BAB III ANALISIS TERHADAP TINDAK PIDANA KELALAIAN YANG MENGAKIBATKAN MENINGGALNYA ORANG LAIN DALAM KONSER MUSIK A. Kesalahan Penyelenggara Sebagai Dasar Pertanggungjawaban Pidana Event Organizer Terhadap Tindak Pidana Tersebut Kesalahan penyelenggara konser musik yang menyebabkan meninggalnya orang di dalam petunjukan musik tersebut merupakan sebagai bentuk tindak pidana yang harus dipertanggungjawabkan kepada pihak penyelenggara tersebut secara penuh. Hal ini dikarenakan bahwa pada dasarnya yang menyebabkan adanya orang yang meninggal di dalam konser musik tersebut dikarenakan ketidaksiapan dan ketidaktelitiaan pihak penyelenggara dalam rangka membuat suatu pertunjukan konser musik tersebut. Penyelenggara
konser
musik
tersebut
pada
dasarnya
didalam
melaksanakan suatu pertunjukan musik harus memikirkan hal-hal apa saja yang diperlukan dan dipersiapkan sebelum konser tersebut dilaksanakan. Sehingga nanti pada saat konser tersebut berlangsung hal-hal yang tak diinginkan yang dapat menyebabkan meninggalnya orang didalam pertunjukan musik tersebut dapat untuk dihindari. Sehingga dengan suatu perencanaan pertunjukan konser musik yang baik akan membuat konser tersebut berjalan dengan baik, tiada memakan korban seorang pun dan dapat berjalan dengan berhasil. 1. Tindak Pidana Kelalaian Penyelenggara (EO) dalam Penyelenggaraan Konser Musik
Universitas Sumatera Utara
Didalam memilah dan menelaah suatu bentuk tindak pidana kelalaian didalam Pasal 359 KUHP harus dapat membuat suatu rincian mengenai unsurunsur mana yang tergolong hal-hal yang subjektif dan objektif didalam pasal tersebut. a.
Unsur Subjektif : Karena kesalahannya ( kelalaian / culpa )
b.
Unsur Objektif : 1. Menyebabkan 2. Meninggalnya 3. Orang lain
1. Unsur Subjektif : Karena Kesalahannya ( Kelalaian / culpa ) Kealpaan baik oleh Hoge Raad maupun oleh doktrin diartikan sematamata sebagai “ culpa lata “ atau “ groverschuld “ atau sebagai kealpaan yang sifatnya menyolok saja, mempunyai 2 ( dua ) unsur yaitu “ onvoorzichtigheid “ atau kekuranghati-hatian dan “ onzchtzaamheid ” atau kurang mempunyai perhatian terhadap akibat yang timbul. Kelalaian penyelenggara yang sifatnya menyolok adalah : a. Jumlah penonton yang melebihi kapasitas tempat pertunjukan. Seperti didalam contoh kasus pertunjukan musik yaitu Besides Band Di Bandung, dari penyidikan polisi, panitia penyelenggara menjual 1500 tiket, sedangkan kapasitas gedung 750 orang , dalam proposal perijinan panitia penyelenggara memanipulasi data penjualan tiket atau jumlah tiket. Pada pertunjukan musik Besides, penyelenggara mencantumkan jumlah tiket / penonton pada proposal 750 orang.
Universitas Sumatera Utara
b) Pemilihan tempat pertunjukan musik yang tidak sesuai atau tidak layak. Dalam pertunjukan music Besides Band di Bandung, panitia penyelenggara memilih Gedung Konfrensi Asia Afrika yang merupakan gedung pertemuan yang tertutup, tempat tersebut bukan diperuntukan untuk pertunjukan musik atau seni. Gedung Konfrensi Asia Afrika berkapasitas hanya 750 orang sedangkan Besides Band pada waktu itu sangat terkenal dan mempunyai penggemar yang sangat fanatik. Dilihat dari sifat dan kegunaan gedung, Gedung Konfrensi Asia Afrika bukanlah tempat yang sangat sesuai untuk pertunjukan musik yang besar dan membutuhkan banyak ruang. Dilihat dari fisik Gedung Konfrensi Asia Afrika tersebut tidak layak karena gedung tersebut hanya mempunyai satu pintu kecil sebagai pintu masuk dan ada 2 pintu keluar di bagian belakang gedung. Sedangkan jumlah penonton yang keluar masuk kurang lebih 1.500 orang. Gedung Konfrensi Asia Afrika merupakan gedung pertemuan yang mempunyai lantai dasar ,selebihnya adalah tempat tempat pertemuan sejarah tokoh-tokoh besar dunia. Lantai dasar setengahnya dipakai untuk panggung sehingga kapasitas untuk penonton yang berada di bawah menjadi sangat terbatas. Hal yang kurang diperhatikan dari Gedung Konfrensi Asia Afrika sebagai pertunjukan musik adalah tempatnya sangat tidak cocok sebagai tempat pertunjukan konser musik dan pintu-pintu di Gedung Konfrensi Asia Afrika
Universitas Sumatera Utara
tersebut tidak dipergunakan secara seluruhnya, hanya pintu masuk saja yang dipergunakan sebagai pintu untuk keluar dan masuknya penonton. 2. Unsur Objektif Kealpaan tersebut harus menyebabkan timbulnya suatu akibat yang tidak dikehendaki oleh undang-undang yaitu menyebabkan meninggalnya orang lain. Yang dimaksud disini adalah orang lain selain pelakunya sendiri karena
undang-undang
tidak
melarang
orang
karena
kealpaannya
menyebabkan dirinya meninggal. Dalam rumusan delik Pasal 359 KUP, ditentukan unsur akibat yaitu menyebabkan matinya orang lain. Untuk menentukan unsur perbuatan yang menimbulkan akibat diadakan dengan menggunakan ajaran sebabakibat. Menurut Moeljatno yang menjadi ukuran untuk menentukan suatu perbuatan yang menimbulkan akibat adalah akal atau logika yang objektif, yaitu yang dicapai oleh ilmu pengetahuan alam pada masa itu, karena yang akan ditentukan adalah hubungan dalam alam kenyataan yang dapat dialami dengan panca indera. Dalam
penyelenggaraan-penyelenggaraan
konser
musik
yang
menelan korban jiwa, korban meninggal karena kehabisan oksigen. Keadaan yang menjadi sebab meninggalnya korban akibat kehabisan oksigen adalah saling berhimpitan, berdesakan, terinjak-injak oleh penonton lainnya. Sedangkan peristiwa saling berhimpitan, berdesakan, terinjak-injak disebabkan kelalaian penyelenggara dalam menyelenggarakan konser musik yang jumlah penontonya melebihi kapasitas tempat sehingga tidak adanya
Universitas Sumatera Utara
