BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Kecerdasan Buatan Bua Bu atan (Artificial Intelligent) Intellige gent n ) Kecerdasan salah satu Kece cerdasan buatan buata tan n adalah ad u cabang ilmu komputer r manusia manusi sia
yang dan da an
mempelajari mem me mpelaj ajar ari i
dan dan
diimplemtasikan di iimplemta tasi sika kan n
meniru meni me niru r
pada
cara a
mesin in
berfikir
(komputer). (komp mputer).
Menurut Men nurut John John McCarthy McC Carthy (1956), cerdas cerd das berarti ber e ar art ti memiliki mem mil i iki pengetahuan penget pe etah ahua uan
ditambah ditambah
pengalaman,
penalaran penalar aran
(bagaimana (ba baga g im man a a
membuat memb bua uat keputusan ke eputusan dan mengambil tindakan), moral mor oral al yang yan ng baik ik
(Dahria, (Dahria,
2008).
Artificial
Intelligence Intellige g nc nce
(AI) )
memiliki memi mil liki ki tujuan untuk menciptakan komputer-komputer komputer-komp puter er yang yang dapat dapa pat
berpikir
lebih
cerdas
dan
membuat
mesin mesi in
lebih lebi le ih
berguna b rgun be na (Ramadhan, 2011). Beberapa definisi lain mengenai kecerdasan n buatan bua uatan n yang
dikemukakan dikemukak kan
oleh ole leh
para
ahli ahl hli i
sebagai
berikut beriku kut t
kecerdasan
buatan bua uata tan
(Harihayati & Kurnia, 2012): (H 20 012 12): a. Menurut M nurut Me
H.A
Simon
(artificial ( a ti ar tifi fici cial penelitian, peneli pe liti tian an,
(1987),
intelligence) int ntelligence) aplikasi, apli ap likasi si, ,
dan dan
merupakan meru me rupa p ka kan n instruksi inst stru ruks ksi i
kawasan kawa ka was san
yang
terkait ter erk kait
dengan deng de ngan an pemrograman pem emro ogr graman komputer kom o puter untuk melakukan melaku me kuka kan n hal hal yang dalam pandangan manusia manusi ia adalah adal alah cerdas. b. Menurut
Rich
(artificial
and
Knight Knight
intelligence) intellige gence)
(1991), (1991),
kecerdasan
merupakan
sebuah
buatan studi
tentang bagaimana membuat memb buat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dap pat t dilakukan lebih baik oleh manusia. i Bidang-bidang
yang
termasuk
dalam
kecerdasan
buatan antara lain adalah sistem pakar (expert system), pengolahan
bahasa
alami
11
(language
processing),
pengenalan
ucapan
(Speech
Recognition),
Robotika
(Robotics), dan jaringan saraf tiruan (Neural network) (Durkin, 1994).
3.2 Sistem Pakar 3.2.1 Pengertian n Sistem Pakar Beberapa a definisi definisi sistem sist tem m pakar pak akar ar menurut men nurut para a ahli adalah sebagai berikut (Latumakulita, be (L Lat atum umakul lit ta, 2012): 201 12) 2): : adalah a. . Menurut Menuru rut t Martin M rtin Ma in dan Oxman (1998), (1998) ), sistem siste tem m pakar pa a alah ad sistem s st si stem em
berbasis berbasis
pengetahuan, peng pe ngeta ahuan, memecahkan memec cahkan
komputer
fakta,
dan
yang yan ng
teknik
penalaran pen nal a aran an
masalah,
yang
biasanya
oleh
seorang
pakar
diselesaikan dise selesaikan
menggunakan meng me ngguna akan dalam dal lam a
hanya ha a dalam dala am
dapat da t bidang bida bi d ng
tertentu. te ertentu. b. Menurut Me enurut
Ignizio
bidang bi idang
yang
pengetahuan pe
(1991),
sistem
dicirikan
(Knowledge (Kn Know o ledge
oleh
Base
pakar
merupakan merupak kan
sistem
berbasis berb basis s
System), Sys ystem),
memungkinkan memun ungk gkinka kan n
komputer dapat dapat berpikir ber erpi piki k r dan dan mengambil mengambi bil l keputusan keputusan dari dari sekumpulan kaidah. c. Menurut Menu Me n rut
John
program pr rog ogra ram m
komputer komp ko mput uter er
kemampuan kema ke mamp mpua uan n Pakar Paka k r
Durkin
mengerti
yang yan ang g
memecahkan memecahk me hkan
adalah
orang
dalam
pengalaman,
(1994),
didesain dide di desa sain in
masalah masal lah yang g
dari dar ari
memiliki
menghadapi me enghadapi
seorang g
sistem
pakar r
suatu
pakar ar
adalah ada dala lah
untuk unt ntuk uk
meniru men eniru
seorang seor se oran ang g
pakar. pakar.
