Bab III Desain Penelitian 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variable yaitu Kreativitas guru dalam mengajar ( X ) dan Motivasi belajar siswa ( Y ). Kedua variabel tersebut masingmasing dipecah menjadi variabel bebas (independent variable) yang meliputi Kreativitas guru dalam mengajar. Sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah Motivasi belajar siswa.
Guna kepentingan penyederhanaan dalam analisis data, maka masingmasing variabel diberikan simbol simbol sebagai berikut: Kreativitas guru dalam mengajar dengan simbol (X) dan motivasi belajar siswa dengan simbol (Y). Lokasi yang dijadikan penelitian adalah SMK Pasundan 3 Bandung yang beralamat di jalan Sumatera No.41 Bandung.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Metode yang digunakan Pada penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, karena dalam penelitian penelitian ini selain dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi ciriciri obyek atau variabel-variabel penelitian apa adanya, tetapi juga dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah survey explanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi Sofian (1989:5), metode ini
45
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Metode ini memerlukan operasionalisasi variabel yang dapat diukur secara kuantitatif sedemikian rupa sehingga dapat diuji secara statistik.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan pengukurannya, maka variabel variabel dalam penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai berikut :
1. Kreativitas Guru dalam Mengajar ( X )
Menurut Utami Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dalam kreativitas guru dalam mengajar terdapat indikator yang dikemukakan oleh Utami Munandar (2001:5-8), antara lain : keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes (fleksibel), keterampilan berfikir rasional, keterampilan
memperinci
(mengelaborasi),
dan
keterampilan
menilai
(mengevaluasi).
2. Motivasi Belajar Belajar ( Y ) Menurut Abin Syamsudin (1990 : 37 ) bahwa motivasi belajar adalah dorongan dari diri siswa yang menimbulkan suatu kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar memiliki indikator antara lain : durasi kegiatan, persistensi pada tujuan pembelajaran, keuletan, devosi untuk
46
mencapai tujuan, tingkat aspirasi, tingkatan kualifikasi prestasi dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan (Abin Syamsudin, 2002:40).
Tabel 3 1 Operasional Variabel Kreatifitas Guru dalam Mengajar Variabel Kreativitas Guru
dalam
Dimensi 1. Keterampilan
Indikator •
berpikir lancar
Mengajar ( Variabel X )
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan,
Skala Ordinal
No Item 1
2 • Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal,
Kreativitas adalah kemampuan untuk
•
membuat kombinasi
Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
3
baru, berdasarkan
2. Keterampilan
data, informasi
berpikir luwes
atau
(Fleksibel)
unsur-
unsur
yang
ada.
Hasil
• Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan Ordinal yang bervariasi, •
Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbedabeda,
•
Mencari banyak alternatif atau arah yang berbedabeda,
yang diciptakan tidak
selalu
hal-hal
yang
baru,
tetapi
juga
dapat
berupa
3. Keterampilan 47
4
5
6
gabungan (kombinasi) dari
hal-hal
yang
sudah
berpikir
•
rasional •
ada sebelumnya. •
Menurut Utami Munandar (1985)
4. Keterampilan
•
Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,
•
Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
•
Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,
•
Mampu mengambil keputusan terhadap situasi
memperinci atau mengelaborasi
5. Keterampilan
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, Mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian bagian atau unsur-unsur.
