BAB III LANDASAN TEORI
3.1.
Tata Ruang Kantor
3.1.1. Pengertian Tata Ruang Kantor2 Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut : 1.
Menurut George Terry yang disadur dari The Liang Gie menyatakan “Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak” (1988:200).
2.
Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan “Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia” (1956:117). Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga
perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan keuntungan-keuntungan, diantaranya : 2
Soedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran.1992. Pustaka Binaman Pressindo. Hal 125-129.
Universitas Sumatera Utara
1.
Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.
2.
Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3.
Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.
4.
Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan memenuhi suatu bagian tertentu. (The Liang Gie, 1983:162). Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, mengakibatkan
penerapan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dari beberapa pakar yang mengutarakan tentang pengertian tata ruang, diantaranya George R. Terry dalam buku office management and Control tahun 1958 menyatakan sebagai berikut : “Office layout in the dertemination of space requirement and the detailed utilization of this space in order to provide a practical arrangement of the physical factors considered necessary for the execution of the officework within reasonable cost”. (Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan ruang dan tentang penggunaanya secara terinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak). Dengan kata lain, arti tata ruang kantor dapat pula diutarakan sebagai pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta
Universitas Sumatera Utara
perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisiensi kerja.
3.1.2. Tujuan Pengaturan Tata Ruang Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efesiensi kerja. Dengan penggunaan ruang yang baik proses alur pekerjaan yang efektif dan efesien, maka tujuan tata ruang kantor adalah sebagai berikut : 1. The Liang Gie a. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin. b. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar. c. Kesehatan dan kepuasaan bekerja para pegawai dapat terpelihara. d. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan. e. Seluruh ruang dipergunakan secara efesien untuk keperluan pekerjaan. f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik tentang organisasi tersebut. g. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu-waktu diperlukan (The Liang Gie, 1988:207) Geofrey Mills dan Standingford.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan tata ruang kantor : 1.
Memperlancar jalannya pekerjaan yaitu segenap ruangan digunakan secara efesien untuk keperluan pekerjan
2.
Menambah semangat kerja pegawai
3.
Memberikan kesan yang baik bagi para tamu yang datang mengunjungi kantor
4.
Mempermudah pengawasan Apabila dirinci, maka tujuan tata ruang kantor antara lain adalah : a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat dipersingkat. b. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan. c. memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efesien. d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya. e. Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai. f. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung. g. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi : 1. Gerakan pegawai yang sedang bekerja. 2. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu. 3. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan dikemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3. Macam-macam Tata Ruang Kantor Pada dasarnya, dikenal adanya 4 macam tata ruang kantor, yaitu : 1.
Tata Ruang Kantor Tertutup/Berkamar Yang dimaksud dengan tata ruang kantor berkamar adalah ruangan untuk
bekerja yang dipisahkan atau dibagi dalam kamar-kamar kerja atau ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu. a. Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah : 1. Konsentrasi kerja lebih terjamin 2. Pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi baik dari segi pembicaraan, dokumen-dokumn, atau asset perusahaan yang berharga.. 3. Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat/pimpinan. 4. Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki. 5. Dapat lebih menghargai tamu. b. Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah : 1. Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang. 2. Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya peralatan lainnya. 3. Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi. 4. Mempersulit pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
5. Memerlukan ruangan yang luas.
2.
Tata Ruang Kantor Terbuka Yang dimaksud dengan tata ruang kantor terbuka adalah ruangan besar untuk
bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama diruangan tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat. a. Keuntungan tata ruang kantor terbuka 1. Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan dekorasi 2. Luwes atau fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya tinggi 3. Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan, penyeragaman kerja dan pembagian peralatan kerja. 4. Biaya lebih hemat atau murah untuk pemeliharaan : ruangan kerja, penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan telepon dan lain-lainnya. 5. Memudahkan penempatan, penggunaan, dan perawatan peralatan kerja. 6. Memudahkan komunikasi dan koordinasi kerja antarpegawai baik. 7. Menghemat penggunaan penerangan dan peralatan kerja. b. Kerugian tata ruang kantor terbuka 1. Kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan 2. Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi 3. Batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak nampak jelas
Universitas Sumatera Utara
4. Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan 5. Kemungkinan nampak adanya tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan yang kurang baik. 6. Memerlukan air conditioning untuk mengurangi debu dan pendingin udar serta air cleaner untuk mengurangi bau.
3.
Tata Ruang Kantor Berpanorama Yang dimaksud dengan tata kantor berpanorama adalah ruangan untuk
bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan. a. Keuntungan tata ruang kantor berhias atau berpanorama : 1. Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja 2. Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan 3. Kebisingan dan kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan 4. Produktivitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efesien sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai. b. Kerugian tata ruang kantor berhias atau bertaman/berpanorama : 1. Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya. 2. Biaya pemeliharaan tinggi. 3. Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah.
Universitas Sumatera Utara
3.1.4. Kepuasan Kerja 3 Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya dia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Menurut Robbin (1996) ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Pertama, adalah pekerjaan yang secara mental menantang (mentally challenging work), artinya apakah pekerjaan yang dilakukan karyawan saat ini ada tantangannya atau tidak sama sekali. Pekerjaan yang dirasa tidak menantang akan menimbulkan rasa bosan dalam diri karyawan, sebaliknya pekerjaan yang tantangannya terlalu berat justru akan menimbulkan rasa frustasi dan perasaan gagal. Oleh karena itu, pekerjaan yang diberikan kepada karyawan hendaknya memiliki tantangan yang proporsional. Kedua masalah reward yang sesuai (equitable reward), yang dimaksud reward misalnya gaji, komisi, bonus dan juga kebijakan promosi. Umumnya karyawan menginginkan gaji dan system promosi yang adil dan fair. Yang dimaksud adil dan fair misalnya ada kesesuaian antara gaji dan tuntutan pekerjaan, skill, atau ketrampilan, latar belakang pendidikan, dan sebagainya. Demikian juga masalah promosi, jangan sampai terjadi karyawan yang tidak outstanding malah mendapat promosi. Jika karyawan menilai sistem gaji dan promosi sudah adil dan fair, maka kemungkinan besar karyawan akan mengalami kepuasan dengan pekerjaannya.
3
Moekijat, 1997. Administrasi Perkantoran, Bandung: Mandat Maju.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya masalah ketidakpuasan banyak dipicu oleh sistem gaji yang dipandang tidak memenuhi rasa keadilan. Ketiga adalah kondisi kerja yang mendukung (supportive working condition), yang termasuk ke dalam kondisi kerja misalnya temperatur, cahaya atau penerangan, meja, kursi, tingkat kebisingan, dan lain-lain. Dari beberapa definisi mengenai kepuasan kerja di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja yaitu, perasaan seseorang terhadap pekerjaaan, ini mengartikan bahwa kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi lingkungan kerjanya. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.
3.1.5. Hubungan Antara Persepsi Tentang Tata Ruang Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan 4 Persepsi tata ruang kerja yang memadai bagi setiap individu satu dengan individu yang lain sangat mempunyai pengaruh dan potensi untuk menghasilkan perasaan puas dalam bekerja. Di samping itu, para karyawan akan merasa nyaman dengan ruang kerja yang layak dan kelengkapan akan fasilitas yang mendukung para karyawan untuk bekerja lebih giat dan tekun. Lingkungan kerja yang baik akan membuat para pekerja merasa nyaman. Jika pekerja atau karyawan merasa nyaman dalam bekerja bisa dipastikan produktivitas akan meningkat. Kelancaran aktivitas pekerjaan kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan sangat 4
Sukoco, M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Jakarta: Erlangga.
Universitas Sumatera Utara
ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningkatkan produktivitas kerja. Oleh karena itu sebuah ruangan kantor wajib ditata dan selalu mendapatkan perhatian dari manajer kantor (dalam Maryati, 2008) Tata ruang menunjukkan penentuan syarat-syarat ruang dan penggunaannya secara terinci daripada ruang ini untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang paling praktis yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kantor (dalam Moekijat, 1997). Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan. Lingkungan kantor akan sedikit banyak mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi manajer administrasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang bisa membuat pegawainya bekerja secara efisien dan efektif, serta meminimalkan kemungkinan pegawai mendapatkan cedera ketika melakukan pekerjaannya. Ergonomi membantu memastikan apakah tugas, peralatan, maupun lingkungan kantor digunakan secara optimal dalam menyelesaikan tugas. Dengan kata lain, lingkungan kantor harus sesuai dengan kebutuhan pegawai yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan. Odgers (2005), mendefinisikannya sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai di kantor.
3.2.
Mata5 Mata merupakan indra pengelihatan pada manusia. Mata dibentuk untuk
menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina selanjutnya dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
3.2.1. Anatomi Mata Mata diproteksi oleh tulang rongga mata alis dan bulu mata, kelopak mata, refleks miengedip, sel-sel pada pemukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata) serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan), media transpor bagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit, enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibodi. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri dari tigalapisan, yaitu: 1. Lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga. 5
Evelyn., Anatomi dan Fisiologis untuk Para Medis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 1999. p. 317
Universitas Sumatera Utara
2. Lapisan tengah (vaskuler). 3. Lapisan dalam yang merupakan lapisan saraf. Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata otot-otot ini dikaitkan pada sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar secara bergantian. Adapun bagian-bagian mata adalah sebagai berikkut ini. 1. Skelera Merupakan pembungkus yang kuat dam fibrus. Sklera membentuk putih mata. sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata. 2. Retina Retina merupakan lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf. 3. Kornea Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan yang putih dan tidak tembus cahaya. 4. Iris Merupakan tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos yang berfungsi untuk mengecilkan dan melebarkan ukuran pupil.
Universitas Sumatera Utara
5. Lensa Merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa mata befungsi sebagai organ fokus utama yemg membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat. 6. Pupil Merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.
Gambar 3.1. Anatomi Mata Manusia (Sumber : Jeffey Anshel., Visual Ergonomics in the Workplace)
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 3.2.2.1.Faktor Manusia a. Umur 6 Semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaiknya semakin muda sesorang, kebutuhan cahayaa akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun. Penurunan ketajaman pengelihatan manusia sesuai dengan umur dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut.
Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan (Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)
6
Guyton., Fisiologi Kedokteran II, EGC Buku Kedokteran, Jakarta, l99l. p.425
Universitas Sumatera Utara
Umur berpengaruh besar terhadap daya akomodasi makin banyak umur, lensa makin kehilangan kekenyalan dan kapasitas melengkungnya semakin berkurang, akibatnya titik dekat menjauhi mata, sedangkan titik jauh umunya tetap. Titik dekat rata-ratanya sebagai berikut 1.
Umur 16 Tahun yaitu 8 cm
2.
Umur 32 Tahun yaitu 12,5 cm
3.
Umur 44 Tahun yaitu 25 cm
4.
Umur 50 Tahun yaitu 50 cm
5.
Umur 60 Tahun yaitu 100 cm
b. Jenis Penyakit Tertentu dan Pengaruh Obat-Obatan 7 Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi mata antara lain adalah penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Jenis obat midiatrik seperti atropine, homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat penenang sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi produksi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata menjadi kering dan mengalami iritasi.
7
Sidarta llyas., Penuntun llmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran UI, Jakartra, l99l. p. l3l
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.2. Faktor Lingkungan a. Illuminasi (Penerangan) Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Pada tingkat iluminasi yang rendah, titik jauh akan bergerak lebih dekat dan letak titik dekat akan berpindah, serta ketepatan (Precision) dan kecepatan akomodasi akan menurun. Pengaruh illuminasi dan kontras terhadap ketajaman penglihatan manusia dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.
Gambar 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Penglihatan (Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi) Illuminasi (illumination) yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Illuminasi (illumination)
adalah datangnya cahaya ke suatu objek. Illuminan adalah
banyaknya arus cahaya yang datang pada satu unit bidang. Sedangkan luminan (luminance) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan atau
Universitas Sumatera Utara
diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. Luminasi (lumination) adalah perginya cahaya dari suatu objek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam Tabel 3.1. berikut ini : Tabel 3.1. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 Tingkat Jenis Pekerjaan Keterangan Pencahayaan Minimal ( Lux ) Ruang penyimpanan dan ruang Pekerjaan kasar dan 100 peralatan/instalasi yang tidak terus-menerus memerlukan pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan dengan mesin dan Pekerjaan kasar dan 200 perakitan terus-menerus kasar
Pekerjaan rutin
300
Pekerjaan agak halus
500
Pekerjaan halus
1000
Pekerjaan amat halus
Pekerjaan terinci
1500
3000
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/ penyusun Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor, pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin. Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, Tidak menimbulkan bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus. Tidak menimbulkan bayangan Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus.
Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
Universitas Sumatera Utara
b. Suhu Udara 8 Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga kerja berada dalam tempat yang nyaman (comfort) atau dapat dikatakan efisiensi kerja yang opimal dalam daerah yang nikmat kerja yaitu suhu yang sesuai, tidak dingin dan tidak panas. Bagi orang Indonesia suhu udara yang dirasa nyaman adalah berada antara 24 0 C - 26 0 C serta toleransi 2-3 0 C di atas atau di bawah suhu nyaman.
c.
Silau (Glare) Dari sudut fisiologis, silau merupakan gangguan utama bagi tahap adaptif dari retina. Menurut Grandjean (1988), silau adalah suatu proses adaptasi yang berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina terkena sinar yang berlebihan. Ada tiga jenis dari kesilauan : 1.
Silau relatif adalah kontras terlalu kuat di dalam bidang visual.
2.
Silau mutlak adalah penerangan yang begitu tingginya sehingga adaptasi tidak dimungkinkan.
