22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang menghubungkan antara kelekatan pada guru (X) dengan motivasi menghafal alQur’an (Y).
B. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah: Variabel bebas: Kelekatan Terhadap Guru Variabel terikat: Motivasi menghafal al-Qur’an
C. Defenisi Operasional Penelitian 1. Kelekatan Terhadap Guru Pola kelekatan sesuai dengan pengertian Bowlby (dalam Winahyu, 2009) adalah bentuk atau struktur ikatan emosional sebagai bentuk perilaku yang ditujukan individu dalam mencapai dan menjeaga kedekatan dengan individu lain yang diidentifikasikan sebagai seorang yang mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi hidup. Bagi seorang santri yang tinggal diasrama Pesantren, maka guru menjadi figur lekatnya.
23
Dalam penelitian ini, pola kelekatan seorang anak pada gurunya diukur menggunakan skala psikologi yang disusun berdasarkan tiga pola kelekatan dari Bowlby (dalam Winahyu, 2009), yaitu pola scure attachment yang merupakan pola yang terbentuk dari interaksi figur lekat dengan anaknya. Anak merasa percaya dengan figur lekat sebagai seseorang yang selalu mendampingi, sensitif, responsif, dan penuh kasih sayang saat mereka mencari perlindungan dan kenyamanan. Pola anxious resistent attachment adalah pola yang terbentuk dari interaksi figur lekat dan anak. Anak merasa tidak pasti bahwa figur lekat selalu ada dan responsif atau cepat membantu atau datang kepadanya pada saat anak membutuhkan mereka. Dan pola anxious avoident attachment yaitu pola yang terbentuk dari seorang figur dan anak yang tidak memiliki kepercayaan diri karena saat mencari kasih sayang, mereka tidak direspon dan ditolak. Skala pola kelekatan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari pola kelekatan seorang remaja pada orang tua dari Winahyu (2009). Penilaian kelekatan ini berdasarkan mean terbesar dari jawaban tiap-tisap pola kelekatan. Skala pengukuran pola kelekatan dalam penelitian ini menggunakan data nominal. 2. Motivasi Menghafal al-Qur’an Menurut Sardiman (2006) motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam ditandai dengan timbulnya afeksi (perasaan) untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
24
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk melakukan perubahan tingkah laku. Faktor internal dalam hal ini dapat berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan untuk mencapai cita-cita. Sedangkan faktor eksternalnya dapat berupa penghargaan, lingkungan belajar
yang mendukung, serta
kegiatan
pembelajaran yang menarik. Skala pola motivasi menghafal al-Qur’an dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Indikator-indikator tersebut adalah: a. Tekun dalam menghadapi tugas. b. Ulet dalam menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Senang dalam memecahkan masalah f. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakininya
25
D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Azwar (2010) populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang dikenai generalisasi hasil penelitian, yang memiliki karakteristik dengan ciri-ciri yang membedakannya dengan kelompok subjek yang lain. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh santri SMPIT di al-Ihsan Boarding School Riau yang terdiri dari 110 orang santri laki-laki (Ikhwan), dan 190 santri wanita (akhwat). Jadi jumlah populasi 300 orang santri. 2. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk cluster yaitu sampel yang sudah dikelompokkan, dan yang dimaksud sebagai kelompok dalam penelitian ini adalah kelas. Penelitian ini menggunakan satu kelas untuk pelaksanaan uji coba, dan tiga kelas lainnya yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Teknik pengambilan sampel dari populasi ini dilakukan secara random dengan teknik cluster random sampling, yaitu dengan melakukan randomisasi terhadap kelas, bukan terhadap subjek secara individual. Menurut Azwar (2010), apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Akan tetapi jika subyeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini diambil antara 10-15% atau 20-25% subjek karena populasinya cukup besar.
26
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang memiliki karakteristik dari populasi tersebut. Sampel yang diambil haruslah representatif, artinya sampel harus mencerminkan dan memiliki sifat populasi (Azwar, 2010). Sampel dalam penelitian ini diambil dari santri SMPIT laki-laki (Ikhwan) yang berjumlah 50 santri dan 40 santri wanita (akhwat) al-Ihsan Boarding School IKADI Riau.
E. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan penyebaran kuisioner. Kuisioner yaitu formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada subjek penelitian guna mendapatkan jawaban yang diperlukan oleh peneliti. Untuk mengumpulkan data di lapangan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Psikologi dengan metode skala likert. Skala Psikologi yang digunakan terdiri atas skala pola kelekatan dan skala motivasi. a. Skala pola kelekatan disusun dengan mengacu pada tiga pola kelekatan yang diungkapkan oleh Bowlby (dalam Winahyu, 2009). Penelitian ini memodifikasi skala pola kelekatan dari Winahyu (2009). Modifikasi yang dilakukan berupa kalimat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi subjek dalam penelitian ini. Skala ini disusun berdasarkan tiga pola kelekatan Bowlby (dalam Winahyu, 2009), yaitu: pola secure attachment (aman), anxious resistant attachment (cemas ambivalen) dan anxious avoidant attachment (cemas menghindar).
