BAB III METODE PENELITIAN •
Definisi Operasional
•
Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi keterampilan membaca informasi dari gambar, bagan, tabel, dan grafik dan keterampilan menyajikan informasi ke dalam grafik yang dijaring melalui tes tertulis berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Kemampuan komunikasi lisan dinilai dengan menggunakan lembar observasi pada saat kegiatan diskusi.
•
Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan kognitif siswa dalam memahami konsep pada materi pencemaran lingkungan yang diukur melalui pretest dan posttest. Ranah kognitif berdasarkan revisi taksonomi Bloom meliputi dimensi proses kognitif dari jenjang C1, C2, C3, dan C4.
•
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dalam penelitian ini
merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan membantu untuk memahami materi pembelajaran dan mengkaitkan materi dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari.
•
Metode Penelitian 1
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu atau quasy experiment karena banyak faktor dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan dan bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara variabel-variabel dalam penelitian (Arikunto, 2008: 77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan yang jadi variabel terikatnya adalah penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. •
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent
Pretest and Posttest Control Group, dimana terdapat satu kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan satu kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pendekatan konvensional. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian Non-equivalent Pretest and Posttest Control Group Kelas Eksperimen Kontrol
Pretest T1 T1
Pelakuan X O
Posttest T2 T2
Keterangan : T1 : Tes awal (pretest) T2 : Tes akhir (posttest) X : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) O : Pendekatan konvensional •
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15
Bandung semester genap tahun ajaran 2010/2011. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan kelas
2
X-9 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposif yaitu teknik yang digunakan karena mempunyai tujuan tertentu (Arikunto, 2006: 140). Kelas X-7 dan kelas X-9 terpilih menjadi sampel penelitian karena memiliki kemampuan kognitif yang hampir sama dan kemampuan komunikasi yang rendah. •
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang terletak di
Jl.
Sarimanis I Sarijadi Bandung. •
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
•
Soal penguasaan konsep siswa berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang digunakan untuk melihat penguasaan konsep siswa mengenai materi pencemaran lingkungan sebelum dan sesudah pembelajaran. Soal pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Lampiran B1.
•
Soal kemampuan komunikasi berupa soal uraian sebanyak 5 soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi tulisan. Soal kemampuan komunikasi tulisan meliputi kemampuan siswa dalam menginterpretasi gambar, mengubah uraian ke dalam bagan, mengubah data dalam tabel ke dalam bentuk uraian, mengubah data dalam grafik ke dalam bentuk uraian, dan membuat grafik. Soal kemampuan komunikasi dapat dilihat pada Lampiran B2.
•
Lembar observasi, digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi lisan siswa yang diisi oleh observer sesuai dengan aktivitas siswa yang teramati pada saat berdiskusi. Format lembar observasi dapat dilihat di Lampiran B3.
•
Angket, digunakan untuk mengetahui pendapat dan respon siswa setelah
3
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Format angket dapat dilihat di Lampiran B4. •
Format wawancara, digunakan untuk mengetahui pendapat guru tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Format wawancara dengan guru dapat dilihat di Lampiran B5.
•
Analisis Instrumen Penelitian Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu instrumen soal
tersebut dikonsultasikan (judgement) kepada dosen. Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di SMA Percontohan UPI Bandung dengan pertimbangan bahwa SMA Percontohan UPI Bandung termasuk ke dalam klaster yang setara dengan SMA yang dijadikan populasi dalam penelitian ini. Hasil uji coba diolah dengan cara menetapkan validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Hasil analisis uji coba soal secara lengkap dapat dilihat di Lampiran C1.