3.
Silau adaptif adalah adaptasi pada tingkat terang tertentu tapi yang belum tercapai. Untuk menghindarkan diri dari silau, berikut beberapa prinsip yang dapat diterapkan :
1. Makin pendek waktu menatap silau, tahap adaptasi asal makin cepat tercapai.
8
Santoso., Higiene Perusahaan (Panas), Jakarta,1985. p.5
Universitas Sumatera Utara
2. Derajat dari silau tergantung pada cerah relatif dari sumbernya, ia meningkat dengan meningkatnya area sumber dan paling celaka kalau sumber itu dekat dengan garis pandang. 3. Sumber sinar di atas garis pandang tidak begitu memuakkan daripada yang terletak di samping atau di bawahnya. 4. Bahaya silau makin besar bila penerangan umum di bidang visual bertingkat rendah. Tajam visual merupakan kemampuan untuk membedakan secara cermat objek dan peralatannya. Tajam visual membedakan dua titik yang sangat berdekatan serta persepsi atas jarak. Tajam visual berpengaruh terhadap peka kontras, peka kontrasa merupakan kemampuan untuk mengenali perbedan dalam kecerahan. Kepekaan kontras bervariasi sebagai berikut : a. Kontras lebih besar terhadap area yang kecil daripada yang besar. b. Kontras lebih besar terhadap perbatasan yang jelas daripada perubahan yang gradual. c. Kontras
meningkat
bersamaan
dengan
meningkatnya
cerah
dari
lingkungan dan terbesar dalam lingkup 200-1000 asb. d. Kontras mengikuti hukum Weber-Fechneri dalam lingkup 200-1000 atas perbedaan yang hanya sekitar 2 % dari kecerahan lingkungan. e. Kontras lebih besar bila bagian luar bidang visual lebih gelap dari pusat bidang, dengan nilai maksimum sekitar 1200-1500 asb di pusat bidang dan 100-130 asb di bagian luar bidang visualnya.
Universitas Sumatera Utara
d.
Lamanya Melihat Melihat dalam waktu lama berisiko terkena mata lelah atau astenopia (Afandi, 2002). Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1991).
e.
Jarak Pandang Ke Monitor Menurut Jaschinski (1991), melihat ke layar dengan jarak 20 inci dirasakan terlalu dekat. Jarak yang sesuai adalah 40 inci. Sedangkan menurut Grandjean (1991), menyebutkan bahwa jarak rata-rata ideal melihat ke layar adalah 30 inci.
f.
Masa Kerja Masa kerja berkaitan dengan proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap iklim kerja tertentu sehingga menjadi terbiasa terhadap iklim kerja tersebut dan kondisi fisik, faal dan psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim kerja yang dimaksud. Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja dengan tekanan panas yang tinggi akan mengalami proses aklimatisasi terhadap
intensitas
paparan
panas
yang
sebelumnya
tidak
pernah
mengalaminya. Proses aklimatisasi ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari (Gempur Santoso, 2004).
Universitas Sumatera Utara
g.
Bentuk dan Ukuran Objek Kerja Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, iluminasi dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat (Suma’mur, 2009).
3.3.
Mekanisme Melihat 9 Gelombang cahaya yang diamati memasuki mata melalui lensa dan
kemudian masuk ke retina. Di tempat ini energi cahaya itu dirubah menjadi ajakan syaraf yang mencapai otak melalui saraf optik. Ajakan baru lalu dilepaskan dalam bentuk sejumlah simpul. Sebagian ajakan tersebut dibawa ke pusat-pusat pengendali otot mata. Dari sini ditentukan ukuran manik, lengkungan lensa dan semua gerakan bola mata. Atas dasar umpan balik yang datang berupa berkas cahaya, maka mata secara terus menerus menyesuaikan diri untuk tugas melihatnya. Mekanisme yang mengaturnya berjalan secara automatik, jadi diluar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan syaraf lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks hingga memasuki syaraf kesadaran. Dan sekarang semua ajakan tadi telah diterima sebagai gambaran (citra) dari dunia luar. Gambar 3.4. merupakan ikhtisar dari proses visual tersebut.
9
Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Pustaka Binaman Pressindo, Surabaya, 1985. p.157- 159.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Diagram dari Alat Visual (Sumber : Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi) Adapun keterangan dari Gambar 3.4. di atas adalah : 1. Kornea dan lensa. 2. Penerima cahaya di dalam retina. 3. Pemindahan informasi lewat saraf optik ke otak. 4. Simpul dan pengendali alat optik. 5. Persepsi visual mengenai dunia luar pada alam sadar.
Universitas Sumatera Utara
3.4.
Flicker Fusion-Frequence 10 Evaluasi pada frekuensi flicker-fusion adalah suatu teknik untuk
menggambarkan hasil yang realistis dan dapat diulang. Subjek (orang) yang diteliti melihat pada sebuah sumber cahaya yang dinyalakan dengan energi yang berfrekuensi rendah dan berkedip-kedip (flictrering). Kemudian frekuensi berkedipnya dinaikkan sampai subjekya merasakan bahwa cahaya yang berkedip tersebut seperti garis lurus. Frekuensi dimana cahaya yang berkedip dianggap sebagai garis lurus memberikan kesan bahwa subjek yang diteliti berada pada kondisi lelah. Sedangkan subjek yang lelah tidak mampu mendeteksi cahaya yang berkedip. Pada saat istirahat fusing terjadi dengan 35 sampai 40 Hz. Setelah bekerja dengan beban kognitif akan terjadi pengurangan fusing 0,5 sampai 0,7 Hz.
Gambar 3.5. Critical Flicker Fusion pada Mata 10
Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna Widya, Surabaya, 1998. hal 268
Universitas Sumatera Utara
(Sumber : Ergonomi- Cogntlive Work) 3.5.
Penataan Warna 11 Warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja,
khususnya
warna
akan
mempengaruhi
keadaan
jiwa.
Dengan
memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat‐alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu warna yang tepat juga akan mencegah kesulitan yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebih‐lebihan. Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruang dan alat-alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebihan. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis
seseorang
akan
mempengaruhi
tubuh,
pikiran,
emosi
dan
keseimbangan dari ketiganya dalam diri manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna terhadap manusia : 1.
Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu, warna merah juga banyak mempengaruhi manusia secara fisik seperti
11
Soedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran.1992. Pustaka Binaman Pressindo. Hal 131.
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan, warna ini juga sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan, contohnya dalam pengobatan penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit kulit . Walaupun dapat memberikan suasana
hangat
dalam ruangan,
warna
ini cenderung
meningkatkan agresivitas seseorang. 2.
Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai. Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. Warna ini sangat baik dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan, asma ataupun migren. Di sisi lain, penggunaan warna biru pada ruangan secara berlebihan dapat menimbulkan kesan dingin dan tidak bersahabat, bahkan terkadang membawa perasaan sedih atau depresi.
3.
Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok dipakai untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Walaupun demikian, penggunaan warna kuning hendaknya dikombinasikan dengan warna-warna lain, karena memiliki kecenderungan untuk memancing terjadinya perdebatan.
Universitas Sumatera Utara
4.
Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena membawa perasaan damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga dipercaya dapat memperbaiki pengelihatan seseorang. Namun demikian, terlalu banyak warna hijau dalam suatu ruangan dapat menimbulkan kebosanan.
5.
Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning. Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan hangat dan menyenangkan. Dalam terapi pengobatan, warna oranye dipakai untuk mengatasi kelainan ginjal atau paru-paru, juga mengobati bronkhitis. Dampak negatif dari penggunaan warna ini secara berlebihan adalah menyebabkan berkurangnya tingkat keseriusan dalam belajar atau bekerja.
6.
Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna ini juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan. Warna hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan, misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam. Dalam konotasi yang negatif, warna ini menimbulkan ketakutan akan gelap atau perasaan tidak aman.
Universitas Sumatera Utara
7.
Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Penggunaan warna putih secara berlebihan cenderung memberi kesan tidak ramah.
8.
Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih. Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai. Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan kurang bersemangat. Dampak negatif dari warna merah muda ini sering dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dalam sebuah pertandingan, seringkali warna merah muda digunakan dalam ruang ganti lawan dengan tujuan untuk menekan semangat dari tim lawan.
9.
Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.
10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa. Selain warna-warna spesifik (hue) yang telah disebutkan di atas, dimensi warna yang lain seperti intensitas ( chroma), value,dan temperatur warna juga turut berperan dalam mempengaruhi kondisi psikologis manusia. Komposisi
Universitas Sumatera Utara
warna dengan value yang kontras akan meningkatkan ketelitian dan objektivitas. Sementara komposisi warna-warna gelap akan menimbulkan kesan yang misterius atau rasa takut. Warna-warna dengan intensitas yang tinggi terlihat menarik dan memicu terjadinya aktivitas. Menurut penelitian warna-warna yang digunakan dengan gedung perkantoran yaitu : 1.
88% warna putih
2.
88% campuran warna putih dan hijau
3.
83 % warna abu-abu
4.
81 % warna gading Warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya
pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika pekerjaan membutuhkan ketenangan sebaiknya dipakai warna biru pada dinding kantor. Jika pekerjaan merupakan produktivitas diperlukan warna putih.
3.6.
Job Content (Tugas dan Tanggung Jawab Pekerjaan)12 Job content berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
oleh perusahaan. Konteks pekerjaan mengacu pada kondisi di mana pekerjaan dilakukan dan tuntutan pekerjaan tersebut membebankan pada karyawan. Khusus jenis informasi pekerjaan konteks biasanya diidentifikasi selama analisis jabatan meliputi hubungan pelaporan, pengawasan diterima, penilaian, otoritas, kontak pribadi, kondisi kerja, dan tuntutan fisik dan mental pekerja.
12
www. Google.id. European-working condition-observatory/jobcontent.htm#contentpage
Universitas Sumatera Utara
3.7.
Antropoteknologi (Antropotechnology) 13 Berdasarkan catatan pengalaman dari ahli ergonomi dari Prancis terkenal
yaitu Alan Winer (1995) ketika mengadakan proyek mengenai pemindahan teknologi yang dibutuhkan untuk studi geografi, sejarah dan yang lainnya untuk dimensi etnologi. Etnologi merupakan aspek budaya antropologi yang berkaitan dengan perbandingan budaya manusia dengan lainnya, nilai, sistem kepercayaan dan lain-lain. Berhubungan erat dengan variabel etnologi dalam pemindahan teknologi yang dikembangkan dalam budaya satu dengan lainnya. Wisner (1976,1984) mengembangkan dan membuat konsep antropoteknologi. Deskripsi dari Winer, orientasi dan tujuan dari antropoteknologi adalah mempermudah ergonomi. Selanjutnya dia membuat catatan mengenai metodologi umum yang dipermudah, tetapi mengarah kepada metode perbandingan (Wisner,1976). Sebelum pemindahan teknologi, studi ini dibuat dengan mempersembahkan teknologi operasi di negara-negara berkembang atau mempermudahnya. Termasuk juga analisis dari karakteristik budaya dan bagaimana dampaknya bagi perancangan. Hal ini berkaitan dengan perbaikan kesalahan dan memperbaiki kecacatan dalam memodifikasi perancangan untuk negara pembeli. Dasar metode yang dibuat untuk studi ini adalah ergonomic work
13
Hal. W. Hendrik, dkk. Macroergonomic, Theory, Methods, and Application. 2000: London
Universitas Sumatera Utara
analysis (EWA). Selanjutnya, EWA dilakukan sebagai teknik mempersingkat titik kritis sistem operasi oleh negara pembeli. Kedua EWA tersebut digabungkan dan diimplikasikan untuk perancangan sistem transfer teknologi dan implementasinya. Demikian dari EWA tersebut penggunaannya sebagai instalasi dari modifikasi baru sistem teknologi yang merupakan campuran tim manajer dan operator dari dua negara yang diikuti oleh teknik ergonomi yang memerlukan EWA. Wisner (1995) menyatakan faktor kerja lebih banyak menggunakan peramalan, dari luar, menghilangkan hambatan untuk mensukseskan transfer teknologi dalam situasi rumit. Antropoteknologi mencari keaslian dan kesulitan yang dibuat, dan pohon penyebab yang dibuat tidak terbatas untuk teknis dan aspek teknologi pada stasiun kerja. Wisner (1976, 1984) mendeskripsikan antropoteknologi secara detail.
