BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Deskripsi Latar Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Kualitatif,
Menurut Ardianto (2011:60),
Metode
deskriptif–kualitatif
berguna untuk melahirkan teori-teori tentatif, perbedaan esensial ini yang membedakan metode deskriptif-kualitatif dengan metode-metode yang lain. Metode
deskriptif
kualitatif
merupakan
suatu
metode
yang
lebih
menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah. Dimana peneliti terjun langsung ke lapangan, dan bertindak sebagai pengamat dengan membedabedakan kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku atau catatan observasi. Menurut Kriyantono (2006:69), jenis riset deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu secara sistematis, factual, dan akurat. Dengan konsep dan kerangka konseptual yang dimiliki, periset melakukan operasionalisasi konsep yang dapat menghasilkan variabel berserta indikator yang dapat menggambarkan realitas tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. Dari pengertian mengenai deskriptif kualitatif diatas, penulis menyimpulkan bahwa metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Dengan metode deskriptif kualitatif, penulis langsung turun ke
33
34 lapangan bertindak sebagai pengamat, mengumpulkan data, dan mempelajari data-data tersebut yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Penulis melakukan observasi selama tiga bulan di Hotel Indonesia Kempinksi Jakarta. Hotel Indonesia Kempinksi Jakarta merupakan hotel bintang lima bertaraf internasional yang terletak di pusat keramaian kota Jakarta di kawasan MH. Thamrin bunderan HI. Hotel Indonesia Kempinksi Jakarta melayani para tamu dengan menggabungkan kehangatan budaya Indonesia dan menyediakan fasilitas yang bergaya kemewan Eropa.
3.1.1 Sumber Data a.
Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama atau sumber data pertama bisa responden ataupun subjek penelitian yang dapat diperoleh dari hasil wawancara atau observasi (Kriyantono, 2006:41). Data primer merupakan data mentah yang harus diproses lagi menjadi sebuah data yang bermakna. Data primer diperoleh dengan cara penulis langsung turun ke lapangan atau lingkungan kerja dengan melakukan wawancara, serta observasi bauran Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dalam menjaga citra. Dalam mencari tahu bauran apa yang digunakan oleh Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dalam menjaga citra, maka penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang menjadi informan. Hasil dari
35 wawancara yang dilakukan oleh penulis merupakan data primer. Penulis dapat juga melakukan observasi untuk mengetahui
bauran
Public
Relations
Hotel
Indonesia
Kempinski Jakarta dalam menjaga citra. b.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh periset dari sumber kedua atau sumber sekunder yang dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah menjadi tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain. Data sekunder merupakan data yang bersifat melengkapi data primer. Tidak hanya melengkapi, biasanya data sekunder ini sangat membantu apabila data primer terbatas atau sulit untuk diperoleh (Kriyantono, 2006:42). Data sekunder yang diperoleh penulis dapat berasal dari buku, artikel, catatan, serta, dokumentasi yang dapat berupa foto-foto. Seluruh data tersebut berkaitan dengan strategi Public Relations dalam menjaga citra. Data sekunder yang diperoleh penulis dapat digunakan sebagai pendukung atau penguat dari hasil riset data primer.
3.1.2 Satuan Kajian Satuan Kajian penulis dalam penelitian ini, merupakan bauran yang digunakan Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.
36 Penulis menjelaskan apa-apa saja bauran Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dalam menjaga citra hotel.