spasi antara penonton antara penonton satu dengan lainnya dan kelalaian pemilihan tempat pertunjukan yang tidak layak. 2. Penyelenggara Konser Musik Sebagai Subjek Tindak Pidana Kelalaian Yang Mengakibatkan Meningalnya Orang Lain Dalam Suatu Konser. Penyelenggara sebagai subjek hukum dalam kasus pertunjukan musik Besides Band adalah badan hukum, berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Dalam kenyataan kita mengetahui bahwa korporasi berbuat atau bertindak melalui manusia ( bisa pengurus maupun orang lain). Dalam KUHP tidak mengenal pertanggungjawaban kolektif/ badan hukum, badan hukum atau korporasi sebagai subjek tindak pidana dikenal di luar KUHP. Dalam UUPT (Undang-Undang Perseroan Terbatas ), direksi merupakan penanggungjawab pengurusan yang mewakili perusahaan, tetapi menentukan seorang direksi bertanggungjawab secara pribadi harus diteliti apakah direksi tersebut bersalah atau lalai menjalankan tugasnya, maka direksi bertanggungjawab seara pribadi. Jadi pertanggungjawaban pidana dalam delik kealpaan yang menyebabkan meninggalnya orang lain dalam Pasal 359 KUHP adalah pertanggungjawaban pidana secara pribadi. Untuk menentukan organ perseroan atau pengurus yang bertanggungjawab
secara
pribadi
dalam
tindak
pidana
kelalaian
yang
menyebabkan meninggalnya orang lain dalam penyelenggaraan konser musik maka harus ditelusuri organ atau pengurus yang terlibat dalam tindak pidana tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penyelenggaraan pertunjukan musik yang karena kelalaian menyebabkan meninggalnya orang lain melibatkan banyak orang, sehingga terdapat suatu “ mededaderschap” atau turut melakukan yang terdapat dalam Pasal 55 KUHP. Dalam membuktikan kesalahan pada setiap pelaku tindak pidana dalam Pasal 359 KUHP, maka penuntut umum harus membuktikan : a. bahwa terdakwa benar-benar mengetahui bahwa ia telah melakukan suatu tindak pidana yang dengan tidak sengaja telah menyebabkan meninggalnya orang lain dan b. bahwa terdakwa benar-benar telah menghendaki turut melakukan suatu perbuatan yang dilakukan orang lain, yang kemudian ternyata dengan tidak sengaja telah menyebabkan meninggalnya orang lain. 3.
Pembuktian
Kesalahan
Penyelenggara
Konser
Musik
Yang
Mengakibatkan Meninggalnya Orang Lain Disebabkan Kelalaian Penyelenggara Dalam tindak pidana kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain, yang harus dibuktikan adalah terdapat kesalahan pada diri tersangka atau terdakwa yaitu penyelenggara dalam bentuk kelalaian atau kealpaan. Adapun kedua unsur kealpaan tersebut yaitu kurangnya perhatian terhadap kemungkinan yang dapat timbul dan tidak adanya kehati-hatian yang diperlukan. Untuk membuktikan apakah terdapat culpa pada diri terdakwa, ukuran yang dipakai bukanlah pengetahuan dari orang-orang terkemuka dan berilmu,
Universitas Sumatera Utara
melainkan memakai sekedar pengetahuan yang dimiliki oleh warga negara pada umumnya. Syarat yang penting untuk membuktikan adanya kesalahan (kealpaan) tersangka/ terdakwa adalah bahwa terdakwa harus dapat membayangkan kemungkinan timbulnya suatu akibat. Pembuktian mengenai kenyataan bahwa seseorang terdakwa itu sebenarnya telah membayangkan sebelumnya tentang kemungkinan yang timbulnya suatu akibat adalah sulit, terutama jika terdakwa menyangkal kebenarannya. Mengenai hal tersebut dibutuhkan hakim untuk menyimpulkannya dari alat-alat bukti yang ada. Jadi walaupun penuntut umum ternyata berhasil membuktikan kedua unsur kealpaan yaitu kekuranghati-hatian dan kuran mempunya perhatian, hakim masih harus membuktikan : a. bahwa kesalahan terdakwa itu benar-benar merupakan suatu “culpa lata “ (kelalaian yang menyolok saja ); b. bahwa kesalahan terdakwa itu telah benar-benar terjadi karena kekuranghati-hatian atau karena kurang perhatian yang sifatnya menyolok; c. bahwa terdakwa memang benar telah dapat membayangkan kemungkinan timbulnya suatu akibat yang membuat dirinya duajukan oleh penuntut umum ke pengadilan untuk diadili. Pertanggungjawaban pidana dimaksudkan untuk menentukan apakah seseorang tersangka/ terdakwa dipertanggungjawabkan atas suatu tindak pidana yang terjadi atau tidak. Dengan perkataan lain apakah tersangka/ terdakwa dapat dipidana atau dibebaskan. Tetapi untuk mencapai tujuan pemidanaan tersebut
Universitas Sumatera Utara
tidakalah mudah, selain sulitnya untuk membuktikan adanya culpa dalam diri tersangka/ terdakwa, untuk membawa perkara tersebut ke persidangan pun menghadapi berbagai hambatan, khususnya pada proses penuntutan. B. Upaya Pencegahan Penyelenggaraan Konser Musik Yang Mengakibatkan Meninggalnya Orang Lain Disebabkan Oleh Kelalaian Penyelenggara Melihat dari sulitnya membuktikan adanya kelalaian dari diri seseorang , dan banyaknya kasus pertunjukan musik akibat kelalaian yang tidak masuk penuntutan karena kurangnya bukti. Melihat hal tersebut, upaya pencegahan menjadi penting agar peristiwa konser musik yang mengakibatkan adanya korban jiwa di Indonesia tidak terulang lagi. Upaya pencegahan atau upaya preventif disebut juga “non penal” dalam hal ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kemungkinan akan terjadinya pertunjukan musik yang menimbulkan korban jiwa, merupakan upaya pencegahan penangkalan adanya suatu pertunjukan musik yang mengakibatkan meninggalnya orang lain. Dalam menyelenggarakan pertunjukan musik, tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1)
Penyesuaian tempat pertunjukan dengan jumlah penonton, sifat dan jenis pertunjukan musik, serta artis pengisi acara. Hal ini untuk menghindari jumlah penontotn yan gmelebihi kapasitas tempat.
