BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik dan pengetahuan) dengan variabel terikat (keteraturan penggunakan KB suntik). Pendekatan penelitian menggunakan Cross sectional, yaitu melakukan observasi pada subjek penelitian yang diamati pada saat yang sama (Nursalam, 2003).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh obyek dengan karakteristik tertentu yang akan di teliti (Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan KB suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Pekalongan yang berjumlah 348 orang pada bulan Januari 2008 sampai 31 Mei 2008. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2003). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang menggunakan KB suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Pekalongan.
Kriteria dalam penelitian ini adalah: a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum setiap penelitian dari setiap populasi suatu target dan terjangkau akan diteliti (Nursalam, 2003). Adapun kriteria Inklusi sampel yang akan diteliti : 1)
Ibu yang menggunakan KB suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Pekalongan.
2)
Ibu bersedia menjadi responden
3)
Ibu bisa membaca dan menulis
b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian (Nursalam, 2003). Adapun kriteria eksklusi : 1)
Akseptor KB suntik yang tidak bersedia menjadi responden
2)
Ibu yang tidak suntik KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Pekalongan.
3)
Ibu yang tidak mengikuti KB suntik. Untuk menentukan besar sampel di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni
II
Pekalongan
(Notoatmodjo, 2002) :
n=
N 1 + N (d 2 )
Dimana : n : Besar sampel
32
digunakan
rumus
berikut
berikut
N : Besar populasi d2 : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 5% Dari perhitungan dengan rumus diatas maka sampel diambil sebanyak 187 orang, dengan uraian sebagai berikut: Populasi dalam penelitian ini 348 orang jadi sampel n=
348 1 + 348 (0,05) 2
n=
348 1 + 348 (0,0025)
n=
348 1 + 0,87
n=
348 1,87
n = 187 orang Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling
yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2003). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan pengundian dengan nomer sesuai populasi kemudian dilakukan pengundian kemudian diambil sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan.
33
C. Definisi Operasional Variabel Variabel bebas : Umur
Pendidikan
Pendapatan
Pengetahuan responden tentang KB
Variabel terikat : Keteraturan penggunakan KB suntik
Definisi Operasional
Cara Ukur
parameter
Lamanya Kehidupan seseorang dihitung sejak thn lahir sampai tahun saat dilakukan penelitian. Tingkat Pendidikan formal yg berhasil ditempuh oleh responden berdasarkan ijasah terakhir. Penghasilan yang dimiliki oleh keluarga selama satu bln untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari yg dihitung dlm rupiah. Kemampuan responden dalam memahami dan mengerti tentang kontrasepsi yang sesuai dan efek sampingnya.
Diukur dengan alat ukur metode angket.
Penilaian pengetahuan menggunakan kuesioner dengan 20 pertanyaan.
Jawaban benar nilai : 1 Jawaban salah nilai : 0
Perilaku dari ibu yang teratur dalam menggunakan KB suntik.
Diukur dengan melihat catatan medis.
Menggunakan pedoman observasi
Hasil Ukur
Dgn kategori : a. < 20 th b. 20-30th c. >30 th.
Skala
Ordinal
Ordinal Diukur dgn alat ukur metode angket.
Dgn kategori : a. Dasar (SD, SMP) b. Menengah (SMA) c. Tinggi (D3, PT).
Diukur dgn alat ukur metode angket.
34
Ordinal
Dgn kategori : a. Rp< 800.000 b. Rp> 800.000.
Dengan kategori : Baik :15-20 total nilai jawaban yang benar Sedang : 10-14 total nilai jawaban yang benar Kurang baik : < 10 dari total nilai jawaban yang benar. Dgn kategori : a. Baik: Bila teratur datang kepuskesmas untuk suntik tepat waktu dalam 4 kali suntik b. Buruk: Bila tidak teratur datang kepuskesmas untuk suntik atau tidak tepat waktu dalam 4 kali suntik.
