39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat aspek penting yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini mencoba untuk meningkatkan empati siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan metode role playing di kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta karena empati siswa di kelas tersebut paling rendah. Penelitian ini melibatkan berbagai pihak antara lain guru yang berperan sebagai pelaksana tindakan bekerjasama dengan peneliti selaku observer dan juga dibantu oleh teman sejawat yaitu teman mahasiswa agar kegiatan observasi lebih mudah, lebih teliti, dan lebih objektif. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti prinsip dasar yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart. Secara garis besar rancangan Kemmis & Taggart (1988:11) terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan tersebut diikuti dengan perencanaan ulang jika diperlukan sampai tujuan penelitian tercapai. Alur penelitian tindakan kelas ini digambarkan dalam bentuk spiral seperti berikut ini:
40
Gambar 2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart Sumber: Kemmis, Stephen & Mc. Taggart, Robin, (1998: 11) Berikut ini langkah-langkah rancangan penelitian yang dilakukan pada siklus pertama, yaitu: 1. Perencanaan Peneliti harus menyiapkan dan menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes disusun oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan guru kelas dan dosen pembimbing. 2. Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran yang berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang
41
digunakan adalah metode pembelajaran role playing. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru. 3. Observasi atau Pengamatan Pengamatan atau observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh penelti dengan satu observer. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus berikutnya agar berjalan sesuai dengan tujuan penelitian. C. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilaksanakan di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Tegal Lempuyangan No 61, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan yaitu mulai tanggal 27 Maret 2013 sampai dengan 17 April 2013. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta dengan jumlah 34 siswa. Pemilihan kelas VIII B sebagai subjek penelitian adalah berdasar pengamatan dan wawancara dengan guru IPS bahwa selama proses pembelajaran IPS berlangsung, kelas VIII B memiliki kondisi empati yang paling rendah. Empati yang rendah ditunjukkan dalam bentuk
42
suasana kelas yang tidak kondusif sehingga proses pembelajaran tidak berjalan secara optimal. Hal ini ditandai seperti siswa mengobrol dengan temannya, sering tidak memperhatikan guru, tidak ada kemauan untuk bertanya, tidak bersemangat, dan hanya sedikit siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru serta tidak mau bergaul dengan teman di luar gengnya. Dengan dijadikannya kelas tersebut sebagai subjek penelitian, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan empati setelah diterapkannya metode pembelajaran role playing. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Empati Empati
adalah
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
mengenali,
mempersepsi, serta merasakan perasaan orang lain yang disertai dengan ungkapan dan tindakan. Adapun indikator empati yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik, artinya individu mampu memberi perhatian dan menjadi pendengar yang baik dari segala permasalahan yang di ungkapkan orang lain kepadanya; 2) menerima sudut pandang orang lain, artinya individu mampu memandang permasalahan dari titik pandang orang lain sehingga akan menimbulkan toleransi dan kemampuan menerima perbedaan; 3) peka terhadap perasaan orang lain, artinya individu mampu membaca perasaan orang lain dari isyarat verbal dan non verbal seperti nada bicara, ekspresi wajah, gerak-gerik dan bahasa tubuh lainnya.
43
2. Metode Pembelajaran Role Playing Role playing adalah metode pembelajaran yang menirukan suatu perbuatan atau kegiatan sehingga siswa akan menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode role playing adalah sebagai berikut: 1) Menentukan topik yang akan diajarkan; 2) Memberi gambaran tentang peran yang akan dimainkan; 3) Memilih siswa sesuai dengan jumlah peran yang akan dimainkan; 4) Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan; 5) Melaksanakan role playing; 6) Melakukan kesimpulan dan klarifikasi. F. Data dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan tes. Hasil observasi berkaitan dengan jalannya proses pembelajaran, respon siswa terhadap metode pembelajaran, dan empati siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Di samping itu, dilengkapi pula dengan wawancara dengan guru dan siswa, serta sebagai pendukung diambil data kuantitatif dari tes sesudah dilaksanakannya tindakan. Catatan lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan juga dikumpulkan. Sumber data yang sekaligus sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta.
44
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati secara langsung jalannya suatu penelitian, di sini guru IPS bertindak sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai observer yang juga dibantu oleh teman sejawat. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui empati siswa dan kegiatan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 2. Wawancara Teknik wawancara ini diperlukan untuk menambah data yang berkaitan dengan empati siswa, metode pembelajaran role playing yang diterapkan dalam pembelajaran, kendala-kendala yang dialami, maupun suasana pembelajaran di kelas. Subjek yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru sebagai pelaksana tindakan dan siswa sebagai subjek penelitian berdasarkan pedoman wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk menambah informasi sebelum dan sesudah penelitian dilaksanakan. 3. Tes Dalam penelitian ini, tes berbentuk uraian non-objektif untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap pelajaran IPS. Hasil tes
45
siswa digunakan sebagai kontrol apakah peningkatan empati siswa juga akan diikuti oleh peningkatan hasil belajar siswa. 4. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar nilai tes siswa dan data tentang kondisi sekolah (letak geografis, sejarah perkembangan sekolah, jumlah siswa, jumlah pengajar, dan kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah). 5. Catatan lapangan Sumber informasi yang juga sangat penting dalam penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan yang dibuat oleh peneliti sebagai observer. H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti antara lain : 1. Peneliti Peneliti merupakan instrumen dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya pelapor hasil penelitiannya. Peneliti berkolaborasi dengan guru dan teman sejawat sebagai observer. 2. Lembar observasi Lembar observasi atau pengamatan ini merupakan pedoman dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas. Lembar observasi ini berisi tentang catatan yang mencatat kegiatan siswa selama
46
proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan siswa yang diamati oleh peneliti terkait tentang empati siswa selama pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan melihat indikator empati siswa yang menunjukkan empati belajar di kelas. Adapun kisi-kisi observasi empati siswa sebagai berikut : Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Empati Siswa No
Aspek
1.
