BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dirancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan kata lain terjadi
pemindahan
atau
proses
pengolahan
yang
membangun
dan
mengoperasikan dasar pengetahuan MENKUMHAM untuk pemberian remisi kasus narkotika. 1. Inputan Inputan sistem digunakan untuk melakukan penginputan data-data alternative dan kriteria yang dimana data tersebut akan tersimpan di database. 2. Proses Proses sistem akan melakukan pemrosesan data dari data yang sudah di inputkan yang dimana data akan diolah sesuai yang di inginkan. 3. Output Output sistem ini akan melakukan pengeluran data yang sesuai inputan dan proses yang dimana outputan akan keluar seperti nama narapidana kasus narkotika yang di beri remisi
37
38
1. Dasar Pengetahuan Dasar pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan model. 2. Sumber Pengetahuan Sumber
pengetahuan
merupakan
proses
untuk
mengumpulkan
data
pengetahuan terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari MENKUMHAM atau media seperti majalah, buku, literatur, dll.) kedalam komputer. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi sumber pengetahuan. 3. Mekanisme dan Penalaran Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan MENKUMHAM dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini merupakan bagian dari Sistem pendukung keputusan yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam dasar pengetahuan dan dalam workplace.
III.1.1. Identifikasi Kebutuhan Sistem Dalam membangun suatu sistem diperlukan adanya analisis dan pemodelan terhadap kebutuhan sistem pendukung keputusan tersebut, sehingga pada pelaksanaannya sistem pendukung keputusan tersebut dapat menjalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu penelitian dilakukan beberapa analisis dan pemodelan kebutuhan kinerja sistem.
39
III.1.2.
Kebutuhan Aplikasi Kebutuhan
ini
meliputi
bagaimana
sistem
dapat
menunjang
penggunanya dalam mengakses sistem tersebut. 1.
Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Microsoft Visual Studio 2008.
2.
Database yang digunakan adalah SQL Server 2008
III.1.3.
Kebutuhan Kinerja Sistem Sebuah aplikasi dirancang agar dapat menjalankan fungsinya dengan
baik. Fasilitas yang disediakan adalah sebagai berikut : 1.
Tampilan yang menjadi penghubung antara pemakai dengan sistem untuk mengakses informasi.
2.
Pengetahuan ini merupakan fasilitas yang hanya dapat dilakukan oleh pengguna
3.
Beberapa kriteria akan memberikan keputusan berdasarkan kebutuhan yang dimasukkan.
4.
Sistem pendukung keputusan dapat memperbaiki pengetahuannya yang meliputi menambah, merubah, menghapus data pada sistem.
III.2. Penerapan Metode Sistem Pendukung keputusan melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam dasar pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan, secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme untuk pengujian aturan yaitu dengan menggunakan
40
metode Simple Additive Weighting Method (SAW) sering juga dikenal dengan metode penjumlahan terbobot. Yang merupakan konsep dasar metode SAW, adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap narapidana dari semua atribut, metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan dengan semua rating narapidana yang ada.
III.3. Desain Sistem Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pendukung keputusan tersebut terdiri dari antarmuka pemakai, dasar pengetahuan : fakta dan model, sumber pengetahuan, mekanisme, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
III.3.1. SAW (Simple Additive Weighting Method) Simple Additive Weighting Method (SAW) sering juga dikenal dengan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW, adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap narapidana dari semua atribut, metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan dengan semua rating narapidana yang ada. Langkah Penyelesaian SAW: 1. Menentukan narapidana, yaitu Ai. 2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan
41
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap narapidana pada setiap kriteria. 4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria. ….. (III.1) 5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap narapidana pada setiap kriteria. 6. Membuat matrik keputusan X yang dibentuk dari tabel rating kecocokan dari setiap narapidana pada setiap kriteria. Nilai x setiap narapidana (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
…. (III.2)
7. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) dari narapidana Ai pada kriteria Cj.
… (III.3)
Keterangan : a. Dikatakan kriteria
keuntungan apabila
nilai
xij
memberikan
keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila xij menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.
42
b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai xij dibagi dengan nilai Maxi(xij) dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai Mini (xij) dari setiap kolom dibagi dengan nilai xij. 8. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R)
……. (III.4)
9. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).
……. (III.5)
Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa narapidana Ai merupakan narapidana terbaik.
III.3.2. Implementasi SAW A. Perancangan 1. Bobot Dalam metode penelitian ini ada bobot dan kriteria yang dibutuhkan untuk pemberian remisi kasus narkotika. Adapun kriterianya adalah: C1 = Berkelakuan baik
43
C2 = Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan. C3 = Bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya. Dari masing-masing ketentuan kriteria tersebut maka dibuat suatu variabelvariabel. Dimana dari suatu variabel tersebut akan dirubah kedalam bilangan fuzzynya. Adapun bilangan fuzzy dari bobot adalah : 1. Sangat Rendah ( SR ) = 0 2. Rendah ( R ) = 0.2 3. Sedang ( S ) = 0.4 4. Tengah ( T1 ) = 0.6 5. Tinggi ( ST ) = 0.8 6. Sangat Tinggi( B ) = 1 Untuk mendapat variabel tersebut harus dibuat dalam sebuah grafik supaya lebih jelas pada SR
R
S
T]
T
ST (3)
Gambar III.1 Bilangan Fuzzy untuk bobot
44
Keterangan :
SR = Sangat Rendah
R = Rendah
S = Sedang
T1 = Tengah
T = Tinggi
ST = Sangat Tinggi
A. berkelakuan baik (C1) semakin baik sikapnya maka semakin tinggi nilai kategori variabelnya. Table III.1. berkelakuan baik Sifat
Variabel
Nilai
Tidak baik
Sedang
0.2
Cukup Baik
Tengah
0.6
Baik
Tinggi
0.8
Sangat Baik
Sangat Tinggi
1
B. Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan (C2) semakin Lama menjalani hukuman maka semakin tinggi nilai kategori variabelnya. Table III.2 Telah menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan (C2) Masa hukuman
Variabel
Nilai
6 bulan
Sedang
0.2
8 bulan
Tengah
0.6
10 bulan
Tinggi
0.8
12 bulan
Sangat Tinggi
1
45
C. Bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya (C3) semakin kerja samanya maka semakin tinggi nilai kategori variabelnya.
Table III.3 Bersedia bekerja sama dengan penegak hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya Kerja sama
Variabel
Nilai
Tidak bekerja sama
Sedang
0.2
Cukup bekerja sama
Tengah
0.6
Bekerja sama
Tinggi
0.8
Sangat Tinggi
1
Sangat bekerja sama
Untuk Penilaiannya : Nilai Min : <0
Nilai Max : >100
B. Implementasi Nilai dari setiap atribut yang merupakan hasil proses penginputan data alternatif yang sudah dikonfersikan berdasarkan bobot kriteria yang sudah ditentukan melalui proses perhitungan.
46
Tabel III.4 Nilai setiap narapidana pada setiap atribut setelah dikonfersikan berdasarkan bobot kriteria. Atribut (Kriteria) Berkelakuan Baik
Telah Menjalani Hukuman 6Bulan
Angga
0.8
1
Bekerja Sama Terhadap penegak hukum 0.6
Rian Permadi
0.8
0.6
0.8
1
0.8
1
Nama Narapidana
Rido
C. Hasil Seleksi Menampilkan narapidana mulai dari hasil tertinggi sampai terendah. Perhitungan hasil akhir dengan mengambil sample nilai atribut dari tiga alternatif yang ada.
X= 1. Pengambilan kepututsan memberikan nilai bobot (W) berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria yang di butuhkan sebagai berikut : Vector bobot : W = [ 60% 20% 20%] atau W = [ 0.6 0.2 0.2] 1. Normalisasi matriks X menjadi matriks R berdasarkan persamaan. 0,8 Angga : R11 =
0,8 =
Max (0,8 0,8 1)
= 0,8 1
47
1 R12 =
1 =
=1
Max(1 0,6 0,8)
1
0,6
0,6
R13 =
= Max (0,6 0,8 1)
0,8 Rian P : R14 =
= 0,6 1
0,8 =
= 0,8
Max (0,8 0,8 1)
1
0,6
0,6
R15 =
=
= 0,6
Max(1 0,6 0,8)
1
0,8
0,8
R16 =
=
= 0,8
Max (0,6 0,8 1)
1
1
1
Rido : R17 =
=
=1
Max (0,8 0,8 1)
1
0,8
0,8
R18 =
= Max(1 0,6 0,8)
1
1 R19 =
= 0,8
1 =
Max(0,6 0,8 1)
=1 1
48
Dari informasi yang ada, kemudian dibuat sebuah matrik hasil normalisasi R dari matrik X yang dibuat berdasarkan persamaan. R= Hasil akhir diperoleh dari perkalian matrik berdasarkan persamaan. Angga
= (0,8*0,6) + (1*0,2) + (0,6*0,2) = 0,48 + 0,2 + 0,12 = 0,80
Rian Permadi = (0,8*0,6) + (0,6*0,2) + (0,8*0,2) = 0,48 + 0,12 + 0,16 = 0,76 Rido
= (1*0,6) + (0.8*0,2) + (1*0,2) = 0,6 +0 ,16 + 0,2 = 0,96
Langkah terakhir adalah proses perankingan. Hasil perankingan diperoleh: Angga 0,80; Rian Permadi 0,76; Rido 0,96 Jadi bobot penilaian narapidana berdasarkan perhitungan di atas yang memiliki hasil maksimum berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Dalam hal ini Rido memiliki nilai terbesar, sehingga narapidana dengan nama Rido merupakan narapidana yang paling terbaik untuk pemberian remisi.
III.3.3. Desain Sistem Detail Desain sistem detail dari sistem pendukung keputusan pemberian remisi kasus narkotika menggunakan metode SAW ini adalah sebagai berikut :
49
III.4.
Desain Input Perancangan input merupakan masukan yang penulis rancang guna lebih
memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan cepat dan meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. Perancangan input tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Input Form Login Perancangan input form login berfungsi untuk verifikasi pengguna yang berhak menggunakan sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada gambar III.2 sebagai berikut :
Gambar III.2. Rancangan Input Form Login
2. Rancangan Menu Utama Rancangan berfungsi sebagai tampilan yang mau digunakan atau di pilih
50
Gambar III.3. Rancangan Menu Utama 3. Rancangan Narapidana Rancangan berfungsi sebagai tampilan yang digunakan untuk input alternatif baru sebagai berikut : INPUT DATA NARAPIDANA NAMA NARAPIDANA
edit
Cari data Simpan
Batal
Edit
Hapus
Keluar
Gambar III.4. Rancangan Form Input Narapidana 4. Rancangan Form Input Kriteria Perancangan form ini digunakan untuk menampilkan form input kriteria sekaligus menampilkan data kriteria yang sudah diinput, sebagai berikut :
51
INPUT DATA KRITERIA NAMA KRITERIA V
PILIH KRITERIA
Cari data Simpan
Edit
Hapus
Batal
Keluar
data Gambar III.5. Rancangan Input FormCari Input Kriteria 5. Rancangan Proses SAW Perancangan form ini digunakan untuk menampilkan form hitungan saw sebagai berikut :
Gambar III.6. Rancangan Form Perhitungan SAW
III.4.1. Perancangan Database Perancangan struktur database adalah untuk menentukan file database yang digunakan seperti field, tipe data, ukuran data. Sistem ini dirancang dengan
52
menggunakan database Microsoft SQL Server 2008. Berikut adalah desain database dan tabel dari sistem yang dirancang 1. Tabel Admin Nama Database
: SPKremisi.Mdf
Nama Tabel
: TabelAdmin Tabel III.5 Tabel Admin
Nama Field username Password
Tipe Data Nchar Nchar
Ukuran 10 10
Keterangan Username Password
2. Tabel narapidana Nama Database
: SPKremisi.Mdf
Nama Tabel
: Tabelnarapidana
Primary Key
: kodenarapidana
Foreign Key
:-
Nama Field * kodenarapidana NamaNarapidana Kelakuan baik masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan. Bekerja sama
Tabel III.6 Tabel narapidana Tipe Data Ukuran Keterangan Char 4 * kodenarapidana Varchar 70 Nama Narapidana Float Kelakuan baik Float masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan. Float
3. Tabel kriteria Nama Database
: SPKremisi.Mdf
Nama Tabel
: Tabelkriteria
Primary Key
: kodekriteria
Bekerja sama
53
Foreign Key
:Tabel III.7 Tabel kriteria
Nama Field *kodekriteria Nama kriteria Deskripsi Bobotkriteria
4.
Tipe Data Char Varchar Varchar Float
Ukuran 4 70 120
Keterangan *kodekriteria Nama kriteria Deskripsi bobotkriteria
Tabel Hasil Penilaian
Nama Database
: SPKremisi.Mdf
Nama Tabel
: Tabelhasilpenilaian
Foreign Key
: kodekriteria, kodepenilaian, kodenarapidana
Tabel III.8 Tabel hasil penilaian Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Kodehasilpenilaian Char 4 Kodehasilpenilaian Kodekriteria Char 4 Kodekriteria Kodepenilaian Char 4 Kodepenlaian KodeNarapidana Char 4 KodeNarapidana Hasilpenilaian Float Hasipenilaian Kriteria Char 23 Kriteria nama Narapidana Char 25 Nama Narapidana
III.4.2. Desain Sistem Global Pada perancangan sistem ini terdiri dari tahap perancangan yaitu : 1.
Perancangan Use Case Diagram
2.
Perancangan Output
3.
Perancangan Tampilan
4.
Perancangan Database
5.
Perancangan Logika Program
54
III.4.3. Use Case Diagram Dalam penyusunan suatu program diperlukan suatu model data yang berbentuk diagram yang dapat menjelaskan suatu alur proses sistem yang akan di bangun. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode UML yang dalam metode itu penulis menerapkan diagram Use Case. Maka digambarlah suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar III.7 sebagai berikut :
Login Admin
<
> Menu utama admin <> Mengelola data bobot kriteria
Admin
<> >> Mengelola data Narapidana <> Laporan hasil Keputusan Narapidana
Gambar III.7 Use Case Diagram Diagram Sistem Pendukung keputusan Menentukan Remisi Kasus Narkotika dengan metode SAW
55
III.4.4. Class Diagram Class di buat untuk menceritakan class dan aplikasi yang mau di buat, seperti gambar III.8 sebagai berikut 1 Tabelpeniaian *IDpenilaian Idkrieria IdNarapidana Nama Nilaikelakuan baik Nilai6bulan Nilaibekerja sama nilaihasl
Tabel kriteria *IDkriteria Kriteria bobot
m
m
1
Tabel alternatif *IDNarapidana Nama Nilaikelakuan baik Nilai6bulan Nilaibekerja sama
Tabel Admin Username password
Gambar III.8. Class Diagram Sistem Sistem Pendukung keputusan Menentukan Remisi Kasus Narkotika dengan metode SAW
Pada gambar III.8 diatas merupakan gambar class diagram yang menjelaskan mengenai hubungan antara tabel satu dengan tabel yang lainnya hal ini diperlukan agar data yang diperlukan atau digunakan menjadi terintegrasi sehingga menghindari terjadinya redundansi yaitu data yang sama, pada gambar diatas menjelaskan bahwa tabel kriteria memiliki primary key pada salah satu entitynya yaitu “id kriteria“ dimana “idkriteria” pada tabel kriteria dihubungkan dengan “idkriteria” dengan status foreign key pada table narapidana, sehingga
56
data kriteria yang ada pada tabel kriteria bisa digunakan oleh tabel narapidana dimana tabel kriteria sebagai tempat pangkalan data kriteria yang ada, selanjutnya sama halnya untuk hubungan primary key da foreign key pada tabel yang lain.
III.4.5.
Sequence Diagram Sequence Diagram menggambarkan perilaku pada sebuah skenario,
diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek ini di dalam use case, berikut gambar sequence diagram : a. Sequence Diagram input Data (register, kriteria, narapidana) ;Login
;Admin,
user Page
;input
data
Admin
Login
Page New
Sent (item)
Invalid
Message Succes
Gambar III.9. Sequence Diagram Input Data
57
b. Sequence update data (kriteria, narapidana) ;Halaman
utama
Admin, user page Update data
User
View (item)
Sent item
Open New
Invalid
Message Succes
Sent (new item )
Gambar III.10. Sequence Diagram Update Data b. Sequence Proses Data (penilaian) login
User, admin area
Proses Data
Penilaian
User Sent item View (item)
Kalkulasi
Open New
Invalid
Message Succes
Sent ( item )
Keputusan
Gambar III.11. Sequence Diagram Proses Data
58
c. Sequence tampil data (kriteria,data Narapidana, hasil penilaian) ;login
;admin / user area
Tampil data
User Sent item View (item)
Open New
Invalid
View item
Gambar III.12. Sequence Diagram tampil data
III.4.6. Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. 1. Activity Diagram Form Input Login Activity diagram form input data login dapat dilihat pada gambar III.13 sebagai berikut :
59
Login Username & Password
Cek Validation
Invalid
Valid
Login
Gambar III.13. Activity Diagram Form Input Login 2. Activity Diagram Form Input Data Kriteria Activity diagram form input data kriteria dapat dilihat pada gambar III.14 sebagai berikut : Lengkap
Tambah Data kriteria
Simpan Dat kriteria Isi Data kriteriat
Lengkap
Edit Data kriteria
Update Datakritereia
Isi Data kriteriat Lengkap
Hapus Data kriteria
Hapus Datakriteria
Isi Data kriteriat Lengkap
Batal Data kriteria
Isi Data kriteriat
Keluar Data kriteria
Gambar III.14. Activity Diagram Form Input Data kriteria
3.
Activity Diagram Form Input Data Narapidana Activity diagram form input data narapidana dapat dilihat pada gambar
III.15 sebagai berikut :
60
Lengkap
Tambah Data narapidana
Simpan Data narapidana
Isi Data narapidana
Lengkap
Edit Data narapidana
Update Data narapidana
Isi Data narapidana Lengkap
Hapus Data naarpidana
Hapus Data narapidana
Isi Data narapidana Lengkap
Batal Data narapidana
Pilih Data narapidana
Keluar Data narapidana
Gambar III.15. Activity Diagram Form Input Data Narapidana