Ordinal
Nominal
D. Metode Pengumpulan Data 1. Cara Pengumpulan Data
a. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan yang berhubungan dengan KB suntik, karakteristik Responden, Pengetahuan responden tentang KB suntik, dan Keteraturan responden menggunakan KB suntik. Peneliti akan datang keresponden yang ada di desa - desa yang termasuk wilayah kerja puskesmas kedungwuni II Pekalongan dan selama mengisi kuesioner ditunggui oleh peneliti, jika ada yang tidak jelas maka dapat ditanyakan oleh peneliti. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari pencatatan dan pelaporan akseptor KB yang menggunakan KB suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Pekalongan. 2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner A Kuesioner A berisi karakteristik akseptor KB suntik yang terdiri atas : umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga / bulan, jumlah anak, KB suntik yang digunakan.
35
b. Kuesioner B Kuesioner B terkait dengan pengetahuan responden tentang KB suntik, yang terdiri dari 20 pertanyaan. Untuk jawaban benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0. Karena instrumen ini dibuat sendiri oleh peneliti dan belum pernah diujicobakan, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. c. Kuesioner C Berupa lembar konservasi yang berisi tentang tingkat keteraturan ibu mengikuti KB Suntik. 3. Uji Coba Instrumen
a. Uji Validitas Item Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan alat tingkat – tingkat suatu alat ukur (Arikunto, 2002). Menurut Hastono (2001), hasil uji dikatakan valid jika nilai dari tiap item pertanyaan lebih dari r tabel. Untuk menentukan valid tidaknya item yang digunakan sebagai pendukung kuesioner, digunakan teknik korelasi antara skor item dengan skor total variabel. Rumus yang digunakan adalah rumus Pearson Product Momen. Hasil perbandingan tiap - tiap item dibandingkan dengan tabel nilai Pearson product moment. Apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan ternyata signifikan (p value < 5%) atau r
hitung
> dari r
tabel,
maka item
pertanyaan tersebut valid dan dapat di gunakan. Namun apabila tidak signifikan (p value > 5%) atau r
36
hitung
< r
tabel
maka item pertanyaan
dinyatakan tidak valid. Untuk nilai r tabel dengan 10 responden adalah 0,632 (Sugiyono, 2006). Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menguji validitas item pertanyaan, dilakukan melalui kegiatan pilot study sebagai suatu uji coba desain penelitian kepada 10 orang. Berdasarkan hasil uji kuesioner dari variabel pengetahuan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu : hasil uji validitas tingkat pengetahuan ibu dalam rentang 0,673 – 0,978 artinya kuesioner tingkat pengetahuan ibu tersebut valid karena nilai tersebut lebih besar daripada 0,632. b. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Notoatmodjo, 2002). Uji reliabilitas dilakukan melalui uji alpha cronbach dimana jika diperoleh nilai cronbach alpha diatas 0,60 (α > 0,60), maka pertanyaan dinyatakan reliabel. Berdasarkan uji kuesioner variabel tingkat pengetahuan ibu penggunaan KB pada akseptor KB suntik diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu : hasil uji reliabilitas pengetahuan ibu dengan α = 0,969 artinya kuesioner pengetahuan masyarakat tersebut
reliabel karena nilai tersebut lebih besar daripada 0,60.
37
E. Metoda Pengolahan dan Analisis Data 1. Metoda Pengolahan Data
Menurut Sugiyono (1999) langkah - langkah dalam pengolahan data sebagai berikut : a. Editing Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, diantaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti. b. Coding Pemberian
kode
berupa
angka
untuk
mempermudah
pengelompokan data dan menghindari kerancuan dalam mengklasifikasi data. Pengetahuan responden tentang KB suntik untuk jawaban benar kode 1 dan untuk jawaban salah kode 0. c. Processing Processing adalah proses mengolah data agar dapat dianalisis. d. Cleansing Cleansing adalah kegiatan pergerakan kembali, data yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau tidak. 2. Analisis Data
Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa – apa bila tidak diolah, oleh karena
38
