BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menggambarkan lapangan atau obyek penelitian dan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis suatu model mengenai gaya kepemimpinan otokratis, budaya organisasi, stress kerja dan kinerja karyawan. A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2017. Penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrument hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu hingga Apri 2017. Tahap
pertama
yang
dilakukan
peneliti
adalah
mengidentifikasi
permasalahan dengan melakukan kegiatan pra penelitian kepada 20 responden PT. Buana Inter Media Global yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2017 hingga 2 Febuari 2017. Berdasarkan judul yang peneliti angkat, yaitu “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis dan Budaya Organisasi Korea Selatan Terhadap Kinerja Karyawan Lokal Melalui Stress Kerja Sebagai Variabel Intervening”, maka penelitian ini dilakukan pada pegawai PT. Buana Inter Media Global. Beralamat di Jl. Dr. Susilo Raya No 112C Lantai 2 Jakarta Barat.
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
PT. Buana Inter Media Global merupakan perusahaan penyedia jasa pembuatan media iklan untuk perusahaan – perusahaan korea yang ingin produknya dipromosikan di Indonesia, khususnya DKI Jakarta dengan menggunakan media online, broadcast sms dan newspaper.
B. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif
kausal dengan
menggunakan pendekatan kuantiatif. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sugiyono (2013 : 56) mengatakan penelitian kausal adalah hubungan yang bersifat sebab – akibat (cause – effect)
jadi terdapat variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan dependen ( variabel dipengaruhi). Penelitian ini akan menjelaskan hubungan memepengaruhi dan dipengaruhi dari variabel – variabel yang akan diteliti. Pendekatan kuantitatif digunakan karena data yang digunakan akan menganalisis hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan angka. Penelitian ini menghubungkan pengaruh kepemimpinan otokratis, budaya organisasi dan stress kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Buana Intermedia Global. Dengan menggunakan variabel stress kerja sebagai variabel intervening.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
C. Definisi dan Operasional Variabel 1. Definisi Variabel Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2010). Menurut (Sugiono, 2011) variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen , satu variabel intervening dan satu variabel dependen. a. Variabel terikat (Dependent Variable / Endogen Variable) Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat sebuah masalah, mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2014). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y).
b. Variabel bebas (Independent Variable / Eksogen Variable) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variable dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Gaya Kepemimpinan Otokratis (X1) 2. Budaya Organisasi (X2)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
c. Variabel Mediasi (Mediation Variable) (Menurut Tuckman dalam Sugiyono, 2011) variabel mediasi adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel mediasi adalah Stress Kerja (Z).
2. Operasional Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai harapan, maka perlu dipahami berbagai unsur – unsur yang menjadi dasar dalam penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
TABEL 3.1 TABEL OPERASIONAL VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS Variabel
Dimensi
Kekuasaan Terpusat
Mendikte Tugas Gaya Kepemimpinan Otorkratis (X1) (Robbins dan Coulter 2015)
Pembuatan Keputusan Sepihak
Meminimalisasi Partisipasi Karyawan
Indikator
1. Kepemimpinan yang menitikberatkan kekuasannya sebagai pemegang kendali 2. Pemimpin menganggap organisasi sebagai milik pribadi 3. Pemberian Tugas harus sesuai kehendak tanpa kompromi 4. Pemimpin selalu melakukan pengarahan secara spesifik 5. Pengambilan keputusan tanpa mempertimbangka n saran bawahan 6. Pemimpin selalu mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
Simbol
No
GK01
1
GK02
2
GK03
3
GK04
4
GK05
5
GK06
6
7. Pemimpin tidak mau menerima ide dari bawahan.
GK07
7
8. Pimpinan dalam tindakan menggunakan pendekatan yang menganut unsur paksaan hingga hukuman
GK08
8
Sumber : Buku Perilaku Organisasi ED. 16, 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
Skala Ordinal
64
TABEL 3.2 TABEL OPERASIONAL VARIABEL BUDAYA ORGANISASI Variabel
Dimensi
Inovasi Dan Pengambilan Resiko
Budaya Organisasi (X2) (Stephen P. Robbins 2015 : 355)
Indikator
Simbol
No
1. Karyawan didorong untuk memiliki ide yang inovatif
BO01
1
2. Apabila terjadi kesalahan maka saya berani menanggung resiko
BO02
2
3. Karyawan melakukan analisis dari detail pekerjaan.
BO03
3
BO04
4
5. Manajemen menitikberatkan pada perolehan hasil.
BO5
5
6. Proses dalam melaksanakan pekerjaan tidak utama.
BO06
6
7. Tingkat Pengambilan keputusan oleh manajemen dengan mempertimbangkan efek dari hasil terhadap orang-orang di dalam organisasi.