2)
Penempatan keamanan yang strategis dan ketat, untuk menghindari jumlah penonton yang melebihi kapasitas tempat, mengantisipasi
Universitas Sumatera Utara
penonton
yang
membawa
barang
yang
terlarang
serta
mengantisipasi adanya kerusuhan. 3)
Penempatan petugas medis yang strategis dan memadai untuk mengantisipasi adanya penontotn yang pingsan atau luka-luka.
4)
Koordinasi yang baik antara penyelenggara dengan para pihak yang terkait seperti pengelola gedung tempat pertunjukan, petugas keamanan, petugas medis serta dengan dinas-dinas terkait dalam pemerintah daerah tempat pertunjukan dilaksanakan seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan lain-lain.
Mengenai pengendalian sebelum adanya tindakan-tindakan kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam konser musik, maka sasaran utmanya adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain. Faktor-faktor kondusif itu antara lain berpusat pada masalah-masalah atu kondisi-kondisi social secara langsung atau tidak langsung yang dapat menimbulkan / menumbuhkan adanya kelalaian menyebabkan meninggalnya orang lain dalam penyelenggaraan pertunjukan musik. Sebab-sebab dan kondisi-kondisi yang menyebabkan adanya tindak pidana kealpaan yang menyebabkan meninggalnya orang lain dalam penyelenggaraan pertunjukan musik adalah rendahnya kesadaran penyelenggara akan pentingnya faktor keselamatan penonton. Keuntungan materi yang berlimpah menjadi lebih penting dari pada keselamatan penonton.
Universitas Sumatera Utara
Untuk
meningkatkan
kesadaran
penyelenggara
akan
pentingnya
keselamatan penonton dapat dilakukan dengan mempengaruhi pandangan masyarakat serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui media massa mengenai bahayanya kelalaian penyelenggara dalam menyelenggarakan suatu pertunjukan musik yaitu dapat menimbulkan korban luka-luka bahkan korban jiwa. Pengetahuan yang dimiliki oleh warga Negara pada umumnya dapat dipengaruhi melaui media massa, karena melalui media massa masyarakat dapat memperoleh informasi bagaimana menyelenggarakan suatu pertunjukan musik, bagaimana suatu penyelenggaraan pertunjukan musik dapat menimbulkan korban jiwa karena yang menjadi ukuran dalam menentukan kelalaian adalah pengetahuan pandangan masyarakat pada umumnya. Tetapi pengetahuan masyarakat mengenai kelalaian yang menyebabkan meninggalnya orang lain dalam penyelenggaraan pertunjukan musik dapat dipengaruhi dari seseorang yang memilik pengetahuan yang lebih tinggi dari orang lain, seperti contoh penyelenggara konser musik yang telah berpengalaman mengadakan pertunjukan musik yang dianggap selalu sukses menyelenggarakan pertunjukan musik dengan aman karena melalui media massa atau dengan kegiatan komunikasi edukatif yang melibatkan masyarakat, penegak hukum dan pihak terkait. Tujuan dari mempengaruhi pandangan masyarakat serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui media massa dan kegiatan komunikasi edukatif contohnya diskusi, workshop dan laian adalah untuk :
Universitas Sumatera Utara
1)
Meningkatkan kesadaran penyelenggara pertunjukan musik agar menyelenggarakan pertunjukan musik dengan penuh kehati-hatian serta penuh perhatian akan akibat yang akan timbul,
2)
Meningkatkan koordinasi yang lebih baik antara penyelenggara dengan pihak terkait seperti petugas keamanan, petugas medis, pengelola gedung,
3)
Meningkatkan peran serta pemerintah dalam memperbaiki atau menyediakan tempat pertunjukan yang layak.