menilai (mengevaluasi)
48
7 Ordinal
8
9
10 Ordinal
11
Ordinal
12
13
yang terbuka, •
Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya
14
Sumber : Utami Munandar (2001:5-8)
Tabel 3 2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel
Motivasi Belajar Siswa ( Y )
Dimensi
Indikator
•
1. Durasi Kegiatan
Pemanfaatan waktu belajar disekolah
Skala
No Item
Ordinal
1
Ordinal
2
Dorongan dari diri siswa yang menimbulkan suatu kegiatan serta arah
2. Persistensi pada tujuan pembelajar an
•
Ketepatan waktu dalam dalam menyelesaikan tugas
•
Persiapan dalam mencapai tujuan belajar
•
Ketabahan dalam belajar
•
Kemampuan dalam mencapai tujuan
5
Keuletan dalam mencapai tujuan belajar
6
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Abin Syamsudin
3. Keuletan
(1990:37)
•
49
3
Ordinal 4
•
4. Devosi untuk mencapai tujuan
5. Tingkat aspirasi
6. Tingkatan kualifikasi prestasi
•
Pengorbanan untuk mencapai tujuan pembelajaran
•
Ketaatan untuk mencapai tujuan belajar
•
Pencapaian dalam meraih target belajar
8
9
10 Ordinal
Pemahaman terhadap sasaran belajar
11
•
Kesesuaian pelaksanaan belajar dengan hasil belajar
12 Ordinal 13
Kesesuaian hasil belajar dengan tujuan belajar 14
•
Kepuasan terhadap prestasi belajar
•
Kesesuaian arah sikap dengan pelaksanaan belajar
•
50
7 Ordinal
•
•
7. Arah sikap
Pengabdian untuk mencapai tujuan belajar
Kesesuaian arah sikap terhadap hasil yang dicapai dari kegiatan
Ordinal
15
16
belajar •
Kesesuaian arah sikap terhadap sasaran belajar
17, 18
Sumber : Abin Syamsudin ( 2002: 40 )
3.2.3
Metode Penarikan Populasi Agar penelitian ini terarah pada sasaran, maka perlu ditetapkan terlebih
dahulu
mengenai populasi sasaran ( target population ). Dari hasil survei
pendahuluan diperoleh data jumlah siswa Administrasi Perkantoran Kelas X adalah 60 siswa. Tabel 3 3 Jumlah Populasi Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Kelas
1
X AP 1
33
2
X AP 2
27
Total Sumber : Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung
3.2.4
Jumlah Siswa
60
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu survei, maka
yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder :
51
data
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : •
Komunikasi tidak langsung, yaitu mengumpulkan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner / angket kepada responden.
2. Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dan bersumber dari literatur,
karya ilmiah yang dipublikasikan serta informasi dari
instansi yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti. Sehubungan
dengan
hal itu,
ada
beberapa
kuesioner
yang
digunakan yaitu : -
Angket untuk menjaring data variabel pelaksanaan fungsi pengadaan SDM. Angket
yang dirancang adalah pola jawaban tertutup model skala
Likert yang dimodifikasi. Angket-angket tersebut sangat perlu dilakukan pengujian untuk diketahui kelayakannya sebagai alat pengumpul data yang sah. Kelayakan instrumen tersebut akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. 3.2.5
Pengujian Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan alat pengumpulan data yang benar-benar valid dapat
diandalkan dalam mengungkap data penelitian, maka kedua angket yang digunakan dalam penelitian ini akan disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membuat kisi-kisi angket yang didalamnya menguraikan aspek masingmasing variabel.
52
b. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan bulir-bulir item. Bentuk pertanyaan untuk pengungkap angket variabel X dan Y adalah dalam bentuk pertanyaan positif. c. Setelah bulir-bulir pertanyaan dibuat, kemudian dilakukan penimbangan dengan maksud untuk mengetahui tingkat kebaikan isi dan kesesuaian antara bulir pertanyaan dengan aspek yang diungkap. d. Setelah melalui konsultasi dilakukan uji coba angket kepada beberapa siswa untuk mengetahui alat ukur secara empiris, yaitu validitas dan reliabilitas. Mengingat adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan ukuran populasi yang besar, maka dalam pengolahan data penelitian ini penulis menggunakan software microsoft office excel. 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah Product Moment Corelation formula ( Suharsimi A, 1993:138) seperti berikut :
rxy =
NΣX iYi − (ΣX )(ΣY )
[NΣX
2 i
( ) ][NΣY − (ΣY ) ]
− Σi2
2
2 2
2
i
i
Keterangan : rxy =Koefisien korelasi
N = Jumlah responden X = Skor item Y = Skor Total
53
2.
