BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang penerjemahan yang bersifat deskriptif kualitatif, terpancang, dan berkasus tunggal. Disebut penelitian deskriptif karena dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengelompokkan, menganalisis dan menginterpretasikan data penelitian (Surakhmad, 2002:140). Masalah yang dideskripsikan adalah teknik penerjemahan dan kualitas terjemahan kalimat yang mengandungungkapan satire dalam Novel The 100 Year-Old-Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared. Menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tujuan penelitian ini adalah mencermati suatu fenomena yang terjadi dalam konteks situasi tertentu, oleh karena itu dapat disebut sebagai penelitian studi kasus.Penelitian ini disebutsebagai studi kasus terpancang karena masalah penelitian sudah ditentukanterlebih dahulu dalam proposal penelitian sebelum permasalahan tersebut digalilebih dalam di lapangan (Sutopo, 2002).
50
51
Karena sasaran atau subjek penelitiannya memiliki karakteristik yang sama, penelitian ini termasuk studi kasus tungggal. Menurut Neubert (2004), penelitian bidang penerjemahan seperti ini disebut sebagai limited case study atau case studies focusing on particular aspects of ST and TT.Jika ditinjau dari sisi orientasinya, menurut Shuttleworth dan Crowie (1998), penelitian ini termasuk penelitian di bidang penerjemahan yang berorientasi pada produk. Metode etnografi juga digunakan dalam penelitian ini karena peneliti juga turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang dirasa masih belum tercukupi dari sumber data utama.Menurut Spradley (2007: 12), etnografi digunakan untuk mendeskripsikan suatu permasalahan budaya secara eksplisit dan implisit, yang diungkapkan melalui komentar maupun wawancara. Data yang dikumpulkan dari lapangan berupa hasil kuesioner dan focus group discussion (FGD).Kuesioner yang diberikan berisi pertanyaan-pertanyaan
yang mengukur tingkat
keakuratan,
keterbacaan, dan keberteriman terjemahan. Selanjutnya, para rater akan dikumpulkan dalam FGD untuk mendiskusikan ketiga aspek kualitas terjemahan tersebut. Data
yang
akan
dikumpulkan,
dikelompokkan,
dianalisis,
dan
diinterpretasikan dalam penelitian ini akan dipilih dan dikumpulkan berdasarkan pendekatan stilistika dan pendekatan penerjemahan. Pendekatan stilistika digunakan untuk menemukan kompleksitas kalimat yang mengandung ungkapan satire,tipe ungkapan satire, dan peranti retoris yang digunakannya dalam novel The 100 Year Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared. Pendekatan penerjemahan digunakan untuk menganalisis teknik penerjemahan serta kualitas
52
terjemahan ungkapan satire dalam novel tersebut, dilihat dari tingkat keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaannya.
3.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan “focus-determined boundary”, yang secara harafiah berarti ‘batas yang ditentukan oleh fokus atau objek penelitian’ (Lincoln dan Guba, 1985 dalam Santosa, 2014: 47). Sementara itu, menurut Spradley dalam Santosa (2014: 40), lokasi penelitian harus memiliki unsur-unsur pokok dari lokasi penelitian yaitu tempat atau seting, aktor atau partisipan, dan kejadian. Lokasi penelitan ini adalah novel yang berjudul The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared yang ditulis oleh Jonas Jonasson, diterbitkan pertama kali oleh Piratförlaget, Swedia, dan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Bentang Pustaka. Novel ini ber-setting di Swedia, tepatnya di kota kecil bernama Malmköping. Partisipan dalam penelitian ini adalah semua tokoh yang ada dalam The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared, terutama tokoh utamanya—Allan Karlson. Tokoh-tokoh lain dalam novel ini adalah Julius Jonsson, Benny, Gunilla (Jelita), Direktur Alice, dan Ni Wayan Laksmi. Kejadian yang diangkat dalam novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared adalah semua kalimat yang mengandung ungkapan satire yang terdapat di dalam novel tersebut.
