BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan Penelitian
ini
merupakan
penelitian
pengembangan
pendidikan
(educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS di SMP. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih, 2009: 164). Penelitian pengembangan pendidikan meliputi proses penelitian, pengembangan dan validasi produk. Melalui penelitian pengembangan, peneliti berusaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa LKS berbasis masalah. LKS berbasis masalah diharapkan akan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) mengemukakan langkahlangkah dalam penelitian dan pengembangan yang bersifat siklus seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
49
50
Tabel 2. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) Langkah Utama Borg & Gall Penelitian dan Pengumpulan Informasi (Research and information Collecting) Perencanaan (Planning) Pengembangan bentuk awal produk (Develop Preliminary Form of Product) Uji lapangan dan Revisi Produk (Field Testing and Product Revision)
10 Langkah Borg & Gall 1. Penelitian dan Pengumpulan informasi 2. Perencanaan 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk
4. Uji Lapangan Awal 5. Revisi Produk 6. Uji Lapangan Utama 7. Revisi Produk Operasional 8. Uji Lapangan Operasional Revisi Produk Akhir (Final Product Revision) 9. Revisi Produk Akhir Diseminasi dan Implementasi (Dissemination 10.Diseminasi dan Implemetasi and Implementation)
Dalam rangka pengembangan produk LKS pada mata pelajaran IPS, model yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan versi Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 275). B. Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Bord dan Gall, penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, secara garis besar langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah dikemukakan sebelumnya, disederhanakan sesuai kebutuhan penelitian. Hal tersebut didasari oleh Borg dan Gall (1981) dalam Emzir (2011: 271) yang menyarankan dalam penelitian tesis dan disertasi penelitian dibatasi dalam skala kecil, termasuk dimungkinkan membatasi langkah penelitian. Prosedur penelitian pengembangan LKS ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1) pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk
51
awal produk (desain produk), 4) uji lapangan dan revisi produk. Mengambil langkah utama Borg and Gall sampai pada tahap keempat, prosedur pengembangan LKS berbasis masalah meliputi: 1. Pengumpulan informasi Tahap pengumpulan informasi dilakukan untuk menentukan kebutuhan dalam pembelajaran yang akan berlangsung. Hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan kebutuhan pembelajaran, antara lain kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, dan tahap perkembangan siswa. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah studi pustaka dan studi lapangan. a. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan LKS berbasis masalah. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai bahan ajar yang akan dikembangkan. Berdasarkan studi pustaka akan diketahui karakteristik bahan ajar berupa LKS berbasis masalah. b. Studi lapangan Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa analisis, yaitu analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi. 1)
Peneliti mengkaji LKS yang sudah ada di sekolah. Berdasarkan langkah ini diperoleh informasi bahwa LKS yang sudah digunakan untuk bahan ajar kelas VII di sekolah menengah pertama belum mengeksplorasi pengetahuan siswa serta belum melatih untuk memecahkan masalah.
52
Peneliti mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat ini.
2)
Berdasarkan kurikulum tersebut dilihat kompetensi yang akan dicapai. Pembelajaran IPS di SMP saat ini mengacu pada Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan. Analisis siswa dilakukan dengan mempertimbangkan ciri,
3)
kemampuan,dan pengalaman siswa, baik sebagai kelompok atau sebagai individu. Analisis materi bertujuan untuk menentukan isi materi dalam
4)
LKS berbasis masalah. 2. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengkaji bahan yang akan disusun dalam LKS, langkah yang dilakukan meliputi: menganalisis kompetensi inti dan kompetensi
dasar;
analisis
materi
pembelajaran;
menyusun
peta
kebutuhan; menentukan judul LKS, dan membuat kisi-kisi penilaian produk. 3. Pengembangan bentuk awal produk (desain produk) Pada tahap ini dilakukan tahap perancangan perangkat LKS berbasis masalah yang terbagi menjadi dua langkah, yaitu: a. Mengumpulkan referensi materi mengenai interaksi manusia dengan lingkungan selanjutnya peneliti membuat pemetaan materi. b. Perancangan perangkat LKS berbasis masalah untuk bahan ajar IPS. 1) Pemilihan format LKS
53
Pemilihan format LKS disesuaikan dengan format kriteria model yang diadaptasi dari beberapa ahli yaitu: Abdul Majid (2006: 174), Martiyono (2012: 136), dan Trianto (2010: 112). 2) Desain awal LKS Pada tahap ini dilakukan desain dan sistematikaLKS yang meliputi: a) Judul menggambarkan materi yang akan dituangkan dalam LKS berbasis masalah. b) Terdapat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai siswa setelah memanfaatkan LKS berbasis masalah. c) Terdapat indikator dan tujuan pembelajaran dalam LKS berbasis masalah. d) Terdapat petunjuk penggunaan untuk mempermudah siswa maupun guru dalam memanfaatkan LKS berbasis masalah sebagai bahan ajar IPS. e) Terdapat 4 lembar kegiatan dalam LKS berbasis masalah. f) Setiap lembar kegiatan memuat penugasanyang dirangkum dalam kinerja ilmiah. g) Kinerja ilmiah tersebut merupakan kegiatan saintifik dalam kurikulum 2013. LKS berbasis masalah menyajikan kegiatan tersebut dengan istilah ATEAK yang merupakan kependekan dari, A (amati), T (tanya), E (eksplor), A (asosiasi), dan K (komunikasi).