Uji Reabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen
dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Oleh karena instrumen yang dirancang berskala lima, maka teknik pengujian reliabilitas yang cocok adalah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi ( 1993:164) bahwa: ‘teknik Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 sampai 5. Demikian pula halnya dengan Sugiyono (2000:282) yang mengatakan bahwa; “pengujian reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach dilakukan untuk jenis data interval/ essay,”
Adapun teknik Alpha Cronbach tersebut berbentuk rumus seperti berikut :
2 k Σσ i r11 = .1 − 2 σi k − 1
Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya bulir pertanyaan
Σsi2 = jumlah varians item st 2
= varians total
Untuk mencari harga varians total dan varians item dihitung dengan formula:
54
σ
2
=
ΣX
2
−
(Σ X )2 N
N
Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan r table pada taraf nyata (α) 5 %. Kriteria reliablitas adalah sebagai berikut : 1. Jika r11 > r table berarti reliabel 2. Jika r11 < r table berarti tidak reliabel Pengujian instrumen dengan teknik validitas dan reliabilitas sebagaimana uraian di atas hasilnya dapat dikemukakan sebagai berikut : 3.2.6
Teknik Analisis Data Dalam analisis data ini ditempuh prosedur analisis
dengan langkah-
langkah sebagai berikut : 1. Editing, Pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan dari responden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan masalah kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan pengisiannya 2. Skoring, yaitu pemberian skor atau bobot terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola skoring sebagai berikut : Tabel 3 4 Pola Skoring Kuesioner Skala Lima No. Opsen 1 Sangat Setuju/selalu/sangat positif
Skor 5
2
Setuju/sering/positif
4
3
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/tidak tahu
3
55
4
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif
2
5
Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif
1
Sumber : Sugiyono (1994:74) 3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dua ke dalam tabel seperti berikut : Tabel 3 5 Rekapitulasi Hasil skoring angket Responden
1
2
3
4
5
No Item .................
n
Total
1 2 3 4 5 n Sumber : Ating dan Sambas ( 2006:39 )
4. Analisis, Analisis data yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni (1) analisis deskriptif untuk variabel yang bersifat kualitatif, (2) analisis kuantitatif untuk pengujian hipotesis. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Dalam menganalisis secara deskriptif digunakan bantuan skala kontinum dan tabel dalam bentuk persentase, dengan ketentuan pembobotan yang telah ditentukan, sehingga dapat diketahui klasifikasi keberadaan dari masing- masing variabel penelitian. Sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan model Analisis Regresi.
56
Analisis regresi ini bertujuan membuat model matematika yang menunjukan hubungan antara X dan Y, dari masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat. 3.2.7
Teknis Persyaratan Analisis Data Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala
ordinal, yaitu skala yang berjenjang yaitu jarak antara data yang satu dengan data yang lainnya tidak sama (Sugiyono,2004:70). Tetapi pengolahan data dengan penerapan statistik parametik mensyaratkan data sekurang-kurangya harus diukur dengan skala interval, maka terlebih dahulu semua data ordinal ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval atau MSI. Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman (2009:70) untuk mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft Excel. Langkah-langkah untuk mentransformasikan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. b. Klik “Analize” pada Menu Bar. c. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”. d. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya. e. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. f. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. g. Masih pada Option, check list (√) Display Summary. h. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”. Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi. Analisis regresi adalah menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data-data dari variabel yang diteliti, 57
apakah sesuatu variabel disebabkan atau dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa syarat analisis data yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Linearitas.
1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Maka penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data diatas dan bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpanan bakunya ( Sugiono 2004:69). Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Lilifors, langkah-langkah kerjanya sebagai berikut : a. Menentukan skor terbesar dan terkecil b. Menentukan rentang(R) : R = Skor terbesar – skor terkecil c. Mencari banyaknya kelas (BK) dengan rumus : BK = 1 + (3,3) log n. d. Menghitung panjang kelas interval dengan rumus :
58
Panjang kelas ( P ) =
Re n tan g ( R ) BanyaknyaKelas ( BK )
e. Mencari frejuensi tiap-tiap kelas dengan cara menyusun tabel distribusi frekuensi. f. Mencari rata-rata hitung atau mean dengan rumus :
ΣfX 12 X = n g. Mencari simpanan baku atau standar deviasi ( SD) dengan rumus :
n.ΣfX 12 − (ΣfX 1 ) n.(n − 1)
2
s=
Langkah kerja sehubungan dengan uji normalitas adalah : 1. Menghitung nilai tengan interval yang bersangkutan 2. Menghitung frekuensi masing-masing kelas interval 3. Menghitung frekuensi kumulatifdari 1 sampai dengan n ( jumlah responden ) 4. Menghitung nilai Z dengan rumus : Z =
Xi − X S
5. Menghitung Sn ( Xi ) dengan cara membagi CF dengan n 6. Menghitung Fo ( Xi ) dengan caramelihat nilai z pada tabel distribusi normal 7. Menghitung Sn ( Xi ) - Fo ( Xi ) dengann cara mencari selisih langkah ke-5 dengan ke-6 8. Menghitung Sn ( Xi ) - Fo ( Xi ) dengann cara mencari mencari selisih antara Fo ( Xi ) yang bersangkutan dengan Sn ( Xi ) sebelumnya. 9. Memasukan besaran seluruh langlah tersebut ke dalam tabel distribusi
59
10. Memilih besaran Sn ( Xi ) - Fo ( Xi ) dengan besaran Sn ( Xi-1 ) - Fo ( Xi ) yang paling besar sebagai bahan untuk bandingan mencari D dengan cara mencari besaran yang paling tinggi. 11. Apabila Dhitung < Dtabel ( dalam tabel Kolmogorov-Smirnov Test ) dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa penelitian mengikuti distribusi normal.