itu perlu analisis data. Yang dimaksud metode analisis data adalah cara mengolah data yang telah terkumpul untuk dapat disimpulkan analisis data dilakukan secara komputerisasi. Maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Analisis Univariat Analisa Univariat, dilakukan terhadap tiap variabel penelitian untuk memberikan gambaran umum terhadap data hasil penelitian. Penggambaran dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi masing – masing variabel, baik variabel bebas (karakteristik dan pengetahuan tentang KB suntik) maupun variabel terikat (Keteraturan penggunakan KB suntik). b. Analisis Bivariat Analisa ini digunakan untuk menjelaskan hipotesis hubungan (asosiatif) variabel bebas (karakteristik dan pengetahuan tentang KB suntik) dengan variabel terikat (Keteraturan penggunakan KB suntik) dengan menguji kepastian sebaran data yang diperoleh, Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan salah satu uji statistik non parametrik dengan chi-square yaitu digunakan untuk mengukur variabel pada suatu tingkatan ordinal dan ordinal, ordinat dan nominal yang digunakan adalah sebagai berikut : X2 =
( fo − fh) 2 ∑ fh
Keterangan : X2 =
chi-kuadrat
39
fo =
Frekuensi yang diperoleh
fh =
Frekuensi yang diharapkan dari sebagai penerima
dari
frekuensi yang akan diharapkan dalam populasi. Jadi X2 hitung < X2 tabel : Ho tidak ada hubungan (ditolak) Ho ditolak :
tidak ada hubungan karakteristik dan pengetahuan dengan keteraturan penggunaan KB pada akseptor KB
suntik
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
II
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan X2 hitung > X2 tabel : Ho ada hubungan (diterima) Ho diterima :
ada hubungan karakteristik dan pengetahuan dengan keteraturan penggunaan KB pada akseptor KB suntik di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
II
Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah etika penelitian. Etika penelitian meliputi : 1. Informed consent (lembar persetujuan) Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat penelitian, setelah sifat keikutsertaan dalam penelitian. Sampel penelitin yang setuju berpartisipasi dalam penelitin dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian.
40
2. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian, maka peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar kuesioner, cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui oleh peneliti. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Peneliti menyimpan data penelitian pada dokumen pribadi penelitian, dan data - data penelitian dilaporkan dalam bentuk kelompok bukan sebagai data - data yang mewakili pribadi sampel penelitian. G.
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian terlampir.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Analisis Univariat a. Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di wilayah kerja Puskesmas II Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, 2008 No. 1. 2. 3.
Umur < 20 tahun 20 - 30 tahun > 30 tahun Jumlah
Jumlah 38 55 94 187
Persentase (%) 20,3 29,4 50,3 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan umur ibu > 30 tahun sebesar 50,3 % sedangkan sisanya < 20 tahun sebesar 20,3 %, dan 20 - 30 tahun sebesar 29,4 %. b. Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas II Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, 2008 No 1. 2. 3.
Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Jumlah
Jumlah 93 54 40 187
Persentase (%) 49,7 28,9 21,4 100,0
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar pendidikan ibu adalah pendidikan dasar yaitu sebesar 49,7 %, sedangkan sisanya sebesar 28, 9 % pendidikan menengah dan sebesar 21,4 % pendidikan tinggi.
c. Pendapatan
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan di wilayah kerja Puskesmas II Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, 2008 No 1. 2.
Status Pekerjaan Ibu < Rp 800.000 > Rp 800.000 Jumlah
Jumlah 109 78 187
Persentase (%) 58,3 41,7 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan sebagian besar ibu mempunyai pendapatan < Rp 800.000 sebesar 58,3 % sedangkan sisanya > Rp 800.000 sebesar 41,7 %. d. Pengetahuan
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas II Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, 2008 No 1. 2. 3.
Pengetahuan Baik Sedang Kurang Baik Jumlah
Jumlah 36 52 99 187
Persentase (%) 19,3 27,8 52,9 100,0
Menurut tabel 4.4 tingkat pengetahuan ibu sebagian besar berada pada tingkat pengetahuan yang kurang baik yaitu sebesar 52,9 %, disusul pengetahuan sedang sebesar 27,8 % dan pengetahuan baik sebesar 19,3 %. e. Keteraturan Penggunaan KB
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Penggunaan KB di wilayah kerja Puskesmas 11 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, 2008
44
No 1. 2.