C. Kasus dan Analisa Sebelum sampai kepada kasus, penulis ingin memberikan beberapa contoh pertunjukan konser musik yang menyebabkan kematian yang terjadi di Indonesia, seperti : a. Pertunjukan Musik Sheila On Seven di Bandar Lampung Pertunjukan musik ini diadakan pada tanggal 19 November 2000, yang menghadirkan kelompok band Sheila On Seven sebagai Band Utama. Pertunjukan ini disponsori oleh PT. Gudang Garam Tbk yang bekerja sama dengan PT. Pepes Production selaku panitia atau event organizer. Pertunjukan ini diadakan di GOR (Gedung Olahraga) Saburai yang mempunyai kapasitas 4000 orang. Sedangkan pada saat pertunjukan musik berlangsung penonton yang ada di dalam tidak kurang dari 6000 orang, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak s (lima) orang dan puluhan lainnya cedera berat dan ringan.Namun kasus
Universitas Sumatera Utara
pertunjukan konser musik Sheila On Seven ini dihentikan oleh penyidik dikarenakan tidak cukupnya bukti untuk menjerat para tersangka yang ada. 64 b. Pertunjukan Musik Ungu di Pekalongan Pertunjukan musik Ungu di Stadion Widya Mandala Krida Pekalongan, Jawa Tengah diadakan pada tanggal 19 Desember 2006. Pertunjukan musik ini diadakan oleh PT. Tirto Kreatif Production.Pada pertunjukan musik band Ungu ini, jumlah penonton yang diperbolehkan kepolisian hanya sekitar 3000 penonton, namun yang terjadi dilapangan jumlah penonton meningkat tajam sehingga mencapai 15.000 orang. Pertunjukan musik Ungu adalah pertunjukan musik yang paling banyak memakan jumlah korban jiwa didalam penyelenggaraan pertunjukan musik di Indonesia. Korban meninggal mencapai 10 korban jiwa dan puluhan lainnya mengalami luka berat. Proses penyidikan telah dilakukan polisi sampai dengan pelimpahan berkas perkara oleh Jaksa Penuntut Umum ke Pengadilan, namun hakim yang mengadili para tersangka,membebaskan para tersangka dikarenakan dakwaan oleh jaksa baik primer maupun subsider tidak terbukti. 65 c. Pertunjukan musik Pas Band di Cimahi, Jawa Barat Pertunjukan musik ini diadakan pada hari Sabtu, pada tanggal 23 Juni 2007 di Stadion Sangkuriang Cimahi dengan penyelenggara adalah PT. Bamberina Andhika Mandiri dari Jakarta. Pada pertunjukan musik ini memakan korban jiwa sebanyak 3 (tiga) orang . Berbeda dengan kasus pertunjukan musik 64
Eddy Rifai, “Konser Musik Memakan Korban”. Lampung Post. Lampung Post, Bandar Lampung, www.lampungpost.com , 20 November 2000 diakses tanggal 18 Februari 2010 65 Ahmad Safluan , “Bukti Baru Konser Ungu, Panitia Jual 14.480 Tiket”. Media Indonesia, www.mediaindonesia.com, Jakarta 23 Desember 2008, Hlm 30 diakses tanggal 18 Februari 2010
Universitas Sumatera Utara
lainnya, korban yang meninggal bukan saat konser berlangsung, namun pada saat konser telah selesai, dikarenakan para penonton saling berdesak-desakan untuk keluar dari stadion. Pada pertunjukan musik ini, setelah diadakan pelimpahan berkas perkara oleh penyidik ke kejaksaan, namun oleh pihak kejaksaan dikembalikan lagi ke pihak penyidik dikarenakan kurang cukup bukti. 66 1. Kronologis Kasus Besides Band Bahwa terdakwa Adhytia Arga Sasmita Bin Ahmad Dimyanti bin Ahmad Dimyati alias Adit bersama sama dengan Herdi Eka Putra Nugraha alias Herdi dan Sugiana Alim Bin Ibrahim (disidang secara terpisah) secara bersama-sama atau turut serta pada hari Sabtu tanggal 09 Februaru 2008 sekira pukul 21.00 WIB bertempat di Gedung Asia Afrika Cultural Centre (AACC) di Jalan Braga No. 1 Kota Bandung
atau setidak-tidaknya masih berada dalam daerah Hukum
Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung , karena kesalahannya (kealpaannya) telah menyebabkan meninggalnya orang lain, perbuatan kesalahan, kurang hatihati,lupa,kurang perhatian, yang dimana kematian orang tersebut tidak diinginkan oleh semua terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut : Terdakwa Adhytia Arga Sasmitha bin Ahmad Dimyati bersama-sama dengan Herdi Eka Putra Nugraha dan Sugiana Alim bin Ibrahim (disidang terpisah) selaku panitia kegiatan konser musik launching album Beside Band, telah menyewa Gedung Asia Afrika Cultural Centre (AACC) Jl. Braga No. 1 Kota Bandung untuk dipergunakan menyelenggarakan pertunjukan acara Launching album Beside Band dengan telah memperoleh izin keramaina No.Pol : 66
Fam/Ant, “Personel Pas Band Tahlillan Dirumah Korban”. www.tribunjabar-online.com 27 Agustus 2007, diakses tanggal 22 Februari 2010
Universitas Sumatera Utara
SI/114/II/2008/Intelkam dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Barat wilayah Kota Besar Bandung tanggal 08 April 2008 dengan jumlah daya tampung pengunjung/ undangan sebanyak 750 ( tujuh ratus lima puluh ) orang, namun terdakwa Ahdytia selaku panitia telah menyerahkan karcis masuk kepada Saudari Intan Halleyani Rizkia alias Syhdee dibawah koordinator terdakwa I Herdi dan Terdakwa II Sugiana, hingga sebanyak 4000 ( empat ribu) lembar karcis dan telah dijual kepada pengunjung/ undangan yang telah masuk sebanyak 1500 (seribu lima ratus) lembar seharga Rp. 10.000, (sepuluh ribu rupiah) per lembar, Terdakwa Adhytia bersama-sama dengan Herdi dan Sugiana telah lalai, lupa , amat kurang perhatian terhadap orang-orang/pengunjung / undangan yang masuk dalam gedung sekalipun gedung telah penuh sesak melebihi kapasitas/ daya tampung yang seharusnya 750 orang, terdakwa tidak berusaha membatasi jumlah pengunjung yang masuk kedalam gedung sehingga mengakibatkan terjadinya desak-desakan, dorong-dorongan, sehingga adanya pengunjung yang jatuh kelantai dan terinjak-injak oleh orang-orang lain. Juga terdakwa Adhytia bersama-sama dengan Herdi dan Sugiana tidak menyediakan atau berusaha menyediakan mobil ambulance , juga pada saat acara berlangsung terdakwa Adhytia bersama-sama dengan Herdi dan Sugiana juga tidak berusaha menghentikan pemberian minuman beralkohol, Bir, dan Mansion House, tidak berusaha menghidupkan Air Conditioner (AC) yang dalam keadaan mati yang merupakan alat sirkulasi udara/ oksigen dalam ruangan gedung yang tertutup, sehingga kemudian mengakibatkan matinya/ meninggalnya orang – orang yang bernama :
Universitas Sumatera Utara
1. Agung Fauzi Pratama; 2. M.Yusuf Perdian; 3. Tian Kristianti; 4. Dadi Gunajaya; 5. Ahmad Wahyu; 6. Diki Jaelani Sidik; 7. Rijali Mapuda; 8. Novi Febriani; 9. Ahmad Furkon Hamdan; 10. Reza Maulana; 11. Entis Sutisna; Yang kesemuanya karena gangguan pernafasan yang mengakibatkan mati lemas, sebagaimana hasil autopsi /otopsi/visum et repertum yang dilakukan oleh bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan
Sadikin
Bandung
2008036/IFKM/II/2008,
dengan
No.