2. Uji Homogenitas Persyaratan uji parametrik yang kedua adalah homogenitas data. Pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji homogen yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Uji Barlett dan Uji Homogenitas Varians. Kriteria yang digunakan adalah nilai hitung > nilai tabel , maka H0 dinyatakan varians skor homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.
χ 2 = (Ln10)[B − (∑ db.LogS12 )]
Keterangan : S21
=
Varians tiap kelompok data
db1
=
n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B
= Nilai Barlett
S2gab
= Varians gabungan
60
Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan tabel pada a = 5% dan dk = k-1 maka data dinyatakan homogen apabila X 2 hitung < X 2 tabel. (Sudjana,1996: 262-263).
3. Uji Linieritas Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti berikut : a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus : JK reg ( a ) =
(∑ Y ) 2
n
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg b/a), dengan rumus : ∑ X .∑Y JK regb / a = b.∑ XY − n b=
N .(∑ X .Y ) − ∑ X . ∑ Y 2 N .ΣX 2 − (∑ X )
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), dengan rumus :
JK res = ∑ Y 2 − JK Re g (a ) d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg (a) ) RJKreg(a) = JKreg (a) e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (b/a) ) RJKreg (b/a) = JKreg (b/a) f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu ( RJKres ) RJK res =
JK res n−2
61
g. Mencari jumlah kuadrat error JKE dengan rumus : 2 ( ∑Y ) 2 JK E = ∑ ∑ Y − K n
Sebelun mencari nilai JKE urutkan data X mulai data yang terkecil sampai yang terbesar berikut disertai pasangannya (Y). h. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok ( JKTC ) dengan rumus : JKTC = JKres – JK E i. Mencari rata- rata jumlah kuadrat tuna cocok ( RJKTC ) dengan rumus : RJKTC =
JKTC k −2
j. Mencari rata- rata jumlah kuadrat error ( RJKE ) denngan rumus : RJK E =
JK E n−k
k. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :
F=
RJKTC RJK E
l. Menentukan keputusan pengujian : Jika Fhitung < Ftabel artinya data berpola linier Jika Fhitung > Ftabel artinya data berpola tidak linier
3.2.8
Pengujian Hipotesis Meyakinkan adanya hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis.
62
Rancangan pengujian hipotesis yang diajukan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Ho : ρ = 0
: Tidak ada pengaruh variabel X (kreativitas mengajar guru) terhadap variabel Y ( motivasi belajar siswa ).
H1 : ρ ≠ 0
: Ada pengaruh variabel X (kreativitas mengajar guru) terhadap variabel Y ( motivasi belajar siswa ).
1. Teknik Analisis Data Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus : JK reg ( a ) =
(∑ Y ) 2
n
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg b/a), dengan rumus : ∑ X .∑Y JK regb / a = b.∑ XY − n b=
N .(∑ X .Y ) − ∑ X . ∑ Y 2 N .ΣX 2 − (∑ X )
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), dengan rumus :
JK res = ∑ Y 2 − JK Re g (a ) d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg (a) ) RJKreg(a) = JKreg (a) e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (b/a) )
63
RJKreg (b/a) = JKreg (b/a) f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu ( RJKres ) RJK res =
JK res n−2
g. Menghitung nilai uji F :
F=
RJK Re g (b / a ) RJK Re s
h. Menentukan titik dan daerah kritis. Nilai tabel F pada α = 5% Kaidah pengujian signifikansi , jika : Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak berarti signifikan Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima berarti tidak signifikan.
64