BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015, dan tempat penelitian ini dilakukan di 41 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi DKI Jakarta. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh Kompetensi Sumber Daya Munusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Y) Menurut Yensi. et al (2014) Laporan keuangan yang dikatakan berkualitas apabila informasi yang disajikan didalam laporan keuangan dapat dipahami, bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan fakta secara jujur serta dapat diverifikasi. Kualitas laporan keuangan tercermin dari karakteristik kualitatif, yaitu: relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami (Yuliani. et al 2010).
kualitas laporan keuangan diukur
berdasarkan acuan dari Devi Roviyantie (2011).
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
2. Variabel Independen a. Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1) Keputusan Kepala BKN Nomor 46A Tahun 2007 menyebutkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupapengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya secara professional, efektif dan efesien. kompetensi sumber daya manusia diukur berdasarkan acuan dari Devi Roviyantie (2011). b. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X2) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007). sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) diukur berdasarkan acuan dari Devi Roviyantie (2011) c. Sistem Pengendalian Intern Akuntansi (X3) Bastian, Indra (2002:203) mengemukakan bahwa pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keterandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan pimpinan. Wilkinson et al., (2000) dalam Indriasari dan Ertambang (2008) menyebutkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
subkomponen dari aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan adalah (1) perancangan yang memadai dan penggunaan dokumen-dokumen dan catatan-catatan bernomor; (2) pemisahan tugas; (3) otorisasi yang memadai atas transaksi-transaksi; (4) pemeriksaan independen atas kinerja; dan (5) penilaian yang sesuai/tepat atas jumlah yang dicatat. Sistem pengendalian intern akuntansi di ukukur berdasarkan acuan dari Desi Indriasari dan Ertambang (2008) 3. Skala Pengukuran Masing-masing diukur dengan model skala Likert lima poin, yaitu (5) Sangat Setuju, (4) Setuju, (3) Netral, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju. Responden diminta untuk menyatakan
setuju atau ketidaksetujuannya
terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kondisi mereka yang sesungguhnya. Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel
Indikator
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Skala Pengukuran
1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Sikap Interval Keputusan Kepala BKN No.46A Tahun 2007 1. Identifikasi 2. Pengklasifikasian 3. Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas. Interval 4. Menghitung masingmasing pengaruh operasi Masisi (1978) dalam Devi Roviyantie (2011)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Sistem Pengendalian Intern
1. Sistem dan Prosedur Akuntansi 2. Otorisasi 3. Formulir, dokumen dan Interval catatan 4. Pemisahan tugas Mahmudi (2007) Kualitas Laporan 1. Relevan Keuangan Daerah 2. Andal 3. Dapat dibandingkan Interval 4. Dapat dipahami PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP Sumber: Devi Roviyantie (2011) dan Indriasari dan Ertambang (2008) D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daaerah (SKPD) Provinsi DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah SKPD di DKI Jakarta adalah 47 SKPD yang tersebar di wilayah Jakarta pusat (33 SKPD), Jakarta Selatan (6 SKPD), Jakarta Timur (3 SKPD), Jakarta Barat (2 SKPD), Jakarta Utara (2 SKPD) dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (1 SKPD). 2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus slovin dalam Umar (2011:77) adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Keterangan : n = Jumlah sampel yang di ambil N = Jumlah Populasi e = Error Tolerance (Presentase kesalahan pengambilan sampel 5%) Dengan menggunakan rumus slovin diatas, maka jumlah sampel yang akan penulis ambil adalah sebanyak 43 responden (SKPD), dengan perhitungan sebagai berikut:
Berikut adalah daftar nama dan alamat Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di wilayah DKI Jakarta. Tabel 3.2 Daftar Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dijadikan sampel No Unit Kerja 1 Badan Kepegawaian Daerah
Alamat Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Lt 20 Blok G
2
Biro Hukum
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 blok G Lt.9
3
Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok F Lt.1
4
Biro Kesejahteraan Sosial
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
5
Biro Organisasi dan Tata Laksana
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.16
6
Biro Pendidikan dan Mental Spritual
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.19
7
Biro Perekonomian
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.12
8
Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.8
9
Biro Tata Pemerintahan
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.10
10 11
Badan Pengelola Keuangan Daerah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9
12
Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan
Jl. Medan Merdeka Selatan No.8‐9 Lt.13
13
Satuan Polisi Pamong Praja
14
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
15
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
16 17
Dinas Pelayanan Pajak Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Dinas Perhubungan Dinas Perindustrian dan Energi
Jl. Merdeka Selatan No.8‐9 Blok G Lt.8 Jl. Merdeka Selatan No.8‐9 Blok H Lt.14 Jl. Merdeka Selatan No.8‐9 Blok H Lt.14 Jl Abdul Muis No 66 Jl. Taman Jatibaru No. 1 Tanah Abang
18 19
Jl. Taman Jatibaru No.1 Tanah Abang Jl. Taman Jatibaru No.1 (Komp.Perkantoran Dinas Teknis DKI Jakarta)
20
Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Jl. Taman Jatibaru No.1 Tanah Abang Daerah
21 22 23 24 25 26
Dinas Pekerjaan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat Dinas Sosial Dinas Kelautan dan Pertanian Dinas Kesehatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Jl. Taman Jatibaru No. 1 Tanah Abang Jl. Tanah Abang I No.1 Jl. Gunung Sahari II/6 Jl. Gunung Sahari Raya No.11 Lantai 7 Jl. Kesehatan Raya No.10 Jl. K.H. Zainul Arifin 71