2008038/IKFM/II/2008,
No. No.
2008035/IFKM/II/2008,No.2008041/IFKM/II/2008,No.2008042/IFKM/II/2008,N o.2008034/IFKM/II/2008,No.2008039/IFKM/II/2008,No.2008040/IFKM/II/2008, No.2008043/IFKM/II/2008,No.2008037/IFKM/II/2008 dan visum et repertum Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan No. 11/ BidRM-Ver /II /2008 (Surat Keterangan Kematian ) No. 473.3/34/Pem,d an juga sewaktu terjadi desakdesakan dan adanya pengunjung yang jatuh kelantai selagi orang-orang lainnya berebutan keluar gedung yang sangat penuh sesak tersebut, ketiga terdakwa tidak
Universitas Sumatera Utara
berusaha, lalai, lupa membuka pintu-pintu dan pintu darurat Gedung sehingga semua orang-orang /pengunjung yang melebihi kapasitas gedung tersebut harus keluar melalui satu pintu yang sama yakni melalui pintu masuk; Dan daripada itu ada ketiga orang yang luka –luka didalam gedung yakni bernama : 1. Adit; 2. Topan Putra Pertama; 3. Deri; Berdasarkan hasil visum et repertum yang dilakukan oleh bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan No.2008026/IFKM/II/2008, No.2008027/IFKM/II/2008, No.2008031/IFKM/II/2008. 2. Tuntutan Hukum dari Jaksa Penuntut Umum. Dalam Pasal 182 ayat 1 huruf a KUHAP, ditentukan bahwa setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana. Surat dakwaan adalah dasar tuntutan pidana, dasar pembuktian / pembahasan yurids dan dasar dalam melancarkan upaya hukum. Karena eratnya hubungan antara surat dakwaan dengan tuntutan pidana, dikatakan bahwa tuntutan pidana yang baik akan bergantung pada dakwaan yang baik pula. Selain hal itu tuntutan pidana yang baik tidak semata-mata tergantung pada dakwaan yang baik, tetapi erat kaitannya dengan catatan sidang penuntut umum. Pada kasus No. 713/Pid/B/2008/PN.Bdg surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum disusun secara alternative, yaitu dalam surat dakwaan Jaksa
Universitas Sumatera Utara
Penuntut Umum ada dua atau lebih surat dakwaan , namun antara rumusan surat dakwaan yang satu dengan yang lain kualifikasi deliknya tidak sejalan malahan saling mengecualikan. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada kasus No. 713/ Pid. B/2008/PN.Bdg berpendirian bahwa terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana kelalaian yang menyebabkan luka dan meninggalnya orang lain, hal ini sesuai yang diatur dalam pasal 359 jo Pasal 55 ayat (1) KUHP serta Pasal 360 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP yang dimana dalam hal ini Jaksa Penuntut Umum menuntut agar terdakwa dijatuhi hukuman selama 3 tahun penjara. Dasar daripada penuntutan selama 3 tahun penjara kepada terdakwa adalah berdasarkan alat-alat bukti yang ada yang dimana berupa : 1.
2 (dua) lembar Surat Izin Keramaian No.Pol : SI/114/II/2008/Intelkam Februari
2008.
2.
1 (satu) lembar spanduk besar;
3.
1 (satu) lembar spanduk kecil;
4.
15 (lima belas) bongol tiket;
5.
143 (seratus empat puluh tiga) lembar tiket;
6.
191 (seratus sembilan puluh satu) lembar kwitansi;
7.
4 (empat) bongol kwitansi;
8.
2 (dua) buku kwitansi;
9.
12 (dua belas) lembar undangan;
10.
1 (satu) lembar susunan panita;
11.
1(satu) lembar susunan media press conference;
Universitas Sumatera Utara
12.
22 (dua puluh dua) lembar jadwal acara;
13.
1 (satu) buku majalah mosh;
14.
1 (satu) botol tinta stempel;
15.
1 (satu) bak stempel;
16.
5 (lima) buah bekas kembang api warna biru;
17.
29 (dua puluh sembilan) botol bekas Bir;
18.
14 (empat belas) botol bekas mansion house;
19.
1 (satu) botol kecil tinner;
20.
2 (dua) buah kaos;
21.
1 (satu) lembar Rundown Event Beside Launching Saturday, Februari 09 2008 AACC Bandung;
22.
1 (satu) lembar rundown gambaran;
23.
7 (tujuh) buah tutup botol mansion house;
24.
4 (empat) tutup botol bir bintang;
25.
1 (satu) tutup botol cap orang tua;
26.
1 (satu) buah pembuka tutup botol;
27.
1 (satu) lembar poster Beside;
28.
2 (dua) lembar Surat Perintah Kerja pemesanan barang atas nama Sdr. Yana dari Beside;
29.
37( tiga puluh tujuh) lembar tiket masuk untuk menonton konser musik beside band dengan harga Rp. 10.000 (sepuluh ribu);
30.
3 (tiga) buah stiker Beside;
31.
4 (empat) lembar klise/ Film untuk poster dan ticket/ karcis Beside;
Universitas Sumatera Utara
32.
Uang tunai Rp.1.270.000, (satu juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah);
33.
Kwitansi pembayaran light system dia AACC Rp. 3.450.000 (tiga juta empat ratus lima puluh ribu rupiah), tanggal 11 Februari 2008.