3.7.1. Ergonomic Work Analysis (EWA) EWA menjelaskan lebih menyeluruh mengenai deskripsi aktivitas operator atau pengguna dalam fase implementasi sistem teknis yang lebih kritis. Penilaian yang lebih detail dari studi ini saling berkaitan dibandingkan dengan representasi operator atau penggunanya sendiri atau aktivitasnya sendiri selama beberapa periode (Wisner, 1995). Walaupun disini banyak menggunakan variasi dari EWA, Wisner (1995) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang biasa digunakan. Pada prinsipnya metodologi EWA termasuk dalam kajian teknis, ekonomi, kondisi sosial, rekomendasi, modifikasi, simulasi kerja pada sistem yang dimodifikasi,
Universitas Sumatera Utara
dan evaluasi dari situasi kerja yang baru. Wisner juga menyatakan metodologi yang lebih rumit jika dikuti lebih lengkap, tetapi analisis proses kerja yang lebih komplit jarang dibutuhkan. Seringkali aktivitas analisis dapat dihilangkan untuk beberapa titik kritis dan/ atau hanya masalah ergonomi yang biasa saja. 3.7.2. Hubungan Makro Ergonomi dengan Antropoteknologi Dari deskripsi di atas, tidak sulit untuk menemukan bagaimana pendekatan makroergonomi yang digunakan dalam kunjungsinya dengan antropoteknolgi yang berhubungan dengan proyek pemindahan teknologi. Pendekatan top-down dan metode sistem sosioteknikal analisis dari makroergonomi sangat berkaitan dengan pendekatan atropoteknologi, dan
makroergonomi yang termasuk di
dalamnya sistem yang dipenuhi dengan spektrum variabel budaya. Sebagai tambahan, komplemen antropoteknologi difokuskan pada optimisasi dalam merancang secara keseluruhan sistem kerja dengan tiap-tiap budayanya. Metode antropoteknologi dan EWA menjelaskan tentang kritikal dimensi secara personal pada subsistem untuk tujuan perancangan sistem kerja yaitu tekanan kerja dari karakteristik etnologi. EWA juga digunakan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan untuk merancang dan/atau memodifikasi dari pekerjaan individu dan hubungan manusia-mesin, manusia-software, dan manusia-lingkungan antar muka. Hasil dari EWA adalah mengidentifikasi hasil modifikasi yang dibutuhkan untuk mengubah dan memperbaiki sistem kerja secara keseluruhan. Kesimpulan yang dapat diambil keseluruhan yaitu menggunakan pendekatan dan metodologi makroergonomi dan antropoteknologi secara
Universitas Sumatera Utara
integrasi, pendekatan manusia terhadap pemusatan sistem muncul pada kesempatan untuk merancang sistem tradisional menjadi lebih baik dalam mengimplementasikan masalah, dan meningkatkan efektivitas dari proyek pemindahan teknologi. 3.8.
Pengaturan VDU
a. Monitor 14 Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang ”panas” seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.
Monitor harus ditempatkan
dimana bagian atas monitor berada tepat dimata dan langsung berhadapan dengan anda. Jarak antara anda dengan monitor kira-kira 15-30 inci. Gunakan panjang lengan anda sebagai petunjuk umum. Adapun saran yang diberikan untuk mengurangi keluhan pada mata pada pemakaian komputer yaitu 1.
Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih rendah dari garis horizontal mata dengan sudut kurang lebih 30 derajat
14
Approved Code Of Practice For The Use Of Visual Display Units In The Place Of Work,
Occupational Safety and Health Service. 1984. Department of Labour, Wellington, New Zealand.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal 2.
Buatlah cahaya latar layar komputer dengan warna yang dingin, misalnya putih keabu-abuan dengan warna huruf yang kontras. Hindari penggunaan font huruf yang terlalu kecil (kecuali terpaksa). Font huruf yang termasuk norrnal adalah font 12.
3. Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan sesekali pindahkan arah pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara lembut (memijit ringan bola mata). Kebanyakan orang berkedip 18 kali satu menit. Kebanyakan penguna komputer hanya melakukannya 2 kali. 4. Periksa mata secara rutin. Paling tidak sekali dalam setahun. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel, pisang, dan sebagainya.
b.
Keyboard Tidak ada hasil penelitian yang konsisten yang menyebutkan bahwa
keyboard yang diberi
label “ergonomis” benar-benar memberikan kelebihan
yang substansial bagi kesehatan dan kenyamanan tubuh. Bagi kebanyakan orang,
Universitas Sumatera Utara
desain keyboard yang umum dianggap sudah cukup asalkan disimpan dalam posisi yang tepat seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.7. Posisi Mengetik yang Ideal Adapun saran yang diberikan dalam penggunaan keyboard yaitu 1.
Tekan tombol dengan ringan saat mengetik, tidak perlu menggunakan tenaga yang besar.
2.
Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jika terlalu sering dibengkokkan dapat menyebabkan cedera.
3.
Pastikan siku membentuk sudut 90
0
atau lebih. Jika kurang dari itu, dapat
menyebabkan tekanan pada syaraf atau kepegalan pada pergelangan/jari-jari tangan. 4.
Usahakan bahu tetap rileks dan siku di samping.
5.
Tetap berada dibagian tengah bagian huruf pada keyboard. Kadang kita cenderung menempatkan diri tidak di tengah-tengah keyboard. Hal ini menyebabkan saat tombol huruf yang letaknya jauh, jarak yang harus dijangkau akan lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
c.
Mouse Cara pemakaian mouse yang tidak tepat dan desain mouse yang tidak
ergonomis dapat menyebabkan cedera otot. Sekarang ini banyak dijual mouse yang berlabel ergonomis. Banyak mouse jenis ini yang memang benar-benar berguna, namun penggunaannya yang kurang tepat (misal ditempatkan terlalu jauh) dapat menghilangkan kelebihan ergonomis yang dimilikinya. Posisi mouse konvensional
Posisi mouse ergonomis
Gambar 3.8. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis Adapun tips dalam menghindari cedera otot yang berhubungan dengan penggunaan mouse yaitu 1.
Mouse Grip yaitu genggam dan gerakkan mouse dengan lembut dan santai, tidak perlu menggunakan energi yang berlebihan.
2.
Mouse from the Elbow yaitu gunakan siku sebagai pivot point dalam menggunakan mouse, jangan menggunakan pergelangan tangan.
3.
Optimal Mouse position digunakan untuk setiap jenis mouse memiliki posisi optimal.
4.
Mouse shape, pilih desain mouse yang sesuai dengan tangan dan sedatar mungkin untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan.
Universitas Sumatera Utara
5.
Load sharing, Jika desain mousenya memungkinkan, bagi beban penggunaan mouse antara tangan kiri dan tangan kanan.
d.
Posisi duduk Adapun posisi duduk yang baik saat bekerja yaitu :
1. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai 2. Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu tinggi 3. Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak 4. Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi
yang
tetap
dalam
jangka
waktu
lama
bisa
menyebabkan
ketidaknyamanan 5. Punggung santai tapi tidak membungkuk 6. Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan 7. Ketika anda duduk, tempatkan pantat anda tepat di kursi. Duduk tegap dan cobalah untuk menjaga pinggul, bahu dan telinga dalam posisi lurus. 8. Kaki sebaiknya menyetuh lantai 9. Jika kaki tidak menyentuh lantai, rendahkan kursi anda. Jika kursi anda tidak bisa direndahkan atau jika anda berada pada posisi dimana anda menghadap monitor, pertimbangkan untuk memakai sandaran kaki.
Universitas Sumatera Utara
3.9.
Standar Ruang Kantor 15 Standar ruangan kantor dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, sifat
pekerjaan, jumlah ruangan yang dapat digunakan, luas pekerjaan, kebutuhan atas ruangan-ruangan pribadi yang bersifat khusus, jumlah, jenis peralatan, serta mesin-mesin, ukuran, ataupun bentuk. Menurut Quibel (2001:59), standar ruangan kantor seperti di bawah ini : Tabel 3.2. Ukuran Ruang Kantor Individual rooms
Space requirements
Top-level executives
425 square feet (± 39 m2)
Middle level executives
350 square feet (± 32 m2)
Supervisors
200 square feet (± 18 m2)
Office employees
75-100 square feet (± 7 m2)
Modular workstation
100 square feet (± 9 m2)
Conference room
25 square feet (± 2 m2 per orang)
Reception room
35 square feet (± 3 m2 per orang)
Main corridor
6-8 feet wide (± 2 m lebarnya)
Secondary corridor
4-5 square feet (± 1,5 m lebarnya)
Cross aisles (every 25-30 feet/ kurang lebih 7-9m)
3-4 square feet (±1 m lebarnya)
Hal di atas dapat dijadikan masukan mengenai ukuran individual rooms yang optimal namun harus disesuaiakan dengan kondisi kerja di lapangan.
15
Sukoco, Badri M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta : Erlangga.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan menteri dalam negeri Nomor 7 tahun 2006 Tentang Standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintahan daerah, untuk ruangan staff dilengkapi perlengkapan kantor sebagai berikut: a.
Meja kerja 2 (dua) unit, dengan spesifikasi: 1. ukuran per unit : panjang 100 cm, lebar/dalam 60 cm , tinggi 75 cm; 2. model/tipe : setengah biro; 3. bahan : kayu kelas I atau tik blok; 4. warna : coklat atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna ruangan kerja.
b.
Kursi kerja 2 (dua) unit, dengan spesifikasi: 1.
ukuran per unit : panjang 50 cm, lebar/dalam 50 cm, tinggi 45 cm;
2.
model/type : biasa atau menyesuaikan;
3.
bahan : rangka besi atau menyesuaikan;
4.
warna : hitam atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna ruangan.
c.
Kursi hadap 2 (dua) unit, dengan spesifikasi: Kursi tanpa tangan, sandaran rendah; sandaran dan dudukan beralas karet dibungkus imitalisir atau kain warna hitam atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna ruangan.
d.
Filing cabinet 1 (satu) unit, dengan spesifikasi: 1. ukuran : panjang 47 cm, lebar/dalam 62 cm, tinggi 132cm; 2. model/type : biasa, berlaci 2 (dua); 3. bahan : plat besi;
Universitas Sumatera Utara
4. Warna : light grey atau atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna ruangan. e.
Meja komputer berikut kursi masing-masing 1 (satu) unit atau menyesuaikan dengan kebutuhan, dengan spesifikasi: 1. Meja komputer: a. ukuran : panjang 110 cm, lebar/dalam 100 cm, tinggi 75 cm; b. model/type : biasa atau menyesuaikan; c. bahan : kayu atau tik blok; d. warna : coklat atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna ruangan. 2. Kursi: Kursi putar, pakai tangan, beroda, sandaran rendah; sandaran dan dudukan beralas karet dibungkus imitalisir warna hitam atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna ruangan.
3.10. Uji Chi‐Square
Uji Chi‐Square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara
frekuensi
observasi
yang
benar-benar
terjadi/aktual
dengan
frekuensi
harapan/ekspektasi. a. frekuensi observasi → nilainya didapat dari hasil percobaan (Oi) b. frekuensi harapan → nilainya dapat dihitung secara teoritis (ei)
Universitas Sumatera Utara
3.10.1. Bentuk Distribusi Chi‐Square (χ²)
Nilai χ² adalah nilai kuadrat karena itu nilai χ² selalu positif. Bentuk
distribusi χ² tergantung dari derajat bebas (db)/(degree of freedom). Pengertian α pada Uji χ² sama dengan pengujian hipotesis yang lain, yaitu luas daerah penolakan H0 atau taraf nyata pengujian Perhatikan gambar berikut : α : luas daerah penolakan H0 = taraf nyata pengujian
Gambar 3.9. Luas Daerah Uji Chi‐Square 3.10.2. Uji Kecocokan (Goodness of fit test) 1.
Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif H0: frekuensi setiap kategori memenuhi suatu nilai/perbandingan. H1 : Ada kategori yang tidak memenuhi nilai/perbandingan tersebut.
Di mana: χ2: Nilai Chi‐Square
Oi: Frekuensi yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
ei: Frekuensi yang diperoleh/diamati 2.
Langkah‐langkah Pengujian:
a.
Tulis Hipotesis Ha dan Ho Ho : χ = 0, Tidak terdapat hubungan yang Ha : χ ≠ 0, Terdapat hubungan yang signifikan
b.
Tentukan kriteria pengujian Jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima. Jika χ2 hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak. Atau, Jika Sig. χ2 hitung > alpha, maka Ho diterima. Jika Sig. χ2 hitung < alpha, maka Ho ditolak.
c.
Tentukan nilai χ2 Tabel Taraf signifikansi (α) = 0,05. Df = (Baris‐1)(Kolom‐1)
3.10.3. Kegunaan & Karakteristik Chi‐Square 1.
Kegunaan Chi‐Square
Uji Chi Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya (C = Coefisien of contingency).
Universitas Sumatera Utara
2.
Karakteristik Chi‐Square
Karakteristik chi-kuadrat yaitu: a. Nilai Chi‐Square selalu positif.
b. Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi‐Square, yaitu distribusi Chi‐Square dengan DK=1, 2, 3, dst. c. Bentuk Distribusi Chi‐Square adalah menjulur positif.
3.11. Macroergonomic Analysis And Design (MEAD) MEAD merupakan suatu metode yang berkaitan dengan mendesain, menganalisis, dan mengevaluasi sistem kerja dalam organisasi sehingga menjadi efektif dan efisien.
Gambar 3.10. Ruang Lingkup Ergonomi Makro Adapun langkah-langkah MEAD yaitu 1.
Pengamatan dan analisis
2.
Mendefinisi tipe sistem dan analisis performansi
3.
Proses kerja teknis dan analisis tugas
4.
Mengumpulkan data varians
Universitas Sumatera Utara
5.
Membuat matriks varians
6.
Control varians dan analisis peran
7.
Perancangan organisasi, joint dan design
8.
Analisis persepsi tanggung jawab
9.
Perancangan sistem pendukung dan interfaces
10. Implementasi, iterasi dan improvement
Gambar 3.11. Langkah-langkah MEAD
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Bank XXX Cabang Medan. Penelitian ini dimulai
dari tanggal 05 Maret 2012 sampai tanggal 24 Juli 2012.
4.2.
Objek Penelitian Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah penataan ruang dan
pengguna komputer pada bagian administrasi dan umum di Bank XXX Medan.
4.3.
Jenis Penelitian Rancangan Penelitian ini adalah Penelitian Analisis Kerja dan Aktivitas.
