BAB III DESAIN PENELITIAN
III.1 Jenis dan Sumber Data Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Data yang diambil adalah data perusahaan consumer goods yang masuk dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2007-2009 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
III.2 Populasi dan Penentuan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan consumer goods yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2007-2009. Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2007-2009 dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods yang sudah menerapkan corporate governance dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072009. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu: (1) Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2007-2009. (2) Perusahaan consumer goods terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember selama periode 2007-2009.
29
(3) Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris, dan komite audit.
III.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara: 1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan tesis. 2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa laporan keuangan, datadata perusahaan dan jurnal
III.4 Metode Analisis III.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, variance, maksimum, minimum, kurtosis, skewnes (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peningkatan data, serta penyajian hasil peningkatan tersebut (Ghozali, 2005).
30
III.4.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus di penuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas, dan heteroskedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari : III.4.2.1. Uji Normalitas Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titik terbesar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : -
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi 31
memenuhi asumsi normalitas. -
Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005). Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2005). III.4.2.2. Uji Multikoliniearitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi ditemukan adanya pengaruh antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat dilihat dari: (1) tolerance value, (2) nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai toleransi di atas 0,1 atau VIF di bawah 10 (Ghozali, 2005). Apabila tolerance variance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10, maka terjadi multikolinieritas. III.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
32
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 persen dan grafik Scatterplot, titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Selain dapat dideteksi dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. III.4.2.4. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (Ghozali, 2005). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson adalah sebagai berikut (Ghozali, 2007): Run test digunakan sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
33
III.4.3 Analisis Regresi Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda.(http://ssantoso.blogspot.com). Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: -
Model regresi: Qit = α0 α1 KepManit α2 KepInsit α3 KomIndit α4 KAit + α5 Levit + e
KepMan
= Kepemilikan Manajerial
KepIns
= Kepemilikan Institusional
KomInd
= Dewan Komisaris Independen
KA
= Komite Audit
Q
= Nilai Perusahaan
Lev
= Leverage
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) untuk menentukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
34
mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). b. Hipotesis Terdapat empat hipotesis yang akan diuji dalam model regresi berganda, yaitu: H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan H2 :. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan H3 : Proporsi Dewan Komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H4 : Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
III.4.4 Uji Hipotesis III.4.4.1 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan uji dua arah dengan hipotesis: Ho : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ho : Xi # 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian ditetapkan sebagai berikut: 1. Jika nilai -thitung > -ttabel atau thitung < ttabel, maka Ho diterima. 2. Jika nilai thitung atau ttabel atau –thitung < -ttabel, maka Ho ditolak. 3. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5 persen, dengan kata lain jika P (probabilitas) > 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan.
35
III.5 Operasionalisasi Variabel III.5.1 Pengukuran Variabel 1. Nilai Perusahaan Dalam penelitian ini nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin’s Q Model dengan formula sebagai berikut: Q = (MVE + D) / (BVE + D) Di mana: Q
= Nilai perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas EBV
= Nilai buku total aktiva
D
= Nilai buku total hutang
III.5.2 Definisi Operasionalisasi Variabel Di bawah ini adalah variablel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Variabel Dependen (variable terikat) -
Nilai Perusahaan (Y2) Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar.
2. Variabel Independen (variable bebas) a. Kepemilikan Manajerial (X1) Kepemilikan manajerial merupakan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen ( direksi dan komisaris ). 36
b. Kepemilikan Institusional (X2) Kepemilikan institusional merupakan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para institusi. c. Dewan Komisaris (X3) Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. d. Komite Audit (X4) Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam melakukan pengawasan. Hubungan variabel di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar III.1 Operasionalisasi Variabel X1 X2 Y1 X3 X4
Keterangan: Y1 = Nilai Perusahaan X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Kepemilikan Institusional X3 = Proporsi Dewan Komisaris X4 = Komite Audit
37