3.2
Tahap-Tahap Riset Menurut Kriyantono (2006:75), “tahapan atau proses riset bukanlah sebuah proses yang sederhana, melainkan proses yang memerlukan beberapa tahapan kegiatan". Menurut Gerald E. Miller dan Henry Nicholson, tiga tahap riset (Kriyantono, 2006: 75) : 1. Menanyakan pertanyaan (asking question). Pada tahap menanyakan pertanyaan, penulis melakukan kegiatan Tanya jawab tentang sesuatu yang menarik, penting, dan hal-hal yang bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyiapkan daftar pertanyaan untuk ditanyakan kepada divisi-divisi yang memiliki kualitas untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang di berikan seperti: apa itu Public Relations? Apa saja bauran Public Relations dalam menjaga citra? Apa-apa saja kendala yang menghambat bauran tersebut? Dan sebagainya. 2. Observasi Pada tahap observasi, penulis mengamati kegiatan proses kerja pada divisi Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Penulis melakukan observasi dengan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
Public
Relations
Hotel
Indonesia Kempinski Jakarta. Observasi yang dilakukan oleh
37 penulis bertujuan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Selain melakukan observasi penulis juga melakukan pengujian pada dokumendokumen seperti factsheet Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, mengumpulkan foto-foto, dan lain sebagainya. 3. Mengkonstruksi jawaban. Pada tahap mengkonstruksi jawaban, penulis memepelajari hasil-hasil jawaban yang diperoleh. Penulis mencoba mencari arti yang jelas, menilai, dan menguji jawaban tersebut dengan mengacu pada teori. Mengkonstruksi jawaban yang dilakukan penulis dapat menghasilkan teori atau pengetahuan baru yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Ketiga
tahap
diatas merupakan
sebuah
proses
yang saling
mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Observasi menstimuli munculnya pertanyaan dan masalah. Teori yang memunculkan pertanyaan dan yang menentukan metode observasi yang seharusnya digunakan (Kriyantono, 2006).
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Riset
38 Dalam penulisan skripsi ini, penulis langsung terjun ke lapangan kerja Hotel Indonesia Kempinski Jakarta untuk melakukan observasi, penulis mengamati bauran Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dalam menjaga citra. Kemudian penulis juga melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang memiliki potensi untuk menjawab pertanyaan yang akan penulis berikan guna memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
3.3
Metode Riset Pada subbab ini penulis menjabarkan metode riset yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini menggunakan metode riset kualitatif. Metode riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan mengenai fenomena secara dalam melalui pengumpulan data. Kualitatif tidak mengutamakan besarnya jumlah populasi maupun sampling. Apabila data yang telah dikumpulkan sudah dalam serta dapat menjelaskan mengenai fenomena yang sedang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Kualitatif lebih menekankan pada kedalaman data, bukan banyaknya data (Kriyantono, 2006:56). Menurut Mustari (2012:18), ada banyak hal yang tidak dapat diuraikan dengan data numerik, melainkan memerlukan data kualitatif dengan cara melakukan wawancara atau observasi secara mendalam dikarenakan banyaknya unsur (emosi, motivasi, empati) yang berkaitan erat dengan kondisi alamiah individu atau suatu kelompok tertentu.
39 Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti harus melakukan kontak dalam jangka waktu yang lama dilapangan atau situasi tertentu agar peneliti mendapatkan pandangan yang holistik atas konteks yang telah dikaji (Mustari, 2012:18-19). Menurut Ardianto (2010:58), pada penelitian kualitatif peneliti tidak menggunakan ilmu statistika, tetapi menggunakan 5W+1H yaitu what (data atau fakta yang dihasilkan dalam penelitian), How (proses berlangsungnya data tersebut), Who (siapa saja informan dalam penelitian), Where (dimana penelitian itu ditemukan atau berlangsung), When (kapan sumber informasi itu dapat ditemukan), dan Why (untuk menganalisa lebih dalam mengenai apa yang terjadi dibalik fakta dari penelitian tersebut). Hasil analisa dalam penelitian kualitatif menggunakan pedoman sesuai dengan prosedur atau elemen yang sudah ditentukan. Metode penelitian kualitatif yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Seltiiz, Wrightsman, dan cook menyatakan bahwa metode deskriptif-kualitatif disebut sebagai penelitian yang insightmulating, dimana peneliti terjun ke lapangan tanpa diarahkan oleh teori dan tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektif yang dimiliki peneliti tidak tersaring. Peneliti dalam menemukan wawasan baru bebas mengamati, menjelajah. Dengan informasi atau wawasan baru yang diperoleh, penelitian tersebut mengalami reformulasi dan redireks. Hipotesis muncul dalam penelitian (Ardianto, 2011:60).