34.
Kwitansi pembayaran sound system EQ BAND, senilai Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) tanggal 11 Februari 2008;
35.
Kwitansi pembayaran infokus sebesar Rp. 330.000 (tiga ratus tiga puluh ribu rupiah) tanggal 09 Februari 2008.
Dan selain hal tersebut diatas jaksa penuntut umum juga menghadirkan saksi sebanyak 26 orang saksi dan 2 orang saksi ahli. Semua barang bukti tersebut dikembalikan kepada penyidik untuk dipergunakan dalam perkara lain yang dimana dalam hal ini teman-teman terdakwa juga juga dijadikan terdakwa tetapi dalam berkas yang terpisah. 3. Putusan Hakim Yang Dijatuhkan Putusan Hakim yang pada kasus No. 713/Pid.B/2008/PN.Bdg adalah sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Adyhtia Arga Sasmitha Bin Ahmad Dimyati telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana ”Karena kelalaiannya secara bersama-sama menyebabkan orang lain mati dan luka”; b. Menghukum Terdakwa Adhytia Arga Sasmita dengan hukuman penjara selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan;
Universitas Sumatera Utara
c. Menetapkan bahwa lamanya terdakwa ditahan sebelum pututsan ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap dikurangi seluruhnya dari hukuman yang diajtuhkan; d. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan; e. Menetapkan barang bukti berupa : 2 (dua) lembar Surat Izin Keramaian No.Pol : SI/114/II/2008/Intelkam Februari
2008, 1
(satu)
lembar
spanduk besar, 1 (satu) lembar spanduk kecil, 15 (lima belas) bongol tiket,143 (seratus empat puluh tiga) lembar tiket,191 (seratus sembilan puluh satu) lembar kwitansi,
4 (empat) bongol kwitansi,
2 (dua) buku
kwitansi,12 (dua belas) lembar undangan, 1 (satu) lembar susunan panita, 1(satu) lembar susunan media press conference, 22 (dua puluh dua) lembar jadwal acara, 1 (satu) buku majalah mosh,1 (satu) botol tinta stempel, 1 (satu) bak stempel, 5 (lima) buah bekas kembang api warna biru,
29 (dua
puluh sembilan) botol bekas Bir, 14 (empat belas) botol bekas mansion house, 1 (satu) botol kecil tinner,2 (dua) buah kaos, 1 (satu) lembar Rundown Event Beside Launching Saturday, Februari 09 2008 AACC Bandung, 1 (satu) lembar rundown gambaran, 7 (tujuh) buah tutup botol mansion house, 4 (empat) tutup botol bir bintang, 1 (satu) tutup botol cap orang tua, 1 (satu) buah pembuka tutup botol, (satu) lembar poster Beside,2 (dua) lembar Surat Perintah Kerja pemesanan barang atas nama Sdr. Yana dari Beside, 37( tiga puluh tujuh) lembar tiket masuk untuk menonton konser musik beside band dengan harga Rp. 10.000 (sepuluh ribu), 3 (tiga) buah stiker Beside, 4 (empat) lembar klise/ Film untuk poster dan ticket/
Universitas Sumatera Utara
karcis Beside, Uang tunai Rp.1.270.000, (satu juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah), Kwitansi pembayaran light system dia AACC Rp. 3.450.000 (tiga juta empat ratus lima puluh ribu rupiah), tanggal 11 Februari 2008,Kwitansi pembayaran sound system EQ BAND, senilai Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) tanggal 11 Februari 2008; Kwitansi pembayaran infokus sebesar Rp. 330.000 (tiga ratus tiga puluh ribu rupiah) tanggal 09 Februari 2008. Diserahkan kepada Kejaaksaan Negeri Bandung untuk dipergunakan dalam perkara pidana No.713/Pid.B/2008/PN.Bdg atas nama Terdakwa Herdi Eka Putra Nugraha dan Terdakwa Sugiana Alim; f. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 1000 (seribu rupiah) ; 4. Perbandingan Antara Tuntutan Hukum Jaksa Penuntut Umum Dengan Putusan Hakim Yang Dijatuhkan Pada pokoknya isi tuntutan hukum dari Jaksa Penuntut Umum pada kasus 713/Pid.B/2008/PN.Bdg ialah bahwa terdakwa Adyhtia Arga Sasmita telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan luka dan meninggalnya orang lain. Oleh karena itu menuntut agar terdakwa Adhytia Arga Sasmitha dijatuhi pidana dengan penjara selama 3 (tiga) tahun, dan menyatakan agar barang bukti berupa tutup botol Bir, Mansion House beserta botol-botol bekasnya, spanduk, sticker driampas untuk dimusnahkan, sementara barang bukti berupa kwitansi, ticket, surat izin keramaian, surat perintah kerja beserta surat lainnya terlampir dalam berkas sedangkan baran g
Universitas Sumatera Utara
bukti uang sebesar Rp. 1.270.000 dikembalikan kepada Terdakwa. Dan membayar biaya perkara sebesar Rp. 1000 (seribu rupiah). Putusan Hakim yang pada kasus No. 713/Pid.B/2008/PN.Bdg adalah sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Adyhtia Arga Sasmitha Bin Ahmad Dimyati telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana ”Karena kelalaiannya secara bersama-sama menyebabkan orang lain mati dan luka”; b. Menghukum Terdakwa Adhytia Arga Sasmita dengan hukuman penjara selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan; c. Menetapkan bahwa lamanya terdakwa ditahan sebelum pututsan ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap dikurangi seluruhnya dari hukuman yang diajtuhkan; d. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan; e. Menetapkan barang bukti berupa : 2 (dua) lembar Surat Izin Keramaian No.Pol : SI/114/II/2008/Intelkam Februari
2008, 1
(satu)
lembar
spanduk besar, 1 (satu) lembar spanduk kecil, 15 (lima belas) bongol tiket,143 (seratus empat puluh tiga) lembar tiket,191 (seratus sembilan puluh satu) lembar kwitansi,
4 (empat) bongol kwitansi,
2 (dua) buku
kwitansi,12 (dua belas) lembar undangan, 1 (satu) lembar susunan panita, 1(satu) lembar susunan media press conference, 22 (dua puluh dua) lembar jadwal acara, 1 (satu) buku majalah mosh,1 (satu) botol tinta stempel, 1 (satu) bak stempel, 5 (lima) buah bekas kembang api warna biru,
29 (dua
Universitas Sumatera Utara