Penelitian Analisis Kerja dan Aktivitas menggunakan metode deskriptif untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang agar mendapat rekomendasi untuk berbagai keperluan masa yang akan datang. Di dalam sektor industri penelitian ini sering dilakukan yang dikenal dengan analisis pekerjaan (job analysis). Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan dan prilaku para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, serta efisiensi dalam penggunaan waktu.16
16
Nazir, Moh. Ph.d. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal : 61
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, pada penelitian ini akan dilihat ada tidaknya pengaruh dari illuminansi, penataan ruang dan kelelahan mata terhadap terjadinya kelelahan mata pada objek yang sama dengan menggunakan pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD).
4.4.
Identifikasi Variabel Penelitian
4.4.1. Variabel Independent Variabel indipendent yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Jarak pandang digunakan untuk mengetahui berapa besar jarak pandang pengguna komputer terhadap layar monitor. 2. Illuminansi bertujuan untuk mengetahui jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan dalam satu arah. 3. Kontras bertujuan untuk mengetahui perbedaan luminansi terhadap suatu objek dengan latar belakangnya. 4. Warna ruang kerja yang diamati. 5. Silau ruang kerja terhadap illuminasi. 6. Ukuran dan bentuk objek yang diamati 7. Ruang tidak panorama yaitu hanya memiliki sedikit penghjauan mata.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Variabel Dependent Variabel dependent yang dipengaruhi terhadap perancangan penelitian adalah: 1. Penggunaan Komputer Penggunaan komputer diperoleh dari jarak mata terhadap monitor, illuminasi, kontras dan ukuran dan bentuk objek yang diamati. 2. kelelahan mata diperoleh dari illuminansi, kontras, warna dan silau. 3. Penataan ruang diperoleh dari illuminasi, kontras, warna, silau dan penataan ruang tidak panorama.
4.4.3. Kerangka Konseptual Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat faktor yang mempengaruhi kelelahn mata terhadap penataan ruang kerja. Adapun kerangka konseptual yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut ini. Jarak pandang ke monitor
Illuminasi Penggunaan Komputer Kontras
Warna Kelelahan Mata Silau
Ruang tidak panorama Penataan ruang Ukuran dan bentuk objek yang diamati
Gambar. 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Universitas Sumatera Utara
4.5.
Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk membantu dalam
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan yaitu : 1. Kamera digital Nikon Coolpix S40000, digunakan untuk mengambil foto dan video keadaan ruangan kantor Bank XXX di Medan. 2. Flicker Tester, fungsinya sebagai alat untuk mengukur flicker fusion frequency (frekuensi hilangnya kedipan) dari mata untuk setiap operator. 3. Light Meter, fungsinya untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ruangan kantor Bank XXX di Medan. 4. Stopwatch, fungsinya sebagai alat untuk mengukur waktu selama operator bekerja.
4.6.
Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan
juga data sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan antara lain: a.
Jarak pandang mata ke layar monitor
b.
Illuminasi ruang kerja
c.
Kontras ruang kerja
d.
Warna ruang kerja
e.
Ruang tidak panorama
Universitas Sumatera Utara
f.
Pengukuran flicker fusion
g.
Silau
h.
Ukuran dan bentuk objek yang diamati
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data sekunder yang diperoleh sebagai berikut: a. Sejarah perusahaan b. Struktur organisasi
4.7.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu peneltian pendahuluan dan
juga penelitian pengumpulan data. 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai penelitian dalam proses pengerjaan tugas akhir. Dalam penelitian pendahuluan ini dilihat adalah : a. Bagaimana keadaan pada ruang kerja b. Bagaimana keadaan sumber penerangan c. Jarak pandang mata terhadap monitor. d. Kendala-kendala dan masalah yang terdapat di tempat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
e. Analisa umum terhadap kendala dan masalah aktual.
2. Tahapan penelitian. Pada tahapan penelitian ini peneliti melakukan penelitian selama 8 hari secara berturut mulai dari tanggal 30 April sampai dengan 07 Mei 2012, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut : a. Pengambilan informasi yang berhubungan dengan penelitian melalui wawancara dengan populasi yang akan diteliti diantaranya karyawan yang aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata. b. Pengukuran menggunakan light meter, bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan ruang kerja yang digunakan karyawan untuk diteliti. c. Pengukuran luas bidang yang diterangi, bertujuan untuk mengetahui perhitungan luas bidang yang akan diterangi cahaya. d. Pengukuran
menggunakan
flicker
fusion
tester,
bertujuan
untuk
mengetahuai sejauh mana mata karyawan mulai lelah dengan melihat titik cahaya yang berada pada alat flicker fusion tester. e. Pengukuran dengan menggunakan stopwatch, bertujuan untuk mengetahui lama pengukuran. f. Pengambilan data perusahaan, data perusahaan yang diambil yaitu: sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4.8.
Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian ini peneliti melihat dan mengamati keadaan ruangan dengan menggambarkan sketsa ruang yang diteliti. 2. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan yang akan menjadi populasi dengan kriteria diantaranya karyawan yang aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata. 3. Pengukuran dengan menggunakan light meter yang digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat pencahayaan ruang kerja di Bank XXX cabang Medan. 4. Pengukuran dengan menggunakan flicker fusion frequency yang digunakan untuk mengetahui kelelahan mata karyawan.
Universitas Sumatera Utara
4.9.
Pengolahan Data Pada tahap ini, data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diolah
sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan. Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik analisis data yang digunakan, yaitu: 1.
Metode MEAD Metode MEAD merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa masalah dengan mengunakan pendekatan makroergonomi. MEAD berisi sepuluh tahapan analisa yaitu mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja, membuat proses kerja teknis dan analisis tugas, melakukan pengembangan kerangka konseptual, mengumpulkan data varians (collect data varians), membuat matriks varians (construct varians matrix), membuat tabel kontrol varians dan analisis peran, performing function allocation and joint design, evaluated roles and responsibility perceptions, design/redesign support sub system and interface dan iterate, implement and improve.
2.
Uji chi-square Uji chi-square untuk melihat adanya hubungan antara intensitas cahaya dengan kelelahan mata pada karyawan dari hasil pengukuran flicker fusion.
Universitas Sumatera Utara
4.10. Analisis Pemecahan Masalah Data yang telah selesai diolah kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Analisis pemecahan masalah yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari tiap faktor dan variabel variansinya terhadap terjadinya kelelahan mata pada operator dan untuk mengetahui apakah perancangan ruang kerja yang panorama.
4.11. Kesimpulan dan Saran Pada tahap akhir dari penelitian ini ditarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Selanjutnya akan diberikan saran-saran yang dianggap penting dan mungkin untuk ditindaklanjuti baik untuk kepentingan praktisi dan pihak perusahaan untuk penyempurnaan bagian penelitian selanjutnya. Tahapan-tahapan dalam penelitian disebut
juga dengan prosedur
penelitian. Metodologi penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
STUDI PENDAHULUAN Melalui Pengamatan Pendahuluan di Bank XXX
RUMUSAN PENDAHULUAN Keluhan kelelahan mata yang dialami oleh karyawan akibat penataan ruang kerja yang tidak memiliki panorama
TUJUAN Menganalisa dan melakukan perbaikan pada jarak pandang mata ke layar monitor dan melakukan perancangan ruang kerja
SASARAN 1.
Pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan mata pembaca dilihat dari nilai flicker
fusion
frequency. 2. Pengidentifikasian mengenai job content dan antropoteknologi dengan menggunakan pendekatan makroergonomi di Bank XXX Medan. 3. Pengidentifikasian mengenani variabel variansi kelelahan mata dengan menggunakan MEAD (Macroergonomic Analysis and Design).
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
DATA PRIMER jarak pandang mata ke layar monitor illuminasi ruang kerja kontras ruang kerja warna ruang kerja ruang tidak panorama pengukuran flicker fusion silau
1. 2.
DATA SEKUNDER sejarah perusahaan struktur organisasi perusahaan
PENGOLAHAN DATA 1. mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja 2. membuat proses kerja teknis dan analisis tugas 3. melakukan pengembangan kerangka konseptual 4. mengumpulkan data varians (collect data varians) 5. membuat matriks varians (construct varians matrix) 6. membuat tabel kontrol varians dan analisis peran 7.
performing function allocation and joint design
8. evaluated roles and responsibility perceptions 9. design/redesign support sub system and interface. 10. iterate, implement and improve
ANALISA PEMECAHAN MASALAH 1. Membandingkan pengaruh dari tiap faktor 2. Membandingkan pengaruh dari variabel variansi terhadap terjadinya kelelahan mata 3. Perancangan ruang kerja yang panorama
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1.
Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja Pada penelitian ini jumlah populasi yang digunakan untuk pengukuran
terhadap Flicker Fusion Frequency adalah sebanyak 11 orang. Hal ini dilakukan karena karyawan pada bagian administrasi dan umum berjumlah 11 orang dan pengukuran dilakukan dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan diantaranya pegawai aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata. Adapun data operator dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut ini: Tabel 5.1. Identifikasi Karyawan Bank XXX No. 1
Nama Karyawan Masdalifah Nasution
Bagian
Umur
Jenis Kelamin
Pemasaran
34
Wanita
2
Indra Ihwan
Eksport Import Unit
35
Pria
3
Alam
Pemasaran
30
Pria
4
Bobby A
Penjualan
35
Pria
Assuransi
27
Pria
Pemasaran
45
Wanita
5 6
Pendi Sagala Hastuti M Pasaribu
7
Emira Jola
Pemasaran
37
Wanita
8
Fauzi Hasbi
Pemasaran
43
Pria
Keterangan Personal Ruang Kerja tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Karyawan Bank XXX (Lanjutan) No.
Nama Karyawan
Bagian
Umur
Jenis Kelamin
9
Sinar
Administrasi
23
Pria
10
Gunawan
Administrasi
36
Pria
11
Herman
Assuransi
38
Pria
Keterangan Personal Ruang Kerja tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama tidak memakai Tidak kacamata Panorama
Adapun data pengukuran dengan menggunakan flicker fusion dapat dilihat pada tabel 5.2. yaitu Tabel 5.2. Pengukuran Flicker Fusion Karyawan Bank XXX Nama Karyawan
Bagian
1
Masdalifah Nasution
Pemasaran
2
Indra Ihwan
3 4
Alam Bobby A Pendi Assuransi Sagala Hastuti M Pemasaran Pasaribu Emira Jola Pemasaran Fauzi Hasbi Pemasaran Sinar Administrasi Gunawan Administrasi Herman Assuransi
No.
5 6 8 9 10 11
Eksport Import Unit Pemasaran Penjualan
1
Flicker Fusion Frequency pada Replikasi ke (Hz) 2 3 4 5 6 7
8
36
35
36
36
39
38
37
37
45
35
35
38
37
37
38
37
37 40
36 39
37 37
37 37
38 38
38 38
37 37
37 37
33
44
36
36
39
38
38
38
30
35
35
32
33
35
33
34
33 35 40 37 37
35 33 42 36 35
34 33 37 36 36
34 32 38 36 35
34 33 39 37 34
33 34 39 38 36
34 35 38 38 36
34 35 38 37 36
Kondisi ruang kerja bagian administrasi dan umum di Bank XXX memiliki dimensi ruang yaitu 8 x 6 m, tingkat pencahayaan sebesar 176 lux, warna ruangan putih dan adanya jendela yang ditutupi gordyn karena ruang di beri air conditioner (AC). Ruang kerja juga dilengkapi dengan fasilitas kerja seperti meja kerja, komputer layar LCD, kursi, filling cabinet, dan adanya beberapa
Universitas Sumatera Utara
tanaman untuk penyegaran mata. Pengaturan dokumen kerja (work sheet) kurang baik karena dokumen diletakkan di atas meja dan ada juga di dalam laci meja. Apabila mengambil dokumen di laci, posisi badan agak menunduk karena postur tubuh karyawan rata-rata besar dan tinggi. Posisi duduk karyawan agak dekat dengan meja karena sesuai kenyamanan masing-masing personal dalam bekerja dengan menggunakan komputer. Hal ini dipengaruhi oleh jarak pandang mata terhadap layar komputer terlalu dekat sehingga lebih sering mata terasa perih yang dialami oleh karyawan pada bagian administrasi, pemasaran dan eksport import unit dan tangan terasa pegal karena menggunakan mouse dan mengetik di keyboard. Oleh karena itu, pada bagian administrasi, pemasaran dan eksport import unit banyak berinteraksi dengan komputer dan hardware yang digunakan seperti mouse dan keyboard. Untuk karyawan pada bagian assuransi tidak terlalu mengalami mata perih karena sebagian pekerjaan tidak menggunakan komputer, melainkan bekerja secara manual menggunakan dokumen yang sudah terformat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1. Kondisi Aktual
Universitas Sumatera Utara
5.2.
Proses Kerja Teknis dan Analisis Tugas Proses kerja teknis dan analisis tugas berkaitan dengan job content pada
setiap karyawan dan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab karyawan. 1.
Pemasaran
2.
Eksport import unit
3.
Penjualan
4.
Asuransi
5.
Administrasi
a.
Adapun tugas dan wewenang bagian pemasaran yaitu
1.
Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan bidang pemasaran di kantor cabang pembantu.
2.
Melakukan kegiatan pemberian kredit di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3.
Memonitor kegiatan kredit di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4.
Melaksanakan pelaporan kegiatan kredit di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5.
Melaksanakan kegiatan pengawasan kredit di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
6.
Melaksanakan pelaporan kegiatan pengawasan kredit di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7.
Melaksanakan kegiatan penghimpunan dana dan pemasaran produk dan jasa bank lainnya di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
8.
Membantu pimimpin cabang dalam merumuskan dan menyusun rencana kerja
anggaran
tahunan
cabang
serta
mengevaluasi
perkembangan
pencapainya. 9.