40 3.4
Metode Pengumpulan dan Pencatatan Data 3.4.1 Wawancara Mendalam Menurut Bungin (2011:111), Wawancara mendalam adalah suatu proses untuk memperoleh keterangan sebagai rujukan penelitian yang dilakukan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan orang yang diwawancarai (informan), dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara,
pewawancara atau
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. Inilah yang
merupakan
kekhasan
wawancara
mendalam
yaitu
keterlibatannya dalam kehidupan informan. Menurut Bungin (2011:111), metode wawancara mendalam sama seperti metode wawancara lainnya, perbedaannya hanya pada peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawacara umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan wawancara lainnya adalah wawancara mendalam membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan divisi dan departemen Public Relations Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara secara langsung dimana penulis telah menyediakan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada pihak yang akan diwawacarai, dan menulis jawaban di kertas sebagai hasil dari wawancara.
41
3.4.2 Observasi Partisipasi Menurut Kriyantono (2006:110) observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diriset. Keunggulan metode ini yaitu: interaksi dan percakapan (conversation) yaitu perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orangorang yang diamati antara lain apa saja yang dilakukan, perbincangan apa saja yang serta benda-benda apa yang mereka buat atau gunakan dalam melakukan interaksi sehari-hari. Dalam studi observasi, penulis melakukan pengamatan dalam lingkungan kerja Hotel Indonesia Kempinski Jakarta selama bulan Februari sampai dengan bulan Mei, dengan turun langsung ke lapangan, maka penulis dapat dengan langsung mangamati atau melakukan kegiatan observasi secara langsung. Melalui observasi, penulis dapat melihat sistem atau cara bekerja dalam Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Penulis mengamati kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan Hotel Indonesia Kempinski Jakarta dalam menjaga citra.
3.4.3 Studi Pustaka Dengan
Studi
Pustaka
ini,
penulis
juga
melakukan
pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pencitraan, Public Relations, serta membaca berbagai informasi yang didapatkan melalui internet. Penulis mendapatkan buku-buku tersebut dengan membeli di toko
42 buku, meminjam di perpustakaan, dan lain sebagainya. Hal-hal yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini yang ada dalam buku tersebut digunakan oleh penulis untuk mendukung hasil penelitian yang telah diperoleh oleh penulis.
3.4.4 Dokumentasi Menurut Kriyantono (2006:120), Dokumentasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung analisis dan interprestasi data, dapat berupa dokumen publik (laporan polisi, berita-berita surat kabar, transkrip acara TV, dan lainnya) atau dokumen privat (memo, surat-surat pribadi, catatan telepon, buku harian individu, dan lainnya). Dalam pengumpulan data dokumentasi, penulis melakukan pengumpulan data dengan mencari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hal-hal penting yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Dokumen tersebut digunakan sebagai pendukung data yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Oleh karena itu, penulis telah memohon kepada pihak terkait untuk dapat memperoleh data-data tersebut. Data-data yang penulis dapatkan berupa data-data dalam bentuk gambar, foto-foto, dan fact sheet.
43 3.5
Analisis dan Penafsiran Data Menurut Nasution, analisis data harus dimulai sejak awal. Setelah memperoleh data harus segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis. Berikut merupakan langkah-langkah yang dianjutkan dalam analisis data (Ardianto, 2011:216-217): 1. Mereduksi data. Dalam proses mereduksi data, penulis menguraikan data-data yang diperoleh dari lapangan. Penulis membuat rangkuman, mereduksi, dan menyaring hal-hal yang penting saja. Data-data yang awalnya merupakan bahan mentah dan masih berantakan, disusun dan direduksi dalam bentuk yang rapi dan terperinci agar memudahkan
penulis
untuk
mengatur
data
tersebut
dan
memudahkan pencarian data kembali. 2. Men-display data Dalam proses mendisplay data, penulis membuat grafik dan chart untuk melihat gambaran seluruh data yang didapatkan penulis. Mendisplay data juga membuat penulis menguasai dan memahami data-data yang didapatkan tersebut. 3. Mengambil Kesimpulan Dalam proses mengambil kesimpulan, penulis mencari makna dari data-data yang dikumpulkan dan membuat sebuah kesimpulan dari data tersebut. Kesimpulan yang dibuat akan terus berkembang dengan bertambahnya data-data baru yang didapatkan penulis dari pengumpulan data. Penulis juga selalu melakukan verifikasi terhadap kesimpulan yang dibuat, karena dengan diperolehnya
44 data-data baru, maka kesimpulan yang dibuat penulis akan berubah menjadi lebih, berkembang baik dan terupdate. 4.
