BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif di mana tiap obyek hanya diobservasi satu kali saja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subyek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Prambanan C. Subyek Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan RSUD Prambanan 2. Sampel Penelitian
Sampel
Tabel 3.1. Profil Sampel Penelitian Sampling Metode
Direktur
Purposive
Wawancara
Manajer:
Purposive
Wawancara
Tim penanggulangan bencana RS
Accidental
Wawancara
Total
Observasi
Ka ruang: 1. Kriteria inklusi
1) Karyawan RSUD yang menjabat bagian struktural RS 2) Karyawan RSUD yang memiliki jabatan dalam Bagan Sistem Komando Penanggulangan Bencana RS; 3) Memiliki uraian tugas (job description) dalam modul Rencana Kontijensi Rumah Sakit;dan 4) Bersedia menjadi sampel penelitian.
2. Kriteria ekslusi 1) Karyawan RSUD yang tidak menduduki jabatan tertentu dalam Bagan Sistem Komando Penanggulangan Bencana RS; 2) Tidak memiliki uraian tugas dalam Modul Rencana Kontijensi Rumah Sakit;dan 3) Tidak bersedia menjadi sampel penelitian. 3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu peneliti memilih sampel untuk mengakses ‘knowledgeable people’, dimana karyawan tersebut dinilai memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bidang penanggulangan bencana
dan
memiliki
otoritas
untuk
memberikan
keterangan
mengenai
program
penanggulangan bencana RSUD.. D. Instrumen Penelitian Formulir observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Evaluation Form for Safe Hospital. Formulir ini merupakan bagian dari indeks Keselamatan Rumah Sakit (Hospital Safety Index) yang dibuat oleh Pan American Health Organization tahun 2008 untuk mengukur tingkat keselamatan rumah sakit dalam menghadapi bencana. Formulir ini berfungsi untuk menilai kemungkinan suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan tetap beroperasi dalam situasi darurat. Indeks ini dikembangkan melalui proses dialog para ahli di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, pengujian dan revisi selama 2 tahun oleh Pan American Health Organization’s Disaster Mitigation Advisory Group (DIMAG). Formulir terdiri dari empat bagian. Bagian pertama tentang lokasi geografis fasilitas kesehatan, bagian kedua tentang elemen-elemen keamanan struktur bangunan, bagian ketiga tentang elemen-elemen keamanan non-struktural dan bagian keempat adalah kapasitas fungsional rumah sakit. Pada penelitian ini, penulis menggunakan keempat formulir obsevasi tersebut. Kelompok indeks yang diukur pada tiap-tiap formulir antara lain: 1. Kapasitas fungsional rumah sakit: a. Sistem komando dan pusat komando penanggulan bencana b. Rencana kontijensi (contingency plan) c. Rencana darurat bencana (disaster plan) d. Rencana operasional, pemeliharaan, pencegahan, dan pemulihan layanan penting, e. Ketersediaan obat, alat kesehatan, instrumen dan peralatan lainnya untuk pelayanan darurat. Penelitian ini akan mengisi seluruh item dalam formulir penilaian. Untuk
mengisi kuisioner ini, peneliti melakukan wawancara semi-terstruktur dan observasi lingkungan dan dokumentasi terkait. E. Jenis Data 1. Data primer Formulir observasi Indeks Keselamatan Rumah Sakit 2. Data sekunder a. Company profile RS b. Bagan Sistem Komando Penanggulangan Bencana RS c. Modul Rencana Kontijensi RS d. Dokumen-dokumen terkait (struktur dan luas bangunan, peralatan medis dan nonmedis, elemen lainnya). F. Teknik Pengumpulan Data Peneliti mewawancarai informan yang memiliki otoritas untuk mendapatkan keterangan yang berkaitan dengan item yang dinilai dalam formulir Indeks Keselamatan Rumah Sakit. Selain itu, peneliti juga mebgobservasi lingkungan dan data-data yang terkait sebagai konfirmasi dan pelengkap. Salah satu item yang dinilai dalam formulir tersebut adalah tingkat pengetahuan karyawan terhadap uraian tugasnya dalam Rencana Kontijensi. Untuk itu peneliti menyebarkan kuisioner yang diisi informan di tempat kerja masing-masing, informan mengisi kuisioner tersebut di tempat (tidak dibawa pulang), kemudian kuisioner tersebut dikumpulkan kembali. Data yang didapat dari kuisioner, wawancara dan observasi tersebut lantas dituangkan dalam formulir observasi Evaluation Forms for Safe Hospital. G. Analisis Data Formulir observasi Evaluation Forms for Save Hospital memiliki bentuk kualitatif yang menggunakan skala skor. Masing-masing pernyataan akan diobservasi, hasil