53
3.3. Data dan Sumber Data Data yang dikaji di dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu data primer dan data sekunder. Yang termasuk data primer adalah: 1) data lingusitik, yaitu semua data yang termasuk dalam ungkapan satire di dalam novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dan 2) data informan, yaitu hasil kuesioner dan focus group discussiondari para rater tentang keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Selanjutnya, data sekunder dalam penelitian ini adalah segala informasi yang terkait dengan novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared dari situs resmi penulis http://jonasjonasson.com/ dan review mengenai novelnya di situs https://www.goodreads.com/book/show/13486632-the-hundredyear-old-man-who-climbed-out-of-the-window-and-disappeared.
3.4. Teknik Sampling Menurut Arikunto (2002: 109), sampel adalah bagian dari representasi populasi yang akan diteliti. Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan sampel berdasarkan criterion-based sampling dalam memilih sumber data, informan, serta pengumpulan datanya. Teori ini juga disebut dengan theoritical-based sampling yang artinya sumber data dipilih dan dikumpulkan berdasarkan pendekatan teori yang digunakan.
54
Karena penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, dipilih sumber data yang mewakili informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, digunakan teknik purposive sampling. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan kecenderungan peneliti memilih data yang dianggap memiliki informasi dan permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002: 56). Oleh karena itu, pemilihan sampel berdasarkan kriteria digunakan sebagai dasar pemilihan data dalam novel serta informan dalam penelitian ini. Kriteria novel dalam penelitian ini meliputi: 1) Novel menggunakan gaya bahasa satire. 2) Novel diterbitkan setelah tahun 2010 dan telah diterjemahkan dalam lebih dari 10 bahasa. 3) Novel mendapatkan rating pembaca tinggi dalam situs goodreads.com. Sementara itu, kriteria satire yaitu kalimat yang mengandung sindiran, ejekan, maupun olok-olok dalam hal kelemahan manusia, budaya, kondisi sosial, maupun politik. Teknik sampling yang ditujukan kepada para informan ditentukan secara selektif karena yang diutamakan adalah kedalaman, kemantapan, serta ketuntasan informasinya. Oleh karena itulah, informan penilai hendaknya ahli dalam bidangnya, yang memiliki kompetensi memadai dalam memberikan penilaian terhadap teks terjemahan.Informan terdiri atas 3 orang rater dalam aspek keakuratan dan keberterimaan, dan 3 orang rater dalam aspek keterbacaan (responden). Berikut adalah kriteria rater dalam aspek keakuratan dan keberterimaan.
55
1) Menguasai bahasa Inggris (BSu) dan bahasa Indonesia (Bsa) dengan baik. 2) Memiliki
latar
belakang
pendidikan
penerjemahan,
minimal
S2
Penerjemahan. 3) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penerjemahan. 4) Bersedia menjadi rater dan membantu memberikan kontribusi terhadap penelitian ini.
Sementara itu, kriteria rater dalam aspek keterbacaan (responden) adalah: 1) menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, 2) memiliki latar belakang pendidikan minimal S1, 3) suka membaca buku, terutama novel terjemahan, 4) danbersedia menjadi rater serta membantu memberikan kontribusi terhadap penelitian ini.
3.5. Pemerolehan Data Pemerolehan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam cara pengambilan data, yaitu sebagai berikut. 1. Analisis Isi Analisis ini (content analysis) merupakan variasi bentuk dari analisis dokumen. Sutopo (2006: 81) menyatakan bahwa teknik analisis isi merupakan cara untuk menentukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Grbich dalam Santosa (2014: 65) menyatakan bahwa analisis
56
isi digunakan untuk mencerna bentuk, makna, fungsi perilaku sosial di dalam suatu konteks dalam dokumen yang besar, termasuk di dalamnya ada pengkodean dan pengkategorian. Dalam pelaksanaannya, analisis isi dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-thap sebagai berikut. 1) Peneliti membaca novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared, baik novel asli maupun terjemahannya, serta memahami konteks situasi dalam novel tersebut. 2) Peneliti
mengumpulkan
dan
mengklasifikasikan
kalimat
yang
mengandung ungkapan satire yang ditemukan dalam novel The 100-YearOld Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared. 3) Peneliti memberikan kode data. 4) Menganalisis teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan ungkapan satire di dalam novel tersebut. 5) Peneliti menganalisis pengaruh penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan.