•
Validitas butir soal Validitas suatu soal dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar sebagai berikut ini: rxy = Keterangan : rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
N
= banyaknya data
∑XY = jumlah perkalian X dengan Y X2
= kuadrat dari X
Y2
= kuadrat dari Y 4
(Arikunto, 2008: 72) Kriteria acuan untuk validitas dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini: Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Validitas Koefisien Validitas (rxy)
Kriteria Validitas
0,00 ≤ rxy < 0,20 0,20 ≤ rxy < 0,40 0,40 ≤ rxy < 0,70 0,70 ≤ rxy < 0,90 0,90 ≤ rxy ≤ 0,100
Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi (Arikunto, 2008: 75)
Berdasarkan hasil analisis validitas butir soal pilihan ganda, diperoleh data bahwa soal yang telah diuji coba memiliki nilai validitas yang sangat tinggi sebanyak 1 soal, validitas tinggi sebanyak 4 soal, validitas cukup sebanyak 7 soal, validitas rendah sebanyak 5 soal dan validitas sangat rendah sebanyak 8 soal. Sedangkan untuk soal uraian, dari 5 soal yang diuji coba terdapat 2 soal dengan validitas tinggi, 2 soal dengan validitas cukup, dan 1 soal dengan validitas rendah. •
Reliabilitas Reliabilitas menunjukan konsistensi atau keajegan suatu tes. Tes yang reliabel
akan memberikan skor yang ajeg atau tidak berubah bila digunakan pada situasi yang berbeda. Reliabilitas tes pilihan ganda menggunakan rumus K-R. 20 sebagai berikut:
Keterangan : r11
= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
N
= banyaknya data
∑XY = jumlah perkalian X dengan Y X2
= kuadrat dari X
Y2
= kuadrat dari Y (Arikunto, 2008: 100) 5
Untuk menghitung reliabilitas soal uraian menggunakan rumus Alpha:
Keterangan : r11 = reliabilitas tes i
2
2i
= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total (Arikunto, 2008:109)
Kriteria acuan untuk reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas r11 ≤ 0,20 0,20 ≤ r11 < 0,40 0,40 ≤ r11 < 0,70 0,70 ≤ r11 < 0,90 0,90 ≤ r11 ≤ 0,100
Kriteria Reliabilitas Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
(Suherman, 2003: 139) Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, soal pilihan ganda memiliki nilai 0,84 yang termasuk kategori tinggi. Sedangkan untuk soal uraian memiliki nilai reliabilitas 0,67 yang termasuk kategori cukup. •
Daya pembeda Daya pembeda merupakan petunjuk sejauh mana tiap soal mampu
membedakan tingkat penguasaan siswa. Soal yang mempunyai daya pembeda yang baik akan dapat membedakan antara siswa yang menguasai materi pelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Daya pembeda soal pilihan ganda dihitung dengan menggunakan rumus : 6
Keterangan: DP : Daya Pembeda : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BA : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar BB JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas : Banyaknya peserta tes kelompok bawah JB (Arikunto, 2008: 213) Menurut Usman dan Setiawati (Khatimah, 2003: 98) untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut ini: DP = Keterangan : SA
= jumlah skor kelas atas
SB
= jumlah skor kelas bawah
T
= jumlah peserta kelas atas dan kelas bawah
Smax = skor tertinggi soal Smin = skor terendah soal
Adapun kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda 0.00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00
Kriteria Jelek Cukup Baik Baik Sekali (Arikunto, 2008: 218)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda untuk, dari 25 soal pilihan ganda yang diuji coba terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik sekali, 8 soal memiliki daya pembeda baik, 13 soal memiliki daya pembeda cukup, dan 2 soal memiliki daya pembeda jelek. Sedangkan untuk soal uraian, dari 5 soal yang diuji coba terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik, 2 soal memiliki daya pembeda cukup, dan 1 soal memiliki daya pembeda jelek. 7
•
Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran soal menunjukan derajat kesulitan suatu item untuk
diselesaikan oleh siswa. Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus :
Keterangan : P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto, 2008 : 208) Kriteria acuan untuk tingkat kesukaran pilihan ganda dapat dilihat pada Tabel
3.5 dibawah ini: Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Indeks Kesukaran 0,00 - 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Kriteria Sukar Sedang Mudah (Arikunto, 2008: 210)
Untuk menghitung tingkat kesukaran bentuk uraian digunakan rumus : % (Karno To, 1996: 16) Keterangan: TK = tingkat kesukaran ST = jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal yang diolah IT = jumlah skor maksimum yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran soal uraian dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini: Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Tingkat Kesukaran Soal Uraian Indeks Kesukaran 0% - 15%
Kriteria Sangat Sukar 8
16% - 30% 31% - 70% 71% - 85% 86% - 100%
Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah Karno To (1996: 16).