puluh sembilan) botol bekas Bir, 14 (empat belas) botol bekas mansion house, 1 (satu) botol kecil tinner,2 (dua) buah kaos, 1 (satu) lembar Rundown Event Beside Launching Saturday, Februari 09 2008 AACC Bandung, 1 (satu) lembar rundown gambaran, 7 (tujuh) buah tutup botol mansion house, 4 (empat) tutup botol bir bintang, 1 (satu) tutup botol cap orang tua, 1 (satu) buah pembuka tutup botol, (satu) lembar poster Beside,2 (dua) lembar Surat Perintah Kerja pemesanan barang atas nama Sdr. Yana dari Beside, 37( tiga puluh tujuh) lembar tiket masuk untuk menonton konser musik beside band dengan harga Rp. 10.000 (sepuluh ribu), 3 (tiga) buah stiker Beside, 4 (empat) lembar klise/ Film untuk poster dan ticket/ karcis Beside, Uang tunai Rp.1.270.000, (satu juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah), Kwitansi pembayaran light system dia AACC Rp. 3.450.000 (tiga juta empat ratus lima puluh ribu rupiah), tanggal 11 Februari 2008,Kwitansi pembayaran sound system EQ BAND, senilai Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) tanggal 11 Februari 2008; Kwitansi pembayaran infokus sebesar Rp. 330.000 (tiga ratus tiga puluh ribu rupiah) tanggal 09 Februari 2008. Diserahkan kepada Kejaaksaan Negeri Bandung untuk dipergunakan dalam perkara pidana No.713/Pid.B/2008/PN.Bdg atas nama Terdakwa Herdi Eka Putra Nugraha dan Terdakwa Sugiana Alim; f. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 1000 (seribu rupiah) ; Dari hal tersebut penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan sangatlah ringan, hal ini dikarenakan mengingat bahwa
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan pasal 359 jo Pasal 55 ayat (1) KUHP serta Pasal 360 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP yang dimana pasal tersebut seharusnya terdakwa dituntut dan dihukum selama 5 (lima) tahun
penjara,tetapi dalam
tuntutan tersebut Jaksa Penuntut Umum hanya menuntut terdakwa dengan tuntutan selama 3 tahun penjara, hal ini penulis anggap tidaklah sinkron dengan perbuatan kelalaian terdakwa yang dimana akibat dari kelalaian terdakwa yang telah memakan korban sebanyak 11 orang meninggal dunia dan 3 orang luka-luka. Hal ini semakin memperingan hukuman penjara terdakwa yang dimana putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang dimana lebih ringan 6 bulan penjara. 5. Dasar Hakim Dalam Putusan Tersebut Bahwa
pertimbangan
Hakim
dalam
Putusan
Hakim
No.
713/Pid.B/2008/PN.Bdg dapat dilihat sebagai berikut : A. Setelah membaca dan mempelajari surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum,ternyata terdakwa dihadapkan ke depan persidangan dengan surat dakwaan yang disusun secara Kumulatif dimana pada Dakwaan kesatu terdakwa telah didakwa melanggar Pasal 359 jo Pasal 55 (1) KUHP, dan dalam Dakwaan kedua didakwa melanggar Pasal 360 ayat (2) jo. Pasal 55 (1) KUHP, Yang dimana dakwaan pertama pasal 359 KUHP jo. Pasal 55 (1) KUHP memiliki unsur : a)
Barang siapa;
b) Karena Salahnya menyebabkan orang lain mati;
Universitas Sumatera Utara
c)
Yang melakukan, yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan tindak pidana; Tentang unsur pertama ” barang siapa ” yang dimakud disini adalah
menunjuk kepada pelaku tindak pidana, baik manusia atau pribadi ataupun badan hukum yang dapat dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatannya, yang berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang dimaksud sebagai pelaku adalah orang pribadi yakni Terdakwa atas nama Adyhtia Arga Sasmita Bin Ahmad Dimyati. Tentang unsur kedua ”karena salahnya menyebabkan orang lain mati” , bahwa unsur ini bersifat alternatif yang artinya apabila salah satu keadaan saja dari beberapa keadaan yang disebut diatas sudah terpenuhi maka unsur ini dapat dinyatakan terbukti. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang didasarkan kepada keterangan saksi dibawah sumpah dan keterangan terdakwa di persidangan serta adanya barang bukti yang diperlihatkan di persidangan, bahwa berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim maka unsur kedua yakni karena salahnya menyebabkan orang lain mati. Tentang unsur ketiga ”yang melakukan, yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan tindak pidana” , dari fakta di persidangan terungkap bahwa ternyata terdakwa selaku bersama kedua rekannya yang disidang secara terpisah telah lalai sehingga mengakibatkan 11 orang penonton meninggal dunia dan 3 orang lainnya luka-luka, dengan demikian terdakwa adalah sebagai orang yang melakukan tindak pidana kelalaian yang menyebabkan orang
Universitas Sumatera Utara
meninggal dunia tersebut, sehingga unsur ketiga dari dakwaan ini telah terbukti. Dan dimana dalam dakwaan kedua yaitu didakwa melanggar Pasal 360 ayat (2) jo. Pasal 55 (1) KUHP memiliki unsur : a)
Barang siapa;
b)
Karena Salahnya menyebabkan orang luka;
c)
Yang melakukan, yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan tindak pidana; Tentang unsur pertama ” barang siapa ” yang dimakud disini adalah
menunjuk kepada pelaku tindak pidana, baik manusia atau pribadi ataupun badan hukum yang dapat dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatannya, yang berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang dimaksud sebagai pelaku adalah orang pribadi yakni Terdakwa atas nama Adyhtia Arga Sasmita Bin Ahmad Dimyati. Tentang unsur kedua ”karena salahnya menyebabkan orang luka” , bahwa unsur ini bersifat alternatif yang artinya apabila salah satu keadaan saja dari beberapa keadaan yang disebut diatas sudah terpenuhi maka unsur ini dapat dinyatakan terbukti. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang didasarkan kepada keterangan saksi dibawah sumpah dan keterangan terdakwa di persidangan serta adanya barang bukti yang diperlihatkan di persidangan, bahwa berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim maka unsur kedua yakni karena salahnya menyebabkan orang luka yang
Universitas Sumatera Utara
dimana terdapat tiga orang korban yang mengalami luka-luka yaitu Adit, Topan Putra Pertama dan Deri . Tentang unsur ketiga ”yang melakukan, yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan tindak pidana” , dari fakta di persidangan terungkap bahwa ternyata terdakwa selaku bersama kedua rekannya yang disidang secara terpisah telah lalai sehingga mengakibatkan 11 orang pengunjung meninggal dunia dan 3 orang lainnya luka-luka, dengan demikian terdakwa adalah sebagi orang yang melakukan tindak pidana kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dunia tersebut, sehingga unsur ketiga dari dakwaan ini telah terbukti. B. Oleh karena terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan pertama dan kedua, maka Majelis hakim menjatuhi hukuman kepada terdakwa yang dimana setimpal dengan kesalahannya itu. C. Oleh karena terdakwa menjalani masa penahanan di Rumah Tahanan Negara maka Hakim menimbang bahwa lamanya terdakwa menjalani masa penahana di Rumah Tahanan Negara akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan , dengan perintah terdakwa tetap ditahan. D.
