BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada Maret 2017. Adapun data yang digunakan sebagai bahan penelitian tersebut adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal (causal research) yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas atau lebih (independent variabels) terhadap variabel terikat tertentu (dependent variabels). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap financial distress.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1.
Definisi Variabel a.
Financial distress Menurut plat dan plat dalam irham (2014:160) mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditas.
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
b.
Manajemen Laba Manajemen laba (Earning manajement) adalah suatu tindakan yang mengatur laba sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama oleh menejmen perusahaan (company management). Tindakan manajemen laba sebenarnya didasarkan oleh berbagai tujuan dan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya, artinya tidakan manajemen laba dilakukan mengandung motivasi-motivasi tertentu (Fahmi, 2014: 519).
c.
CEO Gender Chief Executive Officer (CEO) adalah pimpinan tertinggi dalam manajemen suatu perusahaan yang bertanggung jawab secara penuh terhadap perusahaan secara keseluruhan. Voogt (dalam Mahbubi, 2016) menyatakan bahwa CEO merupakan pemimpin atas strategi bisnis yang dikembangkan dalam meningkatkan kekayaan perusahaan.
2.
Operasionalisasi Variabel a.
Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variable yang dipengaruhi oleh variable bebas, atau variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan disebut juga dengan variabel terikat. Pada penelitian ini variabel terikat (Y) adalah financial distress. Dalam penelitian ini, financial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
distress diukur dengan menggunakan model Altman Z-Score, dengan fungsi diskriminan sebagai berikut :
Dimana : Z- score = indeks keseluruhan kebangkrutan X1
= working capital/total asset (WC/TA)
X2
= retained earnings/total asset (RE/TA)
X3
= EBIT/total asset (EBIT/TA)
X4
= market value of equity/book value of liability (MVE/TL)
X5
= sales/total asset (S/TA)
Z- score < 1,81 = perusahaan memiliki kesulitan keuangan yang besar
dan
berisiko
tinggi
mengalami
kebangkrutan Z- score > 3
= perusahaan memiliki kemungkinan yang rendah mengalami kebangkrutan
1,81 < Z- score <3=grey area/ daerah abu-abu yaitu daerah dimana perusahaan berbagi karakteristik keuangan antara distress atau tidak dan harus diteliti secara cermat sebelum
terlambat
pencegahan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melakukan
tindakan
29
b.
Variabel Independen Variabel bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang
berdiri sendiri, tetapi hasilnya sangat berpengaruh terhadap variabel yang mengikutinya. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas yaitu manajemen laba. Variabel bebas diberi simbol (X) yang membedakan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini, Earning Management/Discretionary accruals (DAC) diukur dengan menggunakan model of Kothari et al (2005), berikut ini adalah tahaptahap perhitungan yang dilakukan: 1) Langkah pertama Mencari nilai total akrual (
)
2) Langkah kedua Mencari nilai α dari persamaan regresi linier berganda dibawah ini:
(
)
Kemudian hasil regresi dihitung secara matematis dengan bentuk rumusan yang sama seperti untuk regresi linier berganda, untuk akhirnya mendapatkan angka Non Discretionary accruals (NDAC). 3) Langkah ketiga Menghitung nilai DAC dengan rumus:
(
http://digilib.mercubuana.ac.id/
)
30
Keterangan:
(
c.
) = Ratio of net income of firm i to total assets at the beginning of the period
Variabel Pemoderasi Variabel pemoderasi adalah variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variable dependen. Dalam penelitian ini CEO Gender digunakan sebagai variable pemoderasi. CEO Gender sebagai variabel pemoderasi merupakan variable dummy yang diukur dengan memberikan nilai 0 pada perusahaan yang CEO nya ber-gender perempuan dan memberikan nilai 1 pada perusahaan yang CEO nya ber-gender laki-laki. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Sumber : Data yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti utnuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:61). Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur otomotif dan komponen yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016.
2.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:62). Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu dengan beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebagai berikut : a.
Perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2015.
b.
Perusahaan otomotif dan komponen yang menerbitkan laporan keuangan secara konsisten di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013 – 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup sketsa dan lain – lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain – lain. Studi dokumen merupakan kelengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
Sumber : Data yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
F. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif dengan menggunakan program Eviews7 sebagai alat untuk menguji data tersebut. 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variablevariabel dalam penelitian ini. Uji statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum atau karakteristik data yang digunakan dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta deviasi standar (Imam Ghozali, 2011).
2.