BO07
7
8. Manajemen memberikan penghargaan bagi karyawan yang memiliki kinerja baik.
BO08
8
Memperhatikan 4. Karyawan dapat Detail mengerjakan pekerjaannya dengan teliti.
Orientasi Hasil
Orientasi Pada Orang
Sumber : Buku Perilaku Organisasi ED. 16, 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
Skala Ordinal
65
Variabel
Dimensi
Orientasi Pada Tim
Budaya Organisasi (X2) (Stephen P. Robbins 2015 : 355) Keagresifan
Indikator
Simbol
No
9. Tingkat aktivitas kerja diorganisir dalam tim daripada individu
BO09
9
10. Loyalitas karyawan terhadap tim sangat tinggi.
BO10
10
11. Karyawan tidak santai dalam pelaksanaan tugasnya
BO11
11
12. Karyawan tidak cepat puas dengan satu tugas, sehingga karyawan tertantang dengan tugas berikutnya
BO12
12
Sumber : Buku Perilaku Organisasi ED. 16, 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
Skala Ordinal
66
TABEL 3.3 TABEL OPERASIONAL VARIABEL STRESS KERJA Variabel
Dimensi
Sub Dimensi Ketidakpastian Ekonomi
Lingkungan
Ketidakpastian Politik
Ketidakpastian Teknologi
Tuntutan Tugas Variabel Mediasi Stress Kerja (X3) (Stephen P. Robbins 2015 : 355) Organisasi
Tuntutan Sasaran / Peranan
Tuntutan Sasaran / Peranan
Indikator
Simbol
No
SK01
1
SK02
2
3. Perkembangan Teknologi yang cepat berubah
SK03
3
4. Beban kerja yang dimiliki karyawan cukup berat.
SK04
4
SK05
5
SK06
6
1.Perubahan Siklus Hidup Bisnis (Ekonomi terkena hantaman) 2. Perubahan Pemerintahan, Peraturan UU, Hingga Ancaman Terorisme
5. Beban Kerja mempengaruhi karyawan secara mental 6. Karyawan selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik 7. Tekanan yang ditempatkan pada seseorang sebagai fungsi dari peranan tertentu yang dia pegang dalam organisasi 8. Peran yang saya terima diperusahaan ini, sering bertentangan satu sama lain, sehingga membingungkan. 7. Tekanan yang ditempatkan pada seseorang sebagai fungsi dari peranan tertentu yang dia pegang dalam organisasi 8. Peran yang saya terima diperusahaan ini, sering bertentangan satu sama lain, sehingga membingungkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
Skala Ordinal SK07
7
SK08
8
SK07
7
SK08
8
67
Variabel
Dimensi
Sub Dimensi
Tuntutan Antar Personal
Keluarga
Variabel Intervening (X3) : Stress Kerja Pegawai (Stephen P Robbins 2015)
Individu
Ekonomi
Kepribadian
Indikator
Simbol
No
9. Tekanan dari karyawan lain.
SK09
9
10. Karyawan memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan atasan
SK10
10
11. Hubungan keluarga yang tidak harmonis baik sebagai orang tua, anak, istri maupun suami
SK11
11
12. Keluarga yang tidak mendukung bekerja diperusahaan tersebut
SK12
12
13. Sumber penghasilan yang berlebihan, atau kurangnya penghasilan yang didapat
SK13
13
14. Karyawan merasa malas bekerja jika mengingat gaji yang didapat, tidak mencukupi kebutuhannya
SK14
14
15. Mudah stress hingga tertekan dalam menghadapi pekerjaan sehari hari
SK15
15
16.Mudah marah dalam menghadapi pekerjaan sehari hari
SK16
16
Sumber : Perilaku Organisasi ED. 16, 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
Skala Ordinal
68
TABEL 3.4 TABEL OPERASIONAL VARIABEL KINERJA KARYAWAN Variabel
Dimensi
Mutu Pekerjaan
Kejujuran Karyawan
Kinerja (Y) (Umar dalam Mangkunegara, 2010)
Inisiatif
Kehadiran
Indikator
Simbol
No
Mutu dalam pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan skill
KK01
1
Karyawan mengerjakan suatu pekerjaan dengan penuh perhitungan
KK02
2
Karyawan tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan demi kepentingan
KK03
3
Karyawan tidak memanipulasi data untuk kepentingan pribadi
KK04
4
Karyawan memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah tanpa diperintah pimpinan
KK05
5
Karyawan mampu membantu pekerjaan rekan kerja yang sedang kesulitan
KK06
6
Karyawan selalu datang lebih awal dari jam kantor
KK07
7
Karyawan yang bersangkutan dapat membagi waktu istirahat dalam bekerja
KK08
8
Karyawan memiliki sikap profesional dalam setiap pekerjaannya.