Sebelum
menjatuhkan
pidana
atas terdakwa maka
majelis
hakim
mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan sebagai berikut : Hal-hal yang memberatkan :
Universitas Sumatera Utara
Perbuatan terdakwa mengakibatkan 11 (sebelas) orang meninggal dunia dan 3 (tiga) orang luka-luka; Hal-hal yang meringankan : a) Terdakwa mengakui perbuatan secara terus terang sehingga mempelancar jalannya persidangan; b) Terdakwa berlaku sopan di persidangan; c) Terdakwa belum pernah dihukum; d) Terdakwa berstatus Mahasiswa tingkat terakhir dan ingin menyelesaikan kuliahnya. Sehingga dengan adanya dasar pertimbangan dari berbagai hal diatas, maka hakim memutuskan untuk menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Adhytia Arga Sasmitha selama 2 tahun dan 6 bulan penjara dengan mengingat juga Pasal 359 KUHP, Pasal 360 KUHP, Pasal 55 KUHP dan Undang-undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP, serta pasal-pasal lain dari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Penyelenggara (event organizer) pertunjukan musik sebagai pengelola pertunjukan musik dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana terhadap kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam pertunjukan musik yang diselenggarakannya. Pertanggungjawaban pidana dalam delik kealpaan yang menyebabkan meninggalnya orang lain dalam Pasal 359 KUHP adalah pertanggungajwaban pidana secara pribadi. Dalam penyelenggaraan pertunjukan musik melibatkan banyak orang, sehingga terdapat suatu “ mededaderschap” atau turut melakukan yang terdapat pada pasal 55 KUHP. Tujuan pertanggungjawaban pidana adalah untuk menjatuhkan pidana kepada penyelenggara. Untuk menjatuhkan pidana terhadap penyelenggara maka harus terdapat kesalahan
pada
dirinya,
penyelenggara
dapat
membayangkan
kemungkinan timbulnya akibat yang tidak dikehendaki oleh undangundang, adanya kemampuan bertanggungjawab serta tidak adanya alasan pemaaf pada diri penyelenggara. 2.
Upaya
pencegahan
pertunjukan
musik
yang
mengakibatkan
meninggalnya orang lain selain adalah dengan memperbaiki faktor penting atau menyolok (grove schuld) yang menyebabkan pertunjukan musik mengakibatkan meninggalnya orang lain yaitu jumlah penonton
Universitas Sumatera Utara
yang melebihi kapasitas tempat dan pemilihan tempat pertunjukan yang tidak layak atau tidak sesuai. Sedangkan mengenai upaya pencegahan tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam pertunjukan musik sendiri adalah dengan meningkatkan kesadaran penyelenggara
akan
pentingnya
keselamatan
penonton
dalam
pertunjukan musik ditempuh dengan cara mempengaruhi pandangan masyarakat , pemidanaan lewat media massa, kegiatan komunikasi edukatif. B. Saran 1.
Adanya pengaturan khusus yang tegas mengenai penyelenggaraan pertunjukan musik yang melibatkan banyak orang khususnya kapasitas penonton, pemilihan tempat, pengaturan yang tegas mengenai tindak pidana kelalaian khususnya kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam hukum pidana Indonesia, serta pelaksanaan pengaturan terkait yang telah ada diterapkan secara ketat dan selektif seperti perizinan keramaian, perizinan keamanan, perizinan kegiatan dan lainlain sehingga penyelenggaraan pertunjukan musik dapat diselenggarakan dengan aman tanpa menimbulkan akibat yang dilarang undang-undang.
2.
Adanya
peningkatan
kesadaran
penyelenggara
untuk
mematuhi
pengaturan yang terkait dalam menyelenggarakan pertunjukan musik serta mau belajar dari pengalaman pertunjukan musik yang telah ada. Peningkatan kesadaran penyelenggara tersebut juga harus diiringi dengan sarana
dan
prasarana
yang
menunjang
dalam
mewujudkan
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan pertunjukan musik seperti penyediaan atau perbaikan tempat pertunjukan musik yang layak dan sesuai, petugas keamanan yang memadai , petugas medis yang memadai. Semua itu dapat diwujudkan dengan adanya koordinasi yang baik antara penyelenggara dengan semua pihak yang terkait.
Universitas Sumatera Utara