Uji Asumsi Klasik Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa
yang
tidak
bias
dan efisien (Best
Linear
Unbias
Estimator/BLUE) dari satu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik ini model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Imam Ghozali, 2011). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual yaitu Uji Jarque-Bera (JB). Residual data terdistribusi normal jika signifikansi Jarque-Bera (JB) > 0,05.
b.
Uji Multikolinearitas Multikolinieritas adalah hubungan antar variabel bebas, dalam
praktik umumnya multikolinieritas tidak dapat dihindari. Dalam artian kata sulit menemukan dua variabel bebas yang secara matematis tidak berkorelasi (korelasi = 0) sekalipun secara substansi tidak berkorelasi. Akan tetapi apabila ada multikolinieritas yang signifikan (harus mendapat perhatian khusus) dan tidak signifikan (mendekati nol). Kita juga akan sulit menemukan koliniaeritas yang sempurna (perfect collinierity), bila ditemukan multikolinieritas yang sempurna maka salah satu dampak yang ditimbulkannya adalah tidak dapat dihitungnya koefisien regresi. Satu hal yang perlu ditekankan kembali disini bahwa kolinieritas merupakan hubungan linier. Jika variabel bebas mempunyai hubungan, tetapi tidak linier maka hal tersebut tidak dikategorikan sebagai multikolinieritas. Mendeteksi multikolinieritas berdasarkan uji
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
formal di dalam penelitian ini menggunakan Eviews, dengan mendeteksi pendugaan multikolinearitas melihat korelasi antar variabel bebas, korelasi yang tergolong kuat dengan besaran 0,8 atau lebih, Nachrowi (2006;95).
c.
Uji Autokorelasi Autokorelasi dalam konsep linear berarti komponen error berkorelasi
berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau urutan ruang atau korelasi pada dirinya sendiri (Kusrini, 2010). Mendeteksi otokorelasi didalam penelitian ini menggunakan eviews dengan uji durbin-watson, Nachrowi (2006;187).
d.
Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi residual atau error memiliki
varian yang tidak konstan atau berubah-ubah, dampak yang akan terjadi adalah interval kepercayaan semakin lebar, uji hipotesis baik uji-t atau ujiF akan terpengaruh yang berakibat uji hipotesis tidak akurat, dan akhirnya akan membawa dampak pula pada keakuratan kesimpulan. Melihat hal-hal tersebut, maka cukup banyak alasan untuk memberikan perhatian cukup pada masalah heteroskedastisitas pada saat membuat model regresi. Mendeteksi heterokedastisitas didalam penelitian ini akan menggunakan eviews, dengan melihat probabilitas lebih kecil daripada α = 5%, ini berarti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
kita simpulkan untuk menolak hipotesis yang berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan tidak ada heteroskedastisitas, Nachrowi (2006;246).
3.
Uji Analisa Regresi Linier Berganda Analisis data untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap financial distress. Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu: FD = α 0 + α 1EM + α 2EM*GEN + Dimana : FD
= Financial Distress
EM
= Earning Management
Gender
= CEO Gender = error term (tingkat kesalahan penduga)
4.
Pengujian Hipotesis Pembuktian hipotesis dilakukan dengan sebagai berikut : a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien deteminasi adalah antara 0 dan 1 (0
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
1) Sebagai ukuran ketepatan (kecocokan) suatu garis regresi yang diterapkan terhadap suatu kelompok data hasil observasi. Semakin besar nilai R2 yaitu mendekati 1, maka semakin baik atau cocok suatu garis regresi. Sebaliknya semakin kecil nilai R2 maka semakin tidak dapat garis regresi tersebut mewakili hasil observasinya. 2) Untuk mengukur besarnya populasi (%) dari jumlah variasi dari variabel dependen yang diterangkan oleh model regresi. Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap naik atau turunnya nilai variabel dependen.
b.
F-Test Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom Significant) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika F hitung > dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2) Jika F hitung < F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat.
c. T-Test T-Test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji ini dapat dilihat pada lampiran coefficients. Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t tabel masingmasing koefisien regresi dengan nilai t tabel pada tingkat signifikan 5%, derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. 1) Jika thitung < ttabel (n-k-1), maka Ho diterima Ha ditolak artinya variabel
independen tidak
berpengaruh terhadap
variabel
dependen. 2) Jika thitung < ttabel (n-k-1), maka Ho ditolak Ha diterima artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pada kolom Sig di masing - masing variabel independen, jika sig. lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (0.050), maka variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen, demikian sebaliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/