Membuat lembar rangkuman Proses membuat lembar rangkuman ini dlakukan oleh penulis untuk memperoleh init data. Penulis menguraikan hal-hal yang dilakukan dan masalah apa yang dihadapi di lapangan.
Menurut Bodgan & Taylor, analisis data merupakan suatu proses dalam memerinci usaha secara formal yang bertujuan untuk menemukan tema
dan merumuskan hipotesis (ide) yang
digunakan untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Analisis data juga merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis kerja dapat dirumuskan seperti yang telah disarankan (Ardianto, 2010:217). Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan analisis data yaitu proses menyusun data agar dapat memberikan makna. Penulis melakukan analisis untuk data deskriptif yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar, data tersebut tidak diwujudkan dalam bentuk angka.Data tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, dokumen pribadi, memo, rekaman-rekaman resmi lainnya.
45 3.6
Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Bungin (2011:261), untuk mengatasi keraguan terhadap setiap hasil penelitian kualitatif. Beberapa peneliti mencoba membangun mekanisme sistem pengujian keabsahan hasil penelitian, seperti Burges menamakan dengan “strategi penelitian ganda”, Denzin dengan “triangulasi”, dalam beberapa tulisan penulis menggunakan istilah “meta-metode” yaitu menggunakan beberapa metode dalam suatu penelitian yang dilakukan baik secara linear maupun secara silang, untuk menguji apakah data yang diperoleh dalam penelitian itu adalah sah dan benar (Bungin, 2011:262). 1. Kompetensi Subjek Penelitian Menurut Kriyantono (2006:71), subjek riset dalam penelitian harus kredibel, cara dalam menguji jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
subjek,
apabila
tidak
mempunyai
pengalaman
dan
pengetahuan mengenai riset maka data yang diperoleh dari subjek dianggap tidak kredibel. 2. Trustworthiness Menurut Kriyantono (2006:71), Trustworthiness yaitu mengungkap mengenai realitas apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan guna menguji kebenaran dan kejujuran subjek penelitian. Trustworthiness membahas dua hal: a. Authenticity yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan. Periset memberi kesempatan serta memfasilitasi pengungkapan konstruksi personal yang lebih mendalam (detail), agar dapat memudahkan pemahaman yang lebih mendalam, periset memberikan peluang bagi
46 narasumber dengan melakukan wawancara untuk bercerita panjang lebar mengenai apa saja yang dialaminya dan wawancara yang dilakukan bersifat informal dan santai. b. Triangulasi Metode, Teori, dan Sumber Data Salah satu cara dalam menguji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi metode, teori, dan sumber data. a. Triangulasi dengan Sumber Data Menurut Bungin (2011:264), Triangulasi Sumber Data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan informasi yang didapatkan melalui waktu dan cara yang berbeda (Paton): (1)
Membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
wawancara, (2) Membanding kanapa yang di katakan orang di depan umum dengan secara pribadi, (3)
Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan sepanjang waktu.
(4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti
rakyat
biasa,
orang
yang
berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, (5)
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen. Hasil perbandingan yang diharapkan adalah
47 berupa
kesamaan
atau
alasan-alasan
terjadinya
perbedaan (Moleong). Tujuan Triangulasi sumber data dilakukan adalah sebagai berikut: (1)
Penilaian
hasil
penelitian
dilakukan
oleh
responden, (2)
Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data.
(3)
Menyediakan
tambahan
informasi
secara
informan
dalam
kancah
sukarela, (4)
Memasukkan
penelitian, sehingga menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan. (5)
Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan (Moleong).