Keteraturan Penggunaan KB Buruk Baik Jumlah
Jumlah 108 79 187
Persentase (%) 57,8 42,2 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan keteraturan penggunaan KB sebagian besar ibu adalah buruk yaitu sebesar 57,8 % sedangkan sisanya baik sebesar 42,2 %.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Umur dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik. Tabel 4.6 Hubungan Umur dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik. Umur < 20 Tahun 20 – 30 Tahun > 30 Tahun Total
Keteraturan Penggunaan KB Buruk Baik Jumlah % Jumlah % 38 100 0 0 53 96,4 2 3,6 17 18,1 77 81,9 108 57,8 79 42,2
Total Jumlah 38 55 94 187
% 100 100 100 100
X2
p
122,026
0,000
Dari hasil perhitungan tabulasi silang terlihat bahwa secara keseluruhan ibu yang berumur < 20 tahun memiliki keteraturan yang buruk dalam penggunaan KB (100 %). Ibu yang berumur 20 – 30 tahun memiliki keteraturan yang buruk (96,4%) dan keteraturan baik dalam penggunaan KB (3,6 %). Sedangkan ibu yang berumur > 30 tahun memiliki keteraturan yang buruk (18,1 %) dan keteraturan baik dalam penggunaan KB (81,9 %). Hasil uji statistik dengan Chi-square tentang hubungan umur ibu dengan keteraturan penggunaan KB pada akseptor KB suntik didapat X2 hitung > X2 tabel sebesar 122,026 > 5,992 dan p = 0,000 < 0,05.
45
Hasil ini mengindikasikan ada hubungan secara signifikan (bermakna) umur ibu dengan keteraturan penggunaan KB pada akseptor KB suntik di wilayah kerja Puskesmas 11 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. b. Hubungan Pendidikan dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik Tabel 4.7 Hubungan Pendidikan dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik. Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total
Keteraturan Penggunaan KB Buruk Baik Jumlah % Jumlah % 85 91,4 8 8,6 23 42,6 31 57,4 0 0 40 100 108 57,8 79 42,2
Total Jumlah 93 54 40 187
% 100 100 100 100
X2
p
102,916
0,000
Dari hasil perhitungan tabulasi silang terlihat bahwa ibu dengan tingkat pendidikan dasar memiliki keteraturan buruk (91,4 %) dan keteraturan baik (8,6 %) dalam penggunaan KB. Sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan menengah memiliki keteraturan buruk (42,6 %) dan keteraturan baik (57,4) dalam penggunaan KB. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi secara keseluruhan memiliki keteraturan baik (100 %) dalam penggunaan KB. Hasil uji statistik dengan Chi-square tentang hubungan pendidikan dengan keteraturan penggunaan KB didapat X2 hitung > X2 tabel sebesar 102,916 > 5,992 dan p = 0,000 < 0,05. Hasil ini mengindikasikan adanya hubungan secara signifikan (bermakna) pendidikan dengan keteraturan penggunaan KB pada akseptor KB suntik di wilayah kerja Puskesmas 11 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
46
c. Hubungan Pendapatan dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik Tabel 4.8 Hubungan Pendapatan dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik. Pendapatan < Rp. 800.000 > Rp. 800.000 Total
Keteraturan Penggunaan KB Buruk Baik Jumlah % Jumlah % 108 99,1 1 0,9 0 0 78 100 108 57,8 79 42,2
X2
p
182,939
0,000
Total Jumlah 109 78 187
% 100 100 100
Dari hasil perhitungan tabulasi silang terlihat bahwa ibu dengan pendapatan < Rp. 800.000 memiliki keteraturan buruk (99,1 %) dan keteraturan baik (0,9 %) dalam penggunaan KB. Sedangkan ibu dengan
pendapatan > Rp. 800.000
secara keseluruhan memiliki
keteraturan baik (100,0 %) dalam penggunaan KB. Hasil uji statistik dengan Chi-square tentang hubungan pendapatan dengan keteraturan penggunaan KB didapat X2 hitung > X2 tabel sebesar 182,939 > 5,992 dan p = 0,000 < 0,05. Hasil ini mengindikasikan adanya hubungan secara signifikan (bermakna) pendapatan dengan keteraturan penggunaan KB pada akseptor KB suntik di Puskesmas 11 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. d. Hubungan Pengetahuan dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Keteraturan Penggunaan KB pada Akseptor KB Suntik Pengetahuan Kurang Baik Sedang Baik Total
Keteraturan Penggunaan KB Buruk Baik Jumlah % Jumlah % 94 94,9 5 5,1 9 17,3 43 82,7 5 13,9 31 86,1 108 57,8 79 42,2
47
Total Jumlah 99 52 36 187
% 100 100 100 100
X2
p
119,393
0,000