kemampuan kemampuan masalah.
mengembangkan
atau Lewat
kemampuan
yang membuatnya dapat t memecahkan meme mecahkan permasalahan dengan hasil yang baik dan ef efisien. fisi sien. d. Menurut Giarratano dan n Riley (2005), sistem pakar adalah
salah
menggunakan
satu
cabang
kecerdasan
pengetahuan-pengetahuan
12
buatan khusus
yang yang
dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Konsep dasar sistem pakar adalah user atau pengguna menyampaikan informasi berupa ber erupa fakta fakt fa kta kepada sistem pakar, kemudian
sistem
akan ak
memberikan
jawaban jawa waban
berupa
saran
berdasarkan pengetahuan peng ngetahuan kepakaran ke (Kurniasih h et al., 2012). Pembangunan sistem sistem pakar membutuhkan mem embu butu tuhk hkan an akuisisi pengetahuan, p ngetahuan, pe yaitu pengetahuan peng ngetahuan pakar paka pa kar yang direpresentasikan dir i ep epre rese sent ntas a ikan pada pad ada sistem komputer, kompute er,
Proses Pros oses e
pengetahuan penge etahua an
dan da
akuisisi akuis isis isi i disimpan di
yang g
dalam
dilakukan dilakukan n basis
menghasilkan mengha asilkan
pengetahuan pen e geta tahu huan a
sebuah seb e uah
sistem sist stem pakar. pak aka ar. Maka dari itu proses akuisisi akuisis isi pengetahuan peng pe get e ahu uan memiliki me emiliki ki pengaruh pen ngaruh besar terdahap kualitas basis pengetahuan peng nget etahua an yang y ang
kemudian kem e ud dian
berpengaruh
pada
output
sistem
(Daniel (Dan nie iel
&
Virginia, Virg gin inia, 2010). 3.2.2 Ciri-Ciri 3 .2 2.2 Cir ri-Ciri Sistem Pakar Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut (Daeli, (Da aeli, , 2013) 20 2013 1 ) : a. Terbatas pada domain tertentu. a ter rtentu. b. Dapat
memberikan
penalaran
untuk
data-data a
yang yan ang
tidak lengkap ti tida dak k l eng ngk kap p atau atau tidak tidak pasti. pas asti ti. . c. c . Da Dapat
menjelaskan me enj njel elaska kan
alasan-alasan alas al asan an-ala asa san
dengan deng de n an
cara car ra
yang
dapat dipahami. da dapa p t di dipa pah hami. d. Bekerja berdasarkan kaidah/rule kaidah h/rule tertentu. e. Basis pengetahuan dan da mekanisme mekan nisme inferensi terpisah. f. Sistem dapat mengaktifkan mengakt tifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntut oleh h dialog dia alog dengan penggunaan.
13
3.2.3 Modul Penyusun Sistem Pakar Menurut Staugaard (1987), sistem pakar disusun oleh tiga modul utama yaitu (Nurhidayati, 2010): a. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge g ( g Acquisition q Mode) Knowledge engineer engineer r berperan untuk k melakukan proses pengumpulan pengumpu pulan
pengetahuan-pengetahuan peng get e ahuan-pengetahuan
yang
akan
dengan deng de ngan
sistem sistem
dimasukan dima asukan ke k dalam dal a am sistem sis iste tem m pakar. paka pa kar. r. Konsultasi b. Modul Mo Konsul Ko lta tasi (Consultation Mode) Mod ode) Pada a
modul mod odul
ini, ini ni,
user r
berinteraksi berinte era raksi
dengan de d ngan ng an menjawab men enjawab pertanyaan-pertanyaan an yang yan ang g diajukan d ajuk di u an sistem. oleh si oleh istem. c. . Modul l Penjelasan (Explanation Mode) Modul Modu dul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan kep put utus u an oleh ol leh sistem (bagaimana suatu keputusan diperoleh). diper roleh eh). 3.2.5 Kelebihan 3.2. 2.5 Kel lebihan Sistem Pakar Menurut Menur u ut Arhami (2005), sistem pakar memiliki i banyak ba ak kelebihan kel ke lebihan sebagai sebaga gai i berikut berikut (Saputra, ( aputra (S ra, 2011): a. Menjadikan pengetahuan n dan nasehat mudah didapat. didapat at. b. Meningkatkan b Me output dan produktivitas. c. Menyimpan Meny Me nyim impa pan n kemampuan kema ke mamp mpua uan n dan da keahlian keah ke ahli lian an pakar. pak akar ar. . d. Meningkatkan Meni Me ning ngka katk tkan an penyelesaian penye yelesa aian masalah, masala lah, h, menerusi men ener erus usi i paduan paduan pakar, sistem pak kar, penerangan, s istem m pakar khas. reliabilitas. e. Meningkatkan reliab bilitas. f. Memberikan respons (jawaban (jawaba an yang cepat). intelligence g. Merupakan panduan yang ya ang in ntelligence (cerdas). h. Dapat
bekerja
dengan n
informasi informasi
yang
lengkap
dan
ketidakpastian. mengandung ketidakpasti ian. i. Intelligence
database
(basis
data
cerdas),
bahwa
sistem pakar dapat digunakan untuk mengkases basis data dengan cara cerdas.