2. Kuesioner Menurut Sutopo (2006), kuesioner adalah daftar pertanyaan bagi pengumpulan
data
dalam
penelitian.
Kuesioner
digunakan
untuk
mengumpulkan data sekunder agar diperoleh informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan analisis. Dalam penelitian ini, kuesioner
57
bertujuan untuk memperoleh data tentang tingkat keakuratan, keberterimaan, serta keterbacaan. Informasi diperoleh dengan cara memberikan kuesioner pada kepada rater. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup dengan pilihan jawaban yang sudah dibatasi. Dalam kuesioner juga tersedia kolom komentar agar rater dapat memberikan pendapatnya. Kuesioneryang telah diisi oleh para rater akan didiskusikan lebih lanjut dalam FGD untuk disepakati hasilnya. Tabel 3.1. Skala Penilaian Keakuratan (Nababandkk., 2012) Kategori Terjemahan Akurat
Skor 3
2
Kurang Akurat
Parameter Kualitatif Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber dialihkan secara akurat kedalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna. Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, atau kalimat bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
1
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa atau kalimat bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat kedalam bahasa sasaran, atau dihilangkan (deleted). Tabel 3.2. Skala Penilaian Keberterimaan (Nababandkk., 2012) Tidak Akurat
Kategori Terjemahan Berterima
Skor 3
Parameter Kualitatif Terjemahan terasa alamiah; istilah teknis yang digunakan lazim dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang
58
Kurang Berterima
2
Tidak Berterima
1
digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah, namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal. Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Tabel 3.3. Skala Penilaian Keterbacaan (Nababandkk., 2012) Kategori Terjemahan Tingkat Keterbacaan Tinggi Tingkat Keterbacaan Sedang
Skor
Tingkat Keterbacaan Rendah
1
3
2
Parameter Kualitatif Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat, atau teks terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca, namun ada bagian tertentu yang harus dibaca lebih dari satu kali untuk memahami terjemahan. Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca.
3. Focus Group Discussion (FGD) Setelah kuesioner dibagikan kepada informan (rater), sebagai tindak lanjutnya akan diadakan sebuah forum diskusi untuk membahas bersama tentang hasil kuesioner. FGD dilakukan untuk memperoleh kemantapan data. Di dalam forum diskusi ini, penilaian terhadap kualitas terjemahan
59
didiskusikan dan disepakati bersama hasilnya. Berikut ini adalah ketentuan FGD dalam penelitian ini. 1) Peserta FGD adalah para informan (rater), dengan peneliti bertindak sebagai moderatornya. 2) Materi yang didiskusikan adalah jawaban kuesioner yang telah diisi sebelumnya oleh para informan. 3) FGD mendiskusikan jawaban-jawaban kuesioner terutama yang belum disepakati oleh para informan, untuk disepakati bersama hasilnya. 4) Lama waktu FGD adalah 1x90 menit. 5) Dalam FGD, peneliti berperan sebagai moderator dengan tugas sebagai berikut. a. Menjaga arah diskusi agar semua peserta berperan aktif dan fokus pada topik diskusi. b. Mencatat hasil-hasil diskusi dan kesimpulannya.