54
h) Setiap lembar kegiatan akan dilengkapi informasi pendukung berupa
materi
yang
dapat
membantu
siswa
untuk
menyelesaikan kegiatan mereka. i) Materi pembelajaran IPS tidak disajikan secara keseluruhan, dalam LKS berbasis masalah materi hanya singkat bersifat stimulus yang dirangkum dalam social info sebagai informasi tambahan. j) Terdapat latihan soal di dalam LKS berbasis masalah. 4. Uji lapangan dan revisi produk akhir Pada tahap ini produk hasil pengembangan awal divalidasi, meliputi: 1) Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media; 2) Analisis I; 3) Revisi tahap I; 4) Tahap validasi dilakukan oleh guru IPS Studi 2, Pustaka Studi 2; Lapangan sebagai user; 5) Analisis 6) Revisi tahap 7) Uji coba 1. SMP Pengumpulan Informasi (Analisis Kurikulum, Siswa, Materi)
keterbacaan produk pada siswa kelas VII SMP; dan 8) Penyempurnaan Analisis KI-KD
Analisis Pembelajaran
2. Perencanaan Menyusun peta kebutuhan Menentukan Produk Akhir. Secara ringkas prosedur Judul LKS pengembangan Menyususn Kisi-kisi dapat Penilaian dilihat Produk pada 3. bagan Pengembangan berikut Produk ini:
Pemilihan Format LKS
Desain Awal LKS
Awal
4. Uji lapangan dan revisi produk akhir
Validasi Ahli Media dan Ahli Materi Analisis I Revisi I Validasi Guru IPS Analisis II Revisi II Uji Coba Produk pada Siswa Revisi Produk Akhir
Produk Bahan Ajar Cetak berupa LKS Berbasis Masalah dalam Pembelajaran IPS di SMP
Gambar 2. Bagan Prosedur Pengembangan LKS Berbasis Masalah di SMP adaptasi dariBorg and Gall dalam Emzir (2011: 271)
55
C. Definisi Operasional 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial yang dibutuhkan oleh siswa untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya serta mampu memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner. 2. Bahan Ajar adalah segala sarana atau alat pembelajaran baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengandung substansi kemampuan tertentu untuk dicapai oleh siswa serta mampu mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. 3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah bahan ajar cetak yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. LKS harus merangkum kegiatan-kegiatan yang mampu membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran. 4. Pembelajaran berbasis masalah atau Pendekatan Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang didasarkan pada sebuah masalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis dan memecahkan masalah. D. Uji Coba Produk 1. Desain Ujicoba Ujicoba produk dilakukan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar cetak yang dihasilkan agar dapat digunakan dalam pembelajaran. Proses Ujicoba produk itu sendiri, meliputi: 1) Validasi ahli materi, 2) Validasi ahli media, 3) Analisis I, 4) Revisi tahap I, 5) Validasi Guru IPS SMP, 6) Analisis
56
II, 7) Revisi tahap II, 8) Ujicoba lapangan, 9) Analisis tahap III, 10) Revisi produk akhir, 11) Produk Akhir LKS berbasis masalah. 2. Subjek Ujicoba Setelah LKS berbasis masalah mendapatkan vaidasi dari ahli materi, ahli media, dan guru IPS maka produk akan segera diujicobakan. Subjek ujicoba adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wonosari. 3. Waktu Uji coba Setelah produk mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media di Universitas Negeri Yogyakarta, dan validasi dari guru IPS yang di lakukan pada bulan Februari 2014. Kemudian dilanjutkan uji coba lapangan pada siswa yang dilakukan bulan Maret 2014. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang lebih lengkap tentang validasi ahli materi, ahli media, dan guru IPS, serta pendapat dan pengalaman siswa selama menggunakan LKS berbasis masalah dalam proses pembelajaran IPS.
