perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian observasional analitik, peneliti mengamati dan mengukur variabel tanpa memberi perlakuan (Murti, 2010). Pendekatan cross sectional artinya peneliti mempelajari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang diobservasi sekali pada saat yang sama (Taufiqurrahman, 2008). B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Posyandu Lansia yang berada di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar pada Desember 2014. C. Subjek Penelitian 1. Populasi penelitian a. Populasi sumber pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengikuti Posyandu Lansia di Desa Ngringo. b. Kriteria inklusi 1) Berusia maksimal 69 tahun. 2) Sudah menopause, yaitu telah berhenti menstruasi sekurangkurangnya 12 bulan.
commit29to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
3) Bersedia menjadi responden dan telah mengisi formulir biodata serta kuesioner secara lengkap. c. Kriteria eksklusi 1) Menderita penyakit kronis (Diabetes mellitus, Hipertensi, Jantung) dan sedang menjalani terapi medis. 2) Mengalami gangguan jiwa. 3) Mengonsumsi obat tidur. 4) Masih menggunakan kontrasepsi hormonal. 2. Besar Sampel Perhitungan besar sampel untuk penelitian analitis kategorik tidak berpasangan menurut Dahlan (2013) sebagai berikut: 2
= = =
+
−
+
1,645 2. 0,5. 0,5 + 1,282√0,67. 0,33 + 0,67. 0,33 0,67 − 0,33
2,01407 0,34
= 35, 1 ≈ 35
Keterangan:
= besar subjek
= deviat baku alfa = 1,645 (kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 10%, hipotesis dua arah)
= deviat baku beta = 1,282 (kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
= Proporsi kelompok dari pustaka = 0,67 ( Hapsari, 2010) =1−
= Proporsi kelompok ditentukan peneliti = 0,67 =1−
= Proporsi total = ( =1−
+
)/2
3. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, dimana semua subjek yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel dengan minimal sesuai rumus yang ada (35 sampel). Kriteria inklusi dan eksklusi ditentukan penulis agar sampel tidak menyimpang dari populasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
D. Rancangan Penelitian
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian E. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas: aktivitas fisik 2. Variabel terikat: insomnia 3. Variabel luar: a. Terkendali: penyakit kronis (Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung), gangguan jiwa, konsumsi obat tidur, penggunaan kontrasepsi hormonal. b. Tidak terkendali: gaya hidup, pola dan riwayat konsumsi makan, status gizi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
F. Definisi Operasional Variabel 1. Aktivitas fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah berbagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan energi. Aktivitas fisik mencakup semua olahraga, semua gerakan tubuh, semua pekerjaan, rekreasi, kegiatan sehari-hari sampai kegiatan pada waktu berlibur atau waktu senggang (WHO, 2014; Caspersen et al., 1985) b. Alat ukur Tingkat aktivitas fisik diukur dengan kuesioner IPAQ long version yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Hastuti (2013), terdiri dari 27 item yang mencakup 4 domain aktivitas fisik sehari-hari, yaitu aktivitas fisik di waktu luang (leisure time physical activity), aktivitas domestik dan berkebun (domestic
and
gardening
activities),
aktivitas
fisik
yang
berhubungan dengan pekerjaan (work-related physical activity), dan aktivitas fisik yang berhubungan dengan transportasi (transport-related physical activity), ditambah dengan pertanyaan berapa lama waktu yang dihabiskan tanpa aktivitas fisik apapun. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas di 14 tempat dari 12 negara. Nilai validitas dan reliabilitas kuesioner ini adalah 0,30 dan 0,80, sehingga dapat digunakan untuk menilai prevalensi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
partisipasi aktivitas fisik dalam suatu populasi orang dewasa (rentang usia 15 – 69 tahun) (Craig et al., 2003; IPAQ, 2005). Data yang diperoleh dari kuesioner ini dapat dilaporkan sebagai pengukuran berkelanjutan dengan satuan MET-menit (hasil kali MET dengan jumlah menit yang digunakan untuk beraktivitas fisik). Hasil skoring kuesioner ini kemudian membagi aktivitas fisik menjadi 3 kategori yaitu : 1) Kategori I: Berat Pola aktivitas fisik yang diklasifikasikan sebagai kategori berat jika termasuk minimal satu dari kriteria: a) Melakukan aktivitas fisik intensitas berat minimal selama 3 hari yang mencapai nilai minimal MET-menit/minggu total aktivitas fisik sebesar 1500 MET-menit/minggu, atau b) Melakukan aktivitas fisik kombinasi jalan kaki, intensitas sedang atau intensitas berat selama 7 hari atau lebih yang mencapai nilai minimal MET-menit/minggu total aktivitas fisik sebesar 3000 MET-menit/minggu. 2) Kategori II: Sedang Pola aktivitas fisik yang diklasifikasikan sebagai kategori sedang jika termasuk minimal satu dari kriteria: a) Melakukan aktivitas fisik intensitas berat selama 3 hari atau lebih, minimal selama 20 menit per harinya, atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
b) Melakukan aktivitas fisik intensitas sedang dan/atau jalan kaki selama 5 hari atau lebih, minimal selama 30 menit per harinya, atau c) Melakukan aktivitas fisik kombinasi jalan kaki, intensitas sedang atau intensitas berat selama 5 hari atau lebih yang mencapai nilai minimal MET-menit/minggu total aktivitas fisik sebesar 600 MET-menit/minggu. 3) Kategori III: Ringan Merupakan tingkatan terendah dari aktivitas fisik.individu yang tidak memenuhi kriteria untuk kategori 1 dan 2 dikategorikan sebagai tingkat aktivitas fisiknya ringan. (IPAQ, 2005). c. Skala Skala yang digunakan adalah ordinal. 2. Insomnia a. Definisi Insomnia adalah gangguan untuk tidur di malam hari (kesulitan masuk waktu tidur), sering terbangun atau bangun terlalu awal dan tidak dapat tidur lagi (kesulitan mempertahankan tidur), atau bila tidur dengan jumlah jam yang cukup tetapi merasa belum cukup beristirahat ketika bangun di keesokan harinya (tidur yang nonrestoratif) (Durand dan Barlow, 2007). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
b. Alat ukur Insomnia diukur dengan kuesioner KSPBJ-IRS yang telah dibakukan oleh Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta (KSPBJ). Kuesioner ini terdiri dari 8 pertanyaan terperinci yang dianggap cukup dapat mewakili masalah-masalah dalam insomnia, misalnya gangguan masuk tidur, lamanya tidur, kualitas tidur, serta kualitas setelah bangun. Subyek dinyatakan mengalami insomnia jika skor yang diperoleh adalah 8 dan dinyatakan tidak insomnia jika skor yang diperoleh < 8 (Iskandar dan Setyonegoro, 1985). c. Skala Skala yang digunakan adalah nominal. G. Alat dan Bahan Penelitian 1. Formulir biodata dan lembar persetujuan Berisi tentang data diri, lembar persetujuan, dan petunjuk pengisian kuesioner. Formulir ini berfungsi untuk mengetahui identitas subjek dan mengetahui apakah subjek memiliki kriteria yang termasuk dalam kriteria eksklusi sehingga dapat juga digunakan sebagai alat bantu untuk menyaring subjek. 2. Kuesioner IPAQ long version 3. Kuesioner KSPBJ-IRS H. Cara Kerja 1. Peneliti membagikan formulir biodata, lembar persetujuan, Kuesioner IPAQ dan Kuesioner KSPBJ-IRS kepada responden. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2. Responden mengisi kuesioner yang dibagikan. Setelah selesai mengisi dikembalikan kepada peneliti. 3. Melakukan uji statistik dari hasil Kuesioner IPAQ dan Kuesioner KSPBJ-IRS. 4. Melakukan analisis hasil uji statistik untuk mengetahui adakah hubungan antara aktivitas fisik terhadap kejadian insomnia pada wanita menopause. I. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji Chi-Square untuk menguji hubungan dua buah variabel. Apabila tidak memenuhi syarat uji ChiSquare maka dapat menggunakan uji alternatif Kolmogorov-Smirnov (Dahlan, 2013). Pengolahan data statistik akan dilakukan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.00 for Windows.
commit to user