3.6. Validitas Data Untuk pengembangan validitas penelitian digunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data (Moleong, 2010: 17) Ada empat macam teknik triangulasi yang sering digunakan untuk pengecekan validitas data di dalam penelitian kualitatif, yaitu triangulasi sumber,
60
triangulasi metode, triangulasi teori, dan triangulasi penelitian (Lincoln dan Guba, 1985, dalam Santosa, 2014: 57). Namun, validasi data yang digunakan dalam penelitian ini hanya triangulasi sumber data dan triangulasi metode. 1) Triangulasi sumber data Patton (dalam Sutopo, 2002: 78) menyebutkan bahwa triangulasi sumber memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis.Data yang diperoleh dari analisis isi dibandingkan dengan data yang didapatkan dari kuesioner. Dengan perbandingan ini, validitas data akandapat lebih dipertanggungjawabkan karena ditinjau dari sumber data yang berbeda. Triangulasi ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Data
Analisis Isi
Dokumen
Kuesioner
Informan (rater)
FGD
Gambar 3.1. Bagan triangulasi sumber data (diadaptasi dari Sutopo, 2002: 80)
2) Triangulasi metode Triangulasi metodologis dilakukan dengan cara mengkaji data yang dikumpulkan dengan metode yang berbeda. Dalam penelitian ini, ada 3 metode yang digunakan yaitu teknik analisis isi, kuesioner, dan focus group
61
discussion. Data yang dihimpun melalui analisis teks terjemahan akan dibandingkan dengan kuesioner yang diberikan kepada rater. Dari pengkajian dengan metode yang berbeda, akan didapatkan validitas datanya.Bagan berikut menggambarkan trianguasi metode yang dilakukan pada penelitian ini.
Analisis Isi Data
Kuesioner
Sumber Data
FGD Gambar 3.2. Bagan triangulasi metode (diadaptasi dari Sutopo, 2002: 81)
3.7. Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis secara induktif sesuai dengan ciri metode penelitian kualitatif, yaitu datanya diumpulkan satu per satu untuk menyusun teori yang utuh. Menurut Spradley (1980, dalam Santosa, 2014: 65), content analysis dilakukan melalui empat langkah analisis,yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema budaya. Teknik analisis data menurut Spradley dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.
62
Domain
Taksonomi
Komponensial
Menemukan Tema Budaya
Gambar 3.3. Skema Analisis Data (Spradley dalam Santosa, 2014)
1) Analisis Domain Grbich (dalam Santosa, 2014: 67) menjelaskan bahwa domain adalah bagian organik alamiah dari struktur besar suatu fenomena budaya. Struktur itu terdiri atas unsur-unsur pembentuk yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari suatu fenomena budaya, sosial, atau kebahasaan yang terkait di dalamnya. Ini berarti analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran besar tentang objek yang diteliti. Analisis ini secara umum digunakan untuk memilah antara yang data dan bukan data. Dalam penelitian ini, kalimat demi kalimat diperiksa dan dianalisis sehingga dapat ditentukan apakah mengandung ungkapan satire atau tidak. Jika mengandung ungkapan satire maka dikategorikan sebagai data. Sebaliknya, jika kalimat tidak mengandung satire maka tidak dimasukkan sebagai data. Berikut ini adalah contoh data.
63
Konteks situasi: Alan menceritakan tentang ibunya saat melahirkan dirinya. Ibu Allan melahirkan dengan bantuan istri tetangga yang tidak memiliki keahlian khusus dalam kebidanan, namun terpandang dalam masyarakat karena pernah mendapatkan kesempatan untuk memberi hormat di hadapan Raja Karl IV Johan. BSu: She gave birth at home with the help of the neighbour’s wife who was not especially talented at midwifery but who had some status in the community because as a nine-year-old she had had the honour of curtsying before King Karl XIV Johan, who in turn was a friend (sort of) of Napoleon Bonaparte.
BSa: Dia melahirkan di rumah dengan bantuan istri tetangga yang tidak terlalu berbakat dalam hal perbidanan, tetapi memiliki status dalam masyarakat karena pada usia 9 tahun wanita itu mendapat kehormatan membungkuk di depan Raja Karl XIV Johan, yang juga teman dari Napoleon Bonaparte (atau semacam itulah). Sementara itu, yang merupakan contoh bukan data misalnya sebagai berikut. Konteks Situasi: Dalam pelariannya, Allan tiba di sebuah pemakaman dan beristirahat. Di sana ia melihat kuburan Henning Algotsson. Usia mereka sebaya tetapi Henning sudah meninggal 61 tahun terlebih dulu. BSa:
He was born the same year as a Henning Algotsson who lay beneath
the stone just across from his bench. BSa: Dia lahir pada tahun yang sama dengan Henning Algotsson yang terbaring di bawah batu nisan tepat di seberang bangkunya.