57
F. Metode Pengumpulan Data 1. Penggunaan LKS berbasis masalah pada proses pembelajaran IPS LKS berbasis masalah digunakan dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Setiap siswa menerima LKS berbasis masalah tersebut untuk digunakan sebagai bahan ajar. 2. Memberikan Kuesioner (angket) Setelah LKS berbasis masalah digunakan, selanjutnya siswa diberikan alat pengukur (instrumen) berupa kuesioner. Instrumen penelitian yang berupa kuesioner disusun dan dikembangkan sendiri berdasarkan uraian ahli yang ada pada kajian teori. Lembar angket penilaian LKS ditujukan untuk ahli materi, ahli media, guru IPS SMP dan siswa. Aspek yang akan diukur adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi terhadap LKS Berbasis Masalah No.
Aspek
Indikator
1.
Kesesuaian Tujuan
2.
Kelayakan a. LKS disajikan dengan penyajian masalah Isi b. LKS mendorong siswa belajar mandiri Kelengkapan a. Kedalaman materi yang disajikan dalam materi informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung Kelengkapan a. Penilaian pengetahuan Evaluasi b. Penilaian sikap c. Penilaian keterampilan atau tes
3.
4.
a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b. Kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran
No. Item 1-4
Jml
5-14
10
15-21
7
22-25
4
4
58
Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Media terhadap LKS Berbasis Masalah No. 1.
2.
3.
4.
5. 6. 7.
8. 9.
Aspek Komponen LKS berbasis masalah Kesesuaian Kegiatan
Kejelasan Petunjuk Penggunaan Kelayakan Bahasa Kejelasan Teks Kualitas Layout Anatomi LKS
Kualitas Gambar Kesesuian LKS dengan pendekatan PBL (Problem Based Learning)
Indikator
No. Item 1-6
Jml
a. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa. b. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa. Kejelasan petunjuk penggunaan LKS
7-12
6
13
1
a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan siswa b. Ketepatan penggunaan bahasa Keterbacaan teks atau tulisan LKS
14-19
6
20-21
2
Desain dan tata letak (layout) menarik
22-26
5
a. Desain dan unsur tata letak pada sampul depan LKS terlihat harmonis b. Desain dan unsur tata letak pada sampul belakang LKS terlihat harmonis c. Pengaturan unsur tata letak pada sampul muka dan belakang, secara harmonis memiliki irama dan kesatuan secara konsisten d. Menggambarkan isi/materi ajar
27-30
4
a. Kesesuaian gambar dengan materi b. Gambar mendukung proses pembelajaran a. LKS menyajikan permasalahan yang autentik b. LKS mendorong siswa memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner c. LKS mendorong siswa untuk mencari solusi nyata suatu masalah d. LKS memuat kegiatan yang menghasikan produk hasil investigasi e. LKS mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok
31-35
5
36-40
5
LKS memuat petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi
6
59
Tabel 5. Kisi-kisi Validasi Guru IPS SMP terhadap LKS Berbasis Masalah No.
Aspek
1.
Kesesuaian Tujuan
2.
Kelayakan Isi Kelengkapan materi
3.
4.
Kelengkapan Evaluasi
5.
Komponen LKS berbasis masalah Kesesuaian Kegiatan
6.
7. 8.
9. 10. 11.