27 28
Dinas Pertamanan dan Pemakaman Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jl. Aipda KS Tubun No.1 Jl. Prapatan No. 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
29
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Jl. Kebon Sirih No.18
30 31
Badan Penanaman Modal dan Promosi Badan Pendidikan dan Pelatihan
32
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Selatan
Jl. Let Jen MT. Haryono Kav. 45‐46 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 23 Kuningan Jl. Casablanca Kav. I Kuningan
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Jl. Kuningan Barat No.2 Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.40‐41 Jl. Prapanca Raya No.9 Blok P Kebayoran Baru
Dinas Kebersihan Dinas Olahraga dan Pemuda Kota Administrasi Jakarta Timur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Barat Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
Jl. Mandala V No.76 Cililitan Besar Jl. Jatinegara Timur No.55 E Jl. Dr. Sumarno Pulo Gebang Jl. S. Parman No. 7
Kota Administrasi Jakarta Utara
Jl. Laksda Yos Sudarso 27‐29 Tanjung Priok
Jl. Raya Kembangan No.2 Jl. Perintis Kemerdekaan BGR I No. 3
Sumber: http://bkddki.jakarta.go.id E. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada kuesioner dalam penelitian yang dilakukan oleh Devi Roviyantie (2011) dan Desi Indriasari dan Ertambang (2008).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
F. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor, sehingga dapat nilai Pearson Correlation. Apabila Koefisien Pearson yang diperoleh memiliki signifikan dibawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013). Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu data adalah jika r0 > r
tabel,
maka data dinyatakan valid, Jika r0 < r table,
maka data dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabikitas kuesioner. Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas hanya dilakukan sekali saja (one shot) dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisiensi cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
2. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif
adalah gambaran atau deskripsi suatu data yang
terlihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Deskriptif kuatitatif dapat dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif berupa tabel, grafik, mean, median, modus, varian dan lain lain sesuai dengan relevansi fenomena yang akan di deskripsikan (Ghozali, 2013:19). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai pernyataan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memaknai rentang waktu. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013:160). Ada dua cara untuk mendeteksi variabel berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat normal probability plot. Normal
probability plot adalah
membandingkan distribusi kumulatif data yang sungguhnya dengan distribusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagain representasi pada distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolineritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabel itu tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan melihat VIF(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 10 maka terjadi gejala multikolinearitas
(Ghozali,
2013:106). c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139) Ada beberapa cara untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas pada model regresi antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
1. Uji Grafik Menurut Ghozali (2013: 139) melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SPRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SPRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. 2. Uji Glejser Sama halnya dengan Uji Park, Glejser juga mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Pengujian ini membandingkan signifikan dari uji ini apabila hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika signifikan di atas 5% maka disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:142). 4. Uji Kesesuaian Model a. Uji Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97). Semakin nilai R2 mendekati satu maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. Sebaliknya, jika nilai R2 semakin kecil maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen sangat terbatas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
b. Uji F (Uji regresi simultan) Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Uji statistik F merupakan uji model yang menunjukkan apakah model regresi fit untuk diolah lebih lanjut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut : a. Jika nilai signifikansi f > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan variabel-variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika nilai signifikansi f ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara simultan variabel-variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 5. Uji Hipotesis a. Uji t (Uji regresi parsial) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Jika t hitung > t table, maka H0 ditolak, Jika t hitung < t table, maka H0 diterima. Selain itu uji t juga dapat dilihat dari besarnya probabilitas value (p-value) dibandingkan dengan 0,05.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Kriteria yang digunakan adalah jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak, Jika p value > 0,05 maka H0 diterima. b. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi adalah regresi yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah dependen dan independen (Ghozali 2013). Dalam hal ini, bagaimana pengaruh variabel independen yaitu kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Pengendalian Intern terhadap variabel dependen adalah Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Model persamaan
regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e Keterangan: Y
= Kualitas Laporan Keuangan
a
= Konstanta
b1,2,3 = Koefisien arah regresi untuk variabel X1,X2,X3 X1
= Kompetensi Sumber Daya Manusia
X2
= Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
X3
= Pengendalian Intern
e
= error
http://digilib.mercubuana.ac.id/