KK09
9
Karyawan memiliki sikap yang santun baik kepada atasan dan rekan sekerja.
KK10
10
Skala Ordinal
Sikap
Sumber : Perilaku Organisasi ED. 16, 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
69
Variabel
Dimensi
Kerjasama
Keandalan
Kinerja (Y) (Umar dalam Mangkunegara, 2010)
Pengetahuan Tentang Pekerjaan
Tanggung Jawab
Pemanfaatan Waktu Kerja
Indikator
Simbol
No
1. Karyawan mampu bekerja sama dengan sikap konstruktif dalam tim
KK11
11
KK12
12
KK13
13
4.Karyawan mampu mencari cara lain ketika mengalami kebuntuan kerja
KK14
14
5. Karyawan menguasai SOP dalam hal pekerjaan
KK15
15
2. Karyawan mampu menerima kritik dan saran dari rekan kerja untuk bekerja lebih baik. 3. Karyawan memiliki keandalan dalam melaksanakan prosedur kerja
6. Karyawan memiliki pengetahuan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan.
KK16
16
7. Karyawan mampu bertanggungjawab penuh atas resiko dari keputusan yang diambil.
KK17
17
8. Karyawan bersedia kerja lembur untuk memenuhi target perusahaan.
KK18
18
9. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
KK19
19
10. Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang ingin dicapai
KK20
20
Sumber : Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan 3, 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran
Skala Ordinal
70
D. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden, dimana responden akan memberikan respon tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang diberikan. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, adalah data mengenai pendapat responden tentang gaya kepemimpinan, budaya organisasi, stress kerja karyawan dan kinerja karyawan. 2. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Dalam penelitian ini, data sekunder hanya mendukung pengumpulan data awal sebagai output penelitian.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah kelompok atau kumpulan individu-individu atau obyek penelitian yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek-obyek (satuan-satuan/individu-individu) (Arikunto, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Buana InterMedia Global.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
2. Sample Penelitian Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2014). Dalam sebuah penelitian keberadaan sample memiliki peran yang sangat vital. Hal ini dikarenakan sample penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Sugiyono (2011 : 62), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Selain sampel penelitian, teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan sample penelitian. Berdasarkan teori diatas, populasi dalam penelitian ini sebagai berikut : TABEL 3.5 DATA POPULASI PT. BUANA INTERMEDIA GLOBAL DEPARTEMENT
JUMLAH POPULASI KARYAWAN LOKAL
SAMPEL
Divisi SDM
5
5
Divisi Operasional
84
84
Divisi Keuangan
6
6
Divisi Marketing
24
24
Teknisi
5
5
Office Boy / Girl
10
10
Total
134
134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Jumlah sampling pada penelitian ini 100 sampling yang memenuhi kriteria dari setiap variabel penelitian, penentuan jumlah sampling ini dihitung dengan menggunakan metode Slovin, yaitu salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sample dalam suatu penelitian (Sevilla et al., 2008 : 182) sebagai berikut :
n=
N 1+ Ne2
Keterangan : n : Jumlah sample N : Jumlah Populasi e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance) (0,05)
n=
134 1 + (134 x 0,05
n=
2)
134 1 + 0,335
n=
100, 37
dibulatkan menjadi 100 sampling.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner secara personal dan wawancara. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk
dijawabnya
(Sugiyono,
2011).
Wawancara
adalah
teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan langsung kepada responden PT. Inter Media Global dan peneliti dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan survey dan pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden. Kuesioner secara personal digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari kontruk – kontruk yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.Sugiyono (2013: 132) mengemukakan Skala Likert adalah metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapar berupa pernyataan atau pertanyaan.