Menandatangani cek, bilyet giro, atau penarikan dengan cara lainnya atas rekening nasabah dalam wewenang yang diberikan direksi.
b.
Tugas dan wewenang bagian eksport import unit yaitu
1.
Melaksanakan tugas pokok pada unit kerja yang berada di bawah penyeliaan bagian Pemasaran Luar Negeri secara efektif, efesien dan wewenang yang ditetapkan direksi
2.
Membina hubungan baik dengan pihak intern maupun ekstern untuk menunjang kelancaran tugas bidang pemasaran luar negeri
3.
Membantu pimimpin cabang dalam merumuskan dan menyusun rencana kerja
anggaran
tahunan
cabang
serta
mengevaluasi
perkembangan
pencapainya. 4.
Memasarkan pelayanan ekspor atau impor.
5.
Melakukan penjualan silang (cross selling) dana dan jasa bank luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
6.
Melakukan proses pembelian barang mulai dari kontrak pembelian hingga negoisasi harga.
7.
Memastikan kelancaran proses pengiriman barang dari pemasok hingga sampai di gudang.
8.
Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan pajak impor dan bea cukai, serta notul.
9.
Memberikan laporan mengenai pembelian kepada direktur.
1.
Wewenang manajer impor dan pembelian antara lain : Mengotorisasi segala dokumen yang berhubungan dengan impor dan
2.
pembelian.
3.
Mengambil keputusan untuk melakukan pembelian barang dari pemasok
c.
Adapun tugas dan wewenang dari bagian penjualan yaitu
1.
membuat surat penawaran harga, menerima pesanan, membuat surat jalan dan faktur.
2.
Melakukan penagihan kepada pelanggan.
3.
Menerima pelunasan dari pelanggan dalam bentuk tunai, cek maupun giro dan menyetorkannya ke bank.
4.
Melakukan pencatatan pada kartu persediaan.
5.
Menangani proses retur penjualan.
1.
Wewenang : Melakukan negoisasi mengenai harga jual, jatuh tempo dan cara
2.
pembayaran dengan pelanggan.
3.
Mengotorisasi Surat Penawaran Harga
Universitas Sumatera Utara
4.
Mengambil keputusan untuk mengadakan prosedur retur penjualan dari pelanggan.
d.
Adapun tugas dan wewenang dari bagian asuransi yaitu
1.
Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka waktu tertentu yang akan diajukan kepada pemerintah melalui dewan moneter.
2.
Menetapkan tingkat dan struktur bunga.
3.
Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantitatif atas pemeberian kredit perbankan.
e.
Adapun tugas dan wewenang dari bagian administrasi yaitu
1.
Melakukan pencatatan atas penjualan yang dilakukan sehari-hari ke dalam Rekap Faktur.
2.
Menyiapkan laporan Rekap Masukan dan Keluaran.
3.
Mengumpulkan
dan
mengarsipkan
dokumen-dokumen
penagihan,
pengeluaran kas dan penerimaan kas. 4.
Mencatat dan membukukan penerimaan kas melalui transfer bank dari pelanggan. Wewenang Bagian Administrasi yaitu mengotorisasi dokumen-dokumen
penerimaan kas yang berasal dari transfer bank. Dari uraian masing-masing job content, pekerjaan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi pekerjaan yang kompleksitas dan non kompleksitas. Pengklasifikasian job content yang bersifat kompleksitas yaitu pekerjaan spesifik yang membutuhkan ketelitian, keakuratan, dan konsisten dalam mengaplikasikan
Universitas Sumatera Utara
data. Sedangkan pekerjaan yang non kompleksitas merupakan pekerjaan yang hanya membutuhkan ketelitian saja dan tidak terlalu spesifik pekerjaannya. Pada Tabel 5.3. berikut akan dilakukan klasifikasi job content sebagai berikut: Tabel 5.3. Klasifikasi Job Content Jenis Pekerjaan No.
Bagian Pekerjaan
1. 2. 3 4. 5.
Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Assuransi Administrasi
5.3.
Kompleksitas
Non Kompleksitas
√ √ √ √ √
Pengembangan Kerangka Konseptual Pengembangan
kerangka
konseptual
ini
berdasarkan
MEAD
(Macroergonomics Analysis and Design) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan mata terhadap penataan ruang kerja. Adapun pengembangan kerangka konseptual ini berdasarkan pengembangan dari variabel-variabel kerangka konseptual yang ada pada gambar 4.1.
Universitas Sumatera Utara
KELELAHAN MATA
Psychomatic stress
Psychosomatic stress
Psychosocial disturbances
Visual discomforts ·
· · · · ·
Persaingan dalam bekerja Pekerjaan yang monoton Tekanan dalam bekerja Kebosanan dalam bekerja Kompleksitas pekerjaan
· · · ·
Jarak pandang terhadap komputer terlalu dekat Warna ruang yang monoton Panorama ruang kurang baik Akses jendela kurang baik Ukuran dan bentuk objek yang diamati
Musculoskeletal discomforts · · · ·
Perbaikan perancangan layout dan stasiun kerja
Perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU
Job content
Posisi duduk saat bekerja kurang baik Tingi meja tidak sesuai dengan ukuran tubuh Pengaturan dokumen tidak teratur Posisi mouse dan keyboard kuramg baik dari jangkauan
Gambar 5.2. Diagram Pohon Faktor Permasalahan
5.4.
Mengumpulkan Data Varians (Collect Data Varians) Adapun data varians yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
1.
Jarak pandang mata terhadap layar komputer
2.
Illuminasi ruangan terhadap mata
3.
Jenis lampu terhadap illuminasi ruangan
4.
Kontras ruangan dengan illuminasi
5.
Ukuran dan objek yang diamati
6.
Warna ruangan dengan kontras ruangan
7.
Panorama ruang kerja
8.
Persaingan dalam bekerja
9.
Pekerjaan yang monoton
10. Tekanan dalam bekerja 11. Posisi duduk dan tinggi meja dalam bekerja
Universitas Sumatera Utara
12. Pengaturan dokumen kerja 13. Posisi pengaturan mouse dan keyboard Adapun tipe dari data varians yaitu 1.
Job content
2.
Perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU
3.
Perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja Adapun unit operasinya yaitu
1.
Menggunakan komputer dan mempersiapkan data
2.
Menginput data
3.
Mengolah data
4.
Menganalisa data
5.
Memeriksa data
6.
Mengaplikasikan data keluaran (output)
5.5.
Membuat Matriks Varians (Construct Varians Matrix) Matriks varians dibuat berdasarkan pengumpulan data varians yang
berkaitan dengan kelelahan mata.
Matriks varians dibuat untuk mengetahui
tingkat hubungan variabel antara key varians dengan unit operasi dan tipe data varians, sehingga dapat diidentifikasi masalahnya. Adapun matriks varians data dapat dilihat pada tabel 5.4. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Matriks Varians Data Unit Operasi
Tipe Data Varians Perbaikan jarak pandang mata Non terhadap Kompleksitas VDU
Job content Key Varians
Jarak Pandang Illuminasi Jenis Lampu Kontras ukuran dan bentuk objek yang diamati Warna Panorama Persaingan dalam bekerja Pekerjaan yang monoton
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Menginput Data
Mengolah Data
Menganalisa Data
Mengkoreksi Data
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
X
X
X
X
X
√
√
√
√
√
X
X
X
X
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
X
√ √
X √
X √
X √
X X
X X
√ √
√ √
√ X
√ √
X
√
√
√
√
√
√
√
X
X
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengaplikasikan Data Keluaran (Output) Kompleksitas
Perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Matriks Varians Data (Lanjutan) Unit Operasi Key Varians
Tekanan dalam bekerja Posisi duduk dan meja kerja Pengaturan dokumen Posisi pengaturan mouse dan keyboard
Tipe Data Varians Perbaikan perancangan layar VDU
Perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja
√
X
X
X
X
√
√
√
√
√
X
X
√
X
X
X
√
Job content
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Menginput Data
Mengolah Data
Menganalisa Data
X
X
X
√
X
√
√
Mengkoreksi Data
Mengaplikasikan Data Keluaran (Output)
Kompleksitas
Non Kompleksitas
X
X
√
√
X
X
X
X
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan : √ = Menyatakan adanya hubungan antara variabel X = Menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.4. diatas dapat ditunjukkan hubungan antara key varians terhadap unit operasi dan tipe data variansnya. Hubungan key varians pada jarak pandang berpengaruh terhadap unit operasi menggunakan komputer dan mempersiapkan data, dan juga berpengaruh pada tipe data varians job content yang kompleksitas dan non kompleksitas, perbaikan perancangan layar VDU dan perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja. Demikian juga untuk key varians lainnya, dapat dilihat tingkat hubungannya pada tabel 5.4. diatas.
5.6. Membuat Tabel Kontrol Varians dan Analisis Peran Tabel kontrol varians dan analisis peran dibuat berdasarkan matriks varians yang telah dibuat. Tabel kontrol varians berisi mengenai hubungan key varians dengan pengawasan dan respon personal (karyawan) yang dilakukan untuk pengawasan varians di keadaan aktual. Tabel kontrol varians berisi tentang kategori dan pertanyaan tentang tempat terjadinya, tempat observasi, tempat pengawasan,
aturan pengawasan yang dilakukan, tindakan pengawasan yang
dilakukan dan informasi yang dibutuhkan. Adapun tabel kontrol varians yang dibuat dapat dilihat pada tabel 5.5. berikut
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Kontrol Varians Data Control Varians Key Varians
Tempat Terjadinya
Jarak Pandang
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Illuminansi
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Jenis Lampu
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Tempat Observasi Bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Administrasi Bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Administrasi Bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Administrasi
Tempat Pengawasan
Aturan Pengawasan yang Dilakukan
pada bagian administrasi finansial
- Memeriksa laporan keuangan setiap bagian - Membuat laporan secara berkala
Setiap seminggu sekali laporan keuangan diserahkan pada manager administrasi finansial
1. jarak pandang mata terhadap monitor setiap operator 2. sudut pandang mata terhadap monitor
- Memeriksa laporan keuangan setiap bagian - Membuat laporan secara berkala
Setiap seminggu sekali laporan keuangan diserahkan pada manager administrasi finansial
1. tingkat illuminasi ruang 2. illuminasi terhdap layar VDU
- mengganti lampu yang umur pakainya sudah habis dengan lampu lain - mengganti lampu yang tidak layak pakai dengan lampu hemat energi dan tahan lama
1. jenis lampu yang digunakan 2. daya tahan lampu
pada bagian administrasi finansial
pada bagian General affairs and logistic
Pemeriksaan lampu pada setiap bagian apabila lampu telah tidak layak pakai/yang sudah mati
Tindakan Pengawasan yang Dilakukan
Informasi yang Dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Kontrol Varians Data (Lanjutan) Control Varians Key Varians
Tempat Terjadinya
Kontras
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Warna
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
ukuran dan bentuk objek yang diamati
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Tempat Observasi Bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Administrasi Bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Administrasi bagian Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Tempat Pengawasan
Aturan Pengawasan yang Dilakukan
Tindakan Pengawasan yang Dilakukan
Informasi yang Dibutuhkan
pada bagian administrasi finansial
- Memeriksa laporan keuangan setiap bagian - Membuat laporan secara berkala
Setiap seminggu sekali laporan keuangan diserahkan pada manager administrasi finansial
besarnya tingkat kontras pada ruang kerja aktual
pada bagian administrasi finansial
- Memeriksa laporan keuangan setiap bagian - Membuat laporan secara berkala
Setiap seminggu sekali laporan keuangan diserahkan pada manager administrasi finansial
1. warna ruang kerja aktual berwarna putih 2. warna yang diminati oleh karyawan
pada bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Administrasi - Assuransi
- Memeriksa laporan keuangan setiap bagian - Membuat laporan secara berkala
Membuat laporan harian, laporan berkala mingguan dan bulanan
1. Ukuran font tulisan 2. Warna tulisan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Kontrol Varians Data (Lanjutan) Control Varians Key Varians
Tempat Observasi
Tempat Terjadinya
Persaingan dalam bekerja
Pekerjaan yang monoton
Panorama
-
Menginput data Mengolah data Menganalisa data Mengkoreksi data Mengaplikasikan data keluran (Output)
Tempat Pengawasan
bagian : Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Assuransi Administrasi
pada bagian administrasi finansial dan HRD
Mengaplikasikan data keluaran (Output)
bagian : - Pemasaran - Eksport Import Unit - Penjualan - Assuransi - Administrasi
pada bagian administrasi finansial dan HRD
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
bagian Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
pada bagian : Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Administrasi
-
-
Aturan Pengawasan yang Dilakukan - pengembangan kualitas soft skill dalam bekerja - melakukan pengawasan terhadap team work setiap bagian - Melakukan pengembangan karir - melakukan rotasi jabatan kepada bagian yang bersangkutan - Memeriksa laporan keuangan setiap bagian - Membuat laporan secara berkala
Tindakan Pengawasan yang Dilakukan - melakukan audit internal terhadap hasil kerja setiap bagian secara berkala - membuat laporan secara berkala mingguan dan bulanan - memberikan reward terhadap pekerjaan - membuat tim kerja kecil untuk setiap pekerjaan - membuat suatu games dalam pekerjaan
Membuat laporan harian, laporan berkala mingguan dan bulanan
Informasi yang Dibutuhkan
kualitas soft skill dan kemampaun dalam team work
- Identifikasi content - Identifikasi description
job job
1. 1.ruang kerja aktual kurang memilki panorama 2. 2.keinginan karyawan terhadap perancangan penataan ruang
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Kontrol Varians Data (Lanjutan) Control Varians Key Varians
Tempat Terjadinya
Mengaplikasikan data keluaran (Output)
Tekanan dalam bekerja
Posisi duduk dan meja kerja
Menggunakan Komputer dan Mempersiapkan Data
Pengaturan Dokumen Kerja
-
Menginput data Mengolah data Menganalisa data Mengkoreksi data Mengaplikasikan data keluaran (Output)
Tempat Pengawasan
Tempat Observasi
-
bagian : Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Assuransi Administrasi
-
bagian : Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Assuransi Administrasi
pada bagian General affairs and logistic
bagian : Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Assuransi Administrasi
pada bagian : Pemasaran Eksport Import Unit Penjualan Assuransi Administrasi
-
pada bagian administrasi finansial dan HRD
-
Aturan Pengawasan yang Dilakukan - Melakukan pengembangan karir - melakukan rotasi jabatan kepada bagian yang bersangkutan - melakukan perbaikan posisi kerja - penggantian fasilitas kerja apabila sudah tidak layak pakai dan rusak
Pengaturan penyimpanan dokumen berdasarkan spesifikasinya
Tindakan Pengawasan yang Dilakukan memberikan reward terhadap pekerjaan membuat tim kerja kecil untuk setiap pekerjaan membuat suatu games dalam pekerjaan memberikan arahan bagaimana posis duduk yang baik saat bekerj mengganti fasilitas kerja yang ergonomis
memberikan arahan terhadap penyimpanan dokumen di filling cabinet membuat spesifikasi dokumen untuk memudahkan pencarian dan penggunaan
Informasi yang Dibutuhkan
- Identifikasi job content - Identifikasi metode kerja
- Identifikasi posisi duduk dan kemungkinan terjadinya dan resiko Musculosceletal disorder (MSDS) - jarak kursi ke meja
Identifikasi pengaturan dokumen kerja setiap bagian
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.5 diatas dapat dilihat key varians untuk jarak pandang terjadi pada saat menggunakan komputer dan mempersiapkan data, diobservasi pada bagian pemasaran, penjualan, eksport import unit, dan administrasi dan dilakukan pengawasan pada bagian administrasi finansial. Untuk aturan pengawasannya yaitu memeriksa laporan keuangan setiap bagian dan membuat laporan secara berkala, tindakan pengawasan yang dilakukan yaitu setiap seminggu sekali laporan keuangan diserahkan pada manager administrasi finansial dan informasi yang dibutuhkan dari key varians ini adalah jarak pandang mata terhadap monitor setiap operator dan sudut pandang mata terhadap monitor. Untuk key varians lainnya dapat dilihat pada tabel 5.5.
5.7.
Performing Function Allocation and Joint Design Performing Function Allocation and Joint Design bertujuan untuk
membuat fungsi alokasi dan rancangan alternatif dari control variance data dan pohon faktor permasalahan gambar 5.1. untuk mendapatkan alternatif yang lebih baik. Adapun alternatif yang dibuat dapat dilihat pada gambar 5.2. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Kelelahan Mata
Untuk mengurangi masalah kesehatan pada phsiologi dan psikologi
Alternatif 1
Alternatif 2
Perbaikan perancangan layar VDU, perancangan layout perbaikan stasiun kerja lebih ergonomis
Merancang ulang stasiun kerja dan lingkungan kerja yang lebih ergonomis
Reposisi jarak pandang operator terhadap VDU, Reposisi duduk karyawan untuk mengurangi resiko terjadinya MSDS
Konsultasi terlebih dahulu kepada konsultan untuk merancang ulang stasiun kerja dan lingkungan kerja
Reposisi duduk karyawan lebih ergonomis dan memberikan arahan terhadap penggunaan perangkat komputer yang ergonomis
Mengirim manajer untuk memberikan pelatihan mengenai perancangan stasiun kerja dan lingkungan kerja yang ergonomis
Merancang ulang ruang kerja dengan menambah panorama ruang, dan perbaikan akses jendela
Memakai jasa arsitekur bangunan ergonomis untuk merancang ulang ruang kerja
Alternatif 3
Alternatif 4
Merancang ulang job
content
Konsultasi terlebih dahulu dengan konsultan SDM dan perancangan organisasi untuk merancang ulang job
content
Perencanaan pelatihan manager mengenai tempat kerja yang ergonomis
Perencanaan program pelatihan ,dan perencanaan manajer membuat konsep mengenai tempat kerja yang ergonomis
description
Mengirim manajer untuk memberikan pelatihan mengenai perancangan stasiun kerja dan lingkungan kerja yang ergonomis
Memakai jasa spesialis ahli SDM dan perancangan organisasi untuk melakukan perancangan ulang job content dan job description agar lebih efektif
Membuat program pelaksanaan mengenai training ergonomi dan membuat buku peddoman/acuan mengenai tempat kerja yang ergonomis
Mengirim manajer untuk melakukan kursus mengenai perancangan ulang job content dan job
Gambar 5.3. Alternatif Penyelesaian Masalah Dari gambar 5.3. dapat ditentukan alternatif mana yang lebih baik dan dapat diterapkan di tempat kerja. Sebelumnya dapat dilihat tabel kriteria penilaian bobot untuk menilai masing-masing alternatif yaitu pada tabel 5.6. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Kriteria Penilaian Bobot Kategori Jangkauan terhadap organisasi
Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan
Keuntungan/keefektifan
Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya 1.
1. Membantu meningkatkan kekerabatan dalam organisasi
1. Karyawan tidak 1. Meningkatkan kualitas mampu menerima hidup di tempat kerja perubahan
2. Menciptakan 2. meningkatnya stress 2. Menurunkan kebosanan kerja dengan adanya keefektifan dan dalam bekerja perancangan stasiun keefisienan kerja baru dalam organisasi 3. kurang mendapat 3. mengurangi kesalahan dukungan dan dalam bekerja kurang diterima oleh manajemen
2.
3.
4. 4. pelatihan yang 4. meningkatkan kurang didasari oleh pelayanan dan kepuasan ilmu pengetahuan pelanggan mengenai ergonomi yang lebih detail 5. 5. karyawan tidak berpartisipasi 5. meningkatkan soft skill dengan adanya pelatihan ergonomi 6. 6. ketidaksesuaian pekerjaan dengan 6. meningkatkan kreatifitas dalam bekerja dilakukannya perancangan stasiun kerja baru
Biaya mengadakan outbond dan family gathering untuk membentuk kerjasama antar karyawan dan atasan biaya SDM
biaya perencanaan terhadap perubahan sistem dalam organisasi biaya perencanaan terhadap pelatihan dan perubahan job content dan job description biaya pembuatan program pelatihan dan perancangan ulang job content yang ergonomis biaya untuk menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja dan peningkatan kualitas pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Kriteria Penilaian Bobot (Lanjutan) Kategori Jangkauan terhadap organisasi
Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 7. karyawan tidak memahami dengan pasti adanya pelatihan 8. Karyawan tidah mudah beradaptasi dengan adanya perubahan sistem kerja 9. meningkatnya stres kerja dengan adanya perancangan stasiun kerja baru
Keuntungan/keefektifan
Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya
7. mengurangi stress dalam bekerja dan kejenuhan pekerjaan yang repetitif 8. Mengurangi kelelahan mata, kejang otot dan meningkatkan produktivitas kerja
9. mengurangi tuntutan kerja/keluhan karyawan
Keterangan : Kategori untuk pembobotan dibagi atas 4 bagian yaitu Jangkauan terhadap organisasi,
Resiko
yang
akan
terjadi/kendala
dalam
keberhasilan,
Keuntungan/keefektifan dan Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya dengan sistem pembobotan untuk : 1.
Jangkauan terhadap organisasi = 2
2.
Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan = 1 sampai 9
3.
Keuntungan/keefektifan = 1 sampai 9
4.
Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya = 1 sampai 6
Universitas Sumatera Utara
Pemberian score bobot berdasarkan kriteria bobot yang telah dibuat. Setiap pemberian score bobot pada alternatif, akan dikalkulasi sehingga dapat dilihat alternatif tinggi nilai bobotnya menjadi alternatif yang terpilih.
5.8.
Evaluated Roles and Responsibility Perceptions
5.8.1. Evaluation Criteria Scorerad Alternative Evaluated Roles and Responsibility Perceptions bertujuan untuk memberikan score bobot pada setiap alternatif untk mendapatkan alternatif yang baik. Score bobot diberikan berdasarkan pada kriteria pembobotan yang ada pada tabel 5.6. Adapun penilaian bobot dapat dilihat pada tabel 5.7. berikut : Tabel 5.7. Evaluation Criteria Scorerad Alternative Kategori Alternatif
1. Perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU, perancangan layout dan perbaikan stasiun kerja lebih ergonomis 2. Merancang ulang stasiun kerja dan lingkungan kerja yang lebih ergonomis 3. Merancang job content
ulang
Jangkauan terhadap organisasi
Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan
Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya
Keuntungan/ keefektifan
Total Bobot
2
8
8
6
24
2
4
6
3
15
1
8
6
1
16
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Evaluation Criteria Scorerad Alternative (Lanjutan) Kategori Alternatif
4. Merancang ulang stasiun kerja dan lingkungan kerja, melakukan pelatihan manager mengenai ergonomi di tempat kerja
Resiko yang Pengaruh Jangkauan akan Terhadap Keuntungan/ terhadap terjadi/kendala Pengeluaran keefektifan organisasi dalam Biaya keberhasilan
2
7
4
4
Berdasarkan dari penilaian score bobot, alasan penilaian terhadap setiap kategori yaitu : a. Alternatif 1 1.
Untuk kategori Jangkauan terhadap organisasi 2 karena dapat memberikan keefektifan dan efisien dalam organisasi pada jangka panjang sehingga dapat memberikan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan produktivitas karyawan.
2.
Untuk kategori Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 8 karena karyawan tidak mudah beradaptasi dengan adanya perubahan sistem.
3.
Untuk kategori keuntungan/keefektifan 8 karena dapat mengurangi kelelahan mata, kejang otot dan meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini bertujuan
Universitas Sumatera Utara
Total Bobot
17
untuk memperbaiki perancangan layar VDU dan perbaikan stasiun kerja lebih ergonomis. 4.
Untuk kategori Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya 6 karena perancangan ulang stasiun kerja berpengaruh pada biaya untuk menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja dan peningkatan kualitas pelayanan.
b.
Alternatif 2
1.
Untuk kategori Jangkauan terhadap organisasi 2 karena dapat memberikan keefektifan dan efisien dalam organisasi pada jangka panjang sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
2.
Untuk kategori Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 4 karena pelatihan yang kurang didasari oleh ilmu pengetahuan mengenai ergonomi yang lebih detail.
3.
Untuk kategori keuntungan/keefektifan 6 karena dapat meningkatkan kreatifitas dalam bekerja.
4.
Untuk kategori Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya 3 karena perancangan ulang stasiun kerja berpengaruh pada biaya perencanaan terhadap perubahan sistem dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Alternatif 3 1.
Untuk kategori Jangkauan terhadap organisasi 1 karena dapat Membantu meningkatkan kekerabatan dalam organisasi.
2.
Untuk kategori Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 8 karena pelatihan yang kurang didasari oleh ilmu pengetahuan mengenai ergonomi yang lebih detail.
3.
Untuk kategori keuntungan/keefektifan 6 karena Karyawan tidah mudah beradaptasi dengan adanya perubahan sistem.
4.
Untuk kategori Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya 1 karena Biaya mengadakan outbond dan family gathering untuk membentuk kerjasama antar karyawan dan atasan dalam menciptakan kekerabatan dalam organisasi.
d.
Alternatif 4
1.
Untuk kategori Jangkauan terhadap organisasi 2 karena dapat memberikan keefektifan dan efisien dalam organisasi pada jangka panjang sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
2.
Untuk kategori Resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 7 karena karyawan tidak memahami dengan pasti adanya pelatihan.
3.
Untuk kategori keuntungan/keefektifan 4 karena dapat meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
4.
Untuk kategori Pengaruh Terhadap Pengeluaran Biaya 4 karena perancangan ulang stasiun kerja berpengaruh pada biaya perencanaan terhadap pelatihan dan perubahan job content dan job description.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pembobotan diatas, dapat dilihat total bobot yang tertinggi yaitu pada alternatif 1 sebanyak 24 maka alternatif 1 yang terpilih. Alasannya karena alternatif 1 bertujuan untuk memperbaiki jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan stasiun kerja lebih ergonomis.
5.8.2. Evaluate Role and Responsibility Perception Alternative Setelah dilakukan pembobotan dan diketahui alternatif yang terpilih adalah alternatif 1 yaitu perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap alternatif tersebut. Pada alternatif tersebut akan dilakukan
perbaikan jarak
pandang mata terhadap VDU dan perbaikan stasiun kerja lebih ergonomis. Pada perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU akan dilakukan reposisi terhadap jarak pandang mata pada layar komputer setiap karyawan yang sesuai dengan jarak yang sudah ditetapkan, pengaturan ulang terhadap illuminasi, kontras dan warna ruang kerja. Sedangkan pada perancangan layout dan perbaikan stasiun kerja lebih ergonomis akan dilakukan penambahan panorama di ruang kerja dengan memberikan atau membuat taman kecil untuk mengurangi kelelahan mata saat bekerja atau reposisi jendela dengan adanya akses menghadap ke langit atau pemandangan sekitar sehingga terciptanya penghijauan mata. Dengan dilakukannya redesign dan perbaikan ini akan berpengaruh pada pekerjaan karyawan seperti pada ruang administrasi dan umum di bagian pemasaran, eksport import unit, penjualan, assuransi dan administrasi yang sering bekerja dengan data dan pembukuan. Pengaruh yang akan terjadi yaitu
Universitas Sumatera Utara
berkurangnya kebosanan dan kejenuhan dengan terciptanya kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Redesign dan perbaikan ini juga akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan karena dapat menciptakan kenyamanan dalm memakai jasa dan menciptakan suasana kekerabatan dalam berinteraksi dengan karyawan.
5.9.
Design/Redesign Support Sub System and Interface Dari alternatif yang terpilih maka dilakukan Design/Redesign Support Sub
System and Interface yang bertujuan untuk memberikan perubahan dalam menciptakan kenyamanan dalam bekerja. Berdasarkan pada kategori tersebut yang dijelaskan pada tabel 5.7. dapat dilakukan redesign yaitu
a. Monitor 17 Tampilan layar monitor pada objek yang diamati cukup terang dengan warna putih dengan kontras yang terlalu tajam. Hal ini juga dapat menyebabkan kelelahan mata karena kontras dan jarak pandang terhadap monitor kadangkadang terlalu dekat dengan jarak 7 inci dan dengan sudut pandang kurang lebih 10-200. Hal ini disebabkan karena, intensitas mata yang sudah terlalu lama memandang monitor dan lama bekerja yang membuat operator memandang dekat.
17
Approved Code Of Practice For The Use Of Visual Display Units In The Place Of
Work, Occupational Safety and Health Service. 1984. Department of Labour, Wellington, New Zealand.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pada operator pengguna komputer di objek yang diamati yaitu 1.
Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih rendah dari garis horizontal mata dengan sudut kurang lebih 30 derajat.
2.
Gambar 5.4. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal
3. Pengaturan cahaya latar layar komputer dengan warna yang lembut , misalnya putih keabu-abuan dengan warna huruf yang kontras dan menggunakan font tulisan yang standar yaitu 12. 4. Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan sesekali pindahkan arah pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara lembut (memijit ringan bola mata). Kebanyakan orang berkedip 18 kali satu menit. Kebanyakan penguna komputer hanya melakukannya 2 kali. 5. Kepada pihak perusahaan sebaiknya dilakukan medical record untuk pemeriksaan mata terhadap karyawan dengan jangka waktu setahun dua kali agar kesehatan mata karyawan dapat terjaga.
Universitas Sumatera Utara
3.
Keyboard Penggunaan keyboard pada objek yang diamati yaitu keyboard tepat
berada di bawah monitor dengan posisi tangan operator saat mengetik agak kebawah/menekan pada keyboard. Hal ini lama kelamaan akan menyebabkan kelelahan dan kram pada jari-jari tangan. Adapun saran yang dianjurkan untuk operator dalam pemakain keyboard yaitu :
Gambar 5.5. Posisi Mengetik yang Ideal 1.
Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jangan terlalu dibengkokkan akan menyebabkan kram otot jari-jari tangan.
2.
Posisi siku membentuk sudut 900 atau lebih. Jika kurang dari itu, dapat menyebabkan tekanan pada syaraf atau kepegalan pada pergelangan/jari-jari tangan.
3.
Tetap berada dibagian tengah bagian huruf pada keyboard. Kadang kita cenderung menempatkan diri tidak di tengah-tengah keyboard. Hal ini menyebabkan saat tombol huruf yang letaknya jauh, jarak yang harus dijangkau akan lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
4.
Mouse Mouse yang digunakan pada objek yang diamati berada tepat berada di
samping keyboard karena tidak ada ruang penempatan keyboard pada meja sehingga posisi keduanya saling berdekatan. Posisi yang saling berdekatan jika terlalau sering digunakan pada jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kram pada jari-jari tangan dan juga karena penggunaan mouse pada operator dengan posisi menggenggam dan pergelangan tangan menumpu pada meja kerja. Dapat dilihat posisi penggunaan mouse yang baik pada gambar 5.5. berikut : Posisi mouse konvensional
Posisi mouse ergonomis
Gambar 5.6. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis Oleh karena itu, perlu dilakukan reposis penggunaan mouse pada operator untuk menghindari kram pada jari-jari tangan yaitu : 1.
Sebaiknya meja kerja diganti dengan meja kerja yang memilki ruang untuk peletakkan keyboard dan mouse, sehingga tidak saling berdekatan.
2.
Letakkan mouse pada posisi diatas keyboard, agar tidak menimbulkan kram karena penggunaan dalam sekaligus.
3.
Gunakan mouse dengan menggengam lembut dan siku sebagai tumpuan agr tidak menimbulkan kram pada jari-jari tangan
Universitas Sumatera Utara
5.
Posisi duduk Kursi yang digunakan pada objek yang diamati sudah baik, akan tetapi
posisi duduk operator yang diamati terakadang-kadang tidak lurus melainkan membengkok dan ada yang sedikit membungkuk hal ini dikarena persepsi kenyamanan duduk setiap operator
berbeda dan beban kerja yang banyak
sehingga menimbulkan posisi duduk seperti itu. Dalam hal ini, apabila posisi duduk tersebut diterapkan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan musculoscletal disorder (MSDS) pada operator. Oleh karena itu, perlu dilakukan reposisi duduk yang baik yaitu : 1.
Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai
2.
Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu tinggi
3.
Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak
4.
Punggung santai tapi tidak membungkuk
5.
Kepala tidak membungkuk atau terlalu condong ke depan
6.
Ketika duduk, tempatkan pantat anda tepat di kursi. Duduk tegap dan posisi pinggul, bahu dan telinga dalam posisi yang lurus.
7.
Kaki sebaiknya menyentuh lantai.
Universitas Sumatera Utara
6.
Illuminasi Besarnya tingkat pencahayaan pada ruang kerja objek yang diamati
sebesar 176 lux dengan pengukuran light meter dengan posisi armatur yang cukup merata, dengan tingkat pencahayaan tersebut operator sudah mersa cukup dan nyaman. Berdasarkan hasil pengukuran flicker fusion pada operator dapat dilihat apakah operator mengalami kelelahan mata atau tidak sebagai berikut : Tabel 5.8. Pengukuran Flicker Fusion Karyawan Bank XXX Nama No. Mahasiswa
Flicker Fusion Frequency pada Replikasi ke (Hz) 1 2 3 4 5 6 7 8
Bagian
Rata-Rata
Masdalifah Nasution Indra Ihwan
Pemasaran
36 35 36 36
39
38
37
37
37
Eksport Import Unit
45 35 35 38
37
37
38
37
38
3
Alam
Pemasaran
37 36 37 37
38
38
37
37
37
4
Bobby A
Penjualan
40 39 37 37
38
38
37
37
38
Assuransi
33 44 36 36
39
38 38
38
38
Pemasaran
30 35 35 32
33
35
33
34
33
Emira Jola
Pemasaran
33 35 34 34
34
33
34
34
34
8
Fauzi Hasbi
Pemasaran
35 33 33 32
33
34
35
35
34
9
Sinar
Administrasi 40 42 37 38
39
39
38
38
39
10
Gunawan
Administrasi 37 36 36 36
37
38
38
37
37
11
Herman
34
36
36
36
36
1 2
5 6
Pendi Sagala Hastuti M Pasaribu
Assuransi
37 35 36 35
36
Rata-Rata
Berdasarkan data hasil pengukuran kelelahan mata, menurut Handoko (2008), tingkat kelelahan mata dapat dikategorikan menjadi : Lelah : skor kelelahan mata > nilai rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Tidak lelah : skor kelelahan mata ≤ nilai rata -rata Dari hasil pengukuran dapat dilihat operator dapat dikategorikan : Lelah : skor kelelahan mata > 36 Tidak lelah : skor kelelahan mata ≤ 36 Jadi, operator yang mengalami kelelahan mata sebanyak 7 orang dan yang tidak mengalami kelelahan sebanyak 4 orang. Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan mata setiap operator diperoleh skor kelelahan mata yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan mata operator dan karakteristik tiap operator berbeda. Dengan menggunakan pengujian chi-square, ditentukan terlebih dahulu : df = (n-1)(k-1) n= jumlah operator 11 orang k= banyaknya pengukuran 8 kali df = (n-1)(k-1) = (11-1)(8-1)=(10)(7) = 70 Setelah nilai df diketahui, maka dapat dicari nilai X2tabel pada tabel chi-square yatu X2tabel = 85.52704 Jika nilai X2 hitung > X2tabel, Ho ditolak Jika nilai X2 hitung < X2tabel, Ho diterima Jika nilai 1296 > 85.52704, Ho ditolak Jadi, nilai df = 70, dengan α = 10% didapat X2tabel = 85.52704 , maka dapat dinyatakan bahwa ada tidak pengaruh kelelahan mata terhadap intensitas cahaya.
Universitas Sumatera Utara
7.
Jenis Lampu Jenis lampu yang digunakan yaitu lampu Philips jenis TL’D 36 W/54,
dengan suhu warna putih dan dingin. Alasan digunakannya lampu tersebut karena memilki efisiensi sebesar 60 lumens/watt, suhu warna yaitu hangat dan menengah dan umur lampu sekitar 7 sampai 10.000 jam. Lampu yang berada diruang objek yang diamati masih dalam keadaan baik yaitu terang dan cahayanya menyebar, sehingga tidak diperlukan melakukan penggantian lampu.
8.
Warna Warna ruang objek yang diamati yaitu berwarna putih tanpa adanya
kombinasi warna sehingga operator merasa bosan dengan warna tersebut karena terkesan biasa saja. warna berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang yang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari ketiganya dalam diri manusia. Operator menginginkan adanya perubahan warna dengan melakukan kombinasi sehingga dapat menimbulkan suasana yang ceria. Oleh karena itu, dalam hal ini perlu dilakukan kombinasi warna ruang dengan perpaduan antara warna putih dengan warna biru langit pada dinding sehingga menciptakan suasana sejuk, dan kombinasi warna furniture yaitu warna cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.
Universitas Sumatera Utara
9.
Panorama Ruang Ruang kerja objek yang diamati hanya memiliki panorama ruang beberapa
tanaman hias disudut ruang, sehingga operator merasa jenuh dan bosan. Bekerja dengan komputer satu harian penuh dapat menyebabkan kelelahan mata, sehingga perlu adanya panorama untuk mengurangi kelelahan mata tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan redesign penataan ruang dengan menambahkan panorama ruang seperti taman kecil atau jendela mengahadap ke ruang terbuka atau ke pemandangan sekitar dengan alasan agar karyawan tidak merasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaannya.
5.10. Iterate, Implement and Improve Iterate, Implement and Improve bertujuan untuk mengiterasi dan implementasi hasil dari alternatif yang terpilih dan Design/Redesign Support Sub System and Interface yang akan diterapkan pada ruang kerja yang diamati. Dalam hal ini juga akan dilakukan perbaikan terhadap penataan ruang dengan menambahkan panorama ruang seperti taman kecil atau jendela mengahadap ke ruang terbuka atau ke pemandangan sekitar dengan alasan agar karyawan tidak merasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaannya. Dapat dilakukan redesign terhadap ruang kerja dan perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU yang akan dijelaskan pada gambar 5.7. berikut :
Universitas Sumatera Utara
15-30 inci 300
15-30 inci 300
15-30 inci 300
Gambar 5.7. Perbaikan Jarak Pandang Mata Pada Layar VDU dan Perbaikan Stasiun Kerja Lebih Ergonomis
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI
6.1.
Analisis MEAD
6.1.1. Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja Kondisi ruang kerja bagian administrasi dan umum di Bank XXX memiliki dimensi ruang yaitu 8 x 6 m, tingkat pencahayaan sebesar 176 lux, warna ruangan putih dan adanya jendela yang ditutupi gordyn karena ruang di beri air conditioner (AC). Ruang kerja juga dilengkapi dengan fasilitas kerja seperti meja kerja, komputer layar LCD, kursi, filling cabinet, dan adanya beberapa tanaman untuk penyegaran mata. Pengaturan dokumen kerja (work sheet) kurang baik karena dokumen diletakkan di atas meja dan ada juga di dalam laci meja. Apabila mengambil dokumen di laci, posisi badan agak menunduk karena postur tubuh karyawan rata-rata besar dan tinggi. Posisi duduk karyawan menyandar dengan meja karena sesuai kenyamanan masing-masing personal dalam bekerja dengan menggunakan komputer. Hal ini dipengaruhi oleh jarak pandang mata terhadap layar komputer terlalu dekat sehingga lebih sering mata terasa perih yang dialami oleh karyawan pada bagian administrasi, pemasaran dan eksport import unit dan tangan terasa pegal karena menggunakan mouse dan mengetik di keyboard dan juga posisi duduk yang seperti itu apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan resiko terjadinya musculosceletal (MSDS). Oleh karena itu, untuk mengurangi kelelahan mata dan mencegah terjadinya musculosceletal (MSDS) pada jangka waktu lama dapat dilakukan perbaikan jarak
Universitas Sumatera Utara
pandang mata terhadap VDU, merubah posisi duduk yang lebih ergonomis dan melakukan medical check up minimal dua kali setahun atau lebih kepada kayawan agar mempunyai medical record.
6.1.2. Matriks Varians (Construct Varians Matrix) dan Tabel Kontrol Varians dan Analisis Peran Analisis yang diperoleh dari matriks varians adalah untuk dapat mengetahui hubungan key varians terhadap tipe data varians. Key varians jarak pandang, illuminasi, jenis lampu, kontras, ukuran dan bentuk objek yang diamati dan warna berkaitan erat dengan varians job content yang kompleksitas dan non kompleksitas, karena berhubungan dengan pekerjaan dan dalam mengaplikasikan data sehingga perlu dilakukan perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja sehingga dapat mengurangi timbulnya kelelahan mata dan menciptakan kepuasan dan kenyamanan bekerja. Untuk key varians persaingan dalam bekerja, pekerjaan yang monoton, tekanan dalam bekerja berkaitan erat dengan job content yang kompleksitas maupun non kompleksitas, karena pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitif sehingga diperlukan adanya perbaikan job
content
sehingga dapat
menciptakan
kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja. Sedangkan untuk key varians posisi pengaturan mouse dan keyboard, posisi duduk dan meja kerja dan pengaturan dokumen berkaitan erat dengan job content sehingga diperlukan
adanya
perbaikan tata letak komponen fasilitas kerja yang digunakan sehingga dapat menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Setelah dijelaskan pada matriks varians kemudian diidentifikasi dengan tabel kontrol varians dan analisis peran untuk melihat lebih detail key varians tersebut berhubungan dengan tempat kerja sehingga dapat dilakukan perbaikan apabila dibutuhkan. Dengan informasi yang dibutuhkan dari tabel kontrol varians dan analisis peran dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi key varians tersebut.
6.1.3. Performing Function Allocation and Joint Design Analisis yang dapat diperoleh dari Performing Function Allocation and Joint Design yaitu alternatif yang dibuat berdasarkan pada informasi yang ada pada tabel kontrol varians dan analisis. Alternatif tersebut saling berkaitan dengan alternatif lainnya yang dapat dijadikan panduan dalam melakukan perbaikan. Alternatif-alternatif dibuat dengan tujuan untuk mengurangi masalah kesehatan pada phsiologi dan psikologi karyawan sehingga daat menciptakan kenyaman dan kepuasan dalam bekerja. Untuk alternatif 1 bertujuan untuk melakukan perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja dengan cara mengubah pengaturan jarak pandang operator terhadap VDU yang selama ini terlalu dekat dengan sudut 10-200, kemudian mengubah posisi duduk karyawan lebih ergonomis dan dapat dilakukan rotasi kerja yang disesuaikan dengan bagiannya untuk menghindari resiko terjadinya MSDS pada jangka waktu yang lama dan juga merancang ulang ruang kerja dengan menambah panorama ruang dan perbaikan akses jendela menghadap ruang terbuka atau lingkungan sekitar untuk mengurangi kelelahan mata, kejenuhan dalam bekerja
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja. Alternatif 2 dibuat untuk melengkapi alternatif 1 yaitu dengan tujuan merancang ulang stastiun kerja dan lingkungan dengan konsultasi terlebih dahulu dengan konsultan mengenai perancangan lingkungan kerja tersebut, kemudian mengirim manajer untuk memberikan pelatihan terhadap perancangan tersebut agar menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis. Setelah pelatihan dilakukan kemudian memakai jasa arsitektur untuk merancang ulang ruang kerja yang diinginkan. Pada alternatif 3 dilakukan perancangan job content dengan melakukan konsultasi kepada konsultan SDM dan perancangan organisasi. Setelah itu mengirim manajer untuk melakukan pelatihan/kursus mengenai perancangan ulang job content yang akan mempengaruhi job description pekerja. Pada alternatif 4 dilakukan perencanaan pelatihan karyawan mengenai tempat yang ergonomis dengan melakukan pelatihan dan membuat panduan pelatihan tersebut.
6.1.4. Evaluated Roles and Responsibility Perception Analisa yang diperoleh dari Evaluated Roles and Responsibility Perception dapat dlihat bahwa pembobotan pada alternatif 1 kategori yang berhubungan dengan kategori jangkauan terhadap organisasi bernilai 2 karena dapat memberikan keefektifan dan keefisienan dalam organisasi pada jangka panjang sehingga dapat meningkatkan produktivitas, untuk kategori resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 8 karena dengan adanya perubahanperubahan seperti perubahan terhadap jarak pandang pada VDU dan posisi duduk yang ergonomis tersebut karyawan tidak mudah beradaptasi dan memahami adanya perubahan yang dilakukan sehingga menimbulkan stres dan tekanan,
Universitas Sumatera Utara
untuk kategori keuntungan/keefektifan 8 karena dengan dilakukannya reposisi terhadap perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perubahan terhadap posisi duduk dapat mengurangi kelelahan mata, kejang otot dan dapat meningkatkan produktivitas dan untuk kategori terhadap pengeluaran biaya berkaitan dengan biaya menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja tidak terlalu banyak. Pada alternatif 2, untuk kategori yang berhubungan dengan jangkauan terhadap organisasi bernilai 2 karena dapat memberikan keefektifan dan keefisienan dalam organisasi pada jangka panjang sehingga dapat meningkatkan produktivitas, untuk kategori resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 4 karena perancangan pelatihan yang akan dilakukan belum dikuasai
oleh
karyawan
sehingga
tidak
mudah
dipahami,
kategori
keuntungan/keefektifan 6 karena dengan pelatihan-pelatihan dapat meningkatkan kreativitas karyawan dalam bekerja dan untuk kategori terhadap pengeluaran biaya berkaitan dengan perubahan job content dan perancangan organisasi yang cukup banyak. Pada alternatif 3, untuk kategori yang berhubungan dengan jangkauan terhadap organisasi bernilai 1 karena dapat menciptakan kekerabatan dalam organisasi sehingga perlu dilakukannya pembentukan team work, family gathering dan kegiatan outbond agar karyawan mempunyai rasa saling memiliki (sense belonging), untuk kategori resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 8 karena dengan adanya reposisi tersebut karyawan tidak mudah beradaptasi dengan hal yang baru sehingga menimbulkan stres dan tekanan, untuk kategori keuntungan/keefektifan 6 karena dengan pelatihan-pelatihan dapat meningkatkan kreativitas karyawan dalam bekerja dan dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
produktivitas dan untuk kategori terhadap pengeluaran biaya berkaitan dengan biaya melakukan kegitan family gathering dan outbond sangat besar. Pada alternatif 4, untuk kategori yang berhubungan dengan jangkauan terhadap organisasi bernilai 2 karena dapat memberikan keefektifan dan keefisienan dalam organisasi pada jangka panjang sehingga dapat meningkatkan produktivitas dengan adanya hubungan yang terintegrasi dalam organisasi. Untuk kategori resiko yang akan terjadi/kendala dalam keberhasilan 7 karena dengan adanya pelatihan belum tentu karyawan dapat memahami dan menguasai pelatihan tersebut,
untuk
kategori keuntungan/keefektifan
4
karena
dilakukannya
perancangan ulang lingkungan kerja dapat menciptakan kenyamanna dan kepuasan dalam bekerja dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan dan untuk kategori terhadap pengeluaran biaya berkaitan dengan biaya perencanaan pelatihan dan buku panduan pelatihan, dan biaya perubahan job content yang sangat mahal. Sehingga alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1 berkaitan dengan biaya dan juga keuntungannya pada perusahaan.
6.1.5. Design/Redesign Support Sub System and Interface Analisis yang diperoleh yaitu setelah diketahui alternatif yang terpilih maka dilakukan perbaikan jarak pandang mata terhadap monitor kira-kira 15-30 inci dan dengan sudut pandang 300. Pada saat mengetik dengan keyboard, disarankan posisi siku membentuk 900 atau lebih sehingga tidak menimbulkan tekanan dan posisi pergelangan dalam keadaan lurus, dalam memakai mouse dengan cara genggam dan dapat menggerakkan mouse dengan lembut dan santai
Universitas Sumatera Utara
dan sebaiknya meja kerja diganti dengan meja yang memiliki ruang/laci untuk peletakkan keyboard. Posisi duduk juga dilakukan perbaikan sehingga karyawan tidak merasa sakit dan cepat lelah, dan perlu dilakukan pengkombinasian warna ruang dengan perpaduan antara warna putih dengan warna biru langit pada dinding sehingga menciptakan suasana sejuk, dan kombinasi warna furniture yaitu warna cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan untuk tingkat illuminasi tidak berhubungan erat dengan kelelahan mata, tetapi berkaitan dengan penataan ruang kerja yang kurang baik. Jenis lampu yang dipakai sekarang yang memilki efisiensi sebesar 60 lumens/watt, suhu warna yaitu hangat dan menengah dan umur lampu sekitar 7 sampai 10.000 jam kurang efisien dipakai lama kelamaan karena dapat menimbulkan perubahan warna lampu. Oleh karena itu, lampu juga
dapat diganti dengan lampu jenis neon yang memiliki efisiensi
sebesar 80 lumens/watt, suhu warna yaitu hangat dan menengah dan umur lampu sekitar 16.000 jam. Dari hasil pengukuran dengan flicker fusion terhadap 11 karyawandan pengujian uji-square dapat dinyatakan terdapat 4 karyawan yang tidak mengalami kelelahan mata dan 7 karyawan yang mengalami kelelahan mata. Kelelahan mata tersebut tidak ada kaitannya dengan intensitas cahaya, tetapi terhadap penataan ruang yang kurang baik.
6.1.6. Iterate, Implement and Improve Analisis yang diperoleh yaitu Iterate, Implement and Improve bertujuan untuk mengiterasi kendala-kendala dalam membuat suatu perbaikan seperti karyawan tidak mampu menerima perubahan sehingga dapat menimbulkan stress
Universitas Sumatera Utara
dengan adanya perancangan sistem yang baru, kurang mendapat dukungan oleh manajemen dan kurang beradaptasi dengan adanya perubahan sistem kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja dengan mengimplementasikan pada ruang kerja sehingga dapat menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja dan untuk menghindari kendala-kendala yang timbul seperti timbulnya stress akibat adanya perubahan sistem yang dirancang. Dengan redesign ruang kerja dapat menciptakan suasana baru dan peningkatan kualitas pelayanan sehingga pelanggan merasa nyaman.
6.2.
Evaluasi MEAD Evaluasi yang dapat dilakukan yaitu untuk menciptakan kondisi
lingkungan kerja yang baik perlu dilakukan perbaikan sehingga dapat menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja dan juga dapat menciptakan kekerabatan dalam organisasi. Untuk megurangi masalah pshiologi dan psikologi karyawan ditempat kerja dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dalam merubah jarak pandang mata terhadap layar VDU untuk mengurangi mata perih, sakit dan silau terhadap warna layar VDU, mengubah posisi duduk karyawan menjadi lebih ergonomis untuk mengurangi terjadinya keluhan dan MSDS pada jangka waktu yang lama, melakukan perubahan job content dan melakukan melakukan pemeriksaan mata terhadap karyawan untuk melihat kondisi mata karyawan baik atau tidak, apabila dibutuhkan dilakukannya rotasi kerja terhadap karyawan sesuai dengan posisinya untuk mengurangi kejenuhan
Universitas Sumatera Utara
dan kebosanan dalam bekerja dan mengadakan pelatihan-pelatihan karyawan mengenai tempat kerja yang ergonomis dengan dilengkapi buku panduan sehingga karyawan mudah memahami pelatihan tersebut berguna terhadap pekerjaan dan juga dengan membuat team work, family gathering dan outbond dapat menciptakan kekerabatan dan keefisienan dalam organisasi sehingga timbulnya rasa saling memiliki (sense belonging) pada karyawan dan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan evaluasi dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Setelah diidentifikasi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan mata karyawan seperti jarak pandang mata terhadap monitor, illuminasi, kontras, ukuran dan bentuk objek, warna dan kontras dan ruang tidak panorama dapat dilakukan perubahan-perubahan perbaikan pada fasiitas kerja maupun penataan ruang panorama untuk mengurangi kelelahan mata dan kejenuhan dalam bekerja sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan dalam bekrja dan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
2.
Setelah
dilakukannya
pengidentifikasian
terhadap
job
content
dan
antropoteknologi dengan menggunakan pendekatan makroergonomi dapat dilakukan perubahan terhadap job content dengan melakukan pelathanpelatihan dan kursus terhadap karyawan. Dan juga menciptakan team work yang baik, mengadakan family gathering dan outbond dapat menciptakan kekerabatan dan keefektifan serta keefisienan dalm organisasi. 3.
Setelah dilakukannya identifikasi variabel variansi terhadap kelelahan mata dengan MEAD diperoleh alternatif penyelesaian masalah dengan melakukan perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan layout dan
Universitas Sumatera Utara
perancangan stasiun kerja dapat menciptakan kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja dan mengurangi kejenuhan dalam bekerja yang repetitif. 4.
Setelah dilakukan pengukuran kelelahan mata dengan flicker fusion dan pengujian chi-square dapat diketahui bahwa ada 4 orang karyawan yang tidak mengalami kelelahan mata dan 7 orang yang mengalami kelelahan mata yang dipengaruhi oleh penataan ruang kerja yang tidak panorama.
7.2.
Saran Adapun saran yang diberikan untuk pihak perusahaan dan sebagai bahan
pertimbangan pada penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut. 1. Diperlukanya penataan ruang panorama untuk mengurangi kelelahan karywan dalam bekerja dan melakukan medical check up minimal dua kali dalam setahun atau lebih pada karywana sehingga karyawan mendapat medical record mengenai kesehatan matanya. 2. Diperlukan adanya pembentukan team work dalam bekerja dan diadakannya family gathering dan outbond agar dapat menciptaka kekerabatan dan keefektifan serta keefisienan dalm organisasi. 3. Untuk posisi duduk saat bekerja dan menggunakan VDU sebaiknya diperhatikan dengan baik dan sesuaikan dengan aturan yang disarankan agar tidak menimbulkan kelelahan dan sakit pada saat bekerja.
Universitas Sumatera Utara