Mendengarkan
2.
Peka lain
3.
Indikator
terhadap
Menerima orang lain
a. menyimak jalannya cerita b. mendengarkan dialog cerita orang a. memperhatikan tokoh dalam cerita b. memberi solusi pemecahan masalah c. menyatakan perasaan yang terjadi pada tokoh
pendapat a. b.
menerima perbedaan dalam cerita menghargai pendapat dalam cerita.
Butir Kendali Observasi 1 2 3 4 5
6 7
47
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru No 1.
2.
Aspek Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran
Penutup
Kegiatan a. b.
Membuka pelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Melakukan apersepsi d. Guru memberikan penjelasan mengenai materi dengan disertai tanya jawab e. Melaksanakan metode pembelajaran role playing yang meliputi: 1) Menentukan topik yang akan diajarkan 2) Memberi gambaran tentang peran yang akan dimainkan 3) Memilih siswa untuk memerankan tokohtokoh yang ada dalam persiapan kemerdekaan Indonesia 4) Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk memerankan tokohtokoh tersebut 5) Guru mengamati jalannya kegiatan role playing 6) Mengklarifikasi materi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau berpendapat mengenai materi pelajaran. a. Kesimpulan b. Penyampaian tugas dan materi selanjutnya c. Salam penutup
Butir Kendali Observasi 1 2 3 4
5 6
7
8
9
10
11 12 13
3. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara ini disusun untuk menambah informasi sebelum dan sesudah penelitian dilaksanakan. Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan, empati siswa, kelebihan, kendala dan solusi
48
yang ada selama pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Wawancara ini dilakukan dengan guru mata pelajaran IPS dan siswa. Kisi-kisi pedoman wawancara dengan guru dan siswa antara sebagai berikut : Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Empati Siswa Aspek
Deskripsi
Indikator
Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran role playing
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing
Menyimak jalannya cerita
Butir Wawancara 1
Memecahkan masalah yang ada dalam pembelajaran IPS Memperhatikan kegiatan role playing
2,3,4
Semangat mengikuti pembelajaran IPS
8
5,6,7
49
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Aspek Pelaksanaan pembelajaran IPS setelah menggunakan metode pembelajaran role playing
Deskripsi
Indikator
Pelaksanaan a. pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran role b. playing
c.
d.
Peningkatan empati siswa
Kendala Solusi
Kendala dalam kegiatan pembelajaran Solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran
Tanggapan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menerapkan Metode Pembelajaran role playing Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS dengan Metode Pembelajaran role playing Pengaruh penerapan Metode Pembelajaran role playing terhadap peningkatan empati siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPS Manfaat pelaksanaan Metode Pembelajaran role playing terhadap pembelajaran IPS
Peningkatan empati siswa dalam pembelajaran IPS setelah menerapkan metode role playing Kendala yang dihadapi selama penerapan metode role playing Solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung
Butir Wawancara 1
2
3
4 5
6
7
4. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar nilai tes siswa dan data tentang kondisi sekolah (letak geografis, sejarah perkembangan sekolah, jumlah siswa, jumlah pengajar, dan kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah).
50
5. Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kejadian yang perlu dicatat adalah kejadian yang mendukung pengumpulan data penelitian. I. Analisis Data Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh. Data tersebut merupakan data yang berhasil dikumpulkan peneliti melalui observasi, wawancara maupun catatan lapangan diolah menjadi kalimatkalimat yang bermakna dan dianalisis secara kualitatif. Semua data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis dari Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 337-345). Secara jelas analisis data terdiri dari tiga tahapan kegiatan yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses menyeleksi, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dan membuang yang tidak perlu. 2. Penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, bagan, grafik, uraian dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisasikan dan tersusun, sehingga data lebih mudah untuk dipahami.
51
3. Penarikan kesimpulan Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Apabila penyajian data yang telah dikemukakan didukung oleh data-data yang valid, maka kesimpulan tersebut dapat dikatakan kesimpulan yang kredibel. J. Keabsahan Data Data-data yang diperoleh dari lapangan perlu diuji coba keabsahannya. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi
merupakan
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011: 330-331). Cara yang digunakan dalam triangulasi data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi metode. Triangulasi dengan metode dapat dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan dari beberapa teknik pengumpulan data. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan (observasi), data hasil wawancara dan dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. K. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria merupakan patokan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan atau program. Suatu tindakan atau program dikatakan berhasil apabila telah mencapai kriteria yang telah ditentukan. Syaiful Bahri Djamarah (2006: 107) menyatakan bahwa cara pemberian kategori atau kriteria tingkat keberhasilan siswa yaitu sebagai berikut:
52
Tabel 5. Kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam % Tingkat keberhasilan 100 % 76-99 % 60-75 % <60 %
Keterangan Istimewa Baik sekali Baik Kurang
Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan standar 75%. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata persentase indikator empati siswa pada lembar observasi mencapai 75% dan penelitian ini juga dikatakan berhasil apabila 75% dari siswa kelas VIII B memiliki nilai minimal 75 pada mata pelajaran IPS. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP Negeri 15 Yogyakarta
mengenai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 75.