BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang kemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas menurut Kusumah (2012) didefinisikan sebagai suatu penelitian
yang
dilakukan
oleh
guru
dikelasnya
sendiri
dengan
cara
merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut Muslich (2014), penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
serta
membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Penelitian tindakan kelas juga dapat mendorong para guru untuk memikirkan apa yang akan dilakukan sehari-hari dalam mengajar. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA ADHYAKSA 1 Jambi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X4 SMA ADHYAKSA 1 Jambi pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. 3.3 Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa di kelas X4 SMA ADHYAKSA Jambi dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 10 siswa lakilaki. Kelas X4 dijadikan obyek penelitian karena prestasi belajarnya yang rendah dikarenakan motivasi belajarnya juga rendah.
34
3.4 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Hamzah dkk (2011) penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas X4. Pada setiap siklus memiliki tahap-tahap penting dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dikemukan oleh Sukardi (2013) yaitu plan (rencana), act (tindakan), observe (observasi) dan reflect (reflektif). Menurut Arikunto (2014), “Setiap siklus memiliki empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi”. Adapun skema alur penelitian dan penjelasan untuk masing-masing tahapan sebagai Perencanaan
berikut:
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pengamatan
Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya.
Gambar 3.1: AlurPenelitian (Sumber: Arikunto (2014))
35
Pelaksanaan
3.4.1 Perencanaan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu : menetapkan kelas penelitian, menentukan jumlah siklus, menetapkan materi pelajaran, menyusun perangkat penelitian yang meliputi perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) dan instrumen pengumpul data (angket motivasi dan lembar observasi motivasi siswa). 3.4.2 Pelaksanaan Setelah rencana tindakan semuanya selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu, Dalam pelaksanaan tindakan ini pelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan pada persiapan tindakan. Secara umum tahapan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah : 1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. 2. Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar. 3. Mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa 4. Menyebarkan angket motivasi belajar siswa. 3.4.3 Pengamatan Pada tahap pengamatan akan dilaksanakan pengambilan data terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang. Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui keterlaksanaan aspek-
36
aspek keterampilan proses yang diteliti melalui penggunaan model guided discovery learning dalam proses pembelajaran. 3.4.4 Refleksi Hasil refleksi akan menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat memecahkan masalah. Jika hasilnya bukan seperti yang diharapkan maka masalah yang ada tidak terselesaikan, akan diadakan perbaikan (revisi). Perbaikan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi yang terlihat pada siklus sebelumnya. 3.5
Jenis Data Penelitian
3.5.1 Jenis Data Pada penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah: Data kualitatif, yaitu data tentang aspek apektif siswa, data aspek psikomotor siswa yang diperoleh pada waktu proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode diskusi dan demonstrasi melalui pengamatan dan data tentang motivasi belajar siswa menggunakan lembar angket motivasi. 3.5.2
Cara Pengambilan Data Cara yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah
pengambilan data kualitatif dengan menggunakan lembar angket dan observasi pada setiap akhir siklus. 3.6
Instrument Penelitian Instrument penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data , memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan menyajikan data secara sistematis dan objektif.
37
Instrument penelitian berupa alat ukur motivasi yaitu lembar observasi dan angket untuk melihat melihat peningkatan motivasi siswa. 3.6.1
Angket Motivasi Belajar Pada tahap ini, penulis menggunakan angket tertutup dimana responden
yang dalam hal ini adalah siswa akan diberikan beberapa jawaban alternatif. Menurut Sugiyono (2013), “angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Untuk skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2013): Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju
Dalam hal ini, untuk analisis kuantitatifnya jawaban tersebut dapat diberi skor : 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 2. Setuju/sering/positif diberi skor 4 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1
Arikunto (2013) menjelaskan sebagai berikut :
beberapa
prosedur penyusunan angket
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan quesioner 2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran quesioner 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi subvariabel yang lebih spesifik dan tunggal 4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Adapun tujuan dalam penggunaan angket dalam penelitian ini adalah untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas seseorang dalam memotivasi diri untuk belajar. Kemudian peneliti mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran dalam angket ini adalah motivasi siswa dalam belajar fisika 38
melalui penerapan model guided discovery learning. Kemudian peneliti mengembangkan variabel tersebut menjadi suatu subvariabel atau indikator yang telah dikembangkan oleh Ekawarna (2013) dalam bentuk kisi-kisi instrumen yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Dimensi
Indikator
Motivasi siswa dalam 1. belajar fisika
Aktivitas belajar tinggi
Deskriptor a. b.