14
3.2.6 Kekurangan Sistem Pakar Menurut Arhami (2005), sistem pakar memiliki kelemahan sebagai berikut (Saputra, 2011) : a. Masalah
dalam
mendapatkan p
pengetahuan p g
dimana
selalu bisa pengetahuan tidak ti bis isa didapatkan dengan mudah,
kadangkala kad adangkala
pakar
dari
masalah mas a alah
yang
kita
buat tidak tidak ada, atau kalaupun ada kadang-kadang pendekatan pe endekatan an yang yan a g dimiliki dimi di mili liki ki pakar pak akar ar berbeda-beda. berbeda-be beda. b. . Untuk membuat memb bua uat t suatu sistem pakar pak akar ar yang yan ang benar-benar bena ar-benar berkualitas berk rkua uali l tas tinggi tinggi sangatlah sulit sulit dan dan memerlukan memer rlukan biaya bi biay aya
yang ya
sangat
besar
untuk
pengembangan pengem pe emba bang ngan
dan
pemeliharaannya. pe pemel liharaannya. c. Boleh c Bol leh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan. keputu ke tusa san. n pakar tidaklah 100% menguntungkan, d. Sistem d Si , walaupun wa ala laup u un seorang s eorang
tetap
tidak
sempurna
atau
tidak tida ak
selalu sela se l lu u
benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang g secara secar ara a teliti
sebelum
digunakan.
Dalam
hal
ini
peran pe n
tetap faktor manusia teta tap p merupakan me fakt ktor or dominan. 3.3 3. 3 Metode Inferensi 3.3.1 3.3. 3.1 1 Pohon Po oho hon Keputusan (Decision Tree) Pohon keputusan Po Poho hon n ke kepu putu tusa san n (Decision (De Deci cisi sion on Tree) Tre ree e) merupakan meru me rupa paka kan n salah sal sa lah h satu satu dapat teknik k representasi rep epre rese sent ntasi i pengetahuan penget etahua uan yang ya dap apat at digunakan dig igun unak aka an untuk membuat keputusan
hierarki hi terdiri
berdasarkan berdasar rkan dari
node node
klasifikasi dan n
cabang.
obyek. ob byek. k Node
Pohon
menyimpan
informasi, sedangkan cabang caban ng merupakan merup pakan penghubung node yang berisi pertanyaan “ya” atau “tidak”. “tida dak”.
15
A
Ya
Tidak
B
E Tidak Ya
Ya
Tidak T idak
F C
D
K
Ya
Tidak
J
G Ya
Tidak ak
H
I
Gambar 3.1 : Contoh pohon keputusan
3.3.2 .2 Metode Meto ode Forward Chaining dan Backward Chaining Chainin ng A. Metode A Me etode Forward Chaining F orward chaining g atau pelacakan alur maju u adalah adal lah h Forward m etode pencarian berdasarkan data atau fakta fak kta yang g metode ad ada,
penel elu usuran an penelusuran
i melalui
premi miss premis, premis-premis,
jik ika a jika
klausa premis sesuai ai dengan den eng gan situasi, maka dilakukan dilaku uka kan n penarikan
kesimpulan.