observasi kemudian dituangkan dalam masing-masing level yang ada (rendah, rata-rata, tinggi). Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 1. Safety Indext diklasifikasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Hospital Safety Index (Pan American Health Organization, 2008) Safety Klasifikasi Implementasi Indext 0 – 0,35 C Keselamatan suatu fasilitas kesehatan dan isinya berada dalam risiko saat menghadapi situasi bencana 0,36 – 0,65 B Fasilitas kesehatan dinilai dapat bertahan pada situasi bencana tapi peralatan dan pelayanan penting lainnya berada dalam risiko 0,66 – 1 A Fasilitas kesehatan dapat melindungi hidup manusia yang ada di dalamnya dan dinilai dapat tetap berfungsi dalam situasi bencana H. Definisi Operasional 1. Keamanan struktur bangunan: Mengevaluasi keamanan struktural fasilitas melibatkan penilaian dari jenis struktur, bahan, dan paparan sebelum-nya terhadap bencana alam dan lainnya. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah struktur memenuhi standar untuk memberikan pelayanan kepada penduduk bahkan dalam kasus bencana besar, atau apakah itu bisa berdampak dengan cara yang akan membahayakan integritas struktural dan kapasitas fungsional (Pan American Health Organization, 2008b). 2. Keamanan
non-struktural:
Kegagalan
elemen
non-struktural
biasanya
tidak
menempatkan stabilitas bangunan beresiko, tetapi bisa membahayakan orang dan isi bangunan. Evaluator menentukan apakah elemen-elemen ini bisa memisahkan, jatuh, atau ujung yang bisa berdampak pada elemen struktural penting. Evaluator akan
memverifikasi stabilitas elemen non-struktural (yang diberikan oleh, misalnya, mendukung, jangkar, dan penyimpanan yang aman) dan apakah peralatan dapat berfungsi selama dan setelah bencana (misalnya, apakah ada katup pengaman untuk tangki air cadangan dan alternatif koneksi ke jaringan, dll). Analisa ini meliputi keamanan jaringan kritis (misalnya, sistem air, listrik, komunikasi), panas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) sistem di daerah kritis, dan peralatan diagnostik dan perawatan medis (Pan American Health Organization, 2008b). 3. Kapasitas fungsional rumah sakit: bagaimana rumah sakit siap untuk merespon situasi bencana dari segi tim Rencana Kontijensi Rumah Sakit, pusat komando bencana, rencana operasional untuk bencana internal dan bencana eksternal, rencana kontijensi medis untuk berbagai macam bencana, perencanaan operasional, perawatan preventif dan restorasi pelayanan yang penting, serta tingkat ketersediaan obat, bahan, instrumen dan alat-alat darurat (Pan American Health Organization, 2008b). I. Tahapan Penelitian a. Tahap I
: Pengambilan data awal untuk penyusunan proposal
b. Tahap II
: Penelitian (pengumpulan data).
c. Tahap III : Analisis data dan penyelesaian thesis. J. Etika Penelitian Dalam proses pengambilan data di RSUD Prambanan, peneliti menerapkan prinsipprinsip etika penelitian, yaitu: 1. Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian. Di samping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada subyek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi (partisipasi).
2. Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas subyek dan menggantinya dengan sistem kode untuk mempertahankan prinsip kerahasiaan (respect for privacy and confidentially). 3. Peneliti menjunjung tinggi prinsip keterbukaan, adil dan kehati-hatian juga diterapkan pada penelitian ini dengan menjelaskan prosedur penelitian, memperlakukan suyek dengan perlakuan yang sama tanpa membdeakan etnis dan jenis kelamin dan memberikan rasa nyaman kepada subyek (respect for justice and inclusiveness). 4. Penelitian dilakukan dengan memeprhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan. Diharapkan penelitian ini dapat menghadirkan manfaat yang semaksimal mungkin bagi peneliti, institusi peneliti dan rumah sakit tempat diadakannya penelitian (balancing harms and benefits).