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, dari 25 soal pilihan ganda yang diuji coba terdapat 15 soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan 10 soal memiliki tingkat kesukaran mudah. Sedangkan untuk soal uraian dari 5 soal yang diuji coba, semua soal memiliki tingkat kesukaran sedang. Tabel 3.7 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Soal Pilihan Ganda No. Soal 1 2 3 4. 5 6 7
Validitas
Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran Kesimpulan
Interpretasi
Nilai
Interpretasi
Nilai
Interpretasi
Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sangat Rendah 0,44 Rendah 0,99 Sangat Tinggi 0,13 Sangat Rendah 0,36 Rendah 0,41 Sedang Validitas Nilai Interpretas i 0,06 Sangat Rendah 0,65 Sedang 0,58 Sedang 0,49 Sedang 0,70 Tinggi 0,08 Sangat Rendah
0,30 0,26 0,24 0,30 0,30 0,25 0,28
Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
81,58 86,84 81,58 76,32 73,68 60,53 60,53
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang
Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Ditolak
0,27 0,41
Cukup Baik
68,42 60,53
Sedang Sedang
Diterima Diterima
0,30
Cukup
52,63
Sedang
Diterima
19
0,04
20
0,41
8 9 10 11 12 No. Soal 13 14 15 16 17 18
Nilai
0,30 0,63 0,47 0,27 0,50 0,32 0,08
Sangat Rendah Sedang
0,30 Cukup 0,30 Cukup Daya Pembeda Nila Interpretasi i 0,10 Jelek
42,11 Sedang Diterima 44,74 Sedang Diterima Tingkat Kesukaran Kesimpulan
0,24 0,30 0,60 0,72 0,60
Nilai
Interpretasi
73,68
Mudah
Ditolak
Cukup Cukup Baik Baik Sekali Baik
47,37 47,37 65,79 57,89 68,42
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima
0,45
Baik
68,42
Sedang
Ditolak
0,43
Baik
71,05
Mudah
Diterima
9
21 22 23 24
0,77 0,84 0,82 0,03
25
0,10
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Rendah Sangat Rendah
0,70 0,60 0,50 0,60
Baik Sekali Baik Baik Baik
65,79 78,95 73,68 71,05
Sedang Mudah Mudah Mudah
Diterima Diterima Diterima Ditolak
0,20
Jelek
36,84
Sedang
Ditolak
Berdasarkan data pada Tabel 3.7, dari 25 soal yang diuji coba akan digunakan 20 soal sebagai soal untuk menilai hasil belajar. Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Soal Uraian No. Soal 1 2 3 4 5
Validitas
Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
Nilai
Interpretasi
Nilai
Interpretasi
Nilai
Interpretasi
0,51 0,32 0,66 0,72 0,82
Cukup Rendah Cukup Tinggi Tinggi
0,32 0,12 0,30 0,45 0,50
Cukup Jelek Cukup Baik Baik
0,62 0,40 0,59 0,56 0,42
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Kesimpulan
Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima
Berdasarkan data pada Tabel 3.8, maka jumlah soal yang akan digunakan sebagai soal kemampuan komunikasi adalah 5 soal. H. Pengolahan Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh merupakan data dalam bentuk hasil pretest dan posttest penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa, lembar observasi, angket, dan hasil wawancara. •
Pengolahan data pretest dan posttest
•
Pengolahan nilai dalam bentuk tes menggunakan rumus:
Keterangan: NP
= nilai yang dicari dalam skala seratus
R
= skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= skor maksimum ideal dari seluruh soal (Purwanto, 2008: 102) 10
Jika sudah diperoleh rata-rata pretest dan posttest kemudian menentukan tingkat pemahaman siswa. Menurut Arikunto, tingkat pemahaman siswa dapat dikategorikan seperti pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Skala Kategori Kemampuan Rata-Rata Nilai 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% < 20%
Kategori Kemampuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Arikunto, 2006: 75)
Jika hasil pretest menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol, maka untuk melihat peningkatannya dapat dilakukan dengan cara melihat indeks gain. Indeks gain ini dihitung dengan rumus indeks gain dari Hake.
(Barka dalam Khususwanto, 2008:49) Adapun untuk kriteria koefisien indeks gain mengacu pada kriteria Hake, selanjutnya pengelompokkan indeks gain berdasarkan kriteria yang ada pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Indeks Gain Indeks gain < 0,30 0,30 – 0,70 > 0,70 •
Kriteria Rendah Sedang Tinggi (Barka dalam Khususwanto, 2008: 49)
Uji Prasyarat Uji prasyarat bertujuan untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan.
Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
11
1) Uji Normalitas, dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis uji normalitas, kriteria untuk menolak atau menerima H0 berdasarkan significance adalah sebagai berikut: Jika significance < α, maka H0 ditolak Jika significance ≥ α, maka H0 diterima 2)
Uji Homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Jika nilai F hitung melebihi taraf nyata 0,05 maka varians data tersebut homogen.
•
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi normal dan homogen,
menggunakan rumus uji z:
Keterangan: = rata-rata sampel 1 (kelas eksperimen) = rata-rata sampel 2 (kelas kontrol) n1 = jumlah sampel kelas 1 (kelas eksperimen) n2 = jumlah sampel kelas 2 (kelas kontrol) s1 = simpangan baku kelas 1 (kelas eksperimen) s2 = simpangan baku kelas 2 (kelas kontrol) (Sudjana dan Ibrahim, 2004: 102) Bentuk hipotesis untuk uji hipotesis data yang berdistribusi normal dan homogen adalah sebagai berikut:
12
H0: tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. H1: terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. Uji z dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai –ztabel(0,05) < zhitung < z
tabel(0,05)
atau nilai zhitung berada di
daerah penerimaan H0. Kriteria kedua adalah H0 ditolak dan H1 diterima jika zhitung > ztabel(0,05) atau nilai z hitung berada di luar daerah penerimaan H0. Jika diperoleh data yang tidak berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non parametrik. Bentuk hipotesis untuk uji non parametrik adalah: H0: tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. H1: terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima atau jika nilai Signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak. •
Penilaian kemampuan komunikasi tulisan siswa Data
kemampuan
komunikasi
tulisan
siswa
berupa
kemampuan
menginterpretasi gambar, membuat bagan, membaca tabel, membaca grafik, dan membuat grafik diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Purwanto, 2008: 103) Selanjutnya pengelompokkan tingkat penguasaan, berdasarkan kriteria yang ada pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Penguasaan Kemampuan Komunikasi Tingkat Penguasaan 86-100%
Kategori Sangat Baik 13
76-85% 60-75% 55-59% ≤54 •
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali (Purwanto, 2008: 103)
Pengolahan lembar observasi Lembar observasi berisi indikator kemampuan berkomunikasi lisan siswa.
Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dihitung nilai frekuensi kemunculan untuk setiap aspek komunikasi. Pengolahan data menggunakan rumus:
Keterangan: X : Persentase munculnya aspek kemampuan berkomunikasi secara lisan siswa r : Jumlah indikator yang muncul selama pembelajaran R : Jumlah total indikator komunikasi yang diharapkan muncul (Subekti dalam Priandini, 2007) Adapun kriteria acuan untuk penafsiran angka presentase aspek kemampuan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Kategori Kemunculan Aspek Komunikasi Persentase 100% 81% - 99% 51% - 80% 50% 31% - 49% 1% - 30 % 0%
Kategori Selalu Sangat Sering Sering Cukup Jarang Sangat jarang Tidak Pernah 14
(Soemantri dalam Priandini, 2007)
•
Pengolahan angket Data angket yang telah diisi oleh siswa dianalisis untuk mendapatkan data
mengenai pendapat atau respon siswa. Skala pengukuran yang digunakan untuk angket pada penelitian ini adalah skala Guttman. Analisis data angket dilakukan dengan cara mempersentasekan jawaban siswa (jawaban Ya dan jawaban Tidak) pada setiap pernyataan yang terdapat pada angket. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase angket adalah:
Keterangan: P = Persentase setiap jawaban f = Frekuensi atau jumlah siswa pada item tersebut N = Jumlah keseluruhan siswa (Sudjana, 2010: 131)
•
Analisis data hasil wawancara dengan guru Hasil wawancara terhadap guru di analisis secara kualitatif dan dideskripsikan.
Data hasil wawancara dengan guru digunakan sebagai data pelengkap. •
Analisis korelasi Analisis korelasi dilakukan dengan mencari nilai r atau koefisien korelasi.
Analisis
korelasi
dilakukan
untuk
mengetahui
persamaan
matematis
yang
menghubungkan dua kejadian atau variabel dan bagaimana keeratan hubungan dua
15
kejadian atau variabel tersebut (Boediono dan Koster, 2004: 170). Untuk menganalisis korelasi digunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterpretasi berdasarkan Tabel 3.13. Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Korelasi Nilai Korelasi 0,90 – 1 0,70 – 0,90 0,50 – 0,70 0,30 – 0,50 0,000 – 0,30
Kategori Sangat kuat Kuat Cukup Lemah Sangat Lemah (Boediono dan Koster, 2004: 184-185).
7. Analisis regresi Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional dua kejadian (Boediono dan Koster, 2004: 170). Adapun untuk melakukan analisis regresi menggunakan program komputer software SPSS versi 16.0 for windows.
•
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terbagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. •
Tahap persiapan Tahap persiapan penelitian terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini:
•
Perumusan masalah yang akan diteliti.
•
Studi literatur untuk mengumpulkan informasi tentang pendekatan CTL, penguasaan konsep, dan kemampuan komunikasi.
•
Penyusunan proposal.
•
Pelaksanan seminar proposal.
16
•
Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukan dari dosen.
•
Penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk menjaring data.
•
Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
•
Uji coba instrumen penelitian.
•
Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.
•
Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini:
•
Penentuan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
•
Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan serta kemampuan berkomunikasinya.
•
Pelaksanaan proses pembelajaran, kelas eksperimen menggunakan pendekatan CTL sedangkan kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional.
•
Pengambilan data kemampuan komunikasi lisan oleh observer selama pembelajaran berlangsung.
•
Penjaringan data posttest pada akhir penelitian yang meliputi penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan serta kemampuan berkomunikasinya.
•
Tahap penarikan kesimpulan Tahap penarikan kesimpulan terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini:
•
Pelaksanaan analisis terhadap data hasil penelitian.
•
Pelaksanaan pembahasan dan penarikan kesimpulan dari hasil analisis data.
•
Penyusunan laporan hasil penelitian.
17
J. Alur Penelitian
18
Gambar 3.1 Alur Penelitian
19