2) Analisis Taksonomi Setelah melakukan analisis domain, langkah berikutnya adalah analisis taksonomi. Jika analisis domain memberikan hasil yang luas dan umum, analisis
64
taksonomi dilakukan untuk memperdalam pengumpulan data. Santosa (2012:54) menyatakan bahwa analisis taksonomi digunakan untuk mengklasifikasikan data berdasarkan kategorinya. Analisis
taksonomi
adalah
analisis
data
untuk
mengorganisasikan
domainbeserta bagian-bagiannya sehingga terbentuk suatu kesatuan yang utuh.Tujuan analisis taksonomi adalah untuk mereduksi data yang besar ke dalam kelompokkelompok yang lebih terfokus.Pada tahap ini, data diklasifikasikan berdasarkan tipe satire dan peranti retoris yang membentuknya.Berikut ini adalah contoh analisis taksonomi. Tabel 3.4. Contoh Analisis Taksonomi No 005
Konteks Situasi Dalam pelariannya, Allan yang sudah tua tidak bisa bergerak dengan gesit karena kondisi fisiknya sudah menurun jauh.
BSu
BSa
Better to be on his way while he could, Allan thought, as he stepped out of the flowerbed on creaking knees.
Lebih baik aku segera pergi selagi bisa, pikir Allan, sambil menjauhi petak bunga dengan lutut berderit.
Keterangan kode data: 005: Nomor data KMB: Kalimat Majemuk Bertingkat EXP: Experential HIP: Hiperbola
Jenis Kalimat KMB
Tipe Satire EXP
Peranti Retoris HIP
65
3) Analisis Komponensial Analisis komponensial adalah analisis yang menghubungkan hubungan antarklasifikasi data dengan kualitas terjemahannya. Pada tahap ini, tingkat keakuratan dan keberterimaan dikaitkan dengan kompleksitas kalimat yang mengandung ungkapan satire, tipe satire, peranti retoris pengungkap satire, dan teknik penerjemahan, serta kualitas terjemahan. Analisis komponensial disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut. Tabel 3.5. Contoh Analisis Komponensial No
Konteks Situasi
BSu
BSa
Jenis kalimat
Tipe Satire
Peranti Retoris
001
Judul, menggambarkan Allan Karlson yang berusia 100tahun, melarikan diri dari kamarnya di rumah lansia dengan cara memanjat jendela.
The 100Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared
The 100Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared
KMi
PER
IRO
Teknik Penerjemahan
Peminjaman murni
Kualitas Terjemahan KA KB KT 3
4) Analisis Tema Budaya Analisis tema budaya dapat diperoleh apabila analisis domain, taksonomi, dan komponensial telah dilakukan.Analisis tema budaya merupakan analisis mencari teori mendasar pada penelitian yang kita kerjakan (Santosa, 2012: 68).Dengan kata lain,
1
2
66
analisis
ini
merupakan
interpretasi
dari
analisis
doman,
taksonomi,
dan
komponensial, hingga membentuk pola umum dari data yang diperoleh.
3.8. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara keseluruhan, penelitian ini akan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut. 1. Persiapan 1) Mengumpulkan data berupa kalimat yang mengandung ungkapan satire dalam novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared dan terjemahannya. 2) Memberikan kode pada data yang diperoleh dan menganalisis teknik terjemahan. 3) Menyusun proposal penelitian.
2. Analisis Data 1) Mengidentifikasi
jenis
kalimat
yang
mengandung
ungkapan
satire
berdasarkan kompleksitasnya dalam novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared. 2) Menentukan tipe ungkapan satire yang ada dalam novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared. 3) Menentukan peranti retoris pengungkap satire dalam novel The 100-Year-Old Man who Climbed Out of the Window and Dissapeared
67
4) Menentukan informan (rater). 5) Memberikan kuesioner kepada rater untuk mendapatkan data tentang kualitas terjemahan. 6) Melakukan FGD dengan para rater untuk menyepakati hasil penilaian terhadap kualitas terjemahan.
3. Menarik Kesimpulan Dari analisis data yang telah dilakukan, peneliti menarik kesimpulan tentang hasil penelitiannya.