Skala Likert menggunakan lima tingkat
jawaban, yaitu: TABEL 3.6 SKALA LIKERT PERNYATAAN
KODE
SKOR
STS
Sangat Tidak Setuju
1
TS
Tidak Setuju
2
N
Netral
3
S
Setuju
4
SS
Sangat Setuju
5
Sedangkan metode pengumpulan data awal untuk menemukan fenomena yang terjadi peneliti melakukan pra penelitian melalui survey terhadap 20 orang karyawan menggunakan kuisioner dengan 25 indikator dan melakukan diskusi kepada 10 orang karyawan PT. Buana Intermedia Global.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
F. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam teknik analisis deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan Sugiyono (2013). Secara ringkas akan disajikan
generalisasi
hasil nilai nominal
hubungan korelasi dari motivasi dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan 2. Analisis Inferensial Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang layak (fit), metode analisis dalam penelitian ini menggunakan Component atau Variance Based Structural Equation Modeling dimana dalam pengolahan datanya menggunakan program Partial Least Square (SmartPLS) versi 3.0. PLS (Partial Least Square) adalah model alternative dari covariance based SEM. PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah dengan responden kurang dari 100 (Ghozali, 2014). Tujuan PLS adalah mencari hubungan linear prediktif optimal yang ada pada data. Walaupun PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variable laten. Seperti dinyatakan oleh Wold dalam Ghozali (2014) Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis seperti powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi normal multivariate, dan sample tidak harus besar Langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Evaluasi Measurement Model (outer Model) Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model) mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut : x=˄xξ+ɛx y =˄ yη + ɛ Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variable laten eksogen dan endogen ξ dan η, sedangkan ˄ x dan ˄ y merupakan matrik regresi sederhana
loading
yang
menggambarkan
koefisien
yang menghubungkan variabel laten dan
indikatornya. Residual
yang diukur dengan ɛ x dan ɛ x dapat
diinterprestasikan sebagai kesalahan pengukuran (Ghozali, 2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
a. Convergent Validity Pengujian
Convergent
Validity
dari
masing-masing
indikator konstruk. Menurut Chin dalam (Ghozali, 2014), suatu indikator dikatakan mempunyai valid yang baik jika nilainya lebih besar dari 0,70, sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60 dapat dianggap cukup. Berdasarkan kriteria ini bila ada loading factor dibawah 0,60 maka akan di drop dari model. b. Discriminant Validity Pengujian dapat
dilihat
Discriminant
pada
validity,
cross-loading
antara
indikator indicator
refleksif dengan
konstruknya. Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada konstruk lain. Dengan demikian, kontrak laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain. Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Berikut ini rumus menghitung AVE.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
c. Composite Reliability Pengujian composite reliability bertujuan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam suatu model penelitian. Apabila seluruh nilai variabel laten memiliki nilai composite reliability maupun cronbach alpha ≥ 0,7 hal itu berarti bahwa konstruk memiliki reabilitas yang baik atau kuisioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsiaten 2. Pengujian Model Struktural/Uji Hipotesis (Inner Model) Pengujian inner model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori dalam rangka menganalisis hubungan antara variabel eksogen dan endogen telah dijabarkan dalam rerangka konseptual. Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R- square yang merupakan uji goodness-fit model. Tahapan pengujian terhadap model struktural (uji hipotesis) dilakukan dengan langkah- langkah berikut ini : a. GOF ( Goodness-fit Model) 1. Nilai R-square Melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Uji yang kedua dapat dilihat dari hasil R-square untuk variabel laten endogen dalam
model
sebesar
0.67,
0.33
structural mengindikasikan
tersebut “baik”, “moderat”, dan “lemah”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
bahwa
0.19 model
79
2. Predictive Relevance (Q2) Pengujian Goodness of Fit model struktural pada inner model menggunakan nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menunjukan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance. Sedangkan Q2 < 0 menunjukan tidak adanya relevansi prediktif. Nilai q2 digunakan untuk melihat pengaruh relative model structural terhadap pengukuran observasi untuk variabel tergantung laten ( variabel laten endogenous). Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus : Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22)….(1 – Rp2). Dimana R12, R22…Rp2 adalah R – Square variabel eksogen dalam model persamaan. Besaran Q2 setara dengan koefisien determinan total R2 pada analisis jalur. 3.
Hasil Pengujian Hipotesis (Estimasi Koefisien Jalur)
Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur boostrapping. Melihat signifikansi pada hipotesis dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi T-statistic pada algorithm boostrapping report nilai signifikansi T-statistic harus lebih dari 1.98.
http://digilib.mercubuana.ac.id/