dengan tingkat signifikansi yang masih bisa ditoleransi ditetapkan sebesar 0,05 ( = 5%). Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berikut ini. 3.5.3.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat
tidak
peduli
apakah 56
variabel
tersebut
berpengaruh
signifikanterhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan nilai adjusted R2 untuk menilai model regresi, karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model Ghozali (2011).
3.5.3.2 Pengujian Regresi Secara Simultan (Uji Signifikansi-F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Uji F dilakukan guna menentukan good of fit test atau uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis hipotesis dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig). Apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi dalam penelitian dan sebaliknya.
3.5.3.3 Pengujian Regresi Parsial (Uji Signifikansi-t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value (sig) t. Apabila probability value (sig) t lebih kecil dari 5% maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Dengan kata
lain, apabila probability value (sig) t lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan 57
bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak.
3.6
Perumusan Model Untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA), yang merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda denganmenggunakan persamaan regresi yang mengandung interaksi atau perkalian antara dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2011). Variabel dependen yang digunakandalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh politik dari aspek kepemilikan dan pengaruh politik dari aspek dewan komisaris. Penelitian ini menambahkan variabel kontrol berupa corporate governance, growth, leverage, kualitas audit dan umur perusahaan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Model 1 dengan menggunakan Return On Equity (ROE) ROE = α + β1Owned + β2 Pol_ICDummies + β3 Control * Pol_IC + β4CG + β5 Grow + β6Lev + β7Audi Dummies + β8Ages + e1............................................ (1)
Model 2 dengan menggunakanReturn On Asset (ROA) ROA = α + β1Owned + β2 Pol_ICDummies + β3 Control * Pol_IC + β4CG + β5 Grow + β6Lev + β7Audi Dummies + β8Ages + e1............................................ (1) Keterangan : ROE/ROA Owned Pol_IC CG Grow Lev
: Proksi dari kinerja perusahaan : Pengaruh koneksi politik dari aspek kepemilikan pemerintah : Pengaruh koneksi politik dari aspek komisaris independen : Corporate Governance : Growth : Leverage
58
Audi Age
α β 1. .... β 8 E
: Kualitas Audit : Umur perusahaan : Konstanta : Koefisien regresi : Standard error
Model 1 dengan menggunakan ROE dan Model 2 dengan menggunakan ROA untuk menguji hubungan antara pengaruh koneksi politik dari aspek kepemilikan pemerintah danpengaruh koneksi politik dari aspek komisaris independen terhadap kinerja perusahaanmenguji hubungan interaksi antara pengaruh koneksi politik dari aspek kepemilikan pemerintah dengan pengaruh politik dari aspek komisaris independen terhadap kinerja perusahaan.
59