Indikator
No. Item 1-3
a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b. Kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran a. LKS disajikan dengan penyajian masalah 4-12 b. LKS mendorong siswa belajar mandiri a. Kedalaman materi yang disajikan dalam 13-18 informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung a. Penilaian pengetahuan 19-22 b. Penilaian sikap c. Penilaian keterampilan LKS memuat petunjuk belajar, kompetensi 23-28 yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi
Jml 3
9 6
4
6
a. LKS menyajikan kegiatan yang mampu 29-34 memberikan pengalaman belajar pada siswa b. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa Kejelasan petunjuk penggunaan LKS 35
6
36-40
5
41-42
2
43-45
3
46-50
5
Kejelasan Petunjuk Kelayakan a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan siswa Bahasa dan b. Ketepatan penggunaan bahasa kalimat Kejelasan Keterbacaan teks atau tulisan LKS Teks Kualitas Desain dan tata letak (layout) menarik Layout Kesesuian a. LKS menyajikan permasalahan yang LKS dengan autentik b. LKS mendorong siswa memecahkan pendekatan masalah dengan pendekatan interdisipliner PBL c. LKS mendorong siswa untuk melakukan (Problem investigasi autentik Based d. LKS memuat kegiatan yang menghasikan Learning) produk e. LKS mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok
1
60
Tabel 6.Kisi-kisi Uji Coba LapanganSiswa terhadap LKS Berbasis Masalah No. 1. 2.
Aspek
Indikator
Kelayakan Isi Kelengkapan materi
a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung a. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa b. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa Kejelasan petunjuk penggunaan LKS
3.
Kesesuaian Kegiatan
4.
Kejelasan Petunjuk Kelayakan Bahasa dan kalimat Kejelasan Teks Kualitas Layout Kualitas Gambar
5.
6. 7. 8.
No. Item 1-8
Jml
9-12
4
1315
3
16
1
8
a. Ketepatan penggunaan bahasa dan kalimat 17-18 b. Bahasa dan kalimat yang digunakan sesuai dengan siswa Keterbacaan teks atau tulisan LKS 19-20
2
Desain dan tata letak (layout) menarik
21-23
3
a. Kesesuaian gambar dengan materi b. Gambar mendukung proses pembelajaran
24-25
2
2
G. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis untuk mengetahui kualitas produk pengembangan yang dihasilkan. Data-data tentang produk yang dikembangkan, yakni aspek materi dalam bahan ajar dan tampilan produk bahan ajar yang akan digunakan untuk merevisi produk. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi angket kepada ahli media, ahli materi, guru IPS SMP, dan siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data kasar yang diperoleh dari validasi ahli materi, ahli media, dan guru, serta uji coba lapangan pada siswa.
61
2. Tabulasi semua data yang diperoleh dari penilaian menggunakan skala likert. Skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) yang sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dari responden terhadap suatu objek (Husaini Usman dan Purnomo, 2004:69). Pada tahap ini penilaian data dalam bentuk kualitatif menjadi kuantitatif. Tabel 7. Skala Likert Skor Nilai 1 Sangat Kurang 2 Kurang 3 Cukup 4 Baik 5 Sangat Baik
3. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen menggunakan
rumus: 𝑋𝑋𝑋𝑋 =
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗ℎ 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
4. Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kategori
Kualitas hasil pengembangan LKS IPS berbasis masalah dari data yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala likert. Adapun acuan pengubah skor tersebut menurut Eko P. Widoyoko (2009:238) adalah sebagai berikut : Tabel 8. Klasifikasi Penilaian Ideal untuk Tiap Komponen Rumus 𝑋𝑋 > 𝑋𝑋� + 1,8 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 � 𝑋𝑋 + 0,6 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 < 𝑋𝑋 ≤ 𝑋𝑋�𝑖𝑖 + 1,8 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑋𝑋� − 0,6 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 < 𝑋𝑋 ≤ 𝑋𝑋�𝑖𝑖 + 0,6 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑋𝑋� − 1,8 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 < 𝑋𝑋 ≤ 𝑋𝑋�𝑖𝑖 − 0,6 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑋𝑋 ≤ 𝑋𝑋�𝑖𝑖 − 1,8 × 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
Rerata Skor > 4,2 > 3,4 − 4,2 > 2,6 − 3,4 > 1,8 − 2,6 ≤ 1,8
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
62
Keterangan 𝑋𝑋�𝑖𝑖 (Rerata Ideal)
1
= 2 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal). 1
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 (simpangan baku ideal) = 6 (skor maksimum ideal - skor minimum ideal).
𝑋𝑋 = skor empiris.
Dalam penelitian ini nilai kelayakan ditentukan dengan nilai
minimum “B” dengan kategori Baik. Jadi jika hasil penilaian oleh ahli/ pakar, guru, dan siswa reratanya memberikan hasil akhir “B”, maka produk pengembangan modul layak digunakan.