27
Blueprint skala kelekatan sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.I Blueprint Skala Pola kelekatan Terhadap Guru (X) No
Komponen
Jumlah Aitem 1. Pola secure 15 aitem attachment 2. Pola 20 aitem anxious resistant attachment 3. Pola 20 aitem anxious avoidant attachment Jumlah Aitem 55 aitem
Aitem favourabel
Aitem unfavourabel
2,4,7,16,20,44,47
5,8,23,39,42,43,53,55
1,3,12,15,31,33,34,46,4 9
11,21,30,38,40,41,45, 48,51,52,54
6,9,13,17,18,22,24,27,2 8,35,36,37
10,14,19,25,26,29,32, 50
28 aitem
27 aitem
b. Skala Motivasi Menghafal al-Qur’an Skala pola motivasi menghafal al-Qur’an dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Indikator-indikator tersebut adalah: a) Tekun dalam menghadapi tugas. b) Ulet dalam menghadapi kesulitan c) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah d) Lebih senang bekerja mandiri e) Senang dalam memecahkan masalah f) Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakininya.
28
Blueprint skala motivasi menghafal al-Qur’an sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Blue print skala Motivasi Menghafal al-Qur’an No
Komponen
Jumlah Aitem 1. Tekun dalam 6 aitem menghadapi tugas 2. Ulet dalam 6 aitem menghadapi masalah 3. Menunjukkan 6 aitem minat terhadap macam-macam masalah 4. Lebih senang 6 aitem bekerja mandiri 5. Senang dalam 6 aitem memecahkan masalah 6. Tidak mudah 6 aitem melepaskan hal-hal yang diyakininya Jumlah Aitem 36 aitem
Aitem favourable 1, 3, 5, 6
Aitem unfavourable 2, 4
7, 9, 11
8, 10, 12
13, 15, 17
14, 16, 18
19, 21, 23
20, 22, 24
25, 27, 29
26, 28, 30
31, 33, 35
32, 34, 36
18 aitem
18 aitem
Pada penelitian ini menggunakan model skala likert yang dimodifikasi sehingga dibuat dalam empat alternatif jawaban dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban subjek yang mengelompok (Hadi, 2002). Skala ini terdiri dari favourable dan unfavourable. Untuk pernyataan favourable dinilai sebagai berikut: a) Nilai 4 jika jawaban sangat setuju (SS) b) Nilai 3 jika jawaban setuju (S)
29
c) Nilai 2 jika jawaban tidak setuju (TS) d) Nilai 1 jika jawaban sangat tidak setuju (STS) Sedangkan jawaban unfavourable dinilai sebagai berikut: a) Nilai 4 jika jawaban sangat tidak setuju (STS) b) Nilai 3 jika jawaban tidak setuju (TS) c) Nilai 2 jika jawaban setuju (S) d) Nilai 1 jika jawaban sangat setuju (SS)
F. Uji Coba Alat Ukur Sebelum alat ukur penelitian digunakan dalam penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba kepada sejumlah santri SMPIT al-Ihsan Boarding School. Dengan ketentuan santri tersebut adalah juga bagian dari populasi tetapi mereka berada diluar sampel penelitian yang sebenarnya, sehingga mereka memiliki karakteristik yang relatif sama dengan sampel penelitian. Uji coba alat ukur bertujuan untuk mengetahui kelayakan alat ukur berupa skala yang telah disusun dengan menguji tingkat validitas, indeks daya beda dan realibilitas. Peneliti menggunakan jumlah objek uji coba sebanyak 30 subjek. Aitem yang diujicobakan berjumlah 91 aitem, dengan rincian 55 aitem kelekatan dan 36 aitem motivasi. Uji coba alat ukur ini dilakukan di SMPIT al-Ihsan Boarding School pada tanggal 18 Juli 2014.
30
1. Uji Validitas Menurut Azwar (2010), validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauhmana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Senada dengan Suryabrata (2008) validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam atau mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam atau diukur. Validitas adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh setiap skala (Azwar, 2008). Dalam penelitian ini, alat ukur penelitian akan dipertimbangkan kriteria validitas isi. peneliti mempertimbangkan konsep validitas isi (content validity), karena suatu alat ukur dikatakan shahih apabila alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini pengujian tingkat kesahihan alat ukur dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga
. Atau
(
)
kurang dari 0,30
dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2009). Untuk
31
keakuratan dalam menguji validitas yang mengukur daya beda atau diskriminasi digunakan teknik parameter daya beda aitem dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. 2. Uji Daya Beda Aitem Salah satu cara sederhana untuk melihat apakah validitas telah terpenuhi adalah dengan memeriksa apakah butir-butir aitem telah sesuai dengan indikator yang akan diungkapkan. Langkah selanjutnya setelah melakukan validitas isi adalah dengan cara melakukan uji daya beda aitem. Indeks daya beda aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem total (Azwar, 2009). Aitem yang memiliki indeks daya beda yang baik merupakan aitem yang konsisten karena mampu menunjukkan perbedaan antar subjek pada aspek yang di ukur dengan skala bersangkutan (Azwar, 2010). Pada umumnya skala psikologi yang digunakan untuk menentukan indeks daya diskriminasi di atas 0,30 atau diatas 0,25 sudah di anggap mengindikasikan daya diskriminasi yang baik. Namun, apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan maka peneliti dapat menurunkan batasan kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah koefisien korelasi aitem total dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
32
= Keterangan :
∑
∑
−
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
: Koefisien korelasi product moment : Skor aitem : Skor skala : Jumlah subjek Berdasarkan hasil uji indeks daya beda dari data try out diperoleh aitem skala kelekatan yang dinyatakan valid berjumlah 43 aitem dan aitem yang gugur berjumlah 12 aitem. Blueprint hasil uji indeks daya beda aitem skala kelekatan setelah try out adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Blue Print Skala Kelekatan N Komponen o
Jumlah Aitem
Aitem favourabel
Aitem unfavourabel
Aitem Gugur Favourable
1 . 2 .