1 2
1 1
3 4
1 1
5
1
6
1
7 8 9
1 1 1
a. Mengajukan pertanyaan pada guru b. Bertanya pada teman c. Belajar bersama d. Diskusi Informasi dari guru berupa: a. Memberi tujuan belajar b. Menjelaskan melalui contoh c. Menulis hal-hal yang dianggap penting Umpan balik dari guru berupa: a. Memberi informasi hasil ulangan b. Memberi komentar terhadap tugas latihan/PR c. Memberi kesempatan bertanya Penguatan dari guru berupa: a. Memberikan pujian b. Memberikan saran pemecahan c. Membentu menemukan cara-cara menarik kesimpulan
10
1
11-12 13 14
2 1 1
15 16 17
1 1 1
18-19
2
20
1
21
1
22 23
1 1
24- 25
2
Tekun dalam a. mengerjakan tugas b. c. d. e.
3.
4.
5.
6.
Ulet dalam menghadapi kesulitan.
Respon siswa dengan adanya informasi dari guru. Respon siswa dengan adanya umpan balik.
Respon siswa dengan adanya penguatan.
Jumlah
Bekerja mandiri Belajar di luar waktu sekolah Penyusunan jadwal belajar Mengulang pelajaran dirumah Mencari bahan atau sumber bacaan Memeriksa kelengkapan tugas Tidak mudah bosan Memperbaiki tugas Ulet dalam bekerja
c. d. 2.
No butir
39
3.6.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada lembar observasi aktivitas siswa terdapat sederetan aktivitas siswa
diamati oleh pengamat sebagai observer. Aktivitas yang diamati dan disusun sesuai dengan variable yang akan diukur yaitu motivasi belajar siswa. Lembar observasi aktivitas siswa dalam bentuk isian angka dengan total nilai berupa persen. 3.6.3
Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada lembar observasi kegiatan guru terdapat sederetan kegiatan guru yang diamati oleh pengamat sebagai observer. Pengamat untuk lembar observasi kegiatan guru dilakukan oleh guru bidang fisika di SMA Dharma Bhakti 4 Kota Jambi.
Lembar observasi kegiatan guru dalam bentuk checklist
dengan menggunakan skala likert. Pengisian lembar observasi kegiatan guru dilaksanakan dipertemuan kedua tiap siklus. 3.6.4
Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu intrumen. Sugiyono (2008) mengatakan bahwa tes dikatakan valid apabila instrumen tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti. Tetaplah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu intrumen.
40
3.7
Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian dilaksanakan
beberapa teknik analisis data yaitu data kualitatif adalah data yang diperoleh dari data hasil observasi tentang situasi belajar mengajar dan pengisian angket siswa. Sedangkan data kuantitatifnya diperoleh dari pengolahan data angket. Untuk data isian angket siswa dianalisis dengan cara menghitung persentase motivasi siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2013) menyatakan bahwa pembagian kategori motivasi belajar setelah dimodifikasi adalah sebagai berikut: No
Rentang Persentase Hasil motivasi Belajar Fisika (%)
1. 2. 3. 4. 5.
81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 0 – 20
Kategori
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Tabel 3.2 Kategori Motivasi Belajar (Sumber Arikunto:2013)
Untuk mendeskripsikan motivasi belajar fisika pada materi gerak lurus dalam lembar angket digunakan rumus : (3.1) (3.2) Hasil perhitungan tersebut dapat diberikan arti sebagai berikut: 81% - 100% : Motivasi Belajar Sangat tinggi 61% - 80% : Motivasi Belajar Tinggi 41% - 60% : Motivasi Belajar Sedang 21% - 40% : Motivasi Belajar Rendah 0% - 20% : Motivasi Belajar Sangat rendah
41
3.8 Indikator Keberhasilan Indikator pencapaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah meningkatnya motivasi siswa untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah persentase motivasi belajar siswa, penelitian ini berhasil apabila motivasi belajar fisika siswa mengalami peningkatan rata-rata motivasi sampai pada kategori baik yaitu rentang persentasenya yaitu (65 ≤ P ≤ 79,99) %. Bila semua kriteria terpenuhi maka pembelajaran menggunakan demonstrasi dan diskusi dapat dijadikan sebagai usaha dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya pada materi Gerak Lurus.
42