Proses
penalaran
unt ntu uk untuk
menc ncap apai ai kesimpulan kes esim impu pula lan tersebut ut dikendalikan dik iken enda dali lika kan n oleh eh data data mencapai (data d rive ven n). driven). B. Metode Meto Me tode de B Backward ack ckward Chaining Cha haining Backward chaining g atau atau pelacakan pe elacakan alur mundur adalah metode pencarian berdasarkan be erdasark kan hipotesis atau dugaan, penelusuran
melalui melalu ui
premis-premis prem mis-premis
yang
dicocokan
dengan keadaaan awal al untuk un ntuk membuktikan hipotesis. Proses
penalaran
tersebut ter rsebut
dari
hipotesis
untuk
mencari dan menggunakan rule untuk i fakta-faktanya f k f k d k l k memvalidasi
kebenaran
tujuan
(goal)
merupakan
proses yang dikendalikan tujuan (goal driven).
16
2.3 Website Website bertujuan untuk memberikan akses terhadap isi
produk,
kemungkinan
fasilitas,
dan
keanekaragaman an serta
transaksi,
lain-lain. lain-lain in.
tipe
beroperasi be eroperasi
media, tanpa tanpa
kolaborasi
Website
dokumen n
batasan,
dan
memiliki format
dapat da apa p t
file
melakukan
pemeliharaan peng-update-an Untuk pemeli iha haraan dan an pen ngg-up upda date e-an secara bebas. be melakukan mela akukan
perancangan pe era ranc ncangan
situs
web, web,
hal
yang yan ng
perlu
diperhatikan di diperhat atik ika an adalah ada ala lah h sebagai berikut beri riku kut (Supriyanto, (Sup upri riya yanto, 2007) : spesifik. 1. . Tujuan Tuj Tu juan an pembuatan website secara spesifi ik. k 2. Sasaran Sasa aran atau audiens. 3. Situs Si itus
harus
menarik
baik
secara
visual visua al
maupun maupun
materi. ko komposisi 4. Manajemen Manajemen informasi yang ditampilkan 5. Penataan Penataan informasi sehingga mempermudah pencarian. penc caria ian. arus kertas. 6. Memetakan Me aru ar us informasi inf nformasi dengan den engan media me kert tas. Cara Ca ara ini sangat membantu u jika j ka mengalami kesulitan dalam ji dal alam am visualisasi ulang ul lan ang g
informasi i
secara seca se cara ra
dan
menghindari
besar-besaran besar-besara ran n
saat saat
penataan pena nata taa an
implementasi. imp mple leme ment ntas asi.
Desain website Desai in webs bsit ite menggunakan mengg ggun unak akan an bahasa bah has asa a pemrograman pemrograma an PHP. PHP. PHP PHP
adalah ad ah
bahasa a
scripting script pti ing g
yang yan ng
menyatu meny me nyat atu
dengan dengan
HTML dan dijalankan dijalanka an pada a server side yaitu semua sintaks
akan
sedangkan
sepenuhnya sepe enuhnya
yang
dijalankan
dikirimkan di ikirimka kan
ke
pada
browser,
server, sehingga
orang lain tidak dapat dap pat mengetahui mengetahui kode sumber yang digunakan
untuk
mendesain men nde esain
Nugroho, 2009). N h 2009)
17
website
(Ramadhan
&
2.4 Pengobatan Suku Dayak Pengetahuan
Tradisional
termasuk
karya
intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang mengandung yang
unsur
karakteristik
dihasilkan,
dikembangkan, dik ikembangka kan, n
komunitas
masyarakat masy syarakat
(Kusumandara, (Kusumandar ra,
2011). )
lokal
warisan dan
atau ata au
Pemerintah
tradisional
dipelihara masyarakat
Indonesia Indo donesia
oleh adat
sendiri
telah mengakui mengakui pentingnya penti ing gny nya a nilai nila ni lai i kekayaan intelektual yang g
ada
tradisional tr radisiona nal l
dalam dal alam am
folklor fol lklor
Indonesia Indone esi sia a
pada d
atau ata tau u
ekspresi i
Undang-Undang Und n ang-Unda dang ng
Hak k
budaya Cipta
Nasional Nasion onal al 1982 2 yaitu Pasal 10 UU No.6/1982 No.6 .6/1 / 982 2 tentang te g Hak Cipta, Cipt pta, a, kemudian kem emudian Pasal 10 UU No.19/2002 02 tentang ten enta tan ng Hak Hak Cipta, . Dengan Ci Cipt pta, dan Pasal 13 Hak Cipta tahun 2010 20 010 1 Denga an adanya ad ada anya a
perlindungan
hukum,
masyarakat
adat a at ad t
yang g
memiliki me m mil liki banyak metode pengobatan tradisional tradisiona al diakui diak di a ui keberadaanya kebe eradaanya sebagai folklor Indonesia.
18