15 aitem 20 aitem
2,4,7,16,2 0,44,47 1,3,12,15, 31,33,34,4 6,49
5,8,23,39,42, 43,53,55 11,21,30,38,4 0,41,45,48,51 ,52,54
-
11,38,41,5 1
20 aitem
6,9,13,17, 18,22,24,2 7,28,35,36 ,37
10,14,19,25,2 6,29,32,50
22,24,27,36
25,29,32
Pola secure attachment Pola anxious resistant attachment 3 Pola . anxious avoidant attachment
Aitem Gugur Unfavoura ble 8
33
Jumlah Aitem
55 aitem
28 aitem
27 aitem
4 aitem
8 aitem
Sedangkan untuk skala motivasi menghafal al-Qur’an, peneliti juga menggunakan batasan diatas 0,3. Berdasarkan hasil perhitungan data try out untuk skala motivasi, maka dari 36 butir aitem diperoleh 24 aitem yang valid dan ada 12 aitem yang gugur. Blue Print hasil uji indeks daya beda aitem skala motivasi setelah di tryout adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Blue print skala Motivasi Menghafal al-Qur’an N Komponen o
Jumlah Aitem
Aitem favourable
Aitem unfavourable
Aitem Gugur Favourable
1 Tekun dalam menghadapi tugas 2 Ulet dalam menghadapi masalah 3 Menunjukk an minat terhadap macammacam masalah 4 Lebih senang bekerja mandiri 5 Senang dalam
6 aitem
1, 3, 5, 6
2, 4
6
Aitem Gugur Unfavourab le -
6 aitem
7, 9, 11
8, 10, 12
2
8
6 aitem
13, 15, 17
14, 16, 18
13, 15
-
6 aitem
19, 21, 23
20, 22, 24
19, 21
20
6 aitem
25, 27, 29
26, 28, 30
25
26, 28
34
memecahka n masalah 6 Tidak 6 aitem mudah melepaskan hal-hal yang diyakininya Jumlah Aitem 36 aitem
31, 33, 35
32, 34, 36
33
-
18 aitem
18 aitem
8 aitem
4 aitem
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009). Azwar (2009) mengemukakan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1.00.
semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Selanjutnya, Skala yang diestimasi reliabilitasnya dibelah menjadi dua, sehingga jumlah belahan baris aitem diperoleh sama banyak. Pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Pada penelitian ini koefisien reliabilitas akan dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach: α=2 1−
35
Keterangan: S1 dan S1
= Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
S
= Varians skor skala
Pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap aitem skala kelekatan yang sudah divalidasi diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.938, sedangkan pada aitem skala motivasi, koefisien reliabilitas sebesar 0.890. Dengan demikian reliabilitas skala yang dipakai untuk penelitian ini tergolong tinggi.
G. Teknik Analisis Data Untuk mengkaji hipotesa maka data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa. Dalam menganalisa data penelitian ini, digunakan teknik Product Moment Correlation, yaitu teknik statistik parametrik untuk mencari korelasi dua variabel, dengan level signifikan lebih kecil dari 0.05. Teknik analisis statistik parametrik yang digunakan untuk uji Analisis data dilakukan dengan bantuan program (SPSS) 16.0 For Windows.
H. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ponpes Al-Ihsan Boarding School. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
36
Tabel. 5.1 Rincian Jadwal Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Kegiatan Pengajuan Sinopsis Acc Proposal Penyusunan Proposal dan pembuatan Instrumen (Alat Ukur) Seminar Proposal Perbaikan Seminar Proposal Uji Coba Instrument Pengumpulan Data Pengolahan / Analisis Data Penyusunan / Konsultasi Laporan Hasil Penelitian Ujian Seminar Hasil Ujian Munaqasah
Waktu Pelaksanaan 15 Maret 2013 4 April 2013 4 April 2013- 1 Maret 2014 3 Juli 2014 3 Juli 2014- 17 Juli 2014 18 Juli 2014 9 Agustus 2014 10 Agustus 2014 11 Agustus 2014 